910 likes | 1.73k Views
Arsitektur Perbankan Indonesia Basel I & Basel II. Arsitektur Perbankan Indonesia – API. Bank Indonesia pada tanggal 9 Januari 2004 telah meluncurkan API
E N D
ArsitekturPerbankan Indonesia Basel I & Basel II
ArsitekturPerbankan Indonesia – API • Bank Indonesia padatanggal 9 Januari 2004 telahmeluncurkanAPI • Suatu kerangka dasar sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh dan memberikan arah, bentuk dan tatanan industri perbankan untuk rentang waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan Sistemperbankan yang sehat, kuat, dan efisiengunamenciptakankestabilansistemkeuangandalamrangkamembantupertumbuhanekonominasional StrukturEnamPilar - API StrukturPerbankan yang Sehat SistemPengawasan yang IndependendanEfektif Infrastruktur Pendukung yang Mencukupi Perlindungan Nasabah Sistem Pengaturan yang Efektif Industri Perbankan yang Kuat Pilar 1 Pilar 2 Pilar 4 Pilar 5 Pilar 6 Pilar 3
Sasaran Pokok API • Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang berkesinambungan • Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu pada standar internasional • Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta memiliki ketahanan dalam menghadapi risiko • Menciptakan good corporate govermence dalam rangka memperkuat kondisi internal perbankan nasional • Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mewujudkan terciptanya industri perbankan yang sehat • Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan
Program Kegiatan API Program penguatanstrukturperbankannasional 1 Penambahan modal barubaikdarishareholder lama maupun investor baru Merger dengan bank (ataubeberapa bank) lain untukmencapaipersyaratan modal minimum baru Penerbitansahambaruatausecondary offering dipasar modal Penerbitansubordinated loan 2 sampai 3 bank yang mengarahkepada bank internasionaldengan modal diatas Rp50 triliun 3 sampai 5 bank nasionaldengan modal antara Rp10 triliun- Rp50 triliun 30 sampai 50 bank yang kegiatanusahanyaterfokuspadasegmenusahatertentudengan modal antara Rp100 miliar - Rp10 triliun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dengan modal dibawah Rp100 miliar
Program Kegiatan API Program peningkatankualitaspengaturanperbankan 2 Meningkatkanefektivitaspengaturansertamemenuhistandarpengaturan yang mengacupadainternational best practices Penyempurnaanprosespenyusunankebijakanperbankansertapenerapan25 Basel Core Principles for Effective Banking Supervision Dalamjangkawaktu lima tahunkedepandiharapkan Bank Indonesia telahsejajardengannegara-negara lain dalampenerapaninternational best practices dalamwaktuduatahunkedepan Bank Indonesia telahmemilikisistempenyusunankebijakanperbankan yang efektif yang telahmelibatkanpihakpihakterkaitdalamprosespenyusunannya.
Program Kegiatan API Program peningkatanfungsipengawasan 3 Meningkatkan independensi dan efektivitas pengawasan perbankan yang dilakukan oleh Bank Indonesia Peningkatkankompetensipemeriksa bank, peningkatankoordinasiantarlembagapengawas, pengembanganpengawasanberbasisrisiko, peningkatkanefektivitasenforcement, dankonsolidasiorganisasisektorperbankandi Bank Indonesia Dalamjangkawaktuduatahunkedepandiharapkanfungsipengawasan bank yang dilakukanoleh Bank Indonesia akanlebihefektifdansejajardenganpengawasan yang dilakukanolehotoritaspengawasdinegara lain
Program Kegiatan API Program peningkatankualitasmanajemendanoperasionalperbankan 4 Meningkatkangood corporate governance (GCG), kualitasmanajemenresikodankemampuanoperasionalmanajemen. Semakin tingginya standar GCG dengan didukung oleh kemampuan operasional (termasuk manajemen risiko) yang handal diharapkan dapat meningkatkan kinerja operasional perbankan Dalam waktu dua sampai lima tahun ke depan diharapkan kondisi internal perbankan nasional menjadi semakin kuat.
