1.09k likes | 2.4k Views
PELATIHAN SEM ( STRUCTURAL EQUATION MODEL ) Menggunakan Lisrel. Oleh : Deni Wardani. MATERI PELATIHAN. BAGIAN I KONSEP DAN PROSEDUR Konsep SEM Prosedur SEM BAGIAN II STUDI KASUS Penyelesaian Studi Kasus. KONSEP DAN PROSEDUR.
E N D
PELATIHAN SEM(STRUCTURAL EQUATION MODEL)MenggunakanLisrel Oleh: Deni Wardani
MATERI PELATIHAN • BAGIAN I KONSEP DAN PROSEDUR • Konsep SEM • Prosedur SEM • BAGIAN II STUDI KASUS • PenyelesaianStudiKasus
KONSEP DAN PROSEDUR • Apasebenarnyastructural equation modeling (SEM) itu? • Terdapat beberapa definisi SEM, diantaranya ialah sebagai berikut: • Structural equation modelingadalahsuatuteknik modeling statistik yang bersifatsangat cross-sectional, linear danumum. Termasukdalam SEM iniialahanalisisfaktor (factor analysis), analisisjalur (path analysis) danregresi (regression ). • structural equation modeling (SEM) adalahteknikanalisismultivariat yang umumdansangatbermanfaat yang meliputiversi-versikhususdalamjumlahmetodeanalisislainnyasebagaikasus-kasuskhusus. • Structural equation modeling (SEM) merupakanteknikstatistik yang digunakanuntukmembangundanmenguji model statistik yang biasanyadalambentuk model-model sebabakibat. • SEM sebenarnyamerupakanteknikhibrida yang meliputiaspek-aspekpenegasan (confirmatory) darianalisisfaktor, analisisjalurdanregresi yang dapatdianggapsebagaikasuskhususdalam SEM.
PERKEMBANGAN SEM • Model JKW (Joreskog, 1973; Keesling, 1972; Wiley, 1973), yang terdiri2 bagian: • Model VariabelLaten • Model iniserupadenganpersamaansimultanpadaekonometri, hanyasemuavariabelnyaadalahvariabellaten. • Model Pengukuran • Model inimenunjukkanindikator-indikatorsebagaiefekdarivariabellaten, sepertipadaanalisis-faktoryangbanyakdigunakanpadapsikometridansosiometri.
PERKEMBANGAN SEM • Model JKW merupakancikalbakaldari model LISREL(LInearStructuralRELationship) dandewasainijugadikenalsebagai Structural Equation Model(SEM) • DukunganPerangkatLunakKomputer • Perangkatlunakkomputer(computer software) mendorongperkembangandanpopularitasSEM. PerangkatlunakSEM yang banyakdigunakandi Indonesia: • LISREL • AMOS
SEM VS MULTIVARIAT • SEM mampumemodelkankonsepvariabellaten yang tidakteramatisecaralangsung. (Padamultivariatlainnyasemuavariabelnyaadalahvariabelteramati) • SEM mampu memodelkan hubungan kausal yang kompleks di antara variabel-variabel Persamaan Simultan (Pada multivariat yang lain lazimnya hanya satu persamaan) • Hubungankausal yang komplekstersebutterjadidiantaravariabellatendanbisadiestimasisekaligusatausimultan. (Padamultivariat yang lain, estimasidilakukansatupersamaansetiap kali estimasi)
KOMPONEN DALAM MODEL UMUM SEM • 2 JENIS VARIABEL • VariabelLaten(Latent Variable) • VariabelTeramati(Observed atau Measured Variable) • 2 JENIS MODEL • Model Struktural(Structural Model) • Model Pengukuran(Measurement Model) • 2 JENIS KESALAHAN • KesalahanStruktural (Structural Error) • KesalahanPengukuran (Measurement Error)
VARIABEL DI DALAM SEM • VariabelLaten • Merupakan variabel kunci yang menjadi perhatianpeneliti • Merupakankonsepabstrak. (Contohdalampsikologiadalahperilaku, sikap, perasaan, motivasidllnya) • Hanyadapatdiamatisecaratidaklangsungdantidaksempurnamelaluiefeknyapadavariabel-variabelteramatiatauindikator-indikator
VARIABEL DI DALAM SEM • VariabelLaten • Simbolvariabellatendalam Diagram Lintasan • Simboluntukhubungankausal
VARIABEL DI DALAM SEM • VariabelLaten • VariabelLatenEksogen Dalam Diagram Lintasan, variabellateneksogentidakpernahkenapanah. • VariabelLaten Endogen Dalam Diagram Lintasan, variabel yang terkenapanahsatu kali sajamerupakanvariabellaten endogen
VARIABEL DI DALAM SEM • VariabelTeramati(Observed Variable) • VariabelTeramatiadalahvariabel yang dapatdiamatiataudapatdiukursecaraempirisdanseringdisebutsebagaiindikator • Variabelteramatimerupakanefekatauukurandarivariabellaten (Reflektif). • Padametodesurvaidenganmenggunakankuesioner, setiappertanyaanpadakuesionerbiasanyamewakilisebuahvariabelteramati.
