510 likes | 840 Views
Penyakit Paru akibat kerja ( occupational pneumoconiosis ) Tri Martiana. PENGERTIAN. Adalah reaksi pada paru akibat paparan debu, sehingga terjadi perubahan struktur (anatomis)paru. Kelainan tersebut umumnya permanen Bagian paru yang rusak adalah parenkim (alveolus dan sekitarnya)
E N D
Penyakit Paru akibat kerja(occupational pneumoconiosis)Tri Martiana
PENGERTIAN • Adalah reaksi pada paru akibat paparan debu, sehingga terjadi perubahan struktur (anatomis)paru. • Kelainan tersebut umumnya permanen • Bagian paru yang rusak adalah parenkim (alveolus dan sekitarnya) • Bentuk reaksi paru bervariasi, bergantung jenis debu pemaparnya
Contoh Penyakit Paru akibat kerja (pnemokoniosis) : • Silikosis [SiO2] • Asbestosis [asbestos] • Coal worker pnumokoniosis (CWP) [batubara] • Byssinosis [kapas, henep, rosela] • Lain-lain, akibat paparan debu berilium, barium, besi, timah putih, dll.
Penyakit paru kerja : • Kanker • CWP • Asbestosis • Byssinosis • Silikosis • Asma • Pnemonitis hipersensitif
Peranansaluranpernafasaninipentingpadalingkungan yang banyakmengandungpajananuap, debu, gas, fume , mist yang dapatmasukmelaluisaluranpernafasan Reaksi yang timbultergantungdarisifatpolutandanbesarkecilnya diameter inhalant: • debu/aerosol Ǿ >15 µmkeluarsal.nafasatas • Partikel 5-15 µm mukosilianasopharynx, direject • Partikel 0,5-5 µm mukosiliar alveolimakrofag limphatik • Partikel < 0,5 µm mengambangdiudaradantidakdiretensi - Serat Ǿ< 3 µm panjanghingga 100 µm dapatmencapaisaluranterminalis tdkdapatdibersihkanolehmakrofagnamunakandibungkusolehbbrpmakrofaghinggamembentuk nodule
DEBU • Partikel padat (yang melayang-layang di udara) yang terbentuk dari proses alami maupun buatan • Proses alami : letusan gunung, badai, dll • Buatan : penggilingan, penghancuran, penggerindaan, penghalusan, dll. • Asal zat : anorganik (mineral), organik (tanaman, binatang)
Bentuk : bulat / lonjong, kristal, serat • Dipengaruhi gaya gravitasi • Ukuran : >0 – 100 mikron (mikrometer = 10-6 meter = µ) • Mempunyai kepadatan (densitas) tertentu • Dapat tercampur bahan lain atau mikroorganisme • Bila diinhalasi : deposit (menempel) pada mukosa saluran pernapasan atau terlarut
DEPOSIT DEBU : • Di mana debu akan terdeposit, dipengaruhi oleh • ukurannya (diameter aerodinamik) • Densitas debu • Kecepatan bernapas • Ukuran : • > 20 µ : sebagian besar di hidung • 5 µ : ± 50% di hidung • 1 – 7 µ (terutama 2 – 4 µ) : di alveoli
Mekanisme deposit debu • Sedimentasi : karena pengaruh gravitasi • Inertial impaction : karena perubahan struktur (belokan) saluran pernapasan • Intersepsi : biasanya pada debu berbentuk serat • Diffusi : biasanya pada debu dengan ukuran sangat kecil (< 0,5 µ), terdeposit di mana saja
Pembersihan debu dari saluran napas : Saluran napas : • Rambut hidung • Batuk, bersin, muntah • Mucocilliary escalator : kerja sama antara gerakan silia dengan mukus (lendir) Alveolus : Fagositosis oleh makrofag, Imunoglobulin A
SILIKOSIS • Agen : debu silika bebas(free-crystalline silica), (bedakan dengan silikat !) • SiO2 , kristal heksagonal (bentuk amorf tak berbahaya) • Mineral plg banyak di bumi • Berisiko jika kandungan SiO2 >1% • Sumber : pasir kwarsa, batu granit, tanah gerabah, dll • Pekerja berisiko : tambang, drilling, keramik, sand blaster, industri ampelas/gerinda, pencetakan logam • Penyakit yang sering menyertai : tbc, penyakit obstruktif paru, kanker
Klinis : • Kasus tak banyak, sering misdiagnosis • Digolongkan : kronik (simple), berkembang (accelerated) dan akut
SILIKOSIS KRONIK : • Setelah terpapar > 20 tahun pada dosis rendah • Umumnya tanpa keluhan. • Keluhan (bila ada) : napas pendek dan batuk • Dapat berkembang menjadi bentuk progresif : progressive massive fibrosis (pmf) • Progresif : penurunan fungsi (restriksi), distorsi bronki. • Komplikasi : kegagalan kardio-respirasi • Radiologis : egg shell calcification (pengkapuran getah bening hilus)