Program Kegiatan API Program peningkatanperlindungannasabah 6 Memberdayakannasabahmelaluipenetapanstandarpenyusunan mekanismepengaduannasabah, pendirianlembagamediasiindependen, peningkatantransparansiinformasiprodukperbankandanedukasibaginasabah. Dalamwaktuduasampai lima tahunkedepandiharapkan program-program tersebutdapatmeningkatkankepercayaannasabahpadasistemperbankan
ArahKebijakanPerbankan Meningkatkan PeranPerbankan untukMenunjang Perekonomian Secara Berkelanjutan Melanjutkan Proses Konsolidasi Memperkuat Struktur dan Kelembagaan Perbankan Nasional Memperkuat Infrastruktur Bank Perkreditan Rakyat Kebijakan Prudensial Sesuai Standar Internasional Perbankan Syariah Mendorong Fungsi Intermediasi Stabilitas Sistem Keuangan
PENGUATAN STRUKTUR PERBANKAN NASIONAL Permodalan (tier 1) Rptriliun PenguatanPermodalan Bank Umum Bank Internasional 50 Bank Nasional 10 Bank denganfokus: Daerah Korporasi Ritel Lainnya 0,1 Bank dengankegiatanusahaterbatas BPR
Regulasikeuanganperiodetahun 1970 - an dan 1980 - an : Pemberianizinmendirikanlembagakeuangan Pembatasanaktivitasyang diperbolehkandantidakdiperbolehkanpadamasing-masinginstitusikeuangan Definisidarirasio-rasiopadaneracadanpersyaratangirowajibnimimumataumenjagatingkataktiva yang harusdisediakandalamobligasipemerintah Dibutuhkankeragamanregulasisecara global yang menjadisuatuacuan regulator padamasing-masing Negara. Munculnyakesepakatan Basel – basel accord Th. 1974 dicetuskankomitebasel – the basel committee Fungsiuntukpengawasandibidangperbankan. Basel I
Basel I • Juli 1988 Basel Committee merekomendasi : (i) Perlunyalembagaperbankan (khususnyainternationally active banks)memiliki modal minimum 8% untukminimizedinsolvencydanmemperkecilperbedaankompetitifsehinggaterciptalevel of playing field. (II) Perhitunganpermodalanmenggunakankonsep“forward looking”yaitumenggunakancredit risk dalam portfolio perbankan yang berpotensimerugikan bank.
Basel I • Basel I menetapkanpersentase modal yang harusdimilikiperbankanterhadap total asset tertimbangmenurutrisiko(risk-weighted assets = RWA), yaitu 8%. • Perhitungandilakukandgnmengelompokkanaset bankkedalambeberapakategoririsikodanmemberibobotsetiapkategorimenurutjenisdebitur. • 100% untuk corporate loan • 50% untuk housing loan • 20% untuk bank-bank • 0-10% untukpemerintahnegara-negara OECD
TujuanutamaPengembangkanKesepakatan Basel I Meningkatkankekuatandanstabilitasdarisistemperbankaninternasional Menciptakankerangkapengukurankecukupan modal dari bank yang aktifsecarainternasional Membentukkerangka yang dapatdiaplikasikansecarakonsistenutkmengurangiketidaksertaandlmpersaingan – competitive inqualities– antara bank – bank yang aktifsecarainternasional. • KonsepKesepakatan Basel 1 • Pengukurankecukupan modal menurutkreditdidasariolehbeberapakalkulasiterdiridari : • Bobotrisikoaktivadanbobotrisiko • Penyertaandenganrisikokredit • Target rasio modal dankalklasi modal yang memenuhimsyarat • Kecukupanhasilpada modal yang memenuhisyarat • Struktur modal
Penarikankembali Basel I Accord • PenerapanBasel I mendapatkritikkarena: • Kategoripembobotanrisikosangatluas, sehinggatidakmencerminkangradasirisikokredit yang sebenarnya. • Mengabaikanimplikasidiversifikasi portfolio • Menciptakanpengaturan yang menempatkan bank padaposisi yang kurangmenguntungkandibandingpesaing non bank • Belummencakupperkembanganrisikokeuangandlmpasar modal. • 1996: Basel I disempurnakandenganMarket Risk Amendments ygmenyesuaikanpengaturancapital requirementsdenganmemasukkanunsurmarket riskterkaitdenganequity, debt, interest ratedancommodity risk: • Perlunyamemasukkan market risk dalamperhitunganpermodalanmengingatperbankansecaraaktifterlibatdalamaktivitaspasarkeuangandenganberbagairisikonyaantara lain interest rate risk danforeign exchange risk. • Memberikanpeluangbagiperbankanmengembangkan model sendiridlmmengukur market risk dgnpersetujuanotoritaspengawas.
