770 likes | 1.87k Views
PENDAPATAN NASIONAL. ADALAH TOTAL NILAI BARANG DAN JASA YANG DIHASILKAN PEMERINTAH DALAM KURUN WAKTU SATU PERIODE TERTENTU. ADA 3 ISTILAH PENDAPATAN NASIONAL. PRODUK NASIONAL BRUTO ( DIHITUNG DENGAN METODE PENGELUARAN) PRODUK DOMESTIK BRUTO (DIHITUNG DENGAN METODE PRODUKSI)
E N D
PENDAPATAN NASIONAL • ADALAH TOTAL NILAI BARANG DAN JASA YANG DIHASILKAN PEMERINTAH DALAM KURUN WAKTU SATU PERIODE TERTENTU.
ADA 3 ISTILAH PENDAPATAN NASIONAL • PRODUK NASIONAL BRUTO ( DIHITUNG DENGAN METODE PENGELUARAN) • PRODUK DOMESTIK BRUTO (DIHITUNG DENGAN METODE PRODUKSI) • PENDAPATAN NASIONAL ( DIHITUNG DENGAN METODE PENDAPATAN)
METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL • METODE PRODUKSI • METODE PENDAPATAN • METODE PENGELUARAN
METODE PRODUKSI • YANG DIHITUNG SEBAGAI PENDAPATAN NASIONAL ADALAH NILAI TAMBAH DARI MASING MASING KEGIATAN PRODUKSI. • NILAI PRODUKSI AKHIR – NILAI BAHAN MENTAH = NILAI TAMBAH DARI MASING MASING KEGIATAN PRODUKSI. • CONTOH: KAIN = Rp 1500, BENANG = Rp 1000 • NILAI TAMBAH =1500-1000 = 500
METODE PENDAPATAN • YANG DIHITUNG SEBAGAI PENDAPATAN NASIONAL ADALAH TOTAL PENDAPATAN DARI FAKTOR PRODUKSI, YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMPRODUKSI BARANG DAN JASA. • FAKTOR PRODUKSI PADA PRINSIPNYA ADA 4 YAITU: AKTIVA TETAP/ALAM, MODAL, TENAGA KERJA, KEPENGUSAHAAN • AKTIVA TETAP HASILKAN SEWA, MODAL HASILKAN BUNGA, TENAGA KERJA HASILKAN UPAH DAN KEPENGUSAHAAN HASILKAN LABA.
METODE PENGELUARAN • YANG DIHITUNG ADALAH TOTAL PENGELUARAN YANG DILAKUKAN OLEH SEKTOR SEKTOR PEREKONOMIAN YANG ADA DALAM NEGARA. • PADA PRINSIPNYA ADALAH SEKTOR RUMAH TANGGA, SEKTOR PERUSAHAAN, SEKTOR PEMERINTAH DAN SEKTOR PERDAGANGAN LUAR NEGERI.
MANFAAT MENGHITUNG PENDAPATAN NASIONAL • MENGETAHUI STRUKTUR PEREKONOMIAN • MENGETAHUI PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN • SEBAGAI BAHAN MASUKAN UNTUK MENENTUKAN KEBIJAKAN PEMERINTAH • TOLAK UKUR KESEJAHTERAAN SUATU NEGARA
TUJUAN KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO • TINGKAT KESEMPATAN KERJA YANG TINGGI • PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI NASIONAL • TINGKAT PENDAPATAN NASIONAL YANG TINGGI • KEADAAAN PEREKONOMIAN YANG STABIL • DISTRIBUSI PENDAPATAN NASIONAL YANG MERATA • NERACA PEMBAYARAN LUAR NEGERI YANG SEIMBANG
KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO • KEBIJAKSANAAN FISKAL • KEBIJAKSANAAN MONETER
PERBEDAAN GNP DAN GDP • GNP : TOTAL PRODUKSI BARANG DAN JASA BAIK YANG BERADA DALAM NEGERI ATAU LUAR NEGERI ( TIDAK TERMASUK BARANG DAN JASA YANG DIHASILKAN WARGA NEGARA ASING DI NEGARA TERSEBUT). • GDP : TOTAL PRODUKSI BARANG DAN JASA YANG DIHASILKAN OLEH SEMUA WARGA NEGARA YANG BERADA DI NEGARA TERSEBUT, BAIK WARGA NEGARA ASLI MAUPUN WARGA NEGARA ASING ( AKAN TETAPI TIDAK TERMASUK BARANG DAN JASA YANG DIHASILKAN WARGA NEGARA TERSEBUT DI NEGARA LAIN)
