770 likes | 1.68k Views
KEDARURATAN ONKOLOGI. M. BACHTIAR BUDIANTO Head of Oncology Section Department of Surgery Saiful Anwar Hospital, Malang. Tujuan. Mengetahui dan memahami Kedaruratan dan Onkologi Mengetahui dan dapat mengupayakan / melakukan terapi Mengetahui dan mengerti upaya pencegahan.
E N D
KEDARURATAN ONKOLOGI M. BACHTIAR BUDIANTO Head of Oncology Section Department of Surgery Saiful Anwar Hospital, Malang
Tujuan • Mengetahui dan memahami Kedaruratan dan Onkologi • Mengetahui dan dapat mengupayakan / melakukan terapi • Mengetahui dan mengerti upaya pencegahan
Kedaruratan dalam Onkologi dapat disebabkan oleh (Oncologic Emergency) • Proses infiltrasi tumor (biasanya pada stadium lanjut) • Tumor lysis syndrome • Terapi tumor yang diberikan • Operasi • Khemoterapi
Permasalahan yang ada : • Life saving dan prevent disability • Kanker dalam stadium lanjut
Sangat penting : • Menegakkan diagnosis • Pengobatan yang cepat dan tepat adekuat.
Berbagai Kondisi Kedaruratan dalam Onkologi 1. Vena cava superior syndroma 2. Kompresi Medula Spinalis 3. Peningkatan Tekanan Intrakranial 4. Kedaruratan Tractus Respiratorius • Pleural Effusion • Obstruksi jalan napas bagian atas 5. GIT/Emergency abdominal • Obstruksi • Perforasi • Ascites (massive) 6. Infeksi 7. Metabolic Emergency • Hiperkalcemia • Tumor lysis syndroma
Superior Vena Syndrome • Emergency atau semi emergency • 80% disebabkan oleh proses keganasan • 3-8% dari ca paru dan lymphoma dapat mengakibatkan ini. • Masa tumor atau pembesaran KGB intra mediastinum,menekan atau menginvasi syst venous (VC) menghambat aliran balik dari kepala leher dan torak bagian atas termasuk lengan.
VCSS terjadi pada : 75% - Bronchogenic Carcinoma 15% - Lymphoma 7% - Metastasis dari tumor primer lain (Ca mamma,Ca testis dll) 3% - Proses Jinak
Diagnosis :Ditegakkan berdasarkan keluhan, tanda klinis dan radiologis
Symptoms • Sesak napas 63% • Edema muka dan kepala 50% • Batuk-batuk 24% • Nyeri dada 15% • Dysphagia (susah makan) 9%
Signs • Dilatasi vena cervica facial 66% • Dilatasi vena thoracal 54% • Edema wajah 40% • Cyanotic 20% • Plethora muka 19% • Edema lengan 14%
Treatment • Radiasi (90%) : 300-400 cgy 2-4 diikuti 200 cgy/hari total dose 3000-3500 cgy • Chemotherapy : tergantung responsi tumor primer th op khemoterapi • Pembedahan (?) tidak memberikan hasil • Obat-obat : diuretic dan steroid untuk menghilangkan odema.