Penarikankembali Basel I Accord Criticisms of Basel I Accords Consequences in the industry • Lack of risk sensitivity of capital requirements. • “one size-fits all”, approach to risk management. • Limited attention to credit risk mitigation. • Over emphasis on minimum capital requirements. • Exclusive focus on financial risk. • Customer with high probability of default was no different to good customer. • Increase divergence between regulatory capital and economic capital based on “true” risk • Banks were not motivated to adopt sophisticated risk management techniques.
Penarikankembali Basel I Accord • Juni 1999: Basel Committee on Banking Supervisiondari BIS mengeluarkanFirst Consultative Package on the New Accorddalamrangkamenggantikan Basel I dengankerangkaperhitunganpermodalan yang lebih risk sensitive. • Januari 2001: Basel CommitteemengeluarkanSecond Consultative PackagemengenaiNew Basel Capital Accord (Basel II) yang bertujuanuntukmeningkatkankesehatandankeamanansistemkeuangandenganlebihmenitikberatkanperhatianpadamanajemenpengawasan internal bank, supervisory review prosessdan market dicipline. • Basel II secararesmidifinalisasikandandipublikasikanpadatahun2003danakanditerapkansecarakeseluruhanpadatahun2009.
KelemahanKesepakatan Basel I • Pendekatanportofoliobelumdiakomodasi • Netting belumdiizinkan • Eksposurrisikopadapada Basel I diregulasisecarasamar-samar • Pendekatan Basel I memberikanpembobotanpadabobotrisikoaktiva yang samaterhadapsemuapinjamankorporattanpamemperdulikanperingkatkreditdaridebitur • Kesepakatan Basel II • Dalam the market risk amendement in 1996 mengizinkan bank menggunakanmodel internal untukmengukurrisikokredit. • Komite Basel padatahun 1999 meningkatkankerjasamadengan bank utamadari Negara anggotadalammengembangkankesepakatan modal yang baru (capital accord). • KenaldengannamaKesepakatan Basel II
Basel II ; MencapaiTujuan • Menggunakantigapilaruntukkeseimbanganantara modal yang sesuaipersyaratandengan modal ekonomis. • Mendorongintegrasipengukuranrisikokedalamprosesmanajemen • Mencapaisensitivitasrisikokredit yang lebihtinggi • Menciptakanflesibilitasdalammemilihpendekatandalampenetapan modal sesuaidenganpersyaratan. • Membuatmetodepengukuranrisiko yang dinamisdalampenetapan modal sesuaidenganpersyaratan • Mengadopsiteknikperhitunganrisiko yang lebihcanggihuntukditerapkan • Menerapkantambahan modal eksplisitbagirisikooperasionaldanrisiko lain-lain dankemudianmengurangikebutuhanakanadangan modal. • Menjaga agar persaingankebutuhanekuitasantara bank danlembagakeuangan lain.
Perbandingan Basel I danKesepakatan Basel II • Kesepakatan Basel I • Fokuspadasebuahpengukurantunggal • Memilikipendekatan yang sederhanaterhadapsensitivitasrisiko • Menggunakanpendekatan “ one single size fits all “ padarisikodan modal • Hanyamencakuprisikokreditdanrisikopasar • Kesepakatan Basel II • Fokuspada internal metodologi • Memilikitingkatsensitivitasrisiko yang lebihtinggi • Fleksibeluntukdisesuaikanterhadapkebutuhan bank yang berbeda-beda • Mencakupriskokredit,risikopasar, risikooperasionaldanrisikolainnya.
