270 likes | 1.14k Views
MEMBEDAH PEMBAGIAN TAUHID MENJADI TIGA ALA WAHHABI. Muhammad Idrus Ramli (facebook) www.aswaja-nu.com. Tauhid Versi Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Wahdaniyat terbagi menjadi tiga: 1. Wahdaniyat al-Dzat 2. Wahdaniyyat al-Shifat 3. Wahdaniyat al-Af’al. Tauhid Versi Ahlussunnah Wal-Jama’ah.
E N D
MEMBEDAH PEMBAGIAN TAUHID MENJADI TIGA ALA WAHHABI Muhammad Idrus Ramli (facebook) www.aswaja-nu.com
Tauhid Versi Ahlussunnah Wal-Jama’ah • Wahdaniyat terbagi menjadi tiga: • 1. Wahdaniyat al-Dzat • 2. Wahdaniyyat al-Shifat • 3. Wahdaniyat al-Af’al
Tauhid Versi Ahlussunnah Wal-Jama’ah • Wahdaniyat al-Dzat berfungsi menafikan dua hal • 1. Menafikan tersusunnya Dzat Allah dari benda (a’yan), sifat benda (a’radh), atau bagian-bagian lain. Dalam bahasa lebih mudah, Dzat Allah tidak mungkin terbagi-bagi. • 2. Menafikan adanya dzat lain selain Allah yang memiliki kesempurnaan seperti Dzat Allah
Tauhid Versi Ahlussunnah Wal-Jama’ah • Wahdaniyat al-Shifat berfungsi menafikan dua hal: • 1. Menafikan adanya dua shifat bagi Allah, misalnya dua qudrat, dua iradat dan lain-lainnya. Dengan kata lain, shifat qudrat Allah itu hanya satu dan berkaitan dengan segala hal yang mungkin. Iradat Allah juga satu dan seterusnya. • 2. Menafikan adanya seseorang dari manusia atau makhluk Allah yang memiliki shifat seperti shifat-shifat Allah, (dapat menciptakan, menentukan dan seterusnya).
Tauhid Versi Ahlussunnah Wal-Jama’ah • Wahdaniyat al-Af’al berfungsi menafikan adanya selain Allah berbuat seperti perbuatan Allah. • Hanya Allah-lah yang dapat mewujudkan dan meniadakan. • Kita harus berkeyakinan bahwa semua perbuatan manusia, yang besar dan yang kecil, adalah ciptaan Allah. • والله خلقكم وما تعملون (الصافات : 96).
Tauhid Versi Wahhabi • Ibn Taimiyah (Wahhabi) membagi Tauhid menjadi tiga: • 1. Tauhid Rububiyyah • 2. Tauhid Uluhiyyah • 3. Tauhid al-Asma’ wa al-Shifat
Tauhid Versi Wahhabi • Pertama, Tauhid Rububiyyah, yaitu pengakuan bahwa yang menciptakan, memiliki dan mengatur langit dan bumi serta seisinya adalah Allah saja. Menurut Ibn Taimiyah, Tauhid Rububiyyah ini telah diyakini oleh semua orang, baik orang-orang Musyrik maupun orang-orang Mukmin.
Tauhid Versi Wahhabi • Kedua, TauhidUluhiyyah, yaitupelaksanaanibadah yang hanyaditujukankepada Allah. IbnTaimiyahberkata, "Ilah (Tuhan) yang haqqadalah yang berhakuntukdisembah. SedangkanTauhidadalahberibadahkepada Allah sematatanpamempersekutukan-Nya".
Tauhid Versi Wahhabi • Ketiga, Tauhid al-Asma' wa al-Shifat, yaitu menetapkan hakikat nama-nama dan sifat-sifat Allah yang terdapat dalam al-Qur’an dan Sunnah sesuai dengan arti literal (zhahir)nya yang telah dikenal di kalangan manusia.
Tauhid Versi Wahhabi • Dalampembagiantersebut, IbnTaimiyahmembatasimaknarabbataurububiyyahterhadapsifatTuhansebagaiDzatpencipta, pemilikdanpengaturlangit, bumidanseisinya. SedangkanmaknailahatauuluhiyyahdibatasipadasifatTuhansebagaiDzat yang berhakuntukdisembahdanmenjaditujuandalamberibadah. Rasionalkah?????
Tauhid Versi Wahhabi • Pembagian Tauhid menjadi tiga tadi serta pembatasan makna-maknanya tidak rasional dan bertentangan dengan dalil-dalil al-Qur'an, hadits dan pendapat seluruh ulama Ahlussunnah Wal-Jama'ah. • Ayat-ayat al-Qur'an, hadits-hadits dan pernyataan para ulama Ahlussunnah Wal-Jama'ah, tidak ada yang membedakan antara makna Rabb dan makna Ilah.
