210 likes | 778 Views
ASUHAN KEPERAWATAN Sickle cell anemia. SUR KOKOK RINI DIYAH ENY L. KONSEP DASAR ANEMIA SEL SABIT. DEFINISI A nemia kongenital dimana sel darah merah berbentuk menyerupai sabit , karena adanya hemoglobin abnormal.( Noer Sjaifullah,1999 )
E N D
ASUHAN KEPERAWATANSickle cell anemia SUR KOKOK RINI DIYAH ENY L
KONSEP DASAR ANEMIA SEL SABIT • DEFINISI Anemiakongenitaldimanaseldarahmerahberbentukmenyerupaisabit, karenaadanya hemoglobin abnormal.(Noer Sjaifullah,1999) Anemiahemolitikaberatakibatadanyadefekpadamolekul hemoglobin dandisertaidenganserangannyeri.(Suzanne C. Smeltzer, 2002) Disebutjugaanemia drepanositik, meniskositosis, penyakit hemoglobin S.
ETIOLOGI • Penyakitselsabitadalahhemoglobinopati yang disebabkanolehkelainanstruktur hemoglobin. • Kelainanstrukturterjadipadafraksiglobindidalammolekul hemoglobin. Globintersusundariduapasangrantaipolipeptida. • Substitusiasam amino padapenyakitselsabitmengakibatkanpenyusunankembalisebagianbesarmolekul hemoglobin jikaterjadideoksigenasi (penurunantekanan O2). Sel-seldarahmerahkemudianmengalamielongasidanmenjadikakusertaberbentuksabit.
PATOFISIOLOGI • Hemoglobinnormal mengandungduarantai α danduarantai β, makaterdapatdua gen untuksintesatiaprantai. • Trait selsabithanyamendapatsatu gen normal, sehingga SDM masihmampumensintesakeduarantai β danβs, jadimerekamempunyai hemoglobin A dan S sehinggamerekatidakmenderita anemia dantampaksehat. Apabiladuaorangdengan trait selsabitsamamenikah, beberapaanaknyaakanmembawadua gen abnormal danhanyamempuntairantaiβsdanhanya hemoglobin S, makaanakakanmenderita anemia selsabit. (Smeltzer C Suzanne, 2002)
PATHWAY ANEMIA SEL SABIT STRUKTUR GLOBIN AA. VALIN DIGANTI ASAM GLUTAMAT O2 RENDAH Hb MENGKRISTAL KAKU DAN RUNCING MEMBRAN RBC MUDAH ROBEK POTENSI SUMBATAN VASKULER HEMOLISIS KRISIS INFARK MASALAH KEPERAWATAN
KRISIS INFARK SEL SABIT OKULAR GENITOURIA PARU JANTUNG SSP TGI SKELETAL GAGAL JANTUNG DISFUNGSI GINJAL INFARK PARU, PNEUMONIA NYERI, BENGKAK,IMOBIL GANGGUAN PENGLIHATAN TROMBOSIS SEREBRAL PARALISIS ABSES HATI, KOLESISTITIS
Pengumpulandata • Identitas • Keluhanutamadanriwayatkesehatanmasalalu • Riwayatkesehatankeluarga • Riwayatkesehatansekarang • Pemeriksaanfisik
Aktivitas/ istirahat Gejala: Keletihan/ kelemahanterus-menerussepanjanghari, kehilanganproduktivitas, kebutuhantidurlebihbesardanistirahat Tanda: Tidakbergairah, gangguangayaberjalan (nyeri) Sirkulasi Gejala: Palpitasiataunyeri dada anginal Tanda:Takikardi, disritmia (hipoksia), tekanandarahmenurun, nadilemah, pernapasanlambat, warnakulitpucatatausianosis, konjungtivapucat.
Eliminasi Gejala: Gangguan berkemih,haematuri Tanda:Nyeritekanpada abdomen, hepatomegali, asites, urine encer, kuningpucat, hematuria, beratjenis urine menurun Integritas ego Gejala: Mudahmarah, kuatir, takut Tanda: Ansietas, gelisah Makanan/ cairan Gejala: Haus, anoreksia, mual/ muntah Tanda: Penurunanberatbadan, turgorkulitburukdenganbekascubitan, tampakkulitdanmembranmukosakering.