RegulasiTigaPilarKesepakatan Basel II • Pilar 1 Kewajibanpenyediaan modal minimum • Pilar 2 Tinjauanberdasarkanregulasi • Pilar 3 Disiplinpasar yang efektif
Pilar 1 – Kewajibanpenyediaan modal minimum • Dalampilar 1 ini bank dimintauntukmengkalkulasi modal minimum: • Risikokredit • Risikopasardan • Risikooperasional • Pilar 2 – Tinjauanberdasarkanregulasi • prosestinjauanberdasarkanregulasisupervisory review yang diformalkanolehpembuatkebijaksanaanberdasarkanpraktekterbaik (best practice) yang berlangsung • tinjauanpengawasanberdasarkanrisikodariFederal Reserve BoarddiAmerikaSerikatdanFinancial Services AuthoritydiInggris • Pilar 3 – Disiplinpasar yang efektif • Mengenaipilardisiplinpasar • Keterbukaankepada public oleh bank • Membantupemegangsaham bank dananalisapasardanmembawapeningkatantransparasi
Tujuan New Basel II Capital Accord: • meningkatkankeamanandankesehatansistemkeuangan, minimal padatingkatpermodalan yang berlakusaatini; • meningkatkankesetaraandalampersaingan(level playing field); • menciptakanpendekatan yang lebihmenyeluruhdalammengantisipasirisiko; • memberikanbeberapaalternatifpendekatandalammenghitungkecukupan modal
Key Features of Basel II Accord • Kecukupan Credit Risk Capital didasarkanukuran-ukuranrisikoyang lebihakurat, denganmenggunakan: • Probability of Default (PD) • Exposure At Default (EAD) • Loss Given Default (LGD) • Maturity (M) • Sebagaikebalikandaripendekatan “one size-fits all” • Bank dapatmemilihsatudaritigapendekatan yang sophisticated secaraprogresifterhadaprisikokreditdanrisikooperasional • Secaraeksplisitmengakuidanmenghargai Credit Risk Mitigation • Mengakuikeragamantipedari CRM termasukagunan, netting, garansidan credit derivatives. • Secaraeksplisitmenyaratkan agar setiap bank memilikiproses internal yang memadaidalammenilaikecukupanmodalnyaberdasarkanevaluasimenyeluruhterhadaprisiko yang dihadapi • Adaperlakuankhususdankebutuhan modal untukrisikooperasionaldankebutuhanuntukmenaksirsemuatiperisikolainnya. • Memperkecil regulatory capital arbitrage: • Pendekatan yang sophisticated padasekuritisasihanyamengakuitransaksi yang benar-benar transfer risiko.
Key Features of Basel II Accord Tigapilarutama: Minimum Capital Requirements Supervisory Review Process Market Discipline Pilar I Pilar II Pilar III
Komponen Basel II Tigapilarutama: Pilar 2 Pilar 1 Pilar 3 Supervisory Review Prosess(Regulator Managed) Setiap bank memilikiproses internal untukmenilaikecukupanmodalnya Otoritaspengawasbertanggungjawabmenge- valuasaikelayakanprosestersebut. • Minimum Capital Requirements (Bank Menaged) • CAR = • Total Capital / {Credit Risk + Market Risk + Operational Risk} • = minimum 8% • Market Discipline(Market Managed) • Market Discipline • Disclosure Standard • Transparancy • Apakahpasarpuasdengantingkatkecu- kupan modal Bank?
BASEL 2 3 Pilar Utama Supervisory Review Process Minimum Capital Requirements Market Discipline Bobot Risiko Definisi Modal Risiko Kredit Risiko Operasional Risiko Pasar • Standardised App. • Internal Rating Based App.: • Foundation • Advanced • Basic Indicator App. • Standardised App. • Advanced Measurement App. • Standardised Method • Internal Model
Pendekatan Basel II terhadapRisikoKredit Standardized approach Internal Rating Based Approach (IRB) • RWA based on externally provided: • Probability of Default (PD) • Exposure At Default (EAD) • Loss Given Default (LGD) • Limited recognition of credit risk mitigation & supervisory treatment of collateral and guaranties
Credit Risk - Standardized approach • Memberikanklasifikasibobotrisiko yang lebihluasdanpengakuanterhadapcredit risk mitigation techniques. • Dalampendekataninitidakdikenallagipengelompokannegaraberdasarkan group tertentu (OECD atau non OECD). • Penetapanbobotrisikodidasarkanpada rating yang diberikanolehrating agency yang telahmemenuhikualifikasitertentu.
Credit Risk - Standardized approach PERINGKAT Bobot Risiko AAA to AA- BBB+ to BBB- A+ to A- BB+ to B- < BB- Un rated < B- Jenis Tagihan
Credit Risk - Standardized approach • BOBOT RISIKO • - KPR 40% • - Retail 75% • - SekuritisasiAsetdanAsetLainnya 100% • Assets berisikotinggi (Rating dibawah BB-/B-, Past Due danPinjaman • tanpaagunan 150% • Off Balance sheet : caraperhutungannyaeksposurkreditdari Basel I • masihdipertahankan.
