140 likes | 503 Views
Apa itu foto jurnalistik?. Foto yang memuat pesan/unsur berita Foto yang tidak kelebihan/kekurangan data Foto yang memberikan konteks yang jelas (sedih ya sedih, senang ya senang) Foto yang “berbicara” (*lihat pdf foto berbicara)
E N D
Foto yang memuat pesan/unsur berita • Foto yang tidak kelebihan/kekurangan data • Foto yang memberikan konteks yang jelas (sedih ya sedih, senang ya senang) • Foto yang “berbicara” (*lihat pdf foto berbicara) • Foto yang hanya dihasilkan dari 1 frame (satu karya, satu fotografer)
Momen tepat • Kontekstual • Mudah ditangkap pesannya
Foto Jurnalistik Digolongkan: • Hard News/Straight News->cepat dicetak, tidak boleh telat (*lihat foto Anugerah PFI 2010-foto gayus dan ibu korban orang hilang) • Features->tidak harus keluar segera/soft news • Portrait dan head shots Portrait: Foto manusia dengan dunianya (*lihat gambar headshot Sultan) head shots: Foto kepala/wajah (harus diambil dalam 3 posisi, yaitu kiri, kanan, dan tengah Manfaat: info wajah, berita penting, dan “ganjel”
Dua jenis foto hard news: foto tunggal dan jamak (essay foto, foto seri, dan sekuen) • Essay foto: beberapa foto yang membentuk ceritera dengan alur tunggal, tiap foto punya ikatan dengan foto lain (*lihat foto Aam, jalani hidup tanpa dua tangan) • Foto seri: ikatan antar foto lebih longgar meski dalam satu konteks berita (*lihat foto kemenangan Timnas Perancis) • Foto Sekuen: foto kejadian berurutan (*lihat foto pasien rabies)
Apa yang perlu dipersiapkan? • Sampai di lokasi langsung setting tempat • Jangan main-main waktu dan posisi • Jangan datang ke tkp dengan otak kosong, harus ada konsep sebelum meliput • Boleh menyetting asal tidak palsu (pada dasarnya sebuah foto adalah hasil setting sehingga setting sah dalam dunia fotografi jurnalistik) (*lihat foto Pem Korut)
Sebuah foto tak bisa berdiri sendiri • Butuh captions/keterangan • Mengandung unsur 5W 1H atau minimal terkandung what, where, when Mengapa? • Agar tak menimbulkan salah penafsiran pembaca • Pesannya sampai
Peran foto jurnalistik • Dokumen sejarah • Pembawa pesan • Pengubah kebijakan • Seni yang “berbicara”
Kesimpulan… Peristiwa yang tak terdokumentasikan hanya akan terkubur tanpa sejarah