1.14k likes | 1.5k Views
ANALISIS SKL, KI DAN KD. DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. Oleh:. Dr. La Maronta Galib, M.Pd. Dosen Prodi Pend-Fisika Jurusan PMIPA FKIP Universitas Halu Oleo. Materi Pembekalan Asesor PLPG Rayon 126 UHO, Tanggal 1 Agustus 2014, di Hotel Imperial Kota Kendari.
E N D
ANALISIS SKL, KI DAN KD DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Oleh: Dr. La Maronta Galib, M.Pd. Dosen Prodi Pend-Fisika Jurusan PMIPA FKIP Universitas Halu Oleo Materi Pembekalan Asesor PLPG Rayon 126 UHO, Tanggal 1 Agustus 2014, di Hotel Imperial Kota Kendari
Konstruksi Tujuan Pendidikan Nasional(Pasal 3 UU No 20 Sisdiknas Tahun 2003) (1) berimandanbertakwakepadaTuhan Yang MahaEsa, (2) berakhlakmulia, (3) sehat, (4) berilmu, cakap, kreatif, mandiri, ...pendidikan dilakukan agar “potensipesertadidikberkembang” menjadiwarganegara yang “demokratis”serta“bertanggungjawab”. kemampuandanwataksertaperadabanbangsa yang bermartabat SIKAP, PENGETAHUAN dan KETERAMPILAN Memerlukan perubahan yang revolusioner tentang isi, proses dan penilaian Memerlukan perubahan mindset, pengetahuan dan keterampilan guru serta kinerja guru mengimplementasikan kurikulum Oleh sebab itu, kita sedang bicara pelatihan guru yang juga secara revolusioner mengubah perilaku membelajarkan dan menilai siswa sesuai karakteristik kurikulum 2013 sehingga secara utuh menghasilkan lulusan yang sesuai dengan cita-cita dan tujuan nasional pendidikan
KERANGKA BERPIKIR PADA KURIKULUM 2013 KEBUTUHAN SKL PROSES BELAJAR MATERI AJAR KOMPETENSI INTI TUJUAN PEMB IPK PENILAIAN KOMPETENSI DASAR 3
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) - RINGKAS • GradasiantarSatuanPendidikanmemperhatikan; • Perkembanganpsikologisanak • Lingkupdankedalamanmateri • Kesinambungan • Fungsisatuanpendidikan • Lingkungan 4
StandarKompetensiLulusan SIKAP • Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap. • Orang yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam. • Serta dalam menempatkan dirinya sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. • Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret. • Terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah sesuaidenganbakat, minat, dankemampuannya. KETERAMPILAN • Memiliki Pengetahuan Prosedural dan Metakognitif dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban. • Terkait penyebab fenomena dan kejadian yang tampak mata yang mencakuppenyebab, alternatifsolusi, kendaladansolusiakhir. PENGETAHUAN
KOMPETENSI INTI (KI) DALAM KURIKULUM 2013 • KI SATU : SIKAP SPIRITUAL • KI DUA : SIKAP SOSIAL • KI TIGA : PENGETAHUAN • KI EMPAT : KETERAMPILAN • Berlaku semua untuk semua mata pelajaran, jenis, satuan, dan tingkat pendidikan dasar dan sekolah menengah. • Semua KI ditulis/disalin dalam RPP
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KOMPETENSI INTI SD/MI SMP/MTs SMA/MA SMK
PROSES BERBASIS KOMPETENSI : Creating Characterizing/ Actualizing Communicating Evaluating Organizing/ Internalizing Associating Analyzing Attitude (Krathwohl) Skill (Dyers) Knowledge (Bloom) 13
