E N D
Pemeriksaan fisik sistem neuro Kelompok 1 Faradila Risky S (102310101018) Alvivo Darma Chandra (102310101092) Aulia Merdekawati (102310101094)
Pemeriksaan sistem neuro GCS Inspeksi Pemeriksaan bahasa dan bicara Pemeriksaan motorik Pemeriksaan tanda meningeal Pemeriksaan refleks Pemeriksaan saraf kranial
GCS (Glasgow Coma Scale) Merupakan pemeriksaan tingkat kesadaran dengan mengukur eye movement (E), verbal (V) dan motorik (M) pasien.
Jenis-jenis tingkat kesadaran Compos mentis Apatis Delirium Somnolen Stupor coma
Inspeksi Dilakukan dengan menggunakan sistem penglihatan pemeriksa dengan mengamati adanya berbagai kelainan seperti kelumpuhan, kejang atau tremor. Inspeksi pada bayi: Posisi normal pada bayi saat posisi telungkup, kepala dapat menyentuh meja, serta tangan bayi menggenggam dengan posisi tungkai pada keadaan fleksi. Posisi abnormal pada bayi a. Frog posture b. Hemiplegi c. Hipototoni
Pemeriksaan bahasa dan bicara Gangguan bicara yang dapat menandakan adanya gangguan pada sistem neuronya: Disartria (penurunan kemampuan artikulasi, enumerasi, dan irama bicara) Disfonia (gangguan pada suara, atatu vokalisasi) Afasia (hilangnya kemampuan untuk memahami, mengeluarkan dan menyatakan konsep bicara)
Pemeriksaan motorik Mengobservasi kecepatan, kekuatan gerak otot, irama dan koordinasi. Kekuatan otot dapat diperiksa dengan membandingkan otot satu sisi dengan otot sisi lain sewaktu penderita mencoba melawan tekanan yang berlawanan dari pemeriksa. Meminta pasien berjalan untuk melihat gaya berjalan pasien.
Pemeriksaan tanda meningeal • Kaku duduk • Brudzinsky I • Brudzinsky II • Tanda kerniq
Pemeriksaan reflek Reflek superfisial Reflek tendon Reflek patologis
Pemeriksaan saraf kranial Nervus olfaktorius (N.1) Nervus optikus (N.2) Nervus okulomotorius (N.3), Nervus troklearis (N.4), Nervus abdusens (N.6) Nervus trigeminus (N.5) Nervus fasialis (N.7) Nervus vestibulokoklearis (N.8) Nervus glosofaringeus (N.9) dan Nervus vagus (N.10) Nervus asesorius (N.11) Nervus hipoglosus (N.12)
Nervus olfaktorius (N.1) Menghantarkan bau menuju otak Pasien diminta untuk mendeteksi bau zat aromatis dengan mata ditutup
Nervus optikus (N.2) Menghantarkan impuls dari retina menuju kiasma optikum. Menggunakan tes ketajaman penglihatan dengan tes snellen.
Nervus okulomotorius (N.3), Nervus troklearis (N.4), Nervus abdusens (N.6) Bekerja sama untuk mengatur otot-otot ekstraokular. Meminta pasien untuk mengikuti gerakan tangan atau pensil.
Nervus trigeminus (N.5) Membawa serabut motorik atau sensorik dan mempersarafi otot-otot pengunyah. Meminta pasien untuk mengatupkan gigi dan menggerakkan rahang kesamping dan pemeriksa meraba otot dan menilai kontraksinya.
Nervus fasialis (N.7) Mempersarafi pengecapan dan semua otot ekspresi wajah. Meminta pasien untuk melakukan berbagai gerakan wajah dan memperhatikan cara bicara pasien.
Nervus vestibulokoklearis (N.8) Mempertahankan keseimbangan dan menghantarkan impuls yang memungkinkan seseorang mendengar. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan garpu tala.
Nervus glosofaringeus (N.9) dan Nervus vagus (N.10) N.glosofaringeus mempersarafi pengecapan bagian posterior lidah, memberi sensasi faring. N.vagus mempersarafi semua visera thoraks dan abdomen. Memeriksa reaksi pasien saat menelan.
Nervus asesorius (N.11) Mempersarafi otot sternokleidomastoideus dan bagian atas otot trapezius. Pasien diminta untuk memutar kepala ke salah satu bahu dan berusaha melawan usaha pemeriksa untuk menggerakkan kepala ke arah bahu yang berlawanan.
Nervus hipoglosus (N.12) Mempersarafi otot-otot lidah. Kekuatan otot dievaluasi dengan meminta pasien untuk mendorong kedua pipinya dengan lidah dan pemeriksa berusaha melawan gerakan dengan menekan pipi pasien.