180 likes | 349 Views
Model Rancangan Perumahan dan Permukiman Perkotaan 2100 (UHS2100) dengan Emisi CO2 Rendah. Kerjasama Penelitian National Institute for Land and Infrastructure Management (NILIM) dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman 2004/2005 – 2006/2007. Tiga Tahap Kegiatan yaitu :
E N D
Model Rancangan Perumahan dan Permukiman Perkotaan 2100 (UHS2100) dengan Emisi CO2 Rendah Kerjasama Penelitian National Institute for Land and Infrastructure Management (NILIM) dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman 2004/2005 – 2006/2007
Tiga Tahap Kegiatan yaitu: Tahap 1 (2004/2005) : Faktor-faktor Permukiman Perkotaan yang Berpengaruh terhadap Emisi CO2 Tahap 2 (2005/2006) : Alternatif Rancangan Permukiman Perkotaan Tahap 3 (2006/2007) : Model Rancangan Permukiman Perkotaan
Pengaruh dari Iklim Global (contoh: kenaikan muka air laut karena Pemanasan Global) Pengaruh pada Iklim Global (contoh: Emisi GRK) • Bentuk permukiman perkotaan akhir abad 21 yang antara lain: • aman • sehat • nyaman • terjangkau
IMPLEMENTASI PROTOKOL KYOTO MENETAPKAN • 3 MEKANISME UTAMA • Implementasi Bersama (Joint Implementation) merupakan kerja sama antarnegara-negara Annex I • Mekanisme Pembangunan Bersih/MPB (Clean Development Mechanism / CDM atau), di mana negara Annex I berinvestasi di negara non-Annex I untuk proyek- proyek yang menghasilkan Pengurangan Emisi yang Tersertifikasi (Certified Emission Reduction/CER); serta • Perdagangan Emisi di mana negara maju menjual gas rumah kaca yang tidak diemisikan ke negara maju lain yang tidak dapat memenuhi kewajiban
BEBERAPA KONDISI DI INDONESIA: • Total emisi CO2 750 Mt (Asian Least Cost Greenhouse Gas Abatement Strategy , 1997) • 21 % dari sektor ketenagalistrikan dengan pemasok tertinggi adalah sektor rumah tangga. Eka Melisa, koordinator program perubahan iklim dan energi WWF Indonesia di Jakarta (Sinar harapan - Selasa, 10 Desember 2002) • perkiraan World Bank (1993 – 2010), kebutuhan listrik Indonesia akan meningkat sebanyak 11,4% per tahun. • 1993 - kebutuhan listrik ± 35 miliar kWh, • 2010 - kebutuhan listrik 260 miliar kWh (7 kali lipat)
Berdasarkan National Strategy Study (NSS) • Emisi CO2 tertinggi berasal dari: • 55-77% : total emisi domestik ( industri energi, industri pengolahan, transportasi dan penggunaan rumah tangga/komersial) • 11-13% : Penggunaan Lahan, Perubahan Tata Guna Lahan serta Kehutanan (Land Use, Land Use Change and Forestry/LULUCF) • 13% : pertanian Kegiatan konversi hutan dan pembukaan lahan adalah kegiatan yang paling banyak menghasilkan emisi GRK, khususnya emisi CO2 Gas karbon dioksida (CO2) memiliki kontribusi paling besar sekitar 50 %
GLOBAL WARMING Possible continuation of cooperation Reseach NILIM-RIHS 2005 ? : Sea Level Rise
Aktivitas yang dapat menghasilkan CO2 : • Sektor perumahan • Sektor kendaraan • Sektor pembangkit energi Lingkup Penelitian • Kapling+rumah • Luas kapling • Luas bangunan • KDB kapling • Volume dan jenis bhn. bangunan • Konsumsi energi dalam rumah • Aktivitas dalam kapling • Tata hijau dalam kapling • Kawasan • Luas kawasan • Luas daerah terbangun • KDB kawasan • Jenis fasum/ fasos kawasan • Prasarana dan sarana transportasi • Perkotaan • Landuse • Pusat pelayanan • Kepadatan penduduk • Karakteristik penduduk • Moda transportasi
Bentuk dan pola permukiman perkotaan • Konsumsi energi pada bangunan dan lingkungan • Kegiatan transportasi Permukiman Perkotaan • Tahap: • Pembangunan • lahan mentah bangunan/kawasan siap huni • CO2 = proses konstruksi, pembuatan dan transportasi bahan bangunan • 2. Penghunian dan pemeliharaan • bangunan/kawasan siap huni bangunan/kawasan rusak • CO2= aktivitas domestik, transportasi, fasilitas lingkungan • 3. Pengembangan • bangunan/kawasan dikembangkan batas maksimum • CO2 = aktivitas domestik, transportasi, fasilitas lingkungan, pembongkaran Penyediaan permukiman
Batasan Penelitian Lokasi survei: (1) Kota pantai : Cirebon, Semarang, Mataram, Makassar, Banjarmasin (2) Kota bukan pantai: Bandung, Malang Penggunaan bahan bangunan: acuan yang digunakan secara menyeluruh Perumahan menengah kebawah: perumnas dan pengembang Penentuan sample: - batas administrasi - jumlah faktor yang akan dicari ( jf ≤ 10 min 200 responden) - lokasi pembanding: sample 100 responden
Metoda pengumpulan data Data primer : kuesioner terstruktur Pengamatan lapangan Data sekunder: daftar periksa ke Institusi terkait Jenis data yang diambil : • Identitas Responden • Anggota Keluarga • Karakteristik Rumah Tinggal • Jenis Ruang dan Penggunaan Bhn Bangunan • Gambar Denah Bangunan • Fasilitas Bangunan : • a. Fasilitas bangunan • b. Peralatan Rumah Tangga • c. Kendaraan yang dimiliki d. Penggunaan Sumber Energi • e. Perjalanan Anggota Keluarga f. Lain-lain • g. Pembakaran sampah • h. Fasilitas di luar bangunan
Hasil sementara • Data primer dari 7 lokasi survey: • - Kebijakan penataan ruang yang terkait emisi CO2 • - Pengaruh rancangan terhadap pergerakan • - Karakteristik pergerakan masyarakat dalam kawasan permukiman • - Vegetasi sebagai pereduksi emisi CO2 • - Potensi emisi CO2 dari bahan bangunan • - Perkiraan jumlah emisi CO2 dari penggunaan bahan bakar untuk kegiatan domestik