VARIABEL DI DALAM SEM • VariabelTeramati(Observed Variable) • Simbolvariabelteramatidalam Diagram Lintasan
MODEL DI DALAM SEM • Model Struktural • Menggambarkanhubungan-hubungan yang adadiantaravariabellaten. • Hubungan-hubunganiniumumnya linier, meskipunpadaperluasan SEM hubungan non-linier dimungkinkan. • Sebuahhubungandiantaravariabellatenserupadengansebuahpersamaanregresilinierdiantaravariabellatentersebut. • Beberapapersamaanregresi linier tersebutmembentukpersamaansimultandiantaravariabel-variabellaten (serupapersamaansimultandiekonometri).
MODEL DI DALAM SEM • Model Struktural • Diagram Lintasandari Model Struktural • Persamaan (PersamaanRegresi) • 1. Conduc = Gamma * Strat • 2.Perf = Beta * Conduc Catatan: Gamma dan Beta adalahkoefisienstruktural (yang serupadengankoefisienregresi). Manavariabellateneksogendanmana yang endogen?
MODEL DI DALAM SEM • Model Struktural • Contoh Model Struktural (Recursive) • Persamaan • Eta-1 = Gamma11 * Ksi-1 + Gamma12 * Ksi-2 • Eta-2 = Beta21 * Eta-1 • Eta-3 = Beta31 * Eta-1 + Gamma32 * Ksi-2
MODEL DI DALAM SEM • Model Struktural • Hubungan Reciprocal (Non-Recursive) • Persamaan • Eta-1 = Beta12 * Eta-2 • Eta-2 = Beta21 * Eta-1 • HubunganKovarian atauKorelasi (panahmelengkungduaarah)
MODEL DI DALAM SEM • Model Pengukuran • Setiapvariabellatenbiasanyamempunyaibeberapavariabelteramatiatauindikator. • Dalam model ini, setiapvariabellatendimodelkansebagaisebuahfaktor yang mendasaribeberapavariabelteramatiterkait . • Hubunganantarasebuahvariabellatendenganvariabel-variabelteramatidimodelkandalambentukanalisisfaktor. Olehkarenaitu, model pengukuraniniseringdisebutsebagaiConfirmatory Factor Analysis Modelatau Model CFA.
MODEL DI DALAM SEM • Model Pengukuran • Koefisienhubunganantaravariabellatendanvariabelteramatiterkaitdisebutmuatanfaktoratauloading factor. • Muatanfaktormenunjukkankekuatanvariabelteramatidalammerepresentasikanataumerefleksikanvariabellatenterkait. • Model pengukuran yang paling umumdalamaplikasi SEM adalahmodel pengukurankon-generik (congeneric measurement model), dimanasetiapvariabelteramatihanyaberhubungandenganataumerepresentasikansatuvariabellaten.
MODEL DI DALAM SEM • Model Pengukuran • Diagram Lintasandari model Pengukuran • Persamaan: • MOTIV01 = LF1 * Motivasi • MOTIV02 = LF2 * Motivasi • MOTIV03 = LF3 * Motivasi • Catatan: LF1, LF2, dan LF3 adalahLoading Factor. Untuk Standardized Loading Factor (SLF) nilainyaakanberkisarantara 0 sampai 1 (danbisa -1 sampai 0).
KESALAHAN DALAM SEM • KesalahanStruktural • Sepertipadapersamaanregresi,variabellatenbebastidakdapatsecarasempurnamemprediksivariabellatenterikat, sehinggadalam model strukturalbiasanyaditambahkankomponenkesalahanstruktural(structural error). • Dalam Diagram Lintasan, kesalahanstrukturalbiasanyatidakadasimbolnya (kadang-kadangada yang menggunakansimbollingkaranatauelipskecil) • Penambahankesalahanstrukturalpada model membuat model strukturalmenjadilengkap.
