40 likes | 310 Views
MODUL 3. 3. MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI. 3.1 Latar Belakang Henry Fayol (1841-1925) seorang industrial Perancis adalah orang pertama yang menjelaskan secara sistematis bermacam aspek pengetahuan manajemen dengan menghubungkan fungsi-fungsinya seperti yang telah dijelaskan pada modul 1.
E N D
MODUL 3 3. MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI 3.1 Latar Belakang Henry Fayol (1841-1925) seorang industrial Perancis adalah orang pertama yang menjelaskan secara sistematis bermacam aspek pengetahuan manajemen dengan menghubungkan fungsi-fungsinya seperti yang telah dijelaskan pada modul 1. Fungsi-fungsi yang dimaksud adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan. Aliran pemikiran diatas kemudian dikenal sebagai manajemen klasik atau manajemen fungsional. Pemikiran manajemen klasik berkembang pada zaman tumbuhnya industri modern dalam rangka mencari upaya menaikkan efisiensi dan produktivitas (hasil) pabrik pada umumnya dan tenaga kerja pada khususnya. Pemikiran manajemen klasik mencakup periode yang amat panjang dan dikembangkan sejak abad 19, sewaktu kegiatan perusahaan belum sebesar dan sekompleks saat ini. Dari sejarah terlihat bahwa penerapan manajemen klasik untuk operasi perusahaan dan industri amat besar peranannya dalam ikut mengantar kemajuan dan kebesaran bidang tersebut sampai ketaraf dewasa ini. MANAJEMEN PROYEK Manajemen Klasik (manajemen berdasarkan fungsi) Pendekatan Sistem (manajemen berorientasi totalitas) Pendekatan Situasional (manajemen sesuai situasi) Gambar 3.1 : Masukan dan keterkaitan berbagai pemikiran manajemen pada manajemen proyek (dikutip: Imam Suharto, "Manajemen Proyek", Erlangga, Jakarta, 1995) Pendekatan atau pemikiran sistem adalah pemikiran yang memandang segala sesuatu dari wawasan totalitas. Metodologi yang erat berhubungan dengan penyelenggaraan proyek adalah sistem engineering dan sistem manajemen. Sistem engineering mencoba menjelaskan proses terwujudnya suatu sistem, atau dengan kata lain mencoba menerangkan langkah langkah yang harus dilalui untuk mewujudkan suatu gagasan menjadi sistem yang berbentuk fisik. Dengan demikian sistem engineering menjadi sejajar dengan tujuan proyek yaitu, merealisasi gagasan menjadi kenyataan fisik, misalnya instalasi pabrik atau produk manufaktur. Pendekatan situasional (contingency), sebagian para pemikir masalah manajemen yang mengamati aplikasi teori-teori manajemen berkesimpulan bahwa suatu bentuk pendekatan manajemen yang efektif untuk situasi tertentu tidak http://www.mercubuana.ac.id
perencana/arsitek, ahli geologi, konsultan, kontraktor dsb.) yang merupakan suatu tim yang saling berkaitan dan berhubungan sehingga memerlukan pengelolaan (manajemen) yang professional (terpadu) sehingga dengan pendekatan konsep ini dibutuhkan seorang atau badan usaha dibidang manajemen yang akan mengelola proyek tersebut mulai dari perencanaan, perancangan, lelang / tender sampai pelaksanaannya. Dengan konsep ini dapat dilakukan perencanaan secara bersamaan dengan beberapa perencana, begitu juga pada tahap pelaksanaan secara bertahap (fast track) tanpa harus menunggu dahulu perencanaan selesai secara keseluruhan. Dengan konsep ini peran manajer proyek konstruksi sangat besar dalam menentukan keberhasilan proyek dari segi waktu, biaya, mutu, keamanan dan kenyamanan yang optimal, sehingga dari sisi ini dapat berkembang perusahaan yang bergerak dalam di bidang manajemen konstruksi (konsultan MK) yang akan mengelola proyek-proyek yang diingini oleh pemilik secara professional dan optimal. Konsep manajemen ini terus berkembang dan dikenal dengan konsep manajemen konstruksi. Bila dilihat dari beberapa aspek / pendekatan, Manajemen Konstruksi dapat dibedakan menjadi : 1. 