180 likes | 538 Views
CIVIC EDUCATION, CITIZENSHIP EDUCATION, SOCIAL STUDIES. Oleh : Prof. Dr. Dasim Budimansyah , M.Si . Guru Besar Jurusan PKn dan Sekolah Pascasarjana UPI. Civic education; CITIZENSHIP EDUCATION.
E N D
CIVIC EDUCATION, CITIZENSHIP EDUCATION, SOCIAL STUDIES Oleh: Prof. Dr. DasimBudimansyah, M.Si. Guru BesarJurusanPKndanSekolahPascasarjana UPI
Civic education; CITIZENSHIP EDUCATION Cogan (1994:4): “Civic Education: “...the kinds of course work taking place within the context of the formalized schooling structure”. • Citizenship Education:”...the more inclusive term and encompasses both these in-school experiences as well as out-school or ‘non-formal/in-formal’ learning which takes place in the family, the religious organization, community organization, the media etc, which help to shape the totaliity of the citizen”.
SOCIAL STUDIES • Social Studies is an integration of social sciences and humanities for the purpose of instruction in citizenship education. We emphasize ‘integration’, for social studies is the only field which deliberately attempts to draw upon, in an integrated fashion, the data of the social sciences and the insights of humanities. We emphasize ‘citizenship’, for social studies, despite the difference in orientation, outlook, purpose, and method of teaching, is almost universally perceived as preparation for citizenship in a democracy” (Barr, Bart and Shermis (1978:18).
Hubungan CE/Ct-E dengan Social Studies • CE/Ct-E merupakan bagian dari Social Studies. • CE/Ct-E sebagai esensi atau inti dari Social Studies • Social Studies without citizenship education as its core is lake yards of thread without a spool-all tangle and confusion” (Mehlinger, 1977).
DIPEROLEHNYA KEBEBASAN Diperolehnyakebebasanolehindividuberartihilangnyaketigatali-taliitu yang bergantidengan: • Kekhawatiran (anxiety) • Ketidakberdayaan (powerless) • Kemenyendirian (aloneless) • Keterombang-ambingan (uprootedness) • Keraguan (doubt) Kesemuanyabermuarapadapermusuhan (hostility).
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN PADA LEVEL MASYARAKAT Jugamenentukanprosesindividuation, yang dlmmsy Barat merupakanhasilperjuangankebebasan. Seperti pd level individu, kebebasanitujugaberupaputusnyatali-taliterhadapsegalamacamkekuasaan: gereja, negara, daneksploitasiekonomi.
BAGAIMANA AKIBATNYA? Sepertipada level individu, kebebasanatauputusnyatali-taliitudisertai pula dengan: • Kegelisahan (anxiety) • Kehilangankekuatan (powerless) • Kemenyendirian (aloneless) • Tidakmengakar (uprootedness) • Keragu-raguan (doubt) • Permusuhan (hostility)
ESCAPE FROM FREEDOM(Eric Fromm, 1997) Fromm menyimpulkanbahwadisampingorangmembutuhkankebebasan (freedom), iajugamemerlukanketergantungan (dedendensiatausubmissiveness). Akibatkebutuhansubmissivenessitutdkterpenuhi, makakebebasanmenjaditdkbermaknalagi. Makatimbulahmekanismemelarikandiridarikebebasanatauescape from freedom.
BENTUK DARI ESCAPE FROM FREEDOM • melukaidirisendiri (masochism) • Melukaiorang lain (sadism) • Melenyapkanobjekatausaingan (destructiveness) • Mengekorsecaraserempak (automaton)
MASYARAKAT BARU DENGAN MORALITAS BARU RevolusiPrancis : liberte, egalite, fraternite Tampaknyahanyakebebasanygdiperoleh, sedangpersamaanmasihjauhtertinggal. Inidisebabkankarena moral persaudaraan (fraternite) hampirtidakmengalamikemajuanygberartidalamperadaban modern.
TERJADI DALAM REFORMASI KITA Semuagolonganmabukkebebasan, sementarasemanngatpersaudaraansebagaibangsasemakinterpuruk. akibatnya persamaandankeadilansulituntukdiwujudkan.
ROBERT BELLAH (1999) Menekankanpentingnyakebangkitan moral baruygmampumelandasipranatasosialdanmenghasilkanhubungansosialyglebihbaikantaramsydannegaradanantarawarganegarasendiri. Iamengatakanbahwasemuakejadianygtelahmerendahkanmartabatmanusiaadalahhasildaripilihan-pilihankita (social chioces)ygdibakukandlmpranatasosial. Untmerombaknyaperludilakukanpilihan-pilihanygbaru, inimembutuhkansuatusistemnilai.
AMITAI ETZIONI (1993) Perlumenambahkanpadanilaikeakuan (individualisme) dengannilaikekitaan (yang bersifatkomunitarian). Dengankata lain hrs adakeseimbanganantarahak (ygberorientasipadakeakuan) dankewajiban (ygberorientasipadahakorangbanyak). Pemikiraninirelevanuntmengoreksigejala “strong sense of entitlement”, yaitucenderungmenuntuthak (bilaperlusecarapaksadankekerasan) tetapiseganmenerimakewajibanbagikepentinganumum.
SIKAP MORAL KOMUNITARIAN • Kita hrs mampumenyiptakansuatumoralitasbaruygtdkmengganggukehidupanpribadiorang (sikap anti puritanisme). • Kita harusmempertahankansuatu “hukumdanketeraturan” tanpaharusjatuhpadasuatu “negarapolisi” denganmerancangsecarahati-hatikewenangandankekuasaanpemerintah. • Kita harusmenyelamatkankehidupankeluargatanpaharusmembatasihakanggotanyasecaradiskriminatif (misalnyamemaksakanperandomestikpadaperempuan). • Sekolahharusmampumemberikanpendidikan moral, tanpamengindoktrinasianakmuda. • Kita hrs memperkuatkehidupankomunitastanpamenjadiorangfanatikdansalingbermusuhanterhadapkomunitas lain.
SIKAP MORAL KOMUNITARIAN • Kita hrs meningkatkantanggungjawabsosialbukansebagaisuatupembatasanhak-hakkita, tetapijustrusebagaiperimbangandarihak-hakygkitaperoleh. Semakinbesarhak yang diterima, semakinbesar pula kewajibanygperluditanggung. • Perjuangankepentingan pribadiharusdiimbangidengankomitmenpadakomunitas, tanpaharusmenjaditumbalbagikelompok. Olehkarenaitukerakusanindividuygtanpabatas hrs digantidengan “kepentinganpribadi” ygbermanfaatsecarasosialdanmemperolehpeluangygdisahkanolehmasyarakat. • Kewibawaanpemerintahharusdijagatanpamenghilangkankesempatanbagisemuawargamenyampaikanpendapatdankepentingannya.