PERUBAHAN KURIKULUM 2013 WUJUD PADA: MATERI PROSES KOMPETENSI LUUSAN PENILAIAN • Berorientasi pada karakteristik kompetensi: • Sikap (Krathwohl) : Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan • Keterampilan (Dyers) : Mengamati + Menanya + Mencoba + Menalar + Menyaji + Mencipta • Pengetahuan (Bloom & Anderson): Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi +Mencipta • Menggunakan Pendekatan Saintifik, Karakteristik Kompetensi sesuai Jenjang (SD: Tematik Terpadu, SMP: Tematik Terpadu-IPA & IPS- dan Mapel, SMA : Tematik dan Mapel • Mengutamakan Discovery Learning dan Project Based Learning • Berbasis Tes dan Non Tes (porfolio) • Menilai Proses dan Output dengan menggunakan authentic assesment • Rapor memuat penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang sikap dan keterampilan Kecukupan • Konstruski yang holistik • Didukung oleh Semua Materi atau Mapel • Terintegrasi secara Vertikal maupun Horizontal • Dikembangkan Berbasis Kompetensi sehingga Memenuhi Aspek Kesesuaian dan Kecukupan • Mengakomodasi Content Lokal, Nasional dan Internasional (antara lain TIMMS, PISA, PIRLS) 15
ESENSI KURIKULUM 2013: ...1/4 SAAT BERTINDAK : PROSES PEMBENTUKAN : PENGETAHUAN KETERAMPILAN SIKAP MEMANDU MENDAHULUI PEMBENTUKAN (DIINTEGRASIKAN DALAM AKTIVITAS PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN SIKAP DITUANGKAN DALAM RPP DAN DILAKUKAN DALAM PEMBELAJARAN DIBIASAKAN (DIBUDAYAKAN) DAN DIAMATI ATAU DINILAI
BEBERAPA PRINSIP UTAMA KUR-2013 • SKL diturunkan dari kebutuhan. • Standar Isi (KD) diturunkan dari SKL melalui KI (bebas mata pelajaran). • Semua mapel harus berkontribusi terhadap pencapaian kompetensi peserta didik (pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan siap). • Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. • Semua mata elajaran diikat oleh kompetensi inti. • Keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian. Oleh karena itu, untuk merancang RPP dengan baik, maka SKL, KI, dan KD perlu dianalisis dan diselaraskan dengan isi/materi, proses pembelajaran (pendekatan/ model/strategi/metode), IPK, tujuan pembelajaran, dan penilaian atau asesmen.
*Kurikulum: Kompetensi Lulusan, Isi, Struktur, Proses Pembelajaran,Proses Penilaian, Silabus, Buku* Tema Kurikulum 2013 Kurikulum yang dapat menghasilkan insan indonesia yang: Produktif, Kreatif, Inovatif, Afektif melalui penguatan Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan yang terintegrasi Produktif Kreatif Inovatif Afektif
ANALISIS KI/KD dan PERANCANGAN RPP • Dalam proses perancangan dan pembelajaran alur yang digunakan adalah: bermula di KD pada KI-3 KD pada KI 4 dan selanjutnya berdampak pada terbentuknya KD pada KI-2 dan KI-1 • Setelah KI-3 dan KI-4 tuntas dianalisis, lalu diturunkan materi yang relevan dan rancangan skenario pembelajaran termasuk penugasan dan penilaian. • Berdasarkan aktivitas belajar dan penugasan tersebut dirancang indikator KD pada KI-1 dan KI-2 secara terintegrasi. Rumusan indikator dari KD pada KI-1 dan KI-2 tidak harus dimuat/ditulis dalam RPP, namun diintegrasian dan terbentuk dalam proses memperoleh pengetahuan dan keterampilan. 19
STRATEGI ANALISIS SKL, KI, DAN KD • Mencermati SKL, KI, dan KD yang ada/tertulis di Buku Guru apakah sesuai dan konsisten dengan regulasi Kur-2013 atau tidak? • Mencermati apakah rumusan IPK benar, diturunkan dari KD dan mencerminkan pencapaian kompetensi peserta didik? • Mencermati apakah rumusan tujuan pembelajaran benar, diturunkan dari IPK dan mencerminkan pencapaian komptensi peserta didik? • Mencermati apakah kesesuaian, cakupan, dan keakuratan materi pembelajaran terpenuhi dan mencerminkan pencapaian komptensi peserta didik? • Mencermati apakah kegiatan pembelajaran sesuasi dengan tujuan pembelajaran dan mencerminkan pencapaian komptensi peserta didik?
