190 likes | 321 Views
Siklus Hidup Sistem Basis Data. Database System Development Livecycle. Database System Development Livecycle merupakan komponen yang penting dalam sistem basis data karena aplikasi dari database lifecycle berkaitan dengan sistem informasi yang ada. (Connolly dan Begg, 2010, p262)
E N D
Database System Development Livecycle • Database System Development Livecycle merupakan komponen yang penting dalam sistem basis data karena aplikasi dari database lifecycle berkaitan dengan sistem informasi yang ada. (Connolly dan Begg, 2010, p262) • Komponen terpenting dari sistem informasi adalah database. Pemakaian dan perkembangan dari database harus memenuhi kebutuhan terbesar dari perusahaan. Sistem Basisdata adalah penerapan database ke dalam sistem informasi
Database System Development Livecycle • Menurut Connolly dan Begg (2010, p313-314) siklus hidup pengembangan sistem basis data diasosiasikan dengan siklus hidup sistem informasi. • Sangat penting untuk mengenali tahapan dari pengembangan sistem basis data tidak berurutan secara ketat, tetapi melibatkan beberapa perulangan dari tahap sebelumnya melalui feedback loop.
Siklus Hidup Pengembangan Aplikasi Basis Data • Perencanaan Basis Data • Pendefinisian Sistem • Analisis dan Pengumpulan Kebutuhan • Perancangan Basis Data • Pemilihan DBMS • Perancangan Aplikasi • Prototyping • Implementasi • Konversi Data dan Loading • Pengujian • Pemeliharaan Operasional
Perencanaan Basis Data • Menurut Connolly dan Begg (2010, p313) perencanaan basis data merupakan aktivitas-aktivitas manajemen yang memungkinkan tahap-tahap dari pengembangan siklus hidup sistem basis data direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin. • Tahap awal yang penting dalam perencanaan basis data adalah menentukan dengan jelas mission statement untuk sistem basis data. Mission statement ini menentukan tujuan utama sistem basis data. Mission Statement membantu menjelaskan tujuan sistem basis data dan menyediakan cara yang lebih jelas untuk menciptakan suatu basis data yang efektif dan efisien. Tahap selanjutnya adalah mission objective. Setiap mission objective harus mengidentifikasi tugas-tugas tertentu yang akan didukung oleh basis data.
Pendefinisian Sistem • Menurut Connolly dan Begg (2010, p316) pendefinisian sistem ini bertujuan untuk menggambarkan ruang lingkup dan batasan dari sistem basis data dan view penggunan secara umum. • Sebelum mencoba untuk merancang sebuah sistem basis data, sangat penting untuk mengidentifikasi batasan dari sistem yang kita selidiki pertama kali. Dan bagaimana antarmuka dengan bagian lain dari organisasi sistem informasi.
AnalisisdanPengumpulanKebutuhan • Menurut Connolly dan Begg (2010, p316) Tahap ini melibatkan pengumpulan dan analisis informasi tentang bagian- bagian perusahaan yang akan dilayani oleh basis data. Informasi didapatkan dari setiap user view utama, termasuk: • Deskripsi data yang digunakan dan dihasilkan. • Rincian bagaimana data digunakan dan dihasilkan. • Kebutuhan tambahan lainnya untuk aplikasi basis- data yang baru. • Informasi ini kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang akan disertakan dalam aplikasi basis data yang baru.
Perancangan Basis Data • perancangan basis data merupakan proses pembuatan suatu rancangan untuk basis data yang akan mendukung operasi dan objektif perusahaan untuk data yang diperlukan. Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan dalam perancangan basis data yaitu sebagai berikut : • • Bottom-up • pendekatan ini dimulai dari tingkat paling dasar dari atribut (yakni properti dari entity dan hubungan relasional) dimana melalui analisis gabungan antara atribut-atribut yang ada, dikelompokkan ke dalam relasi-relasi yang merepresentasikan tipe-tipe entitas dan hubungan antar entitas. Pendekatan ini lebih cocok untuk perancangan basis data yang sederhana dengan jumlah atribut yang relatif kecil. • • Top-down • pendekatan ini digunakan untuk perancangan basis data yang kompleks, dimulai dengan mengembangkan data model yang terdiri dari beberapa entitas dan relationship level tinggi, kemudian menerapkan perbaikan top-down secara berurutan untuk mengidentifikasi entitas, relationship, dan atribut yang dihubungkan pada level yang lebih rendah. Pendekatan top-down mengunakan konsep model Entity Relationship (ER) yang dimulai dengan menentukan entitas dan relationship antar entitas.
