180 likes | 313 Views
Occupational Health System. Dasar Hukum. Global OSHA 1970 pemeriksaan kesehatan diwajibkan bagi pekerja yang terpapar work/industrial hazard Rehabilitation Act, 1973 mempekerjakan ‘handicapped’ wajib OHS sebagai rehabilitation
E N D
Dasar Hukum • Global • OSHA 1970 pemeriksaan kesehatan diwajibkan bagi pekerja yang terpapar work/industrial hazard • Rehabilitation Act, 1973 mempekerjakan ‘handicapped’ wajib OHS sebagai rehabilitation • Family and Medical Leave Act, 1993 the need of medical certification of illness and severity of health condition ‘return to work’
Indonesia • Undang-undang No. 13 tahun 2003Undang-undang No. 3 tahun 1951Undang-undang No. 21 Tahun 2003Undang-undang No. 1 tahun 1970Undang-undang No. 3 tahun 1992Undang-undang No. 32 tahun 2004, Jo. PP No. 25 Tahun 2000Kepmendagri No. 130-67 Tahun 2002
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 TentangKeselamatankerja : • Syarat-syaratKeselamatanKerjaberisilebihdari 50% syarat-syaratKesehatanKerja. DirjenBinwasnakermelakukanpengawasanumumterhadap UU ini. PegawaiPengawasdanAhli K3 ditugaskanmenjalankanpengawasanLangsungthdditaatinya UU inidanmembantupelaksanaannya. • PemeriksaanKesehatan TK dilakukanolehDokter yang mempunyaikualifikasidankompetensikhusus (dokterpemeriksakesehatantenagakerja). • KebijakanNasionalmenjaditanggungjawabMenteriTenagaKerjashgterjaminpelaksanaannyasecaraseragamdanserasibagiseluruh Indonesia.
UU No. 21 tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention No. 81 concerning Labour Inspection in Industry and Commerce (Konvensi ILO No. 81 mengenai Pengawasan Ketenagakerjaan Di Industri dan Perdagangan) • pengawasan ketenagakerjaan harus diterapkan di semua tempat kerja berdasarkan perundang-undangan. • Sistem pengawasannya dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan
Undang-undang No. 13 Tahun 2003 TentangKetenagakerjaan: • Pasal 86 • (1) Setiappekerja / buruhmempunyaihakuntukmemperolehperlindunganatas : • KeselamatandanKesehatanKerja; • Moral danKesusilaan • Perlakuan yang sesuaidenganharkatdanmartabatmanusiasertanilai-nilai agama. • (2) Untukmelindungikeselamatanpekerja/buruhgunamewujudkanproduktivitaskerja yang optimal diselenggarakanupayakeselamatandankesehatankerja. • (3) Perlindungansebagaimanadimaksuddalamayat (1) danayat (2) dilaksanakansesuaidenganperaturanperundang-undangan yang berlaku
PP. 25 Tahun 2000 tentangKewenanganPemerintah Dan KewenanganPropinsiSebagai Daerah Otonom.KewenanganPemerintahdibidangKetenagakerjaanadalahsepertipadaPasal 2 ayat 3 yaitu : • Penetapankebijakanhubungan industrial, perlindunganpekerjadanjamsospekerja. • Penetapanstandarkeselamatankerja, kesehatankerja, hygiene perusahaan, lingkungankerjadanergonomi. • PenetapanpedomanPenentuankebutuhanfisik minimum.
Kepmendagri No. 130-67 tahun 2002 tentangPengakuanKewenanganKabupatendan Kota: • KewenanganBidangKetenagakerjaankhususnyaperlindungantenagakerja : • Bimbinganpencegahankecelakaankerja • Bimbingankesehatankerja • Bimbinganpembentukan P2K3 • Pengawasan Norma KeselamatandanKesehatanKerja • PemeriksaanKecelakaankerja • PemberdayaanpelaksanaankegiatanAhli K3 • Pemberdayaanpelaksaankegiatan PJK3 • PelaksanaanPenerapan SMK3 • PemberianijinPengesahanSertifikat K3 • PenyidikanPelanggaran Norma K3
OHS definition • A system which encompasses a wide spectrum of treatment based upon the principles that a person working industry, as anywhere else, has physical, emotional, vocational, educational, psychological, and sociological needs which has to be met to gain successful employment (Gould)
Tujuan • Menjaga kesehatan dan kesejahteraan pekerja • Menempatkan pekerja sesuai kapasitas emosional dan fisiknya • Memberikan perawatan medis darurat maupun definitif dan rehabilitatif • Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan pekerja
Staff/ Resources • Dokter • Perawat • Tenaga higene perusahaan • Administratif • Profesional lain • Apoteker • Psikolog • Sanitarian • etc • Staf teknis • Laboran • Analis • radiolog
Programs • Promotive • Evaluative/Preventive • Curative • Rehabilitative • Administrative • Research • Other