SILIKOSIS BERKEMBANG • Akibat paparan pada dosis tinggi > 5 tahun • Secara cepat berkembang menjadi pmf • Keluhan napas pendek muncul lebih awal • Cepat mengalami hipoksia • Nodul mengalami konsolidasi membesar > 1 cm
SILIKOSIS AKUT : • Akibat paparan dengan dosis sangat tinggi dalam waktu beberapa minggu – tahun (1 – 3 tahun) • Pekerja berisiko : sandblaster, flint crusher, keramik • Keluhan & gejala : sesak, febris, batuk, berat badan turun • Gejala lain : sering diserta odema paru atau extrinsic allergic alveolitis
Komplikasi : • Tuberkulosis dan infeksi aportunis • Pnemotoraks • Rematoid dan penyakit kolagen lain • Penyakit ginjal • Kanker paru
SILIKOTUBERKULOSIS Silikosis disertai tbc Risiko tbc pararel dengan keparahan silikosis Nodul yang semula kecil cepat membesar, cavitation, jaringan fibrotik di daerah apikal Dx : sputum dan radiologis Timbul demam dan penurunan berat badan Gambaran Ro tampak lebih parah dp silikosis simple
Gambaran radiologik : • Khas : mikrononoduler di bagian atas paru • Kadang2 gambaran “eggshell” di daerah hilus • Progresif : meluas • Fungsi paru ; • kapasitas vital paru dan FEV1 menurun bersama-sama restriktif
COAL WORKER PNEUMOCONIOSIS (CWP) • Agen : debu batubara • Pada tahap awal : tanpa keluhan • Adanya napas pendek dan batuk produktif menandakan adanya komplikasi bronkitis • Dapat berkembang menjadi pmf, lebih sering dp silikosis • Klinis : simple (sederhana) dan complicated (progressive massive fibrosis = pmf)
Simple cwp : • diagnosis berdasar radiologis : nodul2 kecil di paru bagian atas • Pada pmf : nodul bergabung opacity > 1 cm dengan bentuk yang khas, bilateral, progresif, dapat mengalami kalsifikasi • Pada keadaan pmf baru terjadi penurunan fungsi paru • Hipertensi pulmonar terjadi pada keadaan lanjut
PMF • Insidens tbc meningkat • Risiko kanker lambung meningkat • Nodule membesar : > 1 cm • Sering disertai gangguan pada sendi (rematoid)
ASBESTOSIS • Agen : debu asbes • Asbes (asbestos) : senyawa silikat, mineral berbentuk serat, tahan panas tinggi dan bahan korosif • Bentuk asbes : • Amfibole : serat berbentuk lurus dan tajam menyerupai jarum : • Anthophyllite, crocidolite, amosite, tremolite • Serpentin : serat berbentuk garis belok-belok seperti ular • Crysotile (white asbestos)
Pekerja berisiko : tambang, penggalian dan transportasinya, industri pengguna : bahan bangunan, kanvas rem • Asap rokok dan asbestos bekerja sinergis (risiko kanker 90x pada perokok dan 9x pada bukan perokok) • Masuk lewat inhalasi, dapat tertelan dan masuk usus • Penyakit lain : pleura • Juga menyebabkan kanker : pleura, bronkus maupun lambung
Klinis : fibrosis paru, lobus bawah, subpleura • Faktor risiko : lama dan konsentrasi debu, umur muda ketika paparan pertama, asbes jenis amfibol • Keluhan : napas pendek yang progresif, batuk kering • Auskultasi : suara krepitasi • Jari tabuh • Fungsi paru : restriktif • Penyakit dapat muncul setelah paparan sudah lama dihentikan
Penyakit pleura : • Macam penyakit : • Pleural plaque • Pleural effusion • Pleural fibrosis • Kanker : mesotelioma • Lesi : daerah midzone lateral & posterior dan di atas diafragma • Kanker : 20 – 40 tahun setelah paparan
NILAI AMBANG BATAS • ACGIH • 1 serat per cc udara untuk asbes putih (chrysotile) • 0,5 fiber per cc (amosite, human carcinogen) • 2 fiber per cc (chrysotile, human carcinogen) • 0,2 fiber per cc (crocidolite, human carcinogen) • 2 fiber per cc (other form, human carcinogen) • OSHA 2 serat/cc selama 8 jam sehari dan menjadi 1 serat/cc selama 8 jam/hari • Untuk crocidolite NABnya 0,2 serat/cc.
PENANGGULANGAN : Sebagian besar penyakit akibat kerja sukar disembuhkan, tetapi potensial dicegah Prinsip penanggulanagan : meniadakan paparan atau menghindarkan orang berisiko tinggi terhadap paparan : 1. Teknik (enginering) 2. Administratif 3. Alat Pelindung Diri (APD)