Kompresi Medula Spinalis Penyebab : • Tumor tulang atau jaringan sekitar menekan langsung durameter. • Kerusakan vertebra atau bagian2nya penekanan/penyempitan medula spinalis atau radix. • Penekanan medula spinalis tidak nyeri penekanan radix spinalis nyeri radi kanker yg hebat
Jenis keganasan penyebab yang sering:ca paru, ca mamma, prostat, lymphoma, melanoma, sarkoma, unknown primary v. cervicalis 10% v. thorakal 70% v.lumbasacral 20%
Keluhan : • Nyeri punggung/pinggang (90%) setinggi vertebra terkena • Paraestesia • Disfungsi kandung kemih dan usus • Kekakuan daerah leher • Kekakuan ekstremitas • Reflek kulit perut menurun. • Paraparesis • Sphincter disfungsion
Diagnosis • Pemeriksaan fisik dan neurologik yang cermat • Myelography : menentukan lokasi penekanan (CT myelography) dan besarnya tumor yang menyebabkan. • MRI • Bone scintigraphy
Treatment • Kortikosteroid harus segera diberikan. - facilitate pain management - reduce vasogenic cord edema - prevent additional damage to the spinal cord from decreased perfusion. Dosages of up to 10 mg every 6 • Bila keluhan/gejala progrtesif laminektomi + radiasi • Keluhan lambat dan radiosensitive radiasi
PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL • Biasanya akibat metastase otak • Metastasis otak ditemukan 20% dari penderita mati karena kanker yang diotopsi • Metastasis otak berasal dari : • ca paru 25-35% • ca mamma 20% • malignant melanoma 10% • hipernephroma 5-10% • GIT 5%
Diagnosis • Peninggian tek.intra cranial sukar dibedakan dari penyebab lain. • Sakit kepala,terutama pagi ditambah muntah dan mual. • Penglihatan kabur,diplopia dan gejala penglihatan lain. • Focal symptom tergantung area otak yang terkena atau rusak. • Ro CT : • lesi jelas kelihatan apabila di kortex • pelebaran system vembrikel • odema luas sekitar lesi metastasis (patognomonis)
Treatment • Elevasi kepala ringan • Analgesik/antipiretik • Radiasi terapi utama dosis 4000-5000 cgy selama 4-5 minggu • Steroid u/ edema dexamethason 4 x 5-10 mg/hari • Manitol 1,5-2gr/kgBB/hari, 30-60 menit • External ventriculotomy (ICPdrain) • Internal ventriculomy (VP-Shunting) • Tumor soliter mungkin operasi
Kedaruratan Traktus Respiratarius • Pleural Effusian • Sumbatan jalan nafas bagian atas
Pleural Effusion Penyebab : • Metastasis pleura • Ca Mamma • Ca paru • Lymphoma • Obstruksi system lymphatic oleh karena pertumbuhan tumor di mediastrium • Pada ascites yang masif dan gagal jantung
Diagnosis • Klinis • Sesak napas yang progresif, redup padaperkusi, bising napas menurun/ilag pada hemitorax ipsilat, egophoni • ThoraxFoto • Cairan intra plural (posisi tegak)
Treatment • Thoracentesis can be safely performed at the level of the posterior ICS 6-7, 1000 - 1500 mL (< 20 mL/KgBB) • Gradual drainage of the fluid is prudent to avoid postexpansion pulmonary edema • Sering kali residif, bila residif pasang drain thorac dan pleurodesis
Pleurodesis • Dilakukan bila produksi drain < 100 mL • Instilasi lidocaine (Xylocaine, 3 mg/kg or up to 250 mg) melalui drain + analgetik + sedatif 1. Bleomycin (60 U in 50 mL of dextrose 5%) 2. Talc (5 g suspended in 100 mL of normal saline) • Pasien disarankan tidur miring kakan dan kiri • Setelah 1 - 2 jam kemudian drain diklem • Setelah 24 jam drain dilepas • Terapi pada tumor primer dapat mengurangi pleural effusion
Obstruksi jalan napas bagian atas Etiologi: • Pertumbuhan tumor • Pendorongan • Infiltrasi • Tumbuh primer • Komplikasi operasi • Tracheomalacia Sering pada lymphoma maligna, thymus, Ca tyroid, Ca larynx • Haematoma Pada operasi besar daerah leher : RND dll
Diagnosis • Adanya tumor dileher atau pasca operasi • Dispneu • Stridor inspiratoir • Wheezing, batuk-batuk Ro • Foto leher AP/L • Endoscopy (?)
Treatment • Bersihkan jalan napas (mucolitic + O2) • Intubasi • Krikotirotomi • Trakheostomi
Problematik Trakheostomi • Timing • Trakheostomi terpaksa menembus masa tumor • Perawatan post operatif diruangan
Kedaruratan Onkologi pada GIT / Abdomen • Obstruksi saluran pencernaan • Perforasi • Perdarahan • Ascites
Obstruksi GIT Disebabkan oleh : • Tumor primer pada saluran cerna termasuk limfoma. • Metastasis peritoneal misalnya pada ca ovarium yang menyebabkan perlengketan-perlengketan. (peritoneal carsinomatosis) • Gejala : adalah gejala obstruksi yang sesuai dengan letak obstruksi apakah letak rendah atau letak tinggi.