PEREKONOMIAN TERTUTUP SEDERHANA • TERTUTUP ARTINYA PEREKONOMIAN YANG TIDAK MENGENAL HUBUNGAN EKONOMI DENGAN NEGARA LAIN • SEDERHANA ARTINYA PEREKONOMIAN YANG TERDIRI DARI DUA SEKTOR YAITU SEKTOR RUMAH TANGGA DAN SEKTOR PERUSAHAAN
SEKTOR RUMAH TANGGA • SEKTOR RUMAH TANGGA/ KELUARGA ATAU SEKTOR KONSUMEN ( HOUSE HOLD ATAU PERSONAL SECTOR), PENGELUARAN SEKTOR RUMAH TANGGA INI DISEBUT DENGAN PENGELUARAN KONSUMSI ( CONSUMPTION EXPENDITURE), DISINGKAT DENGAN C. • KONSUMSI YAITU SUATU KEGIATAN YANG MENGURANGI FAEDAH BARANG ATAU JASA
SEKTOR PERUSAHAAN • SEKTOR PERUSAHAAN/ SEKTOR PRODUSEN ( BUSINESS SECTOR), PENGELUARAN SEKTOR INI DISEBUT DENGAN PENGELUARAN INVESTASI, DISINGKAT DENGAN (I). • YANG TERMASUK PENGELUARAN INVESTASI MELIPUTI PENDIRIAN BANGUNAN BANGUNAN BARU, MESIN BARU MAUPUN EXPANSI PABRIK YANG SUDAH ADA. • JADI YANG DIMAKSUD DENGAN PENGELUARAN INI ADALAH SEMUA PENGELUARAN UNTUK PRODUKSI. • PRODUKSI ADALAH SUATU AKTIVITAS UNTUK MENAMBAH DAYA GUNA SUATU BARANG/ JASA.
ALIRAN PENDAPATAN PEREKONOMIAN 2 SEKTOR BARANG & JASA PERUSAHAAN RUMAH TANGGA FAKTOR PRODUKSI BANK INVESTASI
BESARNYA PENDAPATAN NASIONAL • DALAM PEREKONOMIAN DUA SEKTOR , BESARNYA PENDAPATAN NASIONAL ADALAH • Y = C+I • ASUMSI : INVESTASI DIANGGAP SEBAGAI VARIABEL EKSOGEN YAITU VARIABEL YANG NILAINYA TIDAK DITENTUKAN OLEH MODEL YANG DIGUNAKAN MISAL : VARIABEL Y, AKAN TETAPI NILAINYA DITENTUKAN OLEH KEKUATAN DILUAR MODEL. • JADI DALAM HAL INI VARIABEL EKSOGEN DIANGGAP SEBAGAI DATUM, NILAI VARIABEL TSB TAK PERLU DICARI ASAL USULNYA
FUNGSI KONSUMSI • TINGGI RENDAHNYA KONSUMSI DITENTUKAN OLEH TINGGI RENDAHNYA PENDAPATAN NASIONAL. • C= a+cY • C= konsumsi • a = intersep /penggalkurva c padasumbuvertikal, besarnyakonsumsipadawaktu Y=0 • c= LERENG c MENCERMINKAN HASRAT BERKONSUMSI APABILA ADA PERUBAHAN PENDAPATAN NASIONAL. • BESARNYA MPC ADALAH • MPC= ∆C/ ∆Y
FUNGSI TABUNGAN • ASUMSI : TINGGI RENDAHNYA TABUNGAN DITENTUKAN OLEH TINGGI RENDAH PENDAPATAN NASIONAL. • S= -a + sY • S = SAVING /TABUNGAN • -a = intersepkurva S padasumbuvertikal, dimananilai –a mencerminkanbesarnyatabunganpadawaktupendapatannasional =0 • s = hasratuntukmenabungjikaadaperubahanpendapatannasional. • MPS = ∆s/ ∆Y
CARA MENCARI FUNGSI TABUNGAN • DARI SEGI SUMBERNYA Y= C+I • PENDAPATAN TERSEBUT DIGUNAKAN UNTUK KONSUMSI DAN TABUNGAN • Y= C+S • S=Y-C • S=Y-(a+cY) • S= y-a-cY • S= (1-c)Y-a atau S= -a+sY