2. 3. Manajemen konstruksi (MK) sebagai suatu sistim atau metode/ pendekatan, disini pengelolaan proyek didasarkan pada sistim metode MK, mulai dari perencanaan, perancangan maupun pengadaan dan pelaksanaannya, sehingga diperoleh perancangan dan pelaksanaan proyek yang optimal. Manajemen konstruksi sebagai suatu proses atau prosedur, untuk proyek-proyek yang menerapkan manajemen konstruksi, maka proses dan prosedur untuk mendapatkan, melaksanakan dan mengelola proyek harus sesuai dengan sistim tersebut, yaitu mulai dari pengelolaan, perancangan, pengadaan dan pelaksanaan ditentukan oleh tim MK bersama pemilik. Manajemen konstruksi sebagai profesi, yaitu manajemen konstruksi sebagai badan usaha yang bergerak dibidang MK. 3.3 Manajemen Konstruksi Sebagai Sistem 3.3.1 Traditional Delivery System (Sistim Pelaksanaan Tradisional) Hingga akhir tahun 1970 an, di Amerika ada dua sistem pelaksanaan proyek yang telah digunakan dalam industri konstruksi dengan cukup sukses, yaitu: 1. Sistem Tradisional (traditional system). Dalam sistim ini Pemilik pada tahap perekayasaan dan perancangan (engineering design) mengadakan ikatan kontrak dengan Konsultan Perencana. Pada tahap pelaksanaan (construction), Pemilik mengadakan ikatan kontrak dengan pihak Kontraktor. Gambar 3.2 menunjukkan Sistem Tradisional dimana pihak kontraktor seakan-akan bekerja sendiri-sendiri secara independen. Perencana menyelesaikan tugas-tugas perencanaannya sebelum Pemilik memilih Kontraktor http://www.mercubuana.ac.id
mulai dari fase perencanaan tetapi tidak menjamin waktu penyelesaian proyek, biaya total serta mutu bangunan. Pihak pemilik mengadakan ikatan kontrak langsung dengan beberapa kontraktor sesuai dengan paket-paket pekerjaan yang telah disiapkan. PEMILIK KONSULTAN ACM KONSULTAN PERENCANA KONTRAKTOR Gambar 3.4. Bagan ACM Delivery 2) Extended Service Construction Management (ESCM). Jasa Konsultan MK dapat diberikan oleh pihak perencana atau pihak kontraktor. Apabila perencana melakukan jasa Manajemen Konstruksi, akan terjadi "konflik- kepentingan" karena peninjauan terhadap proses perancangan tersebut dilakukan oleh konsultan perencana itu sendiri, sehingga hal ini akan menjadi suatu kelemahan pada sistim ini (lihat tipe a). Pada tipe b, kontraktor kemungkinan melakukan jasa Manajemen Konstruksi berdasarkan permintaan Pemilik (ESCM / Kontraktor). Lihat gambar 3.5 dibawah ini. PEMILIK PEMILIK ESCM/ PERENCANA PARA KONTRAKTOR KONSULTAN PERENCANA KONTRAKTOR/ ESCM KONTRAKTOR Gambar 3.5. Bagan Extended Construction Management 3) Owner Construction Management (OCM). Dalam hal ini pemilik mengembangkan bagian manajemen konstruksi professional yang bertanggung jawab terhadap manajemen proyek yang dilaksanakan, seperti yang terlihat pada gambar 3.6 : PEMILIK TIM OCM KONSULTAN DESAIN KONTRAKTOR KONTRAKTOR http://www.mercubuana.ac.id