1 / 48

PSIKOLOG I KONSELING Semester Gasal 20 11 /201 2

PSIKOLOG I KONSELING Semester Gasal 20 11 /201 2. A. RACHMAD DJATI WINARNO. SILABUS. STANDAR KOMPETENSI. Mahasiswa mampu memahami pengertian , ruang lingkup , dan konsep utama konseling secara umum Mahasiswa mampu memahami ketrampilan dan konsep dasar konseling

jaguar
Download Presentation

PSIKOLOG I KONSELING Semester Gasal 20 11 /201 2

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PSIKOLOGI KONSELINGSemester Gasal2011/2012 A. RACHMAD DJATI WINARNO

  2. SILABUS

  3. STANDAR KOMPETENSI • Mahasiswamampumemahamipengertian, ruanglingkup, dankonseputamakonselingsecaraumum • Mahasiswamampumemahamiketrampilandankonsepdasarkonseling • Mahasiswamampumenerapkankonsepdanketrampilandasarkonselingdalampraktekkonseling • Mahasiswa mampu melakukan konseling individual dan mengevaluasinya

  4. GARIS BESAR MATERI • Definisi, ruanglingkuppsikologikonseling • Jenis-jeniskonseling • Perkembangan konseling • Tiga pendekatan utama dalam konseling • Psikodinamik • Behavioristik • Eksistensial-Humanistik • Ketrampilandasarkonseling • Mendengarkan, bertanya, parafrase, empati, klarifikasi, problem solving

  5. MATERI KULIAH

  6. BUKU ACUAN UTAMA • Corey, G. 2010. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy (8th ed.). United States: Brooks/Cole. • Corey, G. 1995. TeoridanPraktekKonselingdanPsikoterapi. Jakarta: Eresco PENDUKUNG • Gazda, G.M., et al. Human Relations Development (3rd ed.). Boston: Allyn and Bacon, Inc. • Pietrofesa, J. J., Hoffman, A., Splete, H.H., Pinto, D.V. Counseling: Theory, Research, and Practice. Boston: Houghton Mifflin Company. • Ivey, A. E. & Simek-Downing, L. 1980. Counseling and Psychotherapy: Skills, Theories, and Practice. London: Prenice Hall • Hansen, J.C., Stevic, R. R., & Warner, R.W. 1982. Counseling Theory and Process. Boston: Houghton Mifflin Company. • Pujosuwarno, S. 1993. BerbagaiPendekatandalamKonseling.Yogyakarta: PenerbitMenaraMas Offset. • Winkel, W.S. 1991. BimbingandanKonselingdiInstitusiPendidikan. Jakarta: PT Grasindo.

  7. PENILAIAN • Mid-Semester: 30% • Tugas: 40% • Akhir Semester: 30%

  8. TUGAS • Kelompok (3 orang) • Praktekkonseling • Kasusdapatkasussendiriataukasusorang lain (hati-hatikrnharuskonsisten) • Adakonselor, klien, dan observer • Melakukankonselingdenganmenggunakanmasalahtersebut • Durasi minimal 20 menit • Direkamdalambentuk video • Dibuatlaporannya (termasukcatatanatauevaluasitentangkonselingtersebut) • Tugas dikumpulkan sebelum pertemuan XII

  9. LAPORAN TUGAS KONSELING • Identifikasimasalah: deskripsisingkat • Proseskonseling • Deskripsikanproseskonselingnya (singkat), berapa lama • Kondisiklienpadaawaldanakhirkonseling • Bagaimanaprosesobservasidilakukan • Evaluasi: • Apa yang positif (sudahbagus) dalamkonselingtersebut, terutama yang dilakukankonselor • Apasaja yang masihperludiperbaiki • Anggotakelompok • Konselor • Klien • Observer

