10 likes | 195 Views
keyakinan bahwa menyontek merupakan eara yang dapat diterima untuk memperoleh kemajuan. Menyontek merupakan tindak kecurangan dalam test melalui. pemanfaatan. infonrtasi berasal dari iuar secara tidak sah (Sujana dan Wulan,. 1994), misalnya.
E N D
keyakinan bahwa menyontek merupakan eara yang dapat diterima untuk memperoleh kemajuan. Menyontek merupakan tindak kecurangan dalam test melalui pemanfaatan infonrtasi berasal dari iuar secara tidak sah (Sujana dan Wulan, 1994), misalnya melihat hasil milik tcman, meniru teman, membawa Catalan ke dalam kelas, mcnjawab bukan hasil pikiran sendiri dan sebagainya (Dewi, 2000). Sutardji (1987), memasukkan perilaku menyontek tersebut dalam perilaku pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh anak-anak delinkuen kategori berat dan kadang- kadang juga dilakukan oleh anak-anak yang baik-baik scbagai akibat lingkungan dan suasana belajar. Ancaman hukuman dengan memberikan nilai nol atau mengeluarkan penyontek dari sekolah atau perguruan tinggi tidak membuat jera dan justru membuat mereka menjadi terbiasa untuk melakukan perbuatan curang tersebut. Kondisi tersebut terjadi karena kurang tegasnya aturan tersebut diberlakukan di saat ujian, hal ini terbukti dengan masih ditemukannya guru atau dosen pengawas berlagak pura-pura tidak tahu ketika melihat ada yang menyontek, dengan alasan agar yang penyontek tidak merasa malu (Sihombing, 2001). Menurut Samuel (1999), mereka yang sudah terbiasa mengandalkan contekan sejak jenjang pendidikan sebelumnya akan mengakibatkan munculnya berbagai tindak kejahatan seperti merampok, korupsi, kolusi dan sebagainya. Perbuatan curang yang terbiasa dilakukan pada masa-masa sebelumnya dan mendatangkan kepuasan cenderung akan diulang kembali mungkin dalam bentuk perbuatan berbeda akan tetapi tctap pada modus yang sama yakni berbuat curang. Kenyataan tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Abriel (1999), apabila di usia muda biasa menyontek, tidak jujur, tidak mustahil di saat bekeija dan punva jabatan mereka pun