KESALAHAN DALAM SEM • KesalahanStruktural • KesalahanStrukturaldalam Model Struktural • Persamaan • Eta-1 = Gamma11 * Ksi-1 + Gamma12 * Ksi-2 + Zeta1 • Eta-2 = Beta21 * Eta-1 + Zeta2 • Eta-3 = Beta31 * Eta-1 + Gamma32 * Ksi-2 + Zeta3
KESALAHAN DALAM SEM • KesalahanPengukuran • Dalam SEM, variabel-variabelteramatitidakdapatsecarasempurnamerefleksikan/menggambarkanvariabellatenterkait.Untukmemodelkanketidak-sempurnaanini, dilakukanpenambahankomponenkesalahanpengukuran(measurement error) kedalam model. • Persamaan • MOTIV01 = LF1 * Motivasi + DELTA1 • MOTIV02 = LF2 * Motivasi + DELTA2 • MOTIV03 = LF3 * Motivasi + DELTA3
KESALAHAN DALAM SEM • KesalahanPengukuran • Model PengukurandenganIndikator Tunggal (single Indicator) • Asumsi : MOTIVLVS 100% mereleksikan Motivasi (Kesalahan = 0) • MOTIVLVS = 1 * Motivasi + 0 • TANGI02 tidak 100% merefleksikan Tangible (Kesalahan = EPSILON2) • TANGI02 = 1 * Tangible + EPSILON2
MODEL LENGKAP SEM • Persamaan • PersamaanStruktural • Eta-1 = Gamma11 * Ksi-1 + Gamma12 * Ksi-2 + Zeta1 • Eta-2 = Beta21 * Eta-1 + Zeta2 • Eta-3 = Beta31 * Eta-1 + Gamma32 * Ksi-2 + Zeta3 • Persamaan Model PengukuranVariabelLateneksogen X1 = Lx11 * Ksi1 + Delta1 X4 = Lx42 * Ksi2 + Delta4 X2 = Lx21 * Ksi1 + Delta2 X5 = Lx52 * Ksi2 + Delta5 X3 = Lx3 1* Ksi1 + Delta3 • Persamaan Model PengukuranVariabelLaten endogen Y1 = Ly11 * Eta1 + Epsilon1 Y7 = Ly73 * Eta3 + Epsilon7 Y2 = Ly21 * Eta1 + Epsilon2 Y8 = Ly83 * Eta3 + Epsilon8 Y3 = Ly3 1* Eta1 + Epsilon3 Y6 = Ly93 * Eta3 + Epsilon9 Y4 = Ly42 * Eta2 + Epsilon4 Y5 = Ly52 * Eta2 + Epsilon5 Y6 = Ly62 * Eta2 + Epsilon6
NOTASI MATEMATIK SEM • VariabelLatendanVariabelTeramati • VariabelLatenEksogen: ‘ ξ(Ksi)’ • VariabelLaten Endogen: ‘ η(Eta)’ • VariabelTeramati (Indikator) untukVariabelLatenEksogenadalah ‘x’, sedangkanuntukVariabellaten Endogen adalah ‘y’.
NOTASI MATEMATIK SEM • Model StrukturaldanPengukuran • Model Struktural • Koefisiendaripathantaraξdanηadalah ‘γ(gamma)’ sedangkanantaraηdenganηadalah ‘β(beta)’ • Model Pengukuran • Loading factor antara x denganξadalah ‘λx(lambda x)’ sedangkanantara y denganηadalah ‘λy(lambda y)’
NOTASI MATEMATIK SEM • KesalahanStrukturaldanPengukuran • KesalahanStruktural • KesalahanStrukturaldiberinotasi ‘ζ(Zeta)’ • KesalahanPengukuran • KesalahanPengukuranuntukvariabellateneksogenadalah ‘δ(delta)’ danauntukvariabellaten endogen adalah ‘ε(epsilon)’
NOTASI MATEMATIK SEM • Persamaan • Persamaan Model Struktural • η1= γ11ξ1+ γ12ξ2+ ζ1 • η2= β21η1+ζ2 • η3= β31+ γ32ξ2+ ζ3 • DalamBentukMatrik • η = Βη+ Γξ+ ζ
NOTASI MATEMATIK SEM • Persamaan • Persamaan Model PengukuranVariabelLatenEksogen • x1= λx11ξ1+ δ1 • x2= λx21ξ1+ δ2 • x3= λx31ξ1+ δ3 • x4= λx42ξ2+ δ4 • x5= λx52ξ2+ δ5 • DalamBentukMatrik x = Λxξ+ δ
NOTASI MATEMATIK SEM • Persamaan • Persamaan Model PengukuranVariabelLaten Endogen • y1= λy11η1+ ε1 • y2= λy21η1+ ε2 • y3= λy31η1+ ε3 • y4= λy42η2+ ε4 • y5= λy52η2+ ε5 • y6= λy62η2+ ε6 • y7= λy73η3+ ε7 • y8= λy83η3+ ε8 • y9= λy93η3+ ε9 • DalamBentukMatrik y = Λyη+ ε
NOTASI MATEMATIK SEM • Persamaan SEM η = Βη+ Γξ+ ζ x = Λx ξ+ δ y = Λyη+ ε