  10. KESEPAKATAN • Sesuai aturan fakultas/universitas (presensi, pakaian, dsb) • Toleransi keterlambatan: 15 menit, kecuali ada pemberitahuan sebelumnya • Ijin: • Terencana: sebelum absen • Tidak terencana: ijin tertulis disampaikan langsung pada saat masuk setelah absen • HP: silent atau off, tidak telp atau sms/mms dsb. • Penting: komunikasi

  11. KONSELING:Pengertian dan Cakupan

  12. DEFINISI KONSELING • Konseling merupakan relasi timbal balik antara konselor yang secara profesional terlatih dan kompeten dengan individu yang mencari bantuan karena memiliki masalah (‘concern’) pribadi (Pietrofesa et al., 1978). • Konseling merupakan proses yang intensif untuk membantu orang normal untuk mencapai tujuan-tujuan mereka atau supaya dapat berfungsi lebih efektif (Ivey & Simek-Downing, 1980).

  13. UNSUR-UNSUR PENTING DALAM KONSELING • hubungan (relationship) antara klien dan konselor adalah hal yg mendasar • bersifat mutual (kemauan dr kedua belah pihak), saling menghargai • bersifat profesional • di dalamnya terdapat proses belajar • banyak berkaitan dengan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan • fleksibel, bukan konsep (dan praktek) yang bersifat statis • pilihan hidup

  14. COUNSELING IS HELPING • Konseling sering diartikan sebagai helping relationship • Konseling: interaksi antara dua pihak, di mana satu pihak bertindak sebagai yang mencari bantuan, dan yang lain sebagai yang membantu. • Dalam proses konseling, wawancara banyak digunakan (“wawancara konseling”)

  15. KONSELING Beda dengan • Memberikantes • Pemberianinformasi • Pemberiannasihat • Interview untukmencaridata Walaupun semua hal tersebut dapat dilakukan dalam konseling.

  16. WAWANCARA DAN KONSELING • Wawancara: percakapan atau tanya-jawab untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuannya pada umumnya untuk mendapatkan pengetahuan tentang orang yg diwawancari (pendapatnya, sifatnya, pengetahuannya, dsb), atau tentang hal-hal lain (obyek). • Konseling: interaksi antara dua pihak, di mana satu pihak bertindak sebagai yang mencari bantuan, dan yang lain sebagai yang membantu. Dalam proses konseling, wawancara banyak digunakan (“wawancara konseling”)

  17. WAWANCARA DAN KONSELING • Wawancara dan konseling masing-masing memiliki kaidah dan teknik-teknik tertentu, tapi penerapannya bisa berbeda tergantung setting dan tujuannya. • Contoh: wawancara dalam rangka seleksi kerja berbeda dengan wawancara di bidang klinis; konseling karir berbeda dengan konseling bagi orang yang mengalami tekanan mental yang besar (stressed).

  18. WAWANCARA DAN KONSELING • Yang membedakan: tujuannya • Wawancara: terutamauntukkepentinganpewawancara (“sayatahu”, “sayadapat data”, dsb) • Konseling: wawancaradilakukandalamprosesmembantu. • memahamimasalah • menentukantreatment • efekterapeutik: klienmenyadarikeadaannya, mendapatkaninsightuntukmemecahkanmasalahnyasendiri

  19. KONSELING DAN PSIKOTERAPI (1) • Ivey & Simek-Downing (1980): • Pembedaan antara konseling dan psikoterapi tidak mudah • Konseling merupakan proses yang intensif untuk membantu orang normal untuk mencapai tujuan-tujuan mereka atau supaya dapat berfungsi lebih efektif (Ivey & Simek-Downing, 1980). • Psikoterapi merupakan proses jangka panjang dalam rangka merekonstruksi seseorang dan perubahan struktur kepribadian. • Psikoterapi sering dibatasi pada orang-orang yang memiliki gangguan patologis.

