10 likes | 294 Views
12. Siswanto (1989) berpendapat bahwa penanaman disiplin kerja pegawai. dapat dikembangkan dengan cara meningkatkan kepemimpinan yang dapat menjadi. panutan atau teladan bagi pegawai. Keteladanan seorang pemimpin dapat secara.
E N D
12 Siswanto (1989) berpendapat bahwa penanaman disiplin kerja pegawai dapat dikembangkan dengan cara meningkatkan kepemimpinan yang dapat menjadi panutan atau teladan bagi pegawai. Keteladanan seorang pemimpin dapat secara langsung berpengaruh, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Bila organisasi ingin menegakkan disiplin agar pegawai datang tepat waktu, maka pimpinan juga hendaknya datang tepat waktu. Pimpinan adalah cermin bawahan, tindakan positif yang dilakukan setiap saat lambat laun akan diikuti oleh para bawahan, demikian pula tindakan-tindakan yang tidak baik, dalam waktu singkat juga akan ditiru oleh bawahan. Pemberian kompensasi kepada pegawai diperlukan untuk meningkatkan disiplin keija mereka. Pemberian kompensasi yang tinggi mempunyai dampak positif terhadap disiplin keija. Sebaliknya pemberian kompensasi yang rendah akan mempunyai dampak negatif terhadap disiplin kerja, Siswanto (1989) Berdasar uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin keija adalah : a. Faktor dari dalam individu atau internal, yaitu moral atau semangat keija dan kesadaran para pegawai akan pentingnya disiplin keija untuk mencapai tujuan dalam bekerja. b. Faktor dari luar individu atau eksternal, yaitu lingkungan dan suasana kerja, kepemimpinan, dan peraturan keija seperti perhatian manajemen terhadap pemberian kompensasi kepada pegawai. Komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan pada penelitian ini masuk pada faktor eksternal, yaitu masuk dalam sikap kepemimpinan di suatu perusahaan. Karena komunikasi dua arah adalah hubungan antara pimpinan dan bawahannya