Credit Risk - Standardized approach • Komponenrisiko. Empatkomponenrisikoutkklasifikasieksposuryaitu: • probability of default (PD): kemungkinan obligor danatau guarantor mengalami default yang diestimasimelalui data historis; • loss given default (LGD):estimasikerugian yang dapatterjadijika obligor / guarantor mengalami default; • exposure at default (EAD): jumlaheksposur yang diperkirakanmasihtersisapadasaat obligor / guarantor dinyatakan default; dan • maturity:berkaitandenganjangkawaktueksposur. Semakinpanjangwaktupenyelesaianekaposurakanmenimbulkanrisiko maturity yang makinbesar.
Pendekatan Basel II terhadapRisikoKredit Internal Rating Based Approach (IRB) Standardized approach • RWA based on externally provided: • Probability of Default (PD) • Exposure At Default (EAD) • Loss Given Default (LGD) • Limited recognition of credit risk mitigation & supervisory treatment of collateral and guaranties • Klasifikasi eksposur : • BIS telah menetapkan tujuh klasifikasi eksposur yaitu : • Corporate exposure • Bank exposure • Retail exposure • Sovereign exposure • Specialized lending exposure • Project finance exposure dan • Equity exposure
Internal Rating Based Approach (IRB) • Definisi default Dalaminternal rating based approach, obligor dinyatakandefaultbilamemenuhisalahsatuataulebihkriteriaberikut: • Obligor tidakdapatmemenuhikewajibanhutangnyasecarapenuh (pokok, bungaatau fee) • Terdapatcredit loss eventyang berkaitandengankewajiban obligor (charge-off, specific provision, restrukturisasimenca- kuppenghapusanataupenundaanpokok, bungaatau fee) • Terdapattunggakan obligor yang melebihi 90 hari • Obligor mengajukanpermohonanpailitatauproteksisejenisterhadapkrediturnya.
Pendekatan Basel II terhadapRisikoKredit Internal Rating Based Approach (IRB) Standardized approach Advance Foundation • RWA based on externally provided: • Probability of Default (PD) • Exposure At Default (EAD) • Loss Given Default (LGD) • Limited recognition of credit risk mitigation & supervisory treatment of collateral and guaranties
Credit risk-Internal Rating Based Approach • Foundation approach ditujukanuntuk bank yang mengalamikesulitanmemperkirakanfaktor-faktorrisiko yang valid, namundapatmenetapkanrisiko default obligor secarajelasdandapatmemenuhipersyaratan minimum yang berkaitandengansistem rating internal, prosesmanajemenrisikodanestimasikomponenrisiko. • Foundation approach: bank dapat • menggunakanestimasinyauntukmenentukanprobability of default (PD) dan • menggunakanpedoman yang ditentukanolehpengawasuntukmenentukanloss given default (LGD), exposure at default (EAD) dan maturity (M)
Pendekatan Basel II terhadapRisikoKredit Internal Rating Based Approach (IRB) Standardized approach Foundation Advance • RWA based on externally provided: • Probability of Default (PD) • Exposure At Default (EAD) • Loss Given Default (LGD) • Limited recognition of credit risk mitigation & supervisory treatment of collateral and guaranties • RWA based on internal models for: Probability of default (PD) • RWA based on externally models for: • - Exposure At Default (EAD) • - Loss Given Default (LGD) • Limited recognition of credit risk mitigation & supervisory treatment of collateral and guaranty
Credit risk-Internal Rating Based Approach • Advance approachditujukanuntuk bank yang dapatmemperkirakanrisiko default obligor dankomponenrisikolainnyasecaraandaldankonsistendenganmemperhatikanpemenuhanpersyaratan minimum tambahanuntukmasing-masingkomponenrisiko yang diestimasi. • DalamAdvance approachseluruhkomponenrisiko (PD, LGD. EAD dan M) ditentukanmelaluiestimasi yang dilakukanoleh bank
Credit risk-Internal Rating Based Approach • Persyaratan minimum • Untukdapatmenggunakan internal rating based approach, bank diwajibkanmemenuhipersyaratan minimum yang telahditentukan. • Persyaratan minimum untuk advanced approach lebihkompleksdaripada foundation approach, karena bank dituntutuntukmemilikisistemmanajemenrisiko yang lebihhandal. • Model yang digunakandalam internal rating based approach harusterlebihdahulumendapatvalidasidariotoritaspengawassetelahdiujicobadenganmembandingkanhasilnyadenganstandardized approach yang dilaksanakansevaraparalel.
