570 likes | 1.86k Views
Seni Rupa Indonesia pada masa kolonial Belanda : Kebudayaan Indies, Raden Saleh, seni lukis Mooi Indie Pertemuan 7. Matakuliah : W0502 | SEJARAH SENI RUPA INDONESIA Tahun : 2009/2010. KEBUDAYAAN INDIES | pengertian.
E N D
Seni Rupa Indonesia pada masa kolonial Belanda : Kebudayaan Indies, Raden Saleh, seni lukis Mooi Indie Pertemuan 7 Matakuliah : W0502 | SEJARAH SENI RUPA INDONESIA Tahun : 2009/2010
KEBUDAYAAN INDIES | pengertian Istilah Indies mengacu pada kebudayaan dan gaya hidup masyarakat pendukungnya yang terbentuk semasa kekuasaan pemerintah Hindia Belanda di Indonesia. Gaya Indies merupakan gaya seni yang berkembang sekitar abad ke-18 di wilayah nusantara sebagai wilayah koloni dari Belanda. Gaya ini masih dirasa pengaruhnya hingga sekitar tahun 1950-an. Peta rencana tatakota Batavia 3
KEBUDAYAAN INDIES | latar belakang Dihapusnya politik Tanam Paksa pada 1870, mendorong perkembangan usaha swasta di Hindia Belanda. Hal ini mengakibatkan ledakan arus imigrasi pekerja Belanda dan keluarganya, juga urbanisasi penduduk luar Batavia yang mencari kerja. Hal ini mendorong perkembangan kota, baik dari segi perumahan maupun bangunan penunjang lainnya. Dengan perkembangan arus penduduk dan segala gaya hidupnya, berkembang pula Kebudayaan Indies. Foto keluarga masa Indies 4
KEBUDAYAAN INDIES | proses akulturasi Penguasa kolonial, Pedagang, serdadu, Cendikiawan Belanda • 7 Unsur Kebudayaan Belanda : • Bahasa • Peralatan/ perlengkapan hidup • Matapencaharian hidup dan ekonomi • Sistem kemasyarakatan • Kesenian • Ilmu pengetahuan • Religi Pengalaman Mahasiswa Indonesia di Belanda PROSES AKULTURASI • Cendekiawan • Rohaniwan • Arsitek • Seniman • Guru • dsb KEBUDAYAAN INDIS LOCAL GENIUS Masyarakat Budaya Indonesia Lingkungan alam Indonesia 5
KEBUDAYAAN INDIES | pengaruh • Pengaruh budaya Indies ini dapat dirasakan pada : • Gaya hidup sehari-hari • Karya-karya seni sketsa, seni lukis dan grafis. • Karya sastra dan bahasa sehari-hari. • Fotografi, desain grafis (perangko, mata uang, cover buku, packaging, poster reklame, komik), • Gaya busana dan motif batik. • Seni kuliner (misalnya : rijstafel) • Seni-seni pertunjukan (tari, musik, teater) Kehidupan masa Indies 6
KEBUDAYAAN INDIES | pengaruh PENGARUH PADA DESAIN GRAFIS Pada sekitar 1920-1930’an banyak berdiri biro-biro desain yang menghasilkan poster-poster reklame, packaging, ilustrasi, dll Biasanya gaya tampilan desain tersebut masih banyak yang bersifat naratif. Ada kalanya dalam poster terdapat pengaruh kuat dari desain Art Deco. Beberapa desainer yang terkenal antara lain adalah Verstijnen, J. Lavies, P. Dom, dll. Cover buku ‘Si Taloe de Dessajongen’ Karya P.Dom - 1931 7
KEBUDAYAAN INDIES | desain Iklan wisata ‘Holland Oost-Azie Lijn’ Karya J.Lavies - 1937 Iklan wisata ‘Fly to Java by KNILM’ Karya J.Lavies - 1937 Cover buku ‘Indische Bloemen’ Karya H. Verstijnen - 1929 8
KEBUDAYAAN INDIES | desain Uang Kertas 9
KEBUDAYAAN INDIES | pengaruh PENGARUH PADA ARSITEKTUR Arsitektur pada masa Indies banyak mengadaptasi bangunan dari Eropa. Pada abad 19 tampak ciri khas gaya Neoklasik, yang tercermin dari penggunaan deretan kolom pada teras dan beberapa anak tangga menuju teras. 10
KEBUDAYAAN INDIES | pengaruh Pada awal abad 20 terdapat gaya baru, yaitu Neo Gothik, yang tetap menggunakan penyesuaian terhadap faktor iklim tropis dan juga keinginan untuk mencari identitas Hindia Belanda. Pengaruh arsitektur Cina dan arsitektur lokal Indonesia juga banyak diterapkan. De Javasche Bank| sekarang Museum Bank Indonesia 11