Tauhid Versi Wahhabi • Justru ayat-ayat al-Qur'an dan hadits-hadits Nabi mengisyaratkan adanya keterkaitan yang sangat erat (talazum) antara Tauhid Rububiyyah dengan Tauhid Uluhiyyah.
Tauhid Versi Wahhabi • Al-Qur’an membatalkan konsep tauhid Wahhabi • وَلَا يَأْمُرَكُمْ أَنْ تَتَّخِذُوا الْمَلَائِكَةَ وَالنَّبِيِّينَ أَرْبَابًا [آل عمران : 80] • Dan (tidak wajar pula baginya) menyuruhmu menjadikan malaikat dan para nabi sebagai arbab (tuhan-tuhan). (QS. Ali-Imran : 80). • Ayat di atas menegaskan bahwa orang-orang Musyrik mengakui adanya Arbab (tuhan-tuhan) selain Allah seperti Malaikat dan para nabi. • Berarti orang-orang Musyrik tidak mengakui Tauhid Rububiyyah. Kata Ibn Taimiyah (Wahhabi) Orang-orang Musyrik mengakui Tauhid Rububiyyah.
Al-Qur’an Menolak Konsep Tauhid Wahhabi • تَاللهِ إِنْ كُنَّا لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ، إِذْ نُسَوِّيكُمْ بِرَبِّ الْعَالَمِينَ [الشعراء : 97 ، 98]. • Demi Allah: sungguh kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata, karena kita mempersamakan kamu dengan Tuhan (Rabb) semesta alam. (QS. al-Syu'ara' : 97-98). • Ayat tersebut menceritakan tentang penyesalan orang-orang kafir di akhirat dan pengakuan mereka yang tidak mengakui Tauhid Rububiyyah, dengan menjadikan berhala-berhala sebagai arbab (tuhan-tuhan).
NabiMembatalkanTauhidWahhabi • عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ عَنْ النَّبِيِّ قَالَ ( يُثَبِّتُ اللهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ) قَالَ نَزَلَتْ فِي عَذَابِ الْقَبْرِ فَيُقَالُ لَهُ مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ رَبِّيَ اللهُ وَنَبِيِّي مُحَمَّدٌ . (رواه مسلم 5117). • Dari al-Barra' bin Azib, Nabibersabda, "Allah berfirman, "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang berimandenganucapan yang teguhitu", (QS. Ibrahim : 27). Nabibersabda, "Ayatiniturunmengenaiazabkubur. Orang yang dikuburituditanya, "SiapaRabb (Tuhan)mu?" Laludiamenjawab, "Allah Rabbku, dan Muhammad Nabiku." (HR. Muslim, 5117).
Latar Belakang Tauhid Wahhabi • Tauhid Rububiyyah sebagai piranti ideologis untuk melarang praktek-praktek tawassul, tabarruk, ziarah kubur dan lain-lain, karena dianggap mengarahkan ibadah kepada selain Allah SWT. • توحيد أبي جهل وأبي لهب : • أبو جهل وأبو لهب ومن على دينهم من المشركين ، كانوا يؤمنون باللّه ويوحدونه في الربوبية خالقًا ورازقًا ، محييًا ومميتًا ، ضارًا ونافعا ، لا يشركون به في ذلك شيئًا ! . • عجيب وغريب أن يكون أبو جهل وأبو لهب أكثر توحيدًا للّه وأخلص إيمانا به ، من المسلمين الذين يتوسلون بالأولياء والصالحين ويستشفعون بهم إلى اللّه !! أبو جهل وأبو لهب أكثر توحيدا وأخلص إيمانًا من هؤلاء المسلمين الذين يقولون لا إله إلا اللّه محمد رسول اللّه! ما هذا يا رجل ، (محمد بن أحمد با شميل، كيف نفهم التوحيد، 11).
Tujuan Tauhid al-Asma’ wa al-Shifat • Di dalam al-Qur’an dan Sunnah terdapat teks-teks mutasyabihat berkaitan dengan nama-nama dan sifat-sifat Allah SWT. • IbnTaimiyahmengikutialiranMusyabbihah yang mengartikanteks-teksmutasyabihat secara literal (zhahir) • Ibn Taimiyah (Wahhabi) menggagas Tauhid al-Asma’ wa al-Shifat, sebagai piranti ideologis untuk menilai sesat kaum Muslimin yang melakukan ta’wil terhadap ayat-ayat mutasyabihat. Dalam hal ini pengikut madzhab al-Asy’ari dan al-Maturidi.