250 likes | 1.46k Views
PREDIKSI KEBANGKRUTAN. Pertemuan 12. PENGANTAR. Bab ini dan dua bab berikutnya membicarakan topik khusus di analisis keuangan Tiga topik tersebut adalah Prediksi Kebangkrutan Analisis Pemberian Pinjaman Informasi pasar dalam analisis keuangan
E N D
PREDIKSI KEBANGKRUTAN Pertemuan 12
PENGANTAR Bab ini dan dua bab berikutnya membicarakan topik khusus di analisis keuangan Tiga topik tersebut adalah Prediksi Kebangkrutan Analisis Pemberian Pinjaman Informasi pasar dalam analisis keuangan Prediksi kebangkrutan bermanfaat, karena manajemen bisa melakukan langkah-langkah perbaikan sejak dini
PENGGUNA PREDIKSI KEBANGKRUTAN Pemberi Pinjaman Investor Pihak Pemerintah Akuntan Manajemen
MASALAH DALAM KEBANGKRUTAN Kesulitan keuangan sulit didefinisikan Tidak dalam Dalam Kesulitan Kesulitan Keuangan Keuangan Tidak Bangkrut I II Bangkrut III IV Perusahaan yang benar-benar bangkrut adalah dalam kuadran IV
KONTINUM KESULITAN KEUANGAN Kesulitan keuangan merupakan kontinum, dari yang ringan seperti kesulitan likuiditas jangka pendek, sampai dengan yang paling berat, seperti tidak solvabel Kesulitan keuangan jangka pendek bersifat sementara dan belum begitu parah. Tetapi kesulitan semacam ini apabila tidak ditangani bisa berkembang menjadi kesulitan yang berat, seperti tidak solvabel
ALTERNATIF PERBAIKAN Pemecahan secara informal, apabila masalah belum begitu parah masalah perusahaan hanya bersifat sementara, prospek masa depan masih bagus Cara pemecahan informal: Perpanjangan (Ekstension) Komposisi (Composition)
ALTERNATIF PERBAIKAN Pemecahan secara formal, apabila masalah sudah parah, kreditur ingin mempunyai jaminan keamanan Cara Pemecahan secara formal a. Apabila nilai perusahaan diteruskan > nilai perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan Reorganisasi, misal dengan merubah struktur modal menjadi struktur modal yang layak b. Apabila nilai perusahaan diteruskan < nilai perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan Likuidasi, yaitu menjual aset‑aset perusahaan
INDIKATOR KEBANGKRUTAN Internal Analisis aliran kas Analisis strategi perusahaan Laporan keuangan perusahaan Eksternal Lembaga perating
PREDIKSI KEBANGKRUTAN: ANALISIS UNIVARIATE Menggunakan rasio keuangan secara tunggal (terpisah) Contoh: prediksi kebangkrutan perusahaan kereta api di Amerika Serikat, menggunakan dua rasio keuangan, yaitu (1) Rasio Biaya Transportasi terhadap Pendapatan Operasional (BT/PO). (2) Rasio Times Interest Earned (TIE) yang merupakan rasio EBIT (Earning Before Taxes)/Interest.
PREDIKSI KEBANGKRUTAN: ANALISIS UNIVARIATE Rata‑rata nilai rasio BT/PO untuk kedua grup perusahaan adalah sebagai berikut: Tidak bangkrut: 0,356 Bangkrut: 0,473 Rata-rata rasio TIE untuk kedua kelompok tersebut adalah: Tidak bangkrut: 2,49 Bangkrut: ‑ 0,26 Kesimpulan??
BEBERAPA ISU Bagaimana menentukan angka cut-off ? Berapa besar akurasi prediksi dengan rasio keuangan secara univariate? Bagaimana jika terjadi inkonsistensi antar variabel yang digunakan? Untuk mengatasi masalah inkonsistensi, bisa digunakan model multivariate
VARIABEL YANG BISA MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN KONSISTEN Tingkat return(rate of return). Perusahaan yang bangkrut mempunyai tingkat return yang lebih rendah. Penggunaan Hutang. Perusahaan yang bangkrut menggunakan hutang yang lebih tinggi. Perlindungan terhadap biaya tetap (Fixed payment coverage). Perusahaan yang bangkrut mempunyai perlindungan terhadap biaya tetap yang lebih kecil. Fluktuasi return saham. Perusahaan yang bangkrut mempunyai rata‑rata return yang lebih rendah dan mempunyai fluktuasi return saham yang lebih tinggi.
PREDIKSI KEBANGKRUTAN: ANALISIS MULTIVARIATE Bisa mengatasi kemungkinan inkonsistensi variabel individual Idealnya, pemilihan variabel (indikator) untuk prediksi kebangkrutan, didasarkan pada teori ekonomi yang bisa mendasari masalah kebangkrutan. Sayangnya tidak tersedia teori yang cukup Karena itu kita menggunakan penelitian terdahulu atau mencari data‑data yang relevan dalam pemilihan variabel‑variabel bebas.
BEBERAPA TEHNIK MULTIVARIATE Model probabilitas linear Model logit Model probit Model diskriminan Model diskriminan lebih dari dua kategori
MODEL DISKRIMINAN ALTMAN (1968) Zi = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0 X5 dimana X1 = (Aktiva lancar - Hutang lancar)/Total Aktiva X2 = Laba Yang Ditahan/Total Aset X3 = Laba Sebelum Bunga dan Pajak/Total Aset X4 = Nilai Pasar saham biasa dan preferen/Nilai Buku total hutang X5 = Penjualan/Total Aset
MODEL ALTMAN UNTUK PERUSAHAAN NON-PUBLIK Z = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,420 X2 + 0,998 X5 dimana X1 = Rasio Modal kerja / Total aset X2 = Rasio Laba yang ditahan / Total aset X3 = Rasio Laba sebelum bunga dan pajak / Total aset X4 = Rasio Nilai buku saham preferen dan saham biasa/Nilai buku total hutang X5 = Rasio Penjualan / Total aset
Klasifikasi Z Altman Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z yang diperoleh, yaitu: • Bila Z > 2.67, maka termasuk perusahaan sehat • Bila Z < 1.81, maka termasuk perusahaan yang bangkrut • Bila Z berada diantara 1.81 sampai 2.67, maka termasuk grey area (tidak dapat ditentukan apakah perusahaan sehat ataupun mengalami kebangkrutan)
BEBERAPA ISU Teori-teori kebangkrutan relatif masih kurang dan hal ini membuat penelitian empiris kurang mempunyai arah Penelitian memfokuskan pada pemilihan variabel dengan coba-coba, misal mengumpulkan banyak variabel kemudian diuji satu-satu Isu sampel, apakah sudah cukup representatif