KEBUDAYAAN INDIES | pengaruh Arsitektur disesuaikan dengan keadaan Indonesia yang tingkat kelembapannya tinggi serta udara yang sangat panas. Menggunakan atap limasan gaya Indonesia Hal ini diantisipasi dengan tingginya langit-langit (4-8m) dan banyaknya jendela agar sirkulasi udara lebih leluasa. Terdapat teras yang cukup luas untuk bersantai. Gedung ITB 12
KEBUDAYAAN INDIES | arsitektur Rumah kediaman Raden Saleh yang sekarang menjadi bagian RS Cikini- tampak pengaruh gaya Gotik Rumah-rumah di daerah Pecinan 13
KEBUDAYAAN INDIES | arsitektur Untuk mengingatkan akan tanah airnya (Belanda) mereka juga membuat cerobong asap (walau hanya tiruan). Selain itu pada atap juga ada tadah angin (wind wijser) dengan beragam desain. Pada beberapa rumah tinggal pribadi lijs plang-nya mempunyai hiasan diatasnya. Biasanya adalah kepala kerbau yang melambangkan kesuburan tanah dan penolak roh jahat. 14
KEBUDAYAAN INDIES | arsitektur Contoh wind wijser Nassaukerk |sekarang Gereja St.Paulus |1936 15
KEBUDAYAAN INDIES | arsitektur Pemakaian logam untuk bangunan sudah dikenal yaitu dipakai untuk terali besi seperti tiang untuk pagar rumah. Beberapa contoh rumah tinggal bergaya Indies yang berada di Jakarta dapat dilihat di wilayah Menteng. 16
KEBUDAYAAN INDIES | arsitektur Berkembangnya Art Deco di Eropa juga menginspirasi rumah-rumah Indies sekitar era 1920-30’an. Misalnya: Hotel Savoy Homan, Villa Isola serta stasiu kereta Beos Biro arsitektur banyak berkembang, dengan arsitek-arsitek terkenal masa itu, antara lain: P.A.J. Moojen (Gedung Bataviasche Kunstkring, Masjid Cut Mutiah (ex gedung Boplo)-1913), A.F. Aalbers (Hotel Savoy Homan-1939), Maclain Pont (Gedung ITB-1918), C.P. Wolf Schoemaker (Villa Isola, Bandung-1932), Cuypers (Gereja Theresia-1934) Isola Villa 17
KEBUDAYAAN INDIES | arsitektur Stasiun Kereta Beos Jakarta, Kota|Ghijsels 18
AWAL SENI MODERN | periodisasi Periodisasi seni rupa modern Indonesia dapat dibagi sebagai berikut: I. Seni Rupa Masa Kolonial (Belanda) II. Seni Rupa Pra Kemerdekaan 1. Masa Penjajahan Belanda dan Jepang 2. Masa Revolusi Kemerdekaan III. Seni Rupa setelah Zaman Kemerdekaan 19
AWAL SENI MODERN | latar belakang • Selama masa penjajahan terjadi kesenjangan dalam perkembangan kesenian Indonesia, yang disebabkan karena: • Tidak ada minat dari pihak penjajah untuk mengembangkan kesenian Indonesia • Lemahnya pendukung kesenian dari para raja Indonesia • Corak dan sistem kolonial 20
AWAL SENI MODERN |latar belakang • Setelah ada politik Etis dan pemerintahan Hindia Belanda, baru ada usaha-usaha yang bersifat kultural. • Akan tetapi hal itu masih mempertimbangkan keuntungan pihak penjajah, antara lain: • Pemugaran benda-benda purbakala (candi, keraton lama) dan berdirinya dinas purbakala • Pendirian museum-museum • Penulisan/penelitian bidang sastra lama (Jawa) dan bidang antropologi 21
AWAL SENI MODERN |latar belakang Pemerintah Belanda mengundang seniman-seniman Eropa untuk mendokumentasikan pemandangan alam dan kehidupan sehari-hari di koloni Belanda. Trend semacam ini juga teradi di koloni milik Inggris, Perancis, Portugis di Asia, yang sejak abad 17 pemandangan kota dan alamnya digambarkan pada lukisan-lukisan cat minyak. Lukisan pemandangan seperti ini berlanjut hingga abad ke-19 dalam bentuk naturalisme. 22
AWAL SENI MODERN |R. Saleh Kemampuan menguasai gaya seni Barat memulai perkembangan seni modern Indonesia. Kesempatan tersebut diperoleh Raden Saleh Sjarif Bustaman, yang mendapat kesempatan untuk belajar melukis di Belanda sekitar awal abad ke-19 dan nama serta hasil karyanya pun diakui oleh dunia. Beliau merupakan seniman Indonesia pertama yang mampu menguasai gaya Romantik yang trend di Eropa selama abad 19. 23