  20. KONSELING DAN PSIKOTERAPI (2) • Pietrofesa et al., 1980: • Konseling dan psikoterapi pada prinsipnya sama: • Tujuan: self-exploration, perubahan perilaku • Menekankan pentingnya ketrampilan dalam mengambil keputusan dan membuat rencana • Relasi antara klien dan konselor (atau terapis) merupakan hal yang penting • Perbedaan: • Tingkat keseriusan masalah • Konseling lebih memfokuskan pada ‘developmental-educational-preventive concerns’, sedangkan psikoterapi lebih fokus pada ‘remediative-adjustive-therapeutic concerns’

  21. KONSELOR SEBAGAI PRIBADI • Mengapa menjadi konselor • Power • Status • Sainthood • Satisfaction • Task

  22. KONSELOR SEBAGAI PRIBADI (lanjutan) • Konselor sebagai pribadi mempunyai peran yang sangat penting supaya konseling efektif; jadi bukan terutama teknik dan ketrampilan konseling • Beberapa karakteristik pribadi yang membantu dalam konseling, antara lain • Memiliki perhatian pada manusia dan kemanusiaan • Memiliki pandangan yang positif terhadap dirinya sendiri dan orang lain • Altruistik, bersahabat, dapat dipercaya • Dll

  23. KONSELOR SEBAGAI PRIBADI (lanjutan) • Konselor perlu menyadari akan pandangan-pandangannya, sikap-sikap yang dimilikinya, kebutuhan-kebutuhan psikologis, tujuan hidup, dll.

  24. KONSELING DAN BUDAYA • Budaya menjadi issue penting dalam konseling karena ide-ide serta pemikiran konselor dalam proses konseling berdasarkan budaya kita dan nilai-nilai yg kita yakini & mungkin saja berbeda dengan orang yang kita layani • Cara klien memandang situasi, cara berperilaku, dan nilai-nilai klien pun sangat erat kaitannya dengan budaya mereka

  25. BUDAYA • Kebangsaan • Adatdankebiasaan • Bahasa • Usia • Gender • Beliefs • Lokasigeografis • Orientasiseksual • Kelompok-kelompokkhusus

  26. JENIS-JENIS KONSELING • Crisis counseling • Facilitative counseling • Preventive counseling • Developmental counseling • Problem solving conseling

  27. CRISIS COUNSELING • Konseling krisis dilakukan bila kondisi klien memerlukan penanganan dengan segera. Misal terkait dengan usaha bunuh diri, harus segera mengambil keputusan. Sifatnya mendesak. • Jangkawaktu: jangkapendek (immediate) • Perankonselor: dukungan personal, mencaridukungan-dukungan lain ygdibutuhkan, intervensilangsung, ataurujukankeklinik/lembagaygkompeten.

  28. FACILITATIVE COUNSELING • Masalah lebih terkait dengan beban psikilogis yang dialami atau dirasakannya. Klien memerlukan tempat untuk berbicara dan “curhat” • Jangkawaktu: bervariasi (jangkapendek, jangkamenengah, jangkapanjang) • Perankonselor: terutamamendengarkanaktif, refleksiisidanperasaan, memberikaninformasi

  29. PREVENTIVE COUNSELING • Tujuan: untuk mencegah seseorang jatuh ke dalam masalah atau mencegah masalah yg dihadapi menjadi lebih berat. Hal yg potensial membawa masalah: pergaulan, HP, internet, situs jejaring sosial, dsb. • Jangkawaktu: fleksibel • Perankonselor: memberikaninformasi, merujukke program-program yang sesuai,

  30. DEVELOPMENTAL COUNSELING • Masalah-masalah yang mungkinterkait: penyesuaian diri dengan perkembangan, misal pengembangan konsep diriygpositif. • Jangkawaktu: sepanjanghidup (berkelanjutan) • Perankonselor: klarifikasinilai, me-reviewpengambilankeputusan, konseling individual menyangkutperkembangan personal dalamhubungandenganorang lain danlingkungan