PROSEDUR SEM • PENDAHULUAN • Penerapan SEM danStatistikuntukPenelitian • PenerapanStatistik • Didasarkan atas pengamatanatauobservasi secara individual. • Residual merupakanperbedaanantaranilai yang dicocokkan (fitted) dengannilai yang diamatiuntuksetiapkasus yang adadalamsampel. • Fungsi yang diminimumkanadalahperbedaanantaranilai yang diamatidengannilai yang diprediksi. • Penerapan SEM • Didasarkan atas kovarian dari nilai-nilai yang ada di dalam sampel • Residual merupakan perbedaan antara kovarian yang diprediksi/dicocokkan dengan kovarian yang diamati. • Fungsi yang diminimumkanadalahperbedaanantarakovariansampeldengankovarian yang diprediksioleh model
PROSEDUR SEM • ProsesPencocokan Model
PROSEDUR SEM • ProsesPencocokan Model Data = Model + Residual • Data: mewakilinilaipengukuran yang berkaitandenganvariabel-variabelteramatidanmembentuksampelpenelitian • Model: mewakili model yang dihipotesiskan/ dispesifikasikanolehpeneliti • Residual: Perbedaanantara model yang dihipotesiskandengan data yang diamati. • TujuanPencocokan Model: MinimisasiResidualatau Residual 0
PROSEDUR SEM • Hipotesis Fundamental • HipotesisNol • ∑= ∑() • Di mana: • ∑ adalahmatrikkovarianpopulasidarivariabel-variabelteramati • ∑()adalahmatrikkovariandari model yang dispesifikasikan/dihipotesiskan • Jikapadastatistikbiasanya yang dipentingkanadalahsignifikansiatau yang dicariadalahpenolakanterhadap H0 (sepertipadaregresiberganda), pada SEM yang diusahakanadalah agar H0 tidakditolakatau Ho diterima.
PROSEDUR SEM • Prosedur SEM secaraumum (Bollen and Long, 1993) • Spesifikasi Model (Model Specification) • Identifikasi (Identification) • Estimasi (Estimation) • UjiKecocokan (Testing Fit) • Respesifikasi (Re-specification)
SPESIFIKASI MODEL • Pembentukan model awalpersamaanstruktural, sebelumdilakukanestimasi. • Model awalinidiformulasikanberdasarkansuatuteoriataupenelitiansebelumnya. • Path Diagram (Diagram Lintasan)
IDENTIFIKASI • Langkahiniditujukanuntukmenjaga agar model yang dispesifikasikanbukanmerupakan model yang under-identifiedatau unidentified. • Identifikasidalampersamaansimultan: • Under-Identified • Just Identified • Over Identified • Contoh sederhana dari Under-Identified (Contoh 1) • X + Y = 6 1 persamaan (data) dengan 2 bilangan tidak diketahui (parameter yang diestimasi) Tidakadasolusi yang Unik
IDENTIFIKASI • ContohsederhanadariJust-Identified(Contoh 2) • X + Y = 6 • 2X +Y = 10 2 persamaandengan 2 bilangantidakdiketahuiHanyaada 1 solusiyaitu X = 4 dan Y = 2 Contoh sederhana dari Over-Identified(Contoh 3) • X + Y = 6 • 2X + Y= 10 • 3X + Y = 12 3 persamaandengan 2 bilangantidadiketahuiSolusidiperolehmelaluiestimasiiteratif, dan yang cukupmendekatiadalah x = 3.0 dan Y = 3.3
IDENTIFIKASI • Identifikasididalam SEM dan Degree of Freedom (df) • Under-Identifiedmodeladalah model dimanajumlah parameter yang diestimasilebihbesardarijumlah data yang diketahui (variance dan covariance darivariabel-variabelteramati) • df = Jumlah data -Jumlah parameter yang diestimasi; • df (contoh 1) = 1 -2 = -1 dfnegatif • Just –Identified modeladalah model dimanajumlah parameter yang diestimasisamadengan data yang diketahui. • df (contoh 2) = 2 -2 = 0 df =0 • Over-Identified modeladalah model dimanajumlah parameter yang diestimasilebihkecildarijumlah data yang diketahui. df (contoh 3)=3 -2 =1 dfpositif.