AWAL SENI MODERN |R. Saleh Kesempatan untuk menguasai seni lukis bergaya Barat mengawali perkembangan seni rupa Indonesia Modern. Kesempatan ini diperoleh Raden Saleh Sjarif Bustaman, yang belajar seni lukis di Belanda pada awal abad 18 selama kolonialisasi Belanda. Beliau merupakan seniman Indonesia pertama yang mampu menguasai gaya Romantik yang trend di Eropa selama abad 19. Raden Saleh, self-portrait, 1815 24
AWAL SENI MODERN |R. Saleh Karena Raden Saleh memperlihatkan potensi luar biasa pada bidang seni, dan inspektur budaya Belanda saat itu membutuhkan asisten untuk mempelajari kebudayaan Jawa, maka R. Saleh dikirim untuk belajar seni. R. Saleh belajar dari Cornelius Krusemen dan Andreas Schelfhout. Selain itu beliau juga dipengaruhi oleh pelukis Romantik Eugene Delacroix dan Horace Vernet. Gaya Romantik biasanya menggambarkan tema-tema heroik dan situasi dramatis dengan penggambaran yang naturalistik, dan komposisi dinamis. R. Saleh|The Storm | 1851 | Oil on canvas | 97 x 74 cm 25
AWAL SENI MODERN |R. Saleh Seniman Romantisme yang banyak memengaruhi karyanya adalah Eugene Delacroix dan Horace Vernet. Eugene Delacroix|The Lion Hunt – 1861 Horace Vernet|The Lion Hunt - 1836 26
AWAL SENI MODERN |R. Saleh R. Saleh |The Deer Hunt Setelah menyelesaikan studinya R. Saleh berkeliling Eropa bahkan hingga Timur Tengah menjadi seorang pelukis profesional yang disegani di Eropa. R. Saleh|“Fighting with Lion” (Th. 1840). 27
AWAL SENI MODERN |R. Saleh Raden Saleh memiliki pengaruh yang sangat besar pada awal perkembangan seni rupa Indonesia. Beliau merupakan seniman Indonesia pertama yang mampu menguasai gaya seni lukis Barat. Selain itu ia mampu mengekspresikan individualisme dan kreativitas dalam karya lukisnya. Pada masa itu seni lukis Indonesia masih merupakan perulangan dari seni-seni tradisional yang berisi tema-tema mitologis maupun religi. Hal ini membuka jalan bagi perkembangan seni modern di Indonesia, yang lebih memberi kebebasan pada para seniman untuk mengekspresikan ide-ide mereka sendiri. Sayangnya setelah Beliau wafat,tidak segera diikuti dengan perkembangan seni modern lebih lanjut. 28
AWAL SENI MODERN |’Penangkapan P. Diponegoro’ Lukisan: “Penangkapan Pangeran Diponegoro” 29
MOOI INDIE | pengertian Istilah ‘Mooi Indie’ digunakan untuk menggambarkan gaya dan tema seni kolonial Belanda tahun 1925-1938, yang menggunakan pendekatan naturalistik dalam seni modern Indonesia. Istilah ‘Mooi Indie’ sebetulnya merupakan sindiran yang diberikan oleh S. Soedjojono, seorang seniman nasionalis, sebagai kritik terhadap tipe dan tema karya seni selama periode Kolonial Belanda. Nieuwenkamp Pasar| 1937 30
MOOI INDIE | latar belakang Sepeninggal Raden Saleh tahun 1877 terdapat kontinuitas dari aktivitas seni lukis. Namun perkembangannya tidak terlalu cepat. Murid-murid Raden Saleh kurang begitu berhasil meneruskan gaya lukisan Raden Saleh (sebelum pendidikan selesai R. Saleh harus kembali ke Eropa) Sehingga dapat dikatakan bahwa Mooi Indie bukanlah merupakan kelanjutan secara langsung dari kegiatan seni R. Saleh. Sampai akhirnya di awal abad 20 (sekitar 50 thaun setelah R.Saleh) barulah muncul pelukis-pelukis baru yang kemudian kembali mencerminkan gaya Naturalis. Gaya inilah yang menjadi salah satu pencetus modernisasi seni di Indonesia dan mulai berkembang dengan cepat. W.G. Hofker Komposisi 3 Gadis 1942 31
MOOI INDIE | latar belakang Untuk merekam pemandangan dan kebudayaan Indonesia, pemerintah kolonial Belanda mengundang para pelukis dan ilustrator akademis dari Eropa. Mereka menghasilkan banyak lukisan dan gambar naturalis, yang kemudian diikuti oleh seniman-seniman modern Indonesia. Akhir abad ke-19, banyak pelukis Eropa (bukan hanya Belanda) datang ke Indonesia. Mereka tertarik pada kabar tentang pemandangan dan kebudayaan Indonesia yang eksotis. Beberapa dari mereka bahkan memutuskan untuk menetap di Indonesia. Mereka membawa pengaruh gaya natural pada seniman Indonesia modern. Ernest Dezentjé Pemandangan D.Kerinci 32