  31. PROBLEM SOLVING COUNSELING • Pemecahanmasalahmungkinmunculdengansendirinyaselamaproseskonseling, tapiseringadamasalah yang memerlukanstrategikhususuntukmemecahkannya • Tujuankonselingproblem solving: • Membantuklienmengembangkanstrategiuntukmemecahkanmasalahygdihadapinyasekarang (≠ membantu memecahkan masalah) • Membantuklienbelajarproblem solving skills yang dapatdigunakanbilamenghadapimasalahdikemudianhari

  32. KOMUNIKASI DALAM KONSELING

  33. KOMUNIKASI VERBAL DALAM KONSELING • Komunikasi verbal: dapat memperjelas maksud seseorang, tetapi tidak dapat mencakup seluruh ide. • Biasadalamkehidupansehari-hari • Bahasa yang standard? • Bukanbahasatulis, apalagitulisanilmiah • Jelas, konkrit, referensial • Yang berkaitandenganseksataumasalahsensitiflainnya: harusjelas yang dimaksudapa (bukan “itu”, “anunya”, dsb.)

  34. BAHASA NON-VERBAL • Dalam komunikasi interpersonal, termasuk konseling, bahasa non-verbal sangat penting. • Dalam konseling, kehangatan, care, penerimaan, kedekatan, diungkapkan terutama dengan bahasa non-verbal.

  35. PERILAKU NON-VERBAL KLIEN • Situasi klien dapat dipahami melalui ungkapan verbal dan perilaku non-verbal klien • Interpretasi atas perilaku non-verbal klien harus memperhatikan konteksnya • Makna perilaku non-verbal klien (sebagaimana ditafsirkan oleh konselor) bersifat tentatif • Memberikan feedback mengenai hubungan konselor-klien

  36. KARAKTERISTIK UMUMBAHASA NON-VERBAL • Komunikasi non-verbal menggunakan banyak sarana (channels): tubuh, media suara, lingkungan, waktu • Komunikasi non-verbal memiliki banyak tujuan • Cara komunikasi non-verbal biasanya tidak disadari • Perilaku non-verbal biasanya merupakan kebiasaan • Perilaku non-verbal dapat membocorkan kebohongan • Komunikasi non-verbal lebih dapat dipercaya daripada ungkapan verbal

  37. KARAKTERISTIK UMUMBAHASA NON-VERBAL • Perilaku non-verbal utamanya adalah merupakan ekspresi emosi • Perilaku non-verbal terkait budaya • Perilaku non-verbal bersifat individual • Perilaku non-verbal mendahului ucapan verbal • Komunikasi non-verbal memberikan feedback tentang hubungan interpersonal • Perilaku non-verbal yang terjadi bersamaan bisa saja saling bertentangan

  38. PERKEMBANGAN KONSELING

  39. PRA-KONSEPSIONAL • Sejak jaman dulu relasi meminta dan memberi bantuan ada dalam masyarakat • Diduga banyak filsof (Plato, Aristoteles, Locke, Berkely, Hume, Mill, dll) juga memiliki perhatian terhadap konseling tetapi belum ada usaha untuk merumuskan konseling secara ilmiah.

  40. PENGARUH PENTING • Pandangan yang menempatkan manusia sebagai pusat: manusia ingin dapat mengontrol tujuan hidupnya sendiri. Konselor membantu individu-individu untuk mencapai keinginan itu. • Faktor sosial, ekonomi, ilmiah, dan ideologis yang berkembang di berbagai belahan dunia sejak tahun 1850an: • Urbanisasi, migrasi, kebebasan, perhatian pada ketimpangan sosial • Dampak: kemiskinan, pengangguran, hilangnya atau berkurangnya ikatan kekeluargaan maupun hubungan dekat dengan tetangga, hilangnya rasa aman karena perang, dsb. • Orang-orang lalu mencari bantuan ke pendidik, psikolog, pekerja sosial, dan profesi lainnya yang memberikan bantuan dalam bidang relasi interpersonal

  41. PENGARUH PENTING (lanjutan) • Perhatian para ahli kepada manusia lain semakin besar dan semakin besar jg usaha untuk membantu mereka mengatasi masalah-masalah mental, fisik, dan ekonomis. • Sejarah psikologi konseling tidak dapat dilepaskan dari sejarah Psikologi yang dimulai oleh Wilhelm Wundt di Jerman tahun 1879, perkembangan vocational guidance danperkembangan tes psikologis. • Perhatian para ahli psikologi juga berperan dalam perkembangan konseling, termasuk publikasi tentang konseling dan psikoterapi.