BESARNYA MPC DAN MPS • TIDAK LEBIH DARI 1 • TIDAK BERNILAI NEGATIF ( SELALU POSITIP) • MPC+MPS =1 • BUKTI : Y= C+S • JIKA Y BERUBAH JADI ∆Y MAKA C DAN S BERUBAH MENJADI ∆Y= ∆C + ∆S • JIKA KEDUA RUAS KITA BAGI DENGAN ∆Y MAKA ∆Y/ ∆Y = ∆C/∆Y + ∆S/ ∆Y • 1 = MPC+ MPS
GAMBAR KURVA PENDAPATAN NASIONAL Y=Y • KURVA PENDAPATAN NASIONAL BERBENTUK 45 DERAJAT • HAL INI BERARTI PENDAPATAN NASIONAL BISA DIUKUR DARI SUMBU VERTIKAL DAN HORIZONTAL • 0a=0b a b
GAMBAR KURVA KONSUMSI C,Y • KURVA KONSUMSI SELALU MEMBENTUK SUDUT LEBIH KECIL DARI 45 DERAJAT. • NILAI a selalu positifdan mencerminkan besarnya konsumsi pada saat pendapatan nasional sama dengan nol Y=Y C= a+cY a
Gambar kurva tabungan S,Y Y=Y • KURVA TABUNGAN SELALU MEMBENTUK SUDUT LEBIH KECIL DARI 45 DERAJAT • NILAI a SELALU NEGATIF DAN MENCERMINKAN BESARNYA TABUNGAN PADA SAAT PENDAPATAN NASIONAL SAMA DENGAN NOLDAN BERNILAI NEGATIF. • KURVA TABUNGAN TIDAK PERNAH MEMOTONG KURVA PENDAPATAN NASIONAL. S=-a+sY -a
GAMBAR KURVA INVESTASI Y,I Y=Y • KURVA INVESTASI SELALU SEJAJAR DENGAN SUMBU HORIZONTAL KARENA INVESTASI MERUPAKAN VARIABEL EKSOGEN • INVESTASI SELALU BERNILAI POSITIF I Y1 Y2
KURVA KONSUMSI, TABUNGAN, PENDAPATAN NASIONAL Y Y= C+I • Y BEP ADALAH Y=C • Y EQ ADALAH TINGKAT PENDAPATAN NASIONAL • Y EQ DAPAT TERJADI JIKA SYARAT S = I TERCAPAI • KURVA Y=C+I ADALAH PENJUMLAHAN VERTIKAL KONSUMSI DAN INVESTASI. KURVA INI SELALU SEJAJAR DENGAN KURVA KONSUMSI C=a+cY S=a+sY I Y BEP Y EQ
BESARNYA PENDAPATAN NASIONAL EQUILIBRIUM? • CARA I : Y = C + I • CARA II : S = I
CARA MENCARI Y EQUILIBRIUM • Y = C + I C = a+cY Y= a+cY+I Y-cY=a+I (1-c)Y=a+I Y= 1/(1-c) x (a+I) Y = a+I/(1-c)
CARA MENCARI Y EQUILIBRIUM • S = I Y-C = I Y-(a+cY) = I Y-a-cY = I Y-cY = I+a (1-c)Y = I+a Y = a+I/(1-c)
CONTOH SOAL DIKETAHUI: C= 50+0,75y I= 250 CARILAH: Y BEP? Y EQUILIBRIUM? C EQUILIBRIUM? S EQUILIBRIUM?
CONT’D • Y BEP Y = C Y = 50+0,75Y Y-0,75Y = 50 0,25Y= 50 Y = 50/0,25 YBEP = 200 • Y EQUILIBRIUM Y = C + I Y= 50+0,75Y+250 Y-0,75Y = 300 0,25Y = 300 Y =300/0,25 Y EQUILIBRIUM = 1200
CONT’D • C EQUILIBRIUM C= 50+0,75Y C= 50+0,75(1200) C= 50+900 C= 950 • S EQUILIBRIUM C= 50+0,75Y S= -50+0,25Y S= -50+0,25(1200) S= -50+300 S= 250 Y= C+S Y= 950+250 Y=1200
PEREKONOMIAN 3 SEKTOR • VARIABEL PEMERINTAH MASUK DALAM PERHITUNGAN INI • Y= C+I+G • PERAN PEMERINTAH MEMPENGARUHI PEREKONOMIAN MELALUI PAJAK DAN TRANSFER PAYMENT • JIKA ADA PAJAK C= a+byd • Yd = y-Tx+Tr
Jika ada pajak • C= a+bYd • Yd = Y-TX+TR • Y=C+I+G • Y=a+bYd+I+G • Y=a+b(Y-TX+TR)+I+G • Y=a+bY-bTX+bTR+I+G • Y-bY= a-bTX+bTR+I+G
CONTOH • DIKETAHUI DATA HIPOTETIS SEBAGAI BERIKUT: C= 240+0,7yd Tr= 100 Tx=300 I=1000 G=400 Cari Y eq? Y BEP?