STRATEGI ANALISIS SKL, KI, DAN KD • Mencermati apakah rancangan pembelajaran menggunakan pendekatan dan model pembelajaran yang disarankan dalam regulasi Kur-2013 atau tidak? • Mencermati apakah alat, media dan sumber belajar yang digunakan sesuai dengan karakteristik siswa, materi dan dapat mendukung pencapaian kompetensi peserta didik atau tidak? • Mencermati apakah penilaian yang digunakan mengacu pada sistem penilain yang disarankan dalam Kur-2013 atau tidak? • Mencermati apakah penilaian yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dan mencerminkan aspek kompetensi yang dicapai atau tidak?
Analisis SKL, KI, KD, IPK, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Alat, Media dan Sumber Belajar, Kegiatan Pembelajaran, dan Sistem Penilaian dalam Buku Guru dan Buku Siswa dapat menggunakan format-format yang tersedia sebagai perangkat analisis Kur-2013
TERIMA KASIH WASSALAM
Pendekatan Saintifik dalam Implementasi Kurikulum 2013 Oleh: LA MARONTA GALIB DOSEN PRODI PEND-FISIKA PMIPA FKIP UHO Materi Pembekalan Asesor PLPG Rayon 126 UHO, Tanggal 1 Agustus 2014, di Hotel Imperial Kota Kendari
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan saintifik/ilmiah.
Kriteria Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik • Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. • Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. • Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
Kriteria Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik (Lanjutan) • Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran. • Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. • Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. • Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
Prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu:sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sikap (Tahu Mengapa) Produktif Inovatif Kreatif Afektif Keterampilan (Tahu Bagaimana) Pengetahuan (Tahu Apa) Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik (Lanjtan) • Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” • Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. • Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.” • Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, danketerampilan.
PRINSIP-PRINSIP KEGIATAN PEMBELAJARAN • peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu; • peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar; • proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah; • pembelajaran berbasis kompetensi; • pembelajaran terpadu; • pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi; • pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif; • peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills;
PRINSIP-PRINSIP KEGIATAN PEMBELAJARAN (Lanjutan) • pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; • pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); • pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; • pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; • pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budaya peserta didik; dan • suasana belajar menyenangkan dan menantang.
Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Pembelajarandenganpendekatansaintifikadalahpembelajarandengan langkah utama yang terdiriataskegiatanmengamati (untukmengidentifikasihal-hal yang ingin diketahui), menanya atau merumuskanpertanyaan (dan merumuskanhipotesis), mencoba/mengumpulkan data (informasi) denganberbagaiteknik, mengasosiasi/menganalisis/mengolah data (informasi)danmenarikkesimpulansertamengkomunikasikanhasilyang terdiridarikesimpulanuntukmemperolehpengetahuan, keterampilandansikap. Langkah-langkah tersebut dapat dilanjutkan dengan kegiatanmencipta.
Observing (mengamati) Questioning (menanya) Experimen-ting (mengumpulkaninformasi) Associating (menalar) Networking (membentuk Jejaring) Pendekatan Saintifik/Ilmiah dalam Pembelajaran
Dapat dilanjutkan dengan Mencipta: Peserta didik menginovasi, mencipta, mendisain model, rancangan, produk (karya) berdasarkan pengetahuan yang dipelajari.
PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATANSAINTIFIK • Bertindak sebagai fasilitator. • Mengatur/mengarahkankegiatan-kegiatan belajar. • Memberi umpan balik. • Memberikan penjelasan. • Memberi konfirmasi • ... GURU TIDAK SEKEDAR MEMBIARKAN PESERTA DIDIK MEMPEROLEH/ MENGKONSTRUK PENGETAHUAN SENDIRI. GURU MEMBERI SETIAP BANTUAN YANG DIPERLUKAN OLEH PESERTA DIDIK.
PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK • Tahap mengamati: Membantu peserta didik menemukan/ mendaftar/menginventarisasi apa saja yang ingin/perlu diketahui sehingga dapat melakukan/menciptakan sesuatu. • Tahap Menanya: Membantu peseserta didik merumuskan pertanyaan berdasarkan daftar hal-hal yang perlu/ingin diketahui agar dapat melakukan/menciptakan sesuatu. • Tahap Mencoba/mengumpulkan data (informasi): Membantu peserta didik merencanakan dan memperoleh data/informasi untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan. • Tahap Mengasosiasikan/menganalisis/mengolah data (informasi): Membantu peserta didik mengolah/ menganalisis data/informasi dan menarik kesimpulan.
PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK 5. Tahap Mengkomunikasikan: Manager, pemberi umpan balik, pemberi penguatan, pemberi penjelasan/ informasi lebih luas. 6. Tahap Mencipta: memberi contoh/gagasan, menyediakan pilihan, memberi dorongan, memberi penghargaan, sebagai anggota yang terlibat langsung.
PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATANSAINTIFIK • Bertindak sebagai fasilitator. • Mengatur/mengarahkankegiatan-kegiatan belajar. • Memberi umpan balik. • Memberikan penjelasan. • Memberi konfirmasi • ... GURU TIDAK SEKEDAR MEMBIARKAN PESERTA DIDIK MEMPEROLEH/MENGKONSTRUK PENGETAHUAN SENDIRI. GURU MEMBERI SETIAP BANTUAN YANG DIPERLUKAN OLEH PESERTA DIDIK.
PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK • Tahap mengamati: Membantu peserta didik menemukan/mendaftar/menginventarisasi apa saja yang ingin/perlu diketahui sehingga dapat melakukan/menciptakan sesuatu. • Tahap Menanya: Membantu peseserta didik merumuskan pertanyaan berdasarkan daftar hal-hal yang perlu/ingin diketahui agar dapat melakukan/menciptakan sesuatu. • Tahap Mencoba/mengumpulkan data (informasi): Membantu peserta didik merencanakan dan memperoleh data/informasi untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan. • Tahap Mengasosiasikan/menganalisis/mengolah data (informasi): Membantu peserta didik mengolah/menganalisis data/informasi dan menarik kesimpulan.
PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK 5. Tahap Mengkomunikasikan: Manager, pemberi umpan balik, pemberi penguatan, pemberi penjelasan/ informasi lebih luas. 6. Tahap Mencipta: memberi contoh/gagasan, menyediakan pilihan, memberi dorongan, memberi penghargaan, sebagai anggota yang terlibat langsung.
TERIMA KASIH WASSALAM
Penilaian Autentik dalam Implementasi Kurikulum 2013 Oleh: LA MARONTA GALIB DOSEN PRODI PEND-FISIKA PMIPA FKIP UHO Materi Pembekalan Asesor PLPG Rayon 126 UHO, Tanggal 1 Agustus 2014, di Hotel Imperial Kota Kendari
A. Pengertian Penilain Autentik • Penilaianautentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yangbermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. • Istilah Assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. • Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. • Secara konseptual penilaianautentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekali pun. • Ketika menerapkan penilaianautentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.
B. PenilaianAutentik dan Tuntutan Kurikulum 2013 • Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. • Penilaiantersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. • Penilaianautentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik. • Penilaianautentik sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai.
B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013(lanjutan) • Penilaianautentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunakan standar tes berbasis norma, pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat. • Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidak diantikan dalam proses pembelajaran, karena memang lazim digunakan dan memperoleh legitimasi secara akademik. • Penilaianautentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerja sama dengan peserta didik. • Dalam penilaian autentik, seringkali pelibatan siswa sangat penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai.
B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013(Lanjutan) • Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi. • Pada penilaianautentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah. • Penilaianautentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar. • Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman tentang kriteria kinerja.
B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013(Lanjutan) • Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan. • Penilaianautentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek. • Penilaianautentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya. • Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remedial harus dilakukan.