Pendekatan Basel II terhadapRisikoKredit Internal Rating Based Approach (IRB) Standardized approach Foundation Advance • RWA based on externally provided: • Probability of Default (PD) • Exposure At Default (EAD) • Loss Given Default (LGD) • Limited recognition of credit risk mitigation & supervisory treatment of collateral and guaranties • RWA based on internal models for: Probability of default (PD) • RWA based on externally models for: • - Exposure At Default (EAD) • - Loss Given Default (LGD) • Limited recognition of credit risk mitigation & supervisory treatment of collateral and guaranty • RWA based on internal models for: • - Probability of Default (PD) • - Exposure At Default (EAD) • Loss Given Default (LGD) • Internal estimation of parameters for credit risk mitigation – guaranties, collaterals, credit derivatives Increasing complexity and data requirement Varying regulatory capital requirement
Pendekatan Basel II terhadapRisikoPasar • TujuanAmendment to the Capital Accord to Incorporate Market Risk 1996 adalah agar bank menyediakan modal yang cukupterhadaprisikodariaktivitas trading yang dilakukan. • Modal yang memenuhipersyaratanuntukmengcover market risk terdiridari : • Tier 1: Modal pemegangsahamdanlabaditahan • Tier 2: Modal pelengkapdan • Tier 3: Khususuntukmencover market risk yaitu: • pinjamansubordinasijangkapendek (masajatuh tempo minimal 2 tahun) • memilikiklausullock indan • maksimum 250% dari Tier 1
Pendekatan Basel II terhadapRisikoPasar • Risikopasar yang harusdiperhitungkanadalah: • risikoperubahanhargapasardari instrument keuangan (mis.bond, swap, future, options dsb.) atau equities yang sensitifterhadapperubahansukubunga • risikoperubahansukubunga (interest rate risk) dari instrument keuangan non derivative • risikoperubahannilaitukar (foreign exchange rate risk)dan • risikomemegangposisidalamkomoditi (produkpertanian, mineral, danlogammulia) padaseluruhkegiatan bank, trading book maupun banking book.
Pendekatan Basel II terhadapRisikoPasar Standardized Method Internal Model Menggunakan pendekatan “building block” yang menghitung specific risk dan general market risk yang muncul dari posisi equity dan hutang secara terpisah Memungkinkan bank untuk menggunakan model-model manajemen risiko mereka sendiri dalam menghitung capital charges. Untuk menggunakan internal model bank harus memenuhi beberapa persyaratan kwalitatif dan kuantitatif serta mendapat persetujuan tertulis dari Otoritas Pengawas.
Market Risk – Standardized Method • Fokuspadapengukuran: • Interst rate risk • Equity position risk • Foreign exchange risk • Commodities risk • Price risk (untuk option). • Menghitung capital charge untuk: • specific risk (risikoperubahanhargainstrumenkeuangankarenafaktorisssuer) dan • general market risk (risikoperubahanhargainstrumenkeuangankarenafaktorfluktuasipasarsecaraumum) dariposisi instrument keuangan yang diperdagang- kan, posisivalutaasingdan/ataukomoditi.
Market Risk – Standardized Method • Basel Committee memperkenankan bank menggunakan internal model di luar standardized model dengan memenuhi persyaratan kualitatif dan persyaratan kuantitatif yang ditetapkan oleh Basel Committee serta memperoleh persetujuan dari otoritas pengawas bank.
Market Risk – Internal Model • Persyaratankuantitatif • Menggunakanmetodevalue at-risk (VAR) yang dihitunghariandengan 99% and one tailed confidence interval. VAR adalahpendekatanuntukmengukurjumlahkerugian yang akanterjadipadasuatuposisi portfolio sebagaiakibatperubahanrisk factors yang meliputiharga, sukubungadannilaitukarselamaperiodetertentudenganmenggunakntingkat probability tertentu.