510 likes | 1.06k Views
Laksmi Maharani, M.Sc., Apt. Laboratorium Farmasi Klinik Farmasi FKIK UNSOED. Dispepsia dan Peptic-ulcer disease. Fisiologi Asam dalam Lambung. Melihat, membaui, merasakan asetilkolin reseptor muskarinik parietal sel HCl
E N D
Laksmi Maharani, M.Sc., Apt. Laboratorium Farmasi Klinik Farmasi FKIK UNSOED Dispepsia dan Peptic-ulcer disease
Fisiologi Asam dalam Lambung • Melihat, membaui, merasakan asetilkolin reseptor muskarinik parietal sel HCl • Penurunan tegangan akibat makanan masuk asetilkolin G sel gastrin (pH tinggi) diinhibisi pada pH rendah • Somatostatin (sel D) sel G produksi gastrin berhenti • Gastrin parietal reseptor gastrin + asetilkolin histamin sel mast/ Enterochromaffin like cell (ECL) reseptor histamin di sel parietal • Gastrin, H2, muskarinik reseptor ada di basolateral sel parietal binding stimulasi asam lambung • Ca influx sel parietal Ca intrasel meningkat cAMP & protein fosfokinase aktif aktifkan H/K-ATPase/ proton pump sekretori kanalikulus H keluar sitoplasma, K masuk sel parietal H + Cl dari darah HCl
Antasida • Mild & infrequent • Menetralisir asam lambung meningkatkan pH (dose dependent) • Menginhibisi pepsin • Quick acting, durasi pendek (30 menit - 3 jam) • Al-OH, Mg-OH, Ca Karbonat, Na-Bic • Mg diare osmotik • Al konstipasi, hipofosfatemia • Mengganggu absorbsi obat-obatan (digoksin, fenitoin, INH, ketokonazole dkk, zat besi), BA ciprofloxacin, ekskresi salisilat, amfetamin, quinidin
H2 Reseptor Antagonis (H2RA) • Ranitidin, Cimetidin, Famotidin, Nizatidine • Menghambat aksi histamin di reseptor H2 di sel parietal secara kompetitif dan selektif menghambat sekresi asam lambung • Absorpsi oral dari usus halus, peak 1-3 jam. BA berkurang 40-65% karena 1st pass metabolism eliminasi T1/2 meningkat, total klirens menurun
Penurunan dosis pd px ggn renal • ESO: GI, CNS, rash, trombositopenia 1% (lbh sering di i.v), cimetidin punya efek antiandrogen lemah reversibel • IO: abs ketokonazol dkk, cimetidin pada met teofilin, lidokain, fenitoin, quinidin, warfarin oleh CYP450, cimetidin & ranitidin pada eks prokainamid • toleransi
Proton Pump Inhibitor (PPI) • Omeprazol, lansoprazol, pantoprazol, esomeprazol • Mengikat H/K-ATPase secara irreversibel menghambat sekresi asam lambung basal & stimulasi dose dependent • Prodrug : lingkungan asam sulfonamid • Abs di usus halus (enterik) kanalikulus sel parietal protonasi • Efikasi max 30-60 menit a.c • T1/2 pendek (1-2 jam) tapi efek panjang (48-72 jam)
Superior dibanding H2RA u/mengurangi keasaman & memperbaiki mukosa • Penurunan dosis pada pasien ggn hepar • ESO jarang: GI, CNS, rare: rash, enzim liver meningkat • IO: omeprazol & esomeprazol : inhibit CYP2C19 klirens diazepam, fenitorin, warfarin menurun; lansoprazol induksi CYP1A meningkatkan met teofilin; abs digoksin, nifedipin meningkat, abs ketokonazol dkk menurun • Resiko infeksi enterik, gastric carcinoid tumor, ECL hiperplasia, hipokloridia Ca abs dihambat fraktur; penurunan vit B12
Sukralfat • Memproteksi mukosa gastrik dari asam, pepsin, garam empedu • Sukralfat mengikat mukosa yang rusak pada pH 2 – 2,5 • Abs sistemik minimal • Stimulasi prostaglandin mukosa • ESO: konstipasi 3% (kandungan Al risk renal, hipofosfat) • Menurunkan BA fluorokuinolon, warfarin, fenitoin, levotiroksin, kuinidin, ketokonazole, amitriptilin, teofilin
Misoprostol • Analog prostaglandin E1 meningkatkan mekanisme proteksi mukosa • Efek sitoprotektif : stimulasi produksi mukus & bikarbonat, meningkatkan aliran darah mukosa, menurunkan turnover sel mukosa • Inhibisi asam lambung (dose-dependent) • ESO: diare 30% (dose-dependent), kram, mual, flatulen, sakit kepala • Efek uterotropik abortifacient