Diagnosis • Gejala klinis tanda-tanda obstruksi/ileus atau akibat obstruksi seperti dehidrasi dan asidosis. • Rontgenologis : plain foto abdomen dua posisi yang dapat memperlihatkan pelebaran usus-usus dan adanya air fluid level.
Treatment • Rehidrasi dan elektrolit koreksi • Sementara pasang nasogastrik tube untuk dekompresi • Release obstruksi dengan operasi dapat berupa : • kolostomi • bypass atau • operasi definitif • Tergantung keadaan penderita,jenis tumor dan stadium serta persiapan peralatan waktu itu. • Terapi definitive untuk kankernya dilakukan sekaligus jika memungkinkan.
Perforasi ini dapat disebabkan : • Nekrosis tumor sendiri dalam perjalanan penyakitnya, atau disebabkan oleh keadaan obstruksi nya • Akibat terapi radiasi atau khemoterapi yang diberikan.
Prinsip mengatasi keadaan ini sama dengan perforasi akibat lain,disamping pengobatan tumor primernya • perbaiki keadaan umum • melakukan operasi berupa reseksi bagian perforasi dengan berikut tumornya yang umumnya bersifat paliatif saja. Jenis operasinya tergantung dari jenis tumor, stadiumnya dan lokasi sumbatan. • Pada keadaan yang berat terkadang sukar untuk berbuat sesuatu.
Etiology • akibat “ peritoneal carcinomatosis “ • biasanya terjadi pada Ca ovarium,Ca mamma atau keganasan gastrointestinal • eksudasi dari cairan intra peritoneal akibat implantasi sel tumor pada peritonem atau akibat obstruksi system lymphatic sub diafragma • Pada yang masif merupakan keadaan yang mengancam.
Diagnostic • Tumor primernya diketahui • adanya cairan intra abdominal,perut membuncit (Shifting dullness) • keluhan penuh dan tidak enak dapat disertai anorexia,nausia dan gangguan pernafasan • keganasan dibuktikan dengan pemeriksaan cytology cairan ascites.
Treatment • Mengobati tumor primernya • Paracentisis hanya mengurangi keluhan,dan ini bukan terapi, karena cairan ascites biasanya segera dapat terakumulasi kembali • Pada kasus yang jarang dilakukan “peritoneovenous shunting “ (Hoekstra)
Penderita kanker termasuk dalam kasusimmunocompromised • Infeksi sangat mudah terjadi pada penderita kanker • Apabila leukosit pada darah tepi < 1000/mm3, keadaan ini sangat berbahaya
Faktor predisposisi untuk terjadinya infeksi : • Umum • Usia tua,alkoholisme,perokok berat, diabetes mellitus, defisiensi imunitas Congenital atau yang didapat. • Khusus • Rusaknya natural barier (ulserasi pada kulit atau mukosa) • Adanya obstruksi pada GIT, traktus respiratorius atau saluran kemih. • Radiasi • Sitostatik • Defisiensi imunitas berupa : neuropenia,defek pada t.limfosit monocleus paghosit, penurunan B cell lymphosite. • Pembedahan terutama yang ekstensif.
Jenis-jenis mikroorganisme : • infeksi bakterial • infeksi viral • infeksi mikosis/jamur
Diagnosis • Demam pada penderita kanker,dengan hitung lekosit rendah (leukopenia berat) • Diagnosis dini tumor fever hanya jika infeksi sudah benar-benar disingkirkan
Treatment • Antibiotika broadspektrum harus segera diberikan,apabila kultur resistensi test sudah ada.Umumnya infeksi bacterial pada penderita kanker adalah oleh karena gram Negatif(echerichiacolli, pseudoimonas aeroginosa, klebsiella, pneumonia, enterobakter, proteus, siresia marcesseus). • Pemberian transfusi granulosit dipertimbangkan bila granulositopenia tidak ada Perbaikan dalam beberapa hari. • Apabila demamnya persistent,kultur negatif dan sudah menerima antibiotika yang adekwat maka pikirkan infeksi disebabkan oleh jamur atau parasit atau tuberkulosis.