MOOI INDIE | latar belakang Lukisan pemandangan menjadi sangat populer dikalangan pemerintahan kolonial Belanda khususnya untuk kenang-kenangan selama masa pendudukan Hindia Belanda. Hal ini pula yang menekankan rasa romantisme pada saat melukis lukisan manusia. Latar belakang pendudukan bangsa Barat khususnya Eropa di Indonesia menciptakan figur-figur manusia yang dilukiskan secara eksotis. Niewenkamp Potret I Gusti Lanang Oka | 1937 33
MOOI INDIE | latar belakang Perkembangan gaya lukis di Barat turut memberi pengaruh pada perkembangan Mooi Indie. Selain gaya Romantik, beberapa pelukis mendapat inspirasi dari gaya Impresionis, Post Impresionis serta Ekspresionisme. Ernest Dezentjé Pemandangan G. Merapi Tampak pengaruh Impresionisme Theo Meier Rejang Dance | 1972 Theo Meier dipengaruhi oleh Post Impresionisme, terutama gaya lukis Paul Gauguin 34
MOOI INDIE | kritik • Selain memberikan nama sindiran kepada aliran iniS. Soedjojono, juga memerikan kritik pedas lainnya, antara lain: • Seni seperti ini tidak mencerminkan kenyataan bangsa. Seniman seharusnya tidak hanya melukis tentang keindahan, tetapi juga melukiskan kehidupan nyata masyarakat. • Tema-tema lukisannya dangkal dan hanya cocok untuk promosi pariwisata. • Seniman-senimannya akan segera kehabisan ide lukisan S. Soedjojono 35
MOOI INDIE | kelompok seniman • Ada dua kelompok Mooi Indie, yaitu: • Seniman Eropa yang tinggal di Indonesia. Kebanyakan mendapat pendidikan dalam bidang seni, dan mengikuti gaya naturalis yang berkembang di Eropa saat itu. • Mereka terkesan dengan pemandangan tropis yang menurut mereka menyajikan atmosfer yang eksotis. • Secara eksklusif mereka membentuk klub seni yang disebut Kunstkring (Lingkaran Seni). Mereka juga banyak menyelenggarakan pameran. Beberapa senimannya antara lain: Ernest Deszentje, Hoffker, Niewenkamp, Theo Meier, Roland Strasser, dll Bekas Gedung Pameran Kunstkring 36
MOOI INDIE | kelompok seniman 2. Seniman Indonesia, yang meskipun memiliki keahlian tinggi, status mereka masih dipandang rendah. Mereka belajar seni dari guru berkebangsaan Belanda, dan menunjukkan kecenderungan seni yang bersifat akademis. Mereka menggunakan teknik yang serupa dengan gaya naturalis Raden Saleh, tapi dengan intensitas yang lebih ringan. Mereka bekerja secara terpisah. Misalnya Abdullah Suriosubroto di Bandung, Pirngadidi Jakarta dan Wakidi di Sumatera Barat. Beberapa di antaranya menjadi guru bagi pelukis generasi berikutnya, seperti: Basuki Abdullah, Lee Man Fong, S. Suryo, dll. Sayangnya, kelak para seniman nasionalis menuduh mereka sebagai bagian dari pemerintah Belanda dan mencerminkan mentalitas Belanda. 37
MOOI INDIE | kelompok seniman Lembah dan Tebing | Wakidi Abdullah Suriosubroto 38 Wakidi
MOOI INDIE | hasil seni Lee Man Fong |Penjual Rujak Balinese Beauty | Basuki Abdullah 39
DAFTAR PUSTAKA • Soekmono, R. (1981). Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1, 2 dan 3. Kanisius. Yogyakarta. • Miksic, John (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 1 - Ancient History. Didier Millet. Singapore • Reid, Anthony (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 3 - Early Modern History. Didier Millet. Singapore • Tjahjono, G. (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 6 - Architecture. Didier Millet. Singapore • Soemantri, H. (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 7 - Visual Art. Didier Millet. Singapore. • Fox, James (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 9 – Religion and Ritual. Didier Millet. Singapore • McGlynn, J.H. (ed)(1998). Indonesian Heritage vol. 10 - Language and literature. Didier Millet, Singapore