1 / 31

dr. H. Fachzi Fitri, Sp THT-KL, MAR S

BENDA ASING DI ESOFAGUS. dr. H. Fachzi Fitri, Sp THT-KL, MAR S. Oleh :. PENDAHULUAN. Benda asing di esofagus  benda tajam ataupun tumpul atau makanan yang tersangkut dan terjepit di esofagus karena tertelan secara sengaja ataupun tidak sengaja.

hestia
Download Presentation

dr. H. Fachzi Fitri, Sp THT-KL, MAR S

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. BENDA ASING DI ESOFAGUS dr. H. Fachzi Fitri, Sp THT-KL,MARS Oleh :

  2. PENDAHULUAN Benda asing di esofagus benda tajam ataupun tumpul atau makanan yang tersangkut dan terjepit di esofagus karena tertelan secara sengaja ataupun tidak sengaja. Lokasi tersangkut biasanya pada salah satu tempat penyempitan fisiologis esofagus. Penyebabnya dewasa dan anak berbeda Mortalitas terjadi karena adanya komplikasi Penatalaksanaan pengangkatan secara endoskopik.

  3. DEFENISI Benda asing di esofagus : benda yang tajam atau tumpul, ataupun makanan yang tersangkut dan terjepit di esofagus karena tertelan,baik secara sengaja ataupun tidak sengaja. Terjadi pada semua umur Sering di daerah penyempitan fisiologis Komplikasi fatal jika sudah perforasi

  4. EPIDEMIOLOGI Sumbatan jalan napas penyebab ketiga kematian mendadak pada anak < 1 tahun, dan penyebab keempat pada anak usia 1-6 tahun. Di Amerika Serikat insiden benda asing di esofagus tidak diketahui secara pasti. Mortalitas tergantung komplikasi Tidak ada perbedaan dalam hal ras ataupun jenis kelamin Lebih sering terjadi pada anak-anak Lokasi paling banyak di daerah servikal tepat pada sfingter esofagus atas

  5. ANATOMI ESOFAGUS suatu organ silindris berongga dengan panjang pada orang dewasa sekitar 25 cm dan diameter sekitar 2 cm saat kosong dan 3 cm saat berisi makanan. Panjang pada bayi 8-10 cm dengan diameter 0,5 cm. Ujung bagian atas pada tulang rawan krikoid (vertebra servikal 6) dan bagian bawah pada orifisium kardia (vertebra torakal 10). Terdapat 2 sfingter :sfingter esofagus bagian atas (m. krikofaringeus) dan sfingter esofagus bagian bawah

  6. Anatomi Esofagus

  7. Lapisan Esofagus

  8. DINDING ESOFAGUS terdiri atas 4 lapisan : 1. Lapisan mukosa : Bersifat alkali 2. Lapisan sub mukosa : Banyak sel sekretori 3. Lapisan muskularis : Sirkular (dalam) dan Longitudinal (luar) 4. Lapisan serosa : Jaringan ikat longgar PERSARAFAN Ekstrinsik Simpatis Parasimpatis (N. Vagus) Intrinsik Pleksus Aurbach Pleksus Meissner

  9. Perdarahan atas a. tiroidea inferior,a. subklavia Bagian tengah a.bronkialis,cabang aorta bawah a. gastrika sinistra,a.frenika atas v.tiroidea inferior Bagian tengah v.azygos bawah v.esofageal

  10. Aliran Limfatik Bagian servikal dan mid-esofagus nodus paraesofageal servikal dan nodus jugularis inferior. Bagian torakal dari esofagus  nodus mediastinum superior, peribronkhial, hilar, dan paraesofageal. Bagian abdominal dari esofagus  nodus gastrika sinistra

  11. Fisiologi Menelan Dimulai dari pergerakan volunter lidah dan diteruskan dengan serangkaian refleks dalam faring dan esofagus. Bagian aferen refleks ini merupakan serabut-serabut yang terdapat dalam saraf V, IX, dan X. Pusat menelan terdapat pada medula oblongata. Bagian eferen melalui saraf kranial V,X, dan XII menuju otot-otot lidah,faring,laring,dan esofagus.

