80 likes | 318 Views
Akutagawa dan Karyanya. Matakuliah : N0662 / Kesusastraan Jepang Kontemporer Tahun : 2007 - Pertemuan ke 5. Akutagawa Ryunosuke. Penulis Jepang era Taisho (1912-1926), yang meraih pembaca di luar Jepang sangat banyak. Hingga akhir hayatnya menulis lebih dari seratus cerpen.
E N D
Akutagawa dan Karyanya Matakuliah : N0662 / Kesusastraan Jepang Kontemporer Tahun : 2007 - Pertemuan ke 5
Akutagawa Ryunosuke • Penulis Jepang era Taisho (1912-1926), yang meraih pembaca di luar Jepang sangat banyak. • Hingga akhir hayatnya menulis lebih dari seratus cerpen. • Lahir dengan nama Ryunosuke di Irifunecho, Tokyo pada tanggal 1 Maret 1892 sebagai anak bungsu dari 3 bersaudara.
Ayahnya, Nihara Toshizo. • Ibunya, Fuku. • Sekitar sembilan bulan setelah Akutagawa lahir, ibunya menjadi gila hingga kematiannya pada 1902. • Ryunosuke kemudian diadopsi oleh kakak ibunya, Akutagawa Michiaki.
Pada bulan Juli 1927, di usia 35 tahun, Akutagawa tidak kuat lagi menanggung kelelahan mental dan fisik yang dipikulnya, sehingga nekat bunuh diri dengan menelan obat tidur secara overdosis. • Foto terakhirnya menunjukkan wajahnya yang kurus, mata sayu, dahi keriput, menunjukkan ekspresi putus asa.
Tanda-tanda ia mengalami putus asa sebenarnya sudah terlihat jelas dalam Kappa, yang ditulis beberapa bulan sebelum kematiannya. • Narator ceritanya adalah seorang pasien sebuah rumah sakit jiwa yang berkeinginan menyingkirkan ketakutannya terhadap penyakit gila turunan, dan tokohnya yang bernama Tok, seorang pujangga depresif yang akhirnya melakukan bunuh diri. • Kedua tokoh ini dianggap oleh kritikus sastra sebagai potret diri Akutagawa.
Yabu no Naka • Menceritakan tentang kebohongan yang dilakukan oleh para tokoh cerita. • Semua kesaksian pelaku dalam cerita saling bertentangan satu dengan yang lainnya, sehingga sampai akhir cerita, tidak terungkap siapa pelaku pembunuhan tersebut.
Tokoh Dalam Yabu no Naka • Kanazawa Takehiro • Istri Takehiro • Tajomaru
Kumo no Ito • Menceritakan seorang penjahat besar bernama Kandata. • Sang Budha ingin menolong Kandata keluar dari neraka karena dalam hidupnya Kandata pernah berbuat satu kebaikan, yaitu dengan tidak menginjak seekor laba-laba di tengah jalan yang dilaluinya. • Sang Budha menulurkan benang laba-laba untuk Kandata, akan tetapi karena keserakahannya akhirnya ia kembali ke dalam neraka.