290 likes | 964 Views
SINGULATE MEAN AGE AT MARRIAGE (SMAM). Definisi.
E N D
Definisi SMAM adalah rata-rata umur perkawinan pertama yang penghitungannya dilakukan dengan cara tidak langsung. SMAM merupakan suatu angka perkiraan rata-rata dari jumlah tahun hidup oleh suatu kohor wanita atau laki-laki sebelum perkawinan mereka yang pertama.
Rata-rata umur perkawinan pertama merupakan salah satu indikator untuk menggambarkan tingkat fertilitas, karena semakin muda seseorang melakukan perkawinan semakin panjang masa reproduksinya, sehingga semakin besar peluang untuk melahirkan anak. Karena resiko melahirkan hanya pada wanita, maka SMAM lebih sering digunakan untuk menghitung rata-rata umur perkawinan pertama wanita.
Data yang diperlukanuntukmenghitung SMAM adalahpersentasedariwanitaataupria yang belumkawinmenurutkelompokumur. Data inibisadidapatdarihasilsensuspendudukmaupunsurveikependudukanlainnya.
Formula Angka SMAM diperoleh dengan cara menghitung persentase atau proporsi wanita atau laki-laki single pada kelompok umur berurutan. : persentase proporsi penduduk belum kawin pada umur i (dari interval i s/d i+n) 5 * proporsi yang belum kawin : persentase/proporsi penduduk yang belum kawin pada usia 50 tahun ½ (proporsi belum kawin usia 45-49 tahun dan 50-54 tahun)
Penjelasan Formula Banyaknyatahunhidup yang berstatus single usia 15 s/d 50 dariseluruhkohoradalahpenjumlahandariproporsi single (dikalikan 5 untukkelompokumur 5 tahunan). Ditambahkandengan 1500 untuktahun-tahunhidup, yaitudari 100 orangdalamkohorsebelumulangtahunmerekake 15. Jumlahtahunhidupbagimereka yang belumkawinsebelumumur 50 tahunharusdikeluarkandari total. Totalnyakemudiandibagidenganbanyaknya yang berstatuskawindanhasilnyaadalah SMAM.
Persentase penduduk yang berstatus single pada umur berapapun secara logika tidak lebih besar dari mereka yang berumur muda, sebab hal ini tidak pernah terjadi pada kohor yang sesungguhnya. Jadi SMAM mengasumsikan bahwa pola perkawinan tidak berubah pada masa yang lalu. Semakin cepat polanya berubah, semakin tidak rasional interpretasi penghitungannya, yaitu rata-rata umur perkawinan. Jika data umur perkawinan tidak tersedia dari data registrasi penduduk maka SMAM merupakan informasi yang bermanfaat tentang pola perkawinan.
1-4 Contoh Kasus 1 Misalkan kita mempunyai suatu penduduk dengan proporsi single sebagai berikut:
2-4 Contoh Kasus 1 Kita mempunyai 100 wanitapadamasing-masingumur, 95 diantaranya single padaumur 15-19 tahun, 75 single padaumur 20-24 tahundanseterusnya. Dari 0-14 tahunkitaasumsikantidakadapenduduk yang berstatuskawin. Jadi total jumlahtahundengan status single adalah 15x100 atau 1500. Pada 15-19 tahuntercatat 475 tahunhidup single, padaumur 20-24 tahuntercatat 375 dst.
3-4 Contoh Kasus 1 Jadi, dari 0 s/d 50 tahunada 3025 tahun (1500 + 1525) hidupdengan status single. Dari proporsi single umur 45-49 tahundan 50-54 tahun, kitadapatmemperkirakanproporsi single padaumur 50 tahun, yaitu 0,10, berarti 10 orangdari 100 yang mencapaiumur 50 tahuntetap single, dengan total 500 tahun. Kita kurangiangka 500 dari 3025 untukmemperoleh total tahunhidupdengan status single, diperoleh 2525.
4-4 Contoh Kasus 1 Dibagidenganbanyaknyapenduduk yang berstatuskawin yang mencapaiusia 50 tahunmakadiperoleh rata-rata umurperkawinanyaitu 28,06 tahun. Penjelasantentang SMAM mungkinsedikitmembingungkan, yaitutentangperbedaanantarapendudukpadasuatutitikwaktu (dari data yang tersedia) denganpendekatankohor, yang digunakanuntukinterpretasikan data. Data diperolehdarisensusatausurvei, tetapiinterpretasinyaseakan-akandarikohor.
1-6 Contoh Kasus 2 Pendudukwanitamenurutkelompokumurdan status perkawinandiProvinsi Bali tahun 2000 adalahsbb:
2-6 Contoh Kasus 2 Cara penghitungan: Tahap I : Jumlahkanpersentasewanitabelumkawin kelompokumur 15-19 tahunsampai 45-49 tahun Tahap II : Kalikanpenjumlahandiatasdengan 5 Tahap III : Tambahkanhasilpada step II dengan 1500 Tahap IV : Hitung rata-rata persentasewanitabelumkawin kelompokumur 45-49 dan 50-54 tahun Tahap V : Kalikanhasilpada step IV dengan 50 Tahap VI : Kurangkanhasilpada step III darihasilpada step V Tahap VII : Kurangkanhasilpada step IV dari 100 Tahap VIII : Bagi, hasilpada step VI denganhasilpada step VII
3-6 Contoh Kasus 2 Catatan: Jikaumurperkawinanpertamabanyakterjadipadakelompokumur 10-14 (persentasependuduk yang belumkawinumur 10-14 kurangdari 100), maka: 1. Padatahap I ditambahkanjugapersentasependuduk yang belumkawinkelompokumur 10-14. 2. Padatahap III ditambahkan 1000, bukan 1500.
4-6 Contoh Kasus 2 Denganmengikutitahappenghitungan yang diberikanmaka:
5-6 Contoh Kasus 2 Hasilpenghitunganmenunjukkanbahwa SMAM untukwanita Bali tahun 2000 adalah 23,05 tahun.
6-6 Contoh Kasus 2 SMAM untukpenduduklaki-lakidapatdihitungdengancara yang sama. Denganmengetahui SMAM laki-lakidanperempuan, makabisadianalisisperbedaan rata-rata umurperkawinanpertamaantaralaki-lakidanperempuan, jugaperbedaanantaradaerah yang satudengan yang lainnyasertaperbedaanmenurutdaerahperkotaandanperdesaan.