ESTIMASI • Langkahiniditujukanuntukmemperolehestimasisetiap parameter yang dispesifikasikandalam model yang membentukmatrik ∑() , sedemikiansehingganilai parameter sedekatmungkindengannilai yang adadalammatrik S (matrikkovariandarivariabelteramati/ sampel). • Karena matrik kovarian populasi ∑ tidak diketahui maka ∑ ini diwakili oleh matrik kovarian sampel S. • Dengandemikian, berdasarkanhipotesisnol, makadiusahakan agar S - ∑()mendekatiatausamadengan nol. Hal inidapatdilaksanakandenganmeminimilasikansuatufungsi F(S, ∑() melaluiiterasi.
ESTIMASI • Estimasiterhadap model dapatdilakukanmenggunakansalahsatudarimetodeestimasi yang tersedia: • Two Stage Least Square (TSLS) • Unweighted Least Squares (ULS) • Generalized Least Squares (GLS) • Maximum Likelihood (ML) • Robust ML • Generally Weighted Least Squares (WLS) • Diagonally Weighted Least Squares (DWLS) • Metodeestimasi yang paling banyakdigunakanadalahML, Robust MLdan WLS (ADF= Arbitrary Distribution Function)
ESTIMASI • Untukestimasimenggunakan ML, fungsi yang diminimalisasikanadalah: • Sedangkanuntukestimasi WLS, fungsitersebut: • Minimisasifungsitersebutdapatdilakukanmelaluiiterasi (dimulaidengan initial value) sampaidiperolehnilai yang kecilatau minimal. Beberapaalgoritmauntukiterasitersedia (Loehlin 1992): • Fletcher-Powell (variant-nyadigunakanpada LISREL) • Gauss – Newton (digunakandi EQS) • Newton – Rhapson • Dan lain-lainnya
ESTIMASI • Offending Estimates (Hair et.al. 1998) • negative error variances (Heywood Cases) ataunonsignificant error variances untukkonstruk-konstruk yang ada, • standardized coefficients melebihiatausangatdekatdengan 1, atau • standard errors yang berhubungandengankoefisien-koefisien yang diestimasimempunyainilaisangatbesar • Untukmengatasinya • Negative error variances error variancesditetapkan = nilaipositifkecil, misalnya 0.005 atau 0.01. • Nilaikoefisiendan errors standar yang besarmungkinkarenamisspecification dari model periksamodelnya (danubahkalauperlu)
UJI KECOCOKAN • LangkahiniditujukanuntukmengevaluasiderajatkecocokanatauGoodness Of Fit(GOF) antara data dan model. • Langkahujikecocokaninimerupakanlangkah yang banyakmengundangperdebatandankontroversi (Bollendan Long, 1993). • Menurut Hair et.al. (1995) evaluasiterhadap GOF model dilakukanmelaluibeberapatingkatan, yaitu: • Kecocokankeseluruhan model (overall model fit) • AnalisisatauKecocokan model pengukuran (measurement model fit) • AnalisisatauKecocokan model struktural (structural model fit)
UJI KECOCOKAN • TahappengujiankecocokanGoodness Of Fit (GOF) antara model dengan data, validitas, danreliabilitas model pengukuran, • Pengujiansignifikasikoefisien-koefisiendari model struktural.
UJI KECOCOKAN • evaluasiterhadaptingkatkecocokan data dengan model dilakukanmelaluibeberapatahapan, yaitu: • Kecocokankeseluruhan model (overall model fit) • mengelompokkan GOFI yang adamenjadi 3 bagianyaitu: • absolute fit measures (ukurankecocokanabsolut) • incremental fit measures (ukurankecocokaninkremental) • parsimonious fit measures (ukurankecocokanparsimoni). • Kecocokan model pengukuran (measurement model fit) • Evaluasiterhadapvaliditas (validity) dari model pengukuran • Evaluasiterhadapreliabilitas (reliability) dari model pengukuran • Kecocokan model struktural (structural model fit)