1 / 25

Kelompok 4: Anggia Ramadhani Kemala Puspitasari Resty Rahmahthasya Titiek Nazilah

EARNINGS MANAGEMENT AND DELISTING RISK : THE CASE OF IPO FIRMS Jinliang Li ; Lu Zhang; Jian Zhou (2005). Kelompok 4: Anggia Ramadhani Kemala Puspitasari Resty Rahmahthasya Titiek Nazilah. 1. Introduction.

denver
Download Presentation

Kelompok 4: Anggia Ramadhani Kemala Puspitasari Resty Rahmahthasya Titiek Nazilah

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. EARNINGS MANAGEMENT AND DELISTING RISK :THE CASE OF IPO FIRMSJinliang Li ; Lu Zhang; Jian Zhou (2005) Kelompok 4: Anggia Ramadhani Kemala Puspitasari Resty Rahmahthasya Titiek Nazilah

  2. 1. Introduction • Menggunakansampeldariperusahaan yang go publicselamatahun 1991 – 1999 yang tercatatdalamSecurities Data Corporation (SDC) New Issues Database, kamimenemukanbahwaearnings managementberhubungansecarapositifpadatingkatdelistingdisebuahperusahaan IPO padajangkawaktutertentudanberhubungansecaranegatifpadaharapanhidupdariperusahaan-perusahaantersebut. • Tingkatearnings managementberbandingterbalikdengan fundamental penerbitansaham. Presentasiinibedasarkanbermacamsebab : • keuntunganearnings managementdaripengusaha yang memilikikualitas IPO rendah • earnings managementdalamproses IPO tidakdapatdipertahankanpadajangkapanjangdancenderungdapatmemberikandampak yang merugikanuntukparapemegangsaham

  3. 2. Hypothesis Development 2.1Testable Hypothesis • Dua hipotesa kami adalah sebagai berikut: • Perusahaan yang terlibat dalam tingkat earnings management yang lebih besar dalam proses IPO lebih mungkin untuk dicatat pada bursa pertukaran saham. • Perusahaan yang terlibat dalam tingkat earnings management yang lebih besar dalam proses IPO lebih mungkin untuk dicatat lebih cepat dari bursa pertukaran saham.

  4. 2.2 Earnings Management Earnings management adalah fenomena yang natural yang dapat menembus kebijakan dan kondisi pasar saat ini. Dalam suatu penelitian yang berbeda tentang earnings management di 31 negara, Leus, Nanda dan Wysocki (2003) berpendapat bahwa pihak dalam menggunakan earnings management untuk merahasiakan kinerja dari pihak luar untuk melindungi manfaat pengendalian pribadi.

  5. Earnings management in the IPO Process • Dalam proses IPO, arah earnings management lebih jelas • Proses IPO ditandai dengan kesenjangan informasi antara manajer dan investor (e.g., Leland dan Pyle, 1977) dan antara yang diinformasikan dan yang tidak diinformasikan oleh investor (e.g., Rock, 1986; Beatty dan Ritter 1986) • Accounting Principles Board Opinion 20 memungkinkan IPO perusahaan untuk mengubah prinsip akuntansi pada prospektus selama laporan keuangan dari tahun sebelumnya disajikan kembali

  6. Kemunduran yang cepat dari earnings management setelah IPO sering mengarah pada penurunan harga saham. Penurunan ini selanjutnya dapat menyebabkan potensi gugatan class action terhadap perusahaan IPO dan bankir investasi. Investor IPO dapat mengajukan gugatan class action melawan emiten IPO ketika mereka menyadari sejumlah besar dari earnings management yang ada.

  7. 2.3 Delisting of New IPOs Jurnal ini berpendapat bahwa resiko delisting jangka pendek akibat kegagalan kinerja dapat mencerminkan kualitas IPO. Pada dasarnya, bursa bertujuan untuk mempertahankan pasar yang relatif likuid untuk perusahaan yang terdaftar karena perusahaan tersebut menguntungkan bagi mereka. Rata-rata perusahaan delisting memiliki kinerja rendah dan berkualitas rendah.