Garam Bismuth • Mengikat dan melapisi lesi mukosa, meningkatkan proteksi seluler, antimikroba pada H.pylori • Tidak punya efek anti-asam • Eliminasi menurun pada ggn renal • IO dgn salisilat toxic bleeding • Alergi salisilat • Black stool : bismuth bismuth sulfide
Dispepsia Nyeri/ discomfort di abdomen bagian atas
Klasifikasi • AKUT: alkohol, NSAID, eritromisin, digoxin, teofilin, bifosfonat, smoking, stress • KRONIK: recurrent, gejala: nyeri epigastrik, kembung, mual, muntah, gampang merasa penuh dengan makanan • UNINVESTIGATED: tidak dibuktikan dgn tes diag • INVESTIGATED: endoskopi abdomen atas hasil negatif kerusakan, dibagi 3: • Fungsional dispepsia: tidak ada kerusakan • Non-ulcer Dispepsia (NUD): gejala seperti PUD “ulcer-like” • Nonerosive Reflux Disease: gejala GERD “GERD-like”
Etiologi • AKUT: makanan, alkohol, rokok, stress • KRONIK • Penyakit: PUD, GERD, Keganasan, Fungsional/idiopatik dispepsia • Perlambatan pengosongan lambung fungsional • Hipersensitif : IBS • Infeksi H.pylori 20-60% fungsional
Terapi AKUT : antasid, antisekresi, stop smoking & obat penyebab dispepsia UNINVESTIGATED : PPI 4 minggu evaluasi, dosis meningkat jika gejala menetap INFEKSI H.pylori: PPI-based regimen NUD: PPI, bisa ditambah simethicone
SIMETHICONE menurunkan tegangan permukaan dari gas sehingga buih di dalam pencernaan membentuk gelembung yang besar yang mudah dikeluarkan oleh tubuh ESO: nausea, fatigue, diare, nyeri, dyspnea, dan vomiting IO: Mengurangi bioavailabilitas fenitoin, Menurunkan efikasi levothyroxine
PEPTIC ULCER DISEASE (PUD) • Defek pada mukosa gaster (Gastric Ulcer) atau duodenal (Duodenal Ulcer) • Mencapai mukosa muskularis (lebih dalam dibanding erosi dan gastritis)
Etiologi dan Faktor Resiko • Stress ulcer: PUD akut, pasien critically ill • ETIOLOGI UTAMA: H. Pylori & NSAID • Etiologi lain: Zollinger-Ellison Syndrome, infeksi virus (sitomegalovirus), radiasi, kemoterapi • HIGH RISK: alkohol, smoking, diet, stress psikologis, kortikosteroid, penyakit kronis: CRF, CH, chronic pankreatitis, chronic pulmonary disease, Crohn’s Disease
PATOFISIOLOGI • Sekresi asam lambung : pertahanan mukosa gastroduodenal = balance • Faktor agresif = asam lambung, pepsin, garam empedu, H.pylori, NSAID • Faktor pertahanan = aliran darah mukosa, mukus, sekresi bikarbonat mukosa, pembentukan sel mukosa, pembaruan sel epitel • Prostaglandin endogen = mukosal integrity & repair
H. pylori • Gr – tinggal di lapisan mukus dan permukaan sel epitel • Infeksi akut= +hipokloridria organisme survive • Hipokloridria: urea dalam HCl hidrolisis Amonia + CO2 pH netral • Infeksi ulkus (faktor virulensi: vacuolating cytotoxin, enzim bakteri)
NSAID • NSAID COX COX 1 prostaglandin endogen • Aspirin & non-selective NSAID iritasi mukosa inflamasi erosi
Tanda & Gejala • Nyeri epigastrik • Kembung • Anoreksia • Mual-muntah • Kehilangan BB KOMPLIKASI GI bleeding Perforasi rongga abdomen Kerusakan gaster Hematemesis-melena
Tes H.pylori • Endoskopi + biopsi mukosa • Rapid Urease Test jangan menggunakan H2RA atau PPI dulu 1-2 minggu; AB/bismuth : 4 minggu • Histologi GOLD STANDARD • Kultur untuk resistensi AB • Tanpa biopsi • Urea Breath Test (no PPI, H2RA, AB) urea radiolabeled +urea H.pylori CO2 radiolabeled exhaled • Serologic Antibody Test IgG H.pylori di serum/WBC/urin false positif • Fecal Antigen Test stool post-treatment
Manfaat Test Lab pada PUD • Tidak banyak berpengaruh • HCT & HB + test tinja evaluasi bleeding • GI radiografi (dobel kontras) • Endoskopi GOLD STANDARD
Terapi Non-Farmakologis • Diskontinyu NSAID • Modifikasi diet: kurangi/hindari makanan pedas, kafein, alkohol • Modifikasi gaya hidup: kurangi stress, kurangi/hentikan merokok • Probiotik • Operasi (pyloroplasty, antrektomi)
Terimakasih laksmimaharani22@yahoo.co.id 2014