CONTOH 2 • DATA HIPOTETIS SEBAGAI BERIKUT • C=30+3/4Yd • Tx=40 • Tr=20 • G=30 • I=100
Contoh 3 • Data hipotetis sebagai berikut: • S=-120+1/5Yd • Tx=10 • Tr=5 • G=20 • I=400
KEBIJAKAN FISKAL • KEBIJAKAN PEMERINTAH MELALUI APBN • LANGKAH LANGKAH PEMERINTAH UNTUK MENGADAKAN PERUBAHAN DALAM PENGELUARAN DAN PEMUNGUTAN PAJAKNYADENGAN TUJUAN MENGENDALIKAN PENGELUARAN AGREGAT SEHINGGA SESUAI DENGAN YANG DIKEHENDAKISERTA TINGKAT KEGIATAN EKONOMI YANG DIKEHENDAKI PULA
APBN • TOTAL APBN HARUS SAMA-> MERUPAKAN PRINSIP AKUNTANSI • MESKIPUN JUMLAH TOTAL SAMA KITA BISA MEMILIKI KEBIJAKAN FISKAL YANG BEDAAPABILA STRUKTUR ANGKA BEDA • APBN DEFISIT,SURPLUS DAN SEIMBANG DALAM ARTI EKONOMIS HANYA MELIHAT STRUKTUR ANGKANYA
APBN DEFISIT • APABILA SELURUH PENGELUARAN PEMERINTAH TIDAK BISA DIBIAYAI OLEH SUMBER KEUANGAN NEGARA YANG PALING UTAMA YAKNI PAJAK • APABILA PENERIMAAN PAJAK+ PINJAMAN DALAM NEGERI TIDAK BISA MENUTUPI SELURUH PENGELUARAN PEMERINTAH • APABILA PAJAK+PINJAMAN DN+PINJAMAN LN TIDAK BISA MENUTUPI PENGELUARAN PEMERINTAH ( DENGAN KATA LAIN PINJAM BANK SENTRAL/ CETAK UANG BARU)
PENGELUARAN AGREGAT, TINGKAT KEGIATAN EKONOMI NEGARA DAN KEBIJAKAN FISKAL • KEBIJAKAN FISKAL PENTING UNTUK STABILKAN KEGIATAN EKONOMI PADA TINGKAT YANG DIKEHENDAKI • MENURUT KLASIK PEMERINTAH HARUS MENGELUARKAN PENGELUARAN SESUAI PENDAPATAN • ZAMAN KLASIK PEMERINTAH JALANKAN FISKAL SEIMBANG • SETELAH BERLAKU DEPRESI DUNIA , DISADARI KEBIJAKAN FISKAL SEIMBANG PERBURUK KEADAAN
CONT’D • PADA MASA DEPRESI TINGKAT KEGIATAN EKONOMI MENURUN, PAJAK MENURUN, PENERIMAAN MENURUN, PENGELUARAN MENURUN • KETIKA NEGARA MAKMUR : INFLASI MENINGKAT, PAJAK MENINGKATPENERIMAAN MENINGKAT, PENGELUARAN MENINGKAT SEHINGGA PENGELUARAN AGREGAT MENINGKAT • HAL INI MEMPERBURUK INFLASI • MENJALANKAN KEBIJAKAN SEIMBANG TIDAK MENJAMIN KEBIJAKAN EKONOMI TINGGI TANPA INFLASI DAPAT DICAPAI. • AHLI SAAT INI CONDONG PADA KEBIJAKAN DEFISIT ATO SURPLUS UNTUK PENGARUHI PEREKONOMIAN
PEMBELIAN BARANG DAN JASA ( POS PENGELUARAN APBN) G (+) Y(+) I(-) P, Q(+) Ar(+) AL(+)
Pengeluaran barang dan jasa • Y= C+I+G • G AKAN SEBABKAN Y BERGESER MELALUI MULTIPLIER • PERUBAHAN Y AKAN MENENTUKAN P DAN Q YANG BARU • P DAN Q BARU AKAN MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG YANG BARU (L= LIQUIDITY OF PREFERENCE) • HAL INI AKAN MEMPENGARUHI TINGKAT BUNGA • SEMAKIN TINGGI TINGKAT BUNGA MAKA INVESTASI MENURUN
GAJI PEGAWAI AW AY AC AY AP,AQ AI Ar AL
TRANSFER PAYMENT A Tr A C AY AP,AQ A I Ar A L
pajak A Tx(+) AC(-) AZ(-) AI(+) AP,AQ(-) Ar(-) AL(-)