  8. 3. Research Design 3.1 Measuring Earnings management • Seperti dalam Teoh, Welch and Wong (1998, halaman 1967), kami menghitung akrual saat ini sebagai berikut (jumlah item data Compustat dalam tanda kurung) : CA = Δ [account receivable (2) + inventory (3) + other current assets (68)] – Δ [account payable (70) + tax payable (71) + current liabilities (72)] Kami menjalankan regresi OLS cross-sectional berikut untuk expected current accruals dari sebuah perusahaan IPO I dalam tahun t : CAit/TAit-1 = a01/TAit-1 + a1Revit + εit

  9. Menggunakan koefisien regresi diatas, kami memperkirakan unexpected current accruals adalah sebagai berikut : DCAit = CAit – a01/TAit-1 – a1 (REVit - RECit) 3.2 Modeling Delisting Rate • Perusahaan yang terlibat dalam tingkat earnings management yang lebih besar dalam proses IPO lebih cenderung untuk delisting secara sukarela dari bursa efek. DELIST = f (DCA, LOGPRICE, LOGSHARE, BANKER, PTB, PROF, GROWTH)

  10. 3.3 Modeling Life Expectancy Untuk menguji hipotesis ini, kami memperkirakan model proportionalhazardCox (1972) untuk keberlangsungan IPO. Bentuk spesifik dari model propotional hazard Cox kami estimasikan sebagai berikut: hi(t)= h0(t)exp(DCA, LOGPRICE, LOGSHARE, BANKER, PTB, PROF, GROWTH)

  11. 4. Emperical Result 4.1 Economic Determinants of Delisting Rate • Stock Price Kami menjalankan regresi probit untuk menguji pengaruh harga saham pada tingkat delisting. • Earnings management in the IPO Year Secara umum, kami menemukan bahwa earnings management memiliki kekuatan prediksi yang signifikan untuk tingkat delisting IPO, memberikan dukungan kuat untuk Hipotesis 1

  12. 4.2 Economic Determinants of Life Expectancy Perusahaan dengan harga penawaran perdana yang lebih tinggi, bankir investasi bergengsi, dan profitabilitas yang lebih tinggi cenderung bertahan hidup lebih lama setelah IPO. Sebaliknya, jumlah saham yang beredar, price-to-book ratio, dan tingkat pertumbuhan tidak menunjukan hubungan yang signifikan dengan fungsi risiko.

  13. 4.3 Robustness Checks • Controlling for the Potential Endogeneity of Unexpected Current Accruals Perusahaan dengan arus kas operasi yang kuat lebih kecil kemungkinannya untuk terlibat dalam peningkatan pendapatan earnings management karena mereka memiliki kinerja operasi yang baik.

  14. 5. Conclusion • Earnings management dalam proses IPO melibatkan manfaat dan biaya. Umumnya, tingkat dari earnings management seharusnya mengurangi kualitas perusahaan. • Perusahaan dengan earnings management yang lebih besar dalam tahun IPO cenderung delisting lebih cepat setelah IPO

  15. EARNINGS MANAGEMENT AND THE LONG-RUN MARKET PERFORMANCE OF INITIAL PUBLIC OFFERING Siew hong teoh, Ivo welch, and T.j. wong (1998)

  16. Kami menemukan bahwa perbedaan kinerja antara earnings manager yang agresif dan yang konservatif kuat untuk tenaga dari alternatif tes spesifikasidan kontrol (misalnya untuk pasar, ukuran, book-to-market, expected return benchmark, holding period, dan efek metode kumulasi) • Efek discretionary current accrual berlaku untuk IPO yang lebih kecil dari $20 juta pada kapitalisasi pasar, untuk IPO antara $20 juta dan $ 100 juta, dan untuk IPO lebih besar dari $100 juta