  12. 3 fase menelan : Fase oral  secara sadar pendorongan bolus ke posterior kontraksi m. veli palatini 2.Fase Faringeal refleks pergerakan faring dan laring ke atas kontraksi m.stilofaring,m.salfingofaring, m.tirohioid,dan m.palatofaring

  13. 3. Fase esofageal relaksasi m. krikofaringeus  Sfingter esofagus bagian atas terbuka gerakan peristaltik kontraksi lebih kuat bolus terdorong masuk sfingter esofagus bawah tidak refluks

  14. Etiologi dan faktor Predisposisi ANAK Anomali kongenital,retardasi mental Belum tumbuhnya gigi molar Koordinasi menelan dan sfingter laring belum optimal Kebiasaan memasukkan benda asing dalam mulut

  15. DEWASA Pemakaian gigi palsu yang sudah tidak tepat Kurangnya sensasi taktil Makan yang terburu-buru Gangguan mental/psikosis Dalam pengaruh alkohol Narapidana,pengedar obat-obatan terlarang Penyakit yang mendasari kelainan anatomi

  16. PATOGENESIS Empat daerah penyempitan fisiologis : Sfingter esofagus atas Penyilangan dengan arkus aorta Penyilangan dengan bronkus kiri benda asing Sfingter esofagus bawah di esofagus Atau adanya kelainan anatomis lama Inflamasi,toksisitas,perforasi komplikasi

  17. MANIFESTASI KLINIS Nyeri di daerah leher/tidak enak di epigastrium Disfagia/odinofagia Hipersalivasi Regurgitasi Muntah Hematemesis Nyeri punggung :perforasi Gangguan napas :stridor,jika menekan laring Lama : iritabilitas,gangguan pertumbuhan pada anak Perforasi Sepsis: demam, syok

  18. DIAGNOSIS ANAMNESIS Riwayat ingesti Riwayat orangtua melihat anaknya memasukkan benda ke dalam mulut Gejala,kadang asimptomatik terutama anak-anak PEMERIKSAAN FISIK Kekakuan lokal pada leher Perforasi ; mediatinitis,emfisema auskultasi : suara getaran,palpasi : adanya krepitasi Tanda komplikasi lainnya

  19. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1.Pemeriksaan laboratorium Tidak terlalu berperan,kecuali sudah ada komplikasi 2.Pemeriksaan Radiologi posisi AP dan lateral foto ulangan untuk melihat benda asing berpindah/tidak sangat jelas melihat benda radioopak seperti uang logam benda radiolusen: dilihat apakah ada tanda inflamasi periesofagus atau hiperinflamasi hipofaring dan esofagus bagian proksimal.

  20. FOTO POLOS

  21. ESOFAGOGRAM Esofagogram pada benda asing radiolusen akan memperlihatkan ”filling defect persistent”. Kontras : barium

  22. CT SCAN Indikasikecurigaan adanya benda asing di esofagus tapi pada foto polos servikal/toraks tidak ditemukan atau negatif, sedangkan pada esofagogram terlihat atau positif. Dapat menunjukkan adanya gambaran inflamasi jaringan lunak dan abses, juga gambaran benda asing yang tidak terlihat dengan foto roentgen. Ct scan juga bisa untuk mengevaluasi ada atau tidak komplikasi setelah ekstraksi benda asing.

  23. Gambaran CT Scan

  24. MRI Dapat menunjukkan gambaran semua keadaan patologik pada esofagus Dapat menampilkan keseluruhan gambar jaringan/massa servikotorakal dan hubungan dengan jaringan neurovaskular sekitar. MRI juga dapat menunjukkan adanya perluasan abses atau pembentukan granuloma. Tapi bukanlah pemeriksaan inisial untuk melihat adanya benda asing.