  42. PERKEMBANGAN SAAT INI • Konselor banyak bekerja sebagai konselor di lembaga pendidikan, konselor rohani, pekerja sosial, di tempat rehabilitasi, maupun di tempat kerja. • Di Indonesia konselor lebih banyak bekerja di lembaga pendidikan, sebagai konselor rohani, ataupun di lembaga-lembaga sosial khususnya LSM

  43. DASAR HISTORIS KONSELING • GerakanBimbinganVokasional • Tahun 1909 Frank Parson menulis textbook “Choosing a Vocation” yang menjadidasarbimbinganvokasionalataukarir. Ada 3 tugasutamakonselor, yakni • Analisisindividu • Studitentangpekerjaan • Mengkaitkansifat-sifatindividudenganduniakerja • Tahun 1910: konferensinasionalbimbinganvokasionaldiadakanolehKamarDagang Boston • Tahun 1913 dibentukAsosiasiBimbinganVokasionalNasional

  44. DASAR HISTORIS (lanjutan) • Gerakan Kesehatan Mental • Pandangan Freud tentang penyakit mental yang menyebutkan bahwa ada kontinuitas antara kesehatan mental dan sakit mental. Artinya sakit mental itu bisa ditangani • Donald E. Super (1955) berpendapat bahwa orang yang sakit mental memiliki kekuatan-kekuatan yang dapat digunakan untuk rehabilitasinya. Ada perubahan dari bimbingan vokasional ke psikologi konseling. Perhatian Psikologi konseling adalah prevensi penyakit mental.

  45. DASAR HISTORIS (lanjutan) • Gerakan Psikometri • Analisis individu bergeser dari yang bersifat intuitif (subyektif dari pandangan konselor) ke pengukuran yang bersifat ilmiah (dengan alat tes psikologis). • Perkembangan alat-alat pengukuran minat, bakat, prestasi, dan kepribadian selama Perang Dunia I juga berdampak pada peran psikolog konseling, yaitu melakukan tes psikologis.

  46. DASAR HISTORIS (lanjutan) • Penghalusan dari Konseling Non-medis • Konseling klinis yang ada bersifat direktif dan meniru model medis yang memberikan peran yang besar pada konselor untuk aktif mencari informasi, menganalisis, dan menyimpulkan atas dasar pemikirannya sendiri. Konseli (klien) bersifat pasif. • Carl R. Rogers mengubah pusat tanggung jawab dari konselor ke klien. Pandangan ini membawa perubahan mendasar dalam konseling yaitu dari yang direktif ke non-direktif. • Pandangan Rogers membawa perubahan lain. Perhatian konselor tidak lagi hanya pada masalah pendidikan dan vokasional tetapi juga bidang emosi, afeksi, tingkah laku, dan perkembangan manusia.

  47. DASAR HISTORIS (lanjutan) • Pengaruh Perubahan Sosial dan Perkembangan Profesi • Berakhirnya Perang Dunia II mendukung pertumbuhan psikologi profesional, khususnya psikologi konseling. Kembalinya para veteran meningkatkan permintaan akan konseling pribadi dan konseling karir. Konseling juga bersifat lebih ilmiah. Psikologi konseling meluas ke universitas-universitas dan psikologi profesional berkembang di administrasi veteran, sehingga program pelatihan konseling meluas.

  48. DASAR HISTORIS (lanjutan) • Timbulnya Psikologi Konseling • Psikologi konseling tumbuh pada pertengahan abad 20. • Di Indonesia: pertumbuhan psikologi konseling terjadi lebih kemudian.

More Related