  17. Earnings Management in Initial Public Offerings A. The IPO Process Proses IPO inisangatrentanterhadapearnings management, menawarkanpengusahabaikmotivasimaupunkesempatanuntukmengelolapendapatan, karena terdapat informasi asimetri yang tinggi antara investor dan emiten pada saat penawaran. Jikaseperti yang kamihipotesiskan, investor tidakdapatmemahamisepenuhnyasejauhmanaperusahaan IPO terlibatdalamearnings managementdenganmeminjambaikdarimasalaluataumasadepan, laba yang dilaporkantinggiakanmenerjemahkanlangsungkehargapenawaran yang lebihtinggi. Para pengusahaaslimungkinberkeinginanuntukmenjualbeberapakepemilikanpribadimerekadipasarsekunderpadaakhirlockup period. 

  18. B. Measures of Earnings Management Penyisihan ini dipecah menjadi empat komponen: discretionary dan non-discretionary current accruals, dan discretionary and non-discretionary long-term accruals.

  19. C. Stock Prices and Earnings Management Hipotesis kami yang memprediksi akrual akuntansi pasca-IPO saham underperformance kembali membutuhkan adanya earnings management dan investor yang mudah percaya. Rata-rata, keuntungan saham abnormal negatif pasca-IPO tidak akan diamati jika pasar saham pasca-IPO sepenuhnya efisien.

  20. Emperical Results • Tujuanutamakamiadalahmengevaluasisejauhmanaakrual yang dikelolamemilikipengaruhpadakinerjapengembaliansaham abnormal jangkapanjangdariperusahaan IPO. A.Distribution of Stock Returns by DCA Quartiles Secarakhusus, pengembalianbuy-and-hold (BH)bermasalahkarenadistribusimerekacurang, perbedaan awal yang kecil bisa dibesar-besarkan melalui penggabungan, danperiodewaktu yang tumpangtindihmenimbulkanmasalahcross-correlations. Rt = rft+ γ1 ( Mt – rft) + γ2SMBt + γ3HMLt + ARt

  21. B. Event-TimeCross-SectionalRegressions Pengembalianbuy-and-hold IPO tigatahunpasca-penerbitan merupakankemunduranpadaempatvariabelakrualdansebuah set darivariabelkontroluntukpenaksirpotensiallainnya yang dikenaldalamsaturegresi ­cross-sectional. C. Time-Series Reggresions Using Book-to-Market and Market Capitalization Ajusted Return Kamimengubahspesifikasipercobaanpadaperincianinidenganmenggunakanpendekatankalendertime-series (terbuktidapatdipercayauntukcontohacakoleh Lyon, Barber, dan Tsai (1998)) danprosedurseleksikeanggotaan novel portofolioyang mengontrol pengaruh ukurandanbook-to-market Rpt – Rft = α + b . ( Rmt – Rft ) + s. SMBt + h. HMLt + єt

  22. D. Fama- Macbeth Panel Reggresion Spesifikasi pada perincian ini fokus pada pengawasan korelasi yang terjadi bersamaan dalam pengembalian menggunakan regresi bulanan Fama dan Macbeth (1973). Regresi ini mengizinkan kami untuk membandingkan pengaruh DCA pada pengembalian perusahaan IPO dibandingkan pengaruh DCA pada pengembalian perusahaan non-IPO.

  23. Post-Issuing Activity • Jika hipotesis earnings management kami benar, kami melihat bahwa IPO konservatif mencatat lebih banyak seasoned equity offering (SEO) dibandingkan IPO agresif. Emiten tidak dapat meminjam dari keuntungan yang akan datang untuk meningkatkan keuntungan saat ini selamanya.

  24. Conclusion • Lembar saham yang diterbitkan emiten dengan discretionary current accruals yang lebih tinggi memiliki kinerja pengembalian saham yang lebih rendah dalam tiga tahun berikutnya.

  25. TERIMAKASIH

More Related