  25. PEMERIKSAAN LAINNYA USG Detektor metal : non invansif, pada anaktap tidak bisa mengetahui lokasi dengan tepat

  26. KOMPLIKASI Laserasi mukosa,perdarahan,perforasi lokal dengan abses leher/retrofaringeal atau mediastinitis Perforasi: selulitis lokal,fistula trakeoesofagus Pneumotoraks/piotoraks Striktur esofagus Nekrosis esofagus Trauma vaskular

  27. PENATALAKSANAAN Pengangkatan benda asing dengan esofagoskopi dan cunam yang sesuai dengan benda asing Pasang NGT jika curiga perforasi kecil Tidak bisa dengan esofagoskopi :pembedahan Secara umum penatalaksanaan berdasarkan kondisi pasien: stabil atau tidak stabil Tidak stabil : management airway, endoskopi urgensi Stabil : endoskopi (gold standar), observasi (jika benda kecil),obat yang merelaksasi sfingter Endoskopi : tatalaksana yang paling direkomendasikan

  28. KESIMPULAN Terdapat tempat penyempitan fisiologi di esofagus yang dapat mempermudah terperangkapnya benda asing apalagi pada anak-anak dimana koordinasi menelan belum sempurna dan ukuran lumen esofagus yang masih sempit. Benda asing di esofagus kejadiannya paling banyak pada anak-anak dibawah usia 5 tahun, sedangkan pada orang dewasa kejadian tertelan benda asing di esofagus berhubungan dengan pemakaian gigi palsu,alkoholisme,gangguan psikiatri/psikosis. Gejala yang muncul berupa disfagia,odinofagia, hipersalivasi, regurgitasi, muntah, bahkan hematemesis. Pada anak-anak gejala tidak jelas sehingga diperlukan anamnesis yang lengkap dari orang tua. Komplikasinya diantaranya dapat berupa laserasi mukosa esofagus,perdarahan, perforasi, abses leher,mediastinitis,selulitis,fistel trakeoesofagus. Penatalaksanaan segera diperlukan untuk pengangkatan benda asing dengan menggunakan esofagoskop.

  29. DAFTAR PUSTAKA 1. Mariana,Y. Benda Asing di Esofagus. Dalam:Soepardi EA,Iskandar NH. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher,edisi 6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI ; 2007. hal 299-302. 2. Harry A Asroel. Ekstraksi Benda Asing di Bronkus dan Esofagus. Dalam : Majalah Kedokteran Nusantara, volume 40. 2007. hal 157-59. 3. David WM. Esophageal Foreign Bodies in Emergency Medicine Medication. Diakses dari http://emedicine.com pada tanggal 04 Juli 2011. 4. John,JH. Esofagus. Dalam : Richard EB,Robert K,Ann MA. Nelson Ilmu Kesehatan Anak,edisi 15. Jakarta: EGC;2000. hal 1302-03. 5. Leighton,GS. Penyakit Jalan Napas Bagian Bawah, Esofagus dan Mediastinum: Pertimbangan Endoskopik.Dalam: George LA,Boies RB. Buku Ajar Penyakit THT,edisi 6. Jakarta : EGC; 1997. hal 455-64. 6. Sri Herawati J. Benda Asing Esofagus pada Anak di RSU Dr. Soetomo Surabaya. Dalam : Jurnal Kedokteran YARSI,edisi 13. 2005. hal 306-312. 7. Lorraine MW,Glenda NL. Gangguan Esofagus. Dalam : Sylvia AP, Lorraine MW. Patofisiologi volume 1,edisi 6. Jakarta: EGC;2005. hal 404-07

  30. 8. Jerri,AL. Upper Digestive Tract Anatomy and Physiology. Dalam : Bailey, Byron J. Head and Neck Surgery-Otolaringology,edisi 4. Jakarta : EGC; 2006. hal 687-92. 9. Anonim. Human Anatomy. Diakses dari http://webMD.com pada tanggal 04 Juli 2011. 10.Efiaty,AS. Disfagia. Dalam:Soepardi EA,Iskandar NH. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher,edisi 6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI ; 2007. hal 277-80. 11.Rathore PK, Raj A. Prolonged Foreign Body Impaction in The Oesophagus. Dalam : Singapore Med J. 2005. hal 53-54. 12.William WS,Subinoy D. Esophageal Disorders. Dalam : Bailey, Byron J. Head and Neck Surgery-Otolaringology,edisi 4. Jakarta : EGC; 2006. hal 757- 66. 13.Veronica Rooks. Esophageal Foreign Body Imaging. Diakses dari http://emedicine.com pada tanggal 04 Juli 2011.

More Related