Hygiene Gejala: Keletihan/ kelemahan, kesulitanmempertahankannyeri Tanda:Ceroboh, penampilantidakrapi Neurosensori Gejala:Sakitkepala/ pusing, gangguanpenglihatan, kesemutanpadaekstremitas Tanda:Kelemahanotot, penurunankekuatanotot, ataksia, kejang Nyeri/ kenyamanan Gejala:Nyeripunggung, sakitkepala Tanda:Penurunanarentanggerak, gelisah
Pernapasan Gejala:Dispneasaatakt/ istirahat Tanda:Distrespernapasanakut, bunyibronkial, bunyinapasmenurun, mengi Keamanan Gejala: Riwayattransfusi Tanda:Demamringan, gangguanpenglihatan, gangguanketajamanpenglihatan
Pemeriksaan Penunjang • Jumlah Darah Lengkap • Retikulosit • Pewarnaan SDM • LED • Eritrosit • GDA • Billirubin serum • IVP • Radiografik tulang • Rontgen
DIAGNAOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL • Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan penurunan kapasitas pembawa oksigen darah, yang ditandai oleh: dispnea, gelisah, takikardia, dan sianosis (hipoksia). • Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan fungsi/ kerusakan miokardial akibat infark kecil, deposit besi, dan fibrosis, yang ditandai oleh: penurunan tanda vital, pucat, gelisah, nyeri tulang, angina, dan gangguan penglihatan. • Nyeri berhubungan dengan aglutinasi sel sabit dalam pembuluh darah, yang ditandai oleh: nyeri lokal, menyebar, berdenyut, perih, sakit kepala. • Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan cairan, yang ditandai oleh: anoreksia, dehidrasi (muntah, diare, demam).
Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan penurunan kapasitas pembawa oksigen darah, yang ditandai oleh: dispnea, gelisah, takikardia, dan sianosis (hipoksia). INTERVENSI • Awasi frekuensi/ kedalaman pernapasan, area sianosis. • Auskultasi bunyi napas • Kaji laporan nyeri dada dan peningkatan kelemahan. • Bantu dalam mengubah posisi, batuk dan napas dalam. • Kaji tingkat kesadaran.
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan fungsi/ kerusakan miokardial akibat infark kecil, deposit besi, dan fibrosis, yang ditandai oleh: penurunan tanda vital, pucat, gelisah, nyeri tulang, angina, dan gangguan penglihatan. INTERVENSI • Awasi tanda vital dengan cermat. Kaji nadi untuk frekuensi dan irama • Kaji kulit untuk rasa dingin, pucat, sianosis, diaforesis, pelambatan pengisian kapiler. • Catat perubahan dalam tingkat kesadaran. • Pertahankan pemasukkan cairan adekuat.
3.Nyeri berhubungan dengan aglutinasi sel sabit dalam pembuluh darah, yang ditandai oleh: nyeri lokal, menyebar, berdenyut, perih, sakit kepala. INTERVENSI • Kaji berat dan lokasi nyeri. Tempat nyeri yang sering adalah sendi dan ekstremitas, dada, dan abdomen. • Berikan analgetik sesuai resep. Perhitungkan pemakaian anagelsik yang dikontrol pasien. • Dukung asupan cairan peroral dan berikan cairan IV sesuai resep, memantau asupan dan haluaran cairan.
4. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan cairan, yang ditandai oleh: anoreksia, dehidrasi (muntah, diare, demam). INTERVENSI • Pertahankan pemasukan dan pengeluaran akurat. Timbang tiap hari. • Perhatikan karakteristik urine dan berat jenis. • Awasi tanda vital. • Observasi demam, perubahan tingkat kesadaran, turgor kulit buruk, nyeri. • Awasi tanda vital dengan ketat selama transfusi darah dan catat adanya dispnea, ronki, mengi, batuk, dan sianosis. • Berikan cairan sesuai indikasi.