Pemilihan DBMS • Pemilihan DBMS merupakan pemilihan dari ketepatan DBMS yang mendukung sistem basis data. Dalam memilih DBMS perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut : • Mendefinisikan kerangka yang digunakan untuk acuan studi terlebih dahulu. Kerangka yang menjadi acuan untuk pemilihan DBMS dibangun, menyatakan tujuan, batasan dari pelajaran, serta tugas-tugas yang perlu untuk diambil alih. • Persiapan dua atau tiga produk Kriteria cenderung menjadi “penting” untuk sebuah implementasi yang bisa digunakan untuk menghasilkan sebuah daftar pendahuluan dari produk DBMS untuk evaluasi. • Mengevaluasi produk-produk Ada fitur yang beragam yang dapat digunakan untuk mengevaluasi sebuah produk DBMS untuk tujuan evaluasi, fitur tersebut bisa melakukan analisis secara kelompok maupun individual. • Merekomendasikan pilihan-pilihan menghasilkan laporan Langkah terakhir dari pemilihan DBMS adalah untuk mendokumentasikan dari proses- proses dan untuk menyediakan sebuah pernyataan dari menemukan dan merekomendasikan untuk produk DBMS.
Perancangan Aplikasi • pada tahap ini, akan dilakukan perancangan user interface dan program aplikasi yang digunakan dan memproses basis data. • Tampilan merupakan salah satu komponen penting, karena tampilan yang akan menentukan keberhasilan penyampaian informasi kepada penggunanya.
Prototyping • Prototyping adalah membangun sebuah model kerja dari aplikasi basis data. Tujuan utama dari pengembangan prototype sistem basis data adalah memperbolehkan user untuk menggunakan prototype untuk mengidentifikasi fitur dari sistem yang berjalan dengan baik atau tidak memadai. • Terdapat dua strategi prototyping yang digunakan yaitu: • Requirement prototyping Requirement prototyping digunakan untuk menentukan keperluan dari tujuan s istem basis data dimana keperluan tersebut harus lengkap dan prototype harus dihilangkan • Evolutionary prototyping Evolutionary protoyping digunakan untuk tujuan yang sama, perbedaan yang terpenting adalah bahwa prototype tidak dihilangkan, tapi pengembangan yang lebih jauh menjadi pekerjaan sistem basis data tersebut.
Implementasi • implementasi adalah realisasi secara fisik dari basis data dan rancangan aplikasinya,
Konversi Data dan Loading • konversi data dan loading adalah mengirim semua data yang lama ke dalam basis data baru dan mengubah semua aplikasi yang ada agar dapat berjalan di basis data yang baru. • Tahap ini dibutuhkan hanya ketika sistem basis data baru menggatikan sistem lama. Sekarang ini, sudah umum untuk sebuah DBMS mempunyai fungsi mengambil arsip-arsip yang ada ke dalam sistem basis data yang baru.
Pengujian • Testing adalah proses menjalankan sistem basis data dengan tujuan untuk menemukan error. • Pengujian sebaiknya juga meliputi usability dari sistem basis data. Idealnya, sebuah evaluasi sebaiknya di lakukan terhadap sebuah spesifikasi usability. • Kriteria untuk dapat mengevaluasi yaitu • Kemampuan untuk belajar • Tampilan suatu sistem • Kemandirian suatu sistem • Kemampuan untuk menangani pemakai yang salah • Kemampuan untuk beradaptasi
Pemeliharaan Operasional • pemeliharaan operasional adalah proses memonitor dan memelihara sistem basis data diikuti dengan instalasi. Setelah sistem basis data beroperasi secara penuh, memonitor secara dekat memastikan performa berada pada level yang bisa diterima. • Proses monitoring berlanjut melalui keseluruhan hidup dari sistem basis data dan pada suatu waktu mungkin akan menuju kepada pengorganisasian ulang dari sistem basis data untuk mendukung perubahan yang diperlukan. • Pada sistem ini kegiatan yang termasuk di dalamnya adalah • Memonitoring tampilan suatu sistem. Jika tampilannya gagal atau tidak diterima, memperbaiki atau re-organisasi syarat- syarat dari basis data • Pemeliharaan dan perbaruan sistem basis data. Keperluan baru yang digabungkan menuju sistem basis data.
Fase-faseperancangan basis data untuk basis data yang besar • Fase 1 : Pengumpulan data dan analisa • Fase 2 : Perancangan basis data secara konseptual • Fase 3 : Pemilihan DBMS • Fase 4 : Perancangan basis data secara logika (pemetaan model data) • Fase 5 : Perancangan basis data secara fisik • Fase 6 : Implementasi sistem basis data