60 likes | 467 Views
Interaksi antara Akasia Tanduk Sapi dengan Semut Penyengat (Genus Pseudomyrmex). DISUSUN OLEH ANWAR ASTUTI SARI DEWI NIM. 07312241037 PEND.IPA REGULER (A). Makhluk hidup sangat tergantung pada lingkungannya, baik lingkungan abiotik maupun lingkungan biotik.
E N D
Interaksi antara Akasia Tanduk Sapi dengan Semut Penyengat (Genus Pseudomyrmex) DISUSUN OLEH ANWAR ASTUTI SARI DEWI NIM. 07312241037 PEND.IPA REGULER (A)
Makhluk hidup sangat tergantung pada lingkungannya, baik lingkungan abiotik maupun lingkungan biotik. Keadaan komponen abiotik yang sesuai bagi satu jenis makhluk berbeda untuk jenis makhluk yang lainnya.
POLA INTERAKSI ORGANISME Kompetisi Kompetisi terjadi karena adanya lebih dari satu macam organisme yang membutuhkan bahan yang sama dari lingkungannya. Simbiosis Simbiosis berarti hidup bersama. Dalam hidup bersama tersebut dapat terjadi hubungan yang menguntungkan atau merugikan.
Akasia Tanduk Sapidan Semut Penyengat Spesies pohon akasia tertentu dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan yang disebut akasia tanduk sapi, mempunyai duri berlubang yang menampung semut penyengat dari genus pseudomyrmex. Semut penyengat itu memakan gula yang dihasilkan oleh kelenjar nektar pada pohon dan pembengkakan yang kaya akan protein yang disebut badan Beltian.
Pohon akasia diuntungkan dari penampungan dan pemberian makan populasi semut itu yang suka berkelahi, yang menyerang yang semua menyentuh pohon. Kalau hewan lain menyentuh pohon yang mereka tinggali, mereka akan menyerang bersama-sama dan menggigit dengan gigitan yang menyakitkan. Selain itu, tumbuhan lain yang berjarak kurang dari satu meter dari pohon akasia yang dihuni semut dibantai dan diserang, kulit batang pohon diserang, serta ranting dan dahan yang menyentuh pohon akasia juga dihancurkan Semut menyengat serangga lain, mengeluarkan spora fungi dan serpihan lain, dan memotong vegetasi sekitarnya yang ternyata tumbuh dekat dengan dedaunan akasia itu.
Telah dibuktikan bahwa pohon akasia yang tidak didiami semut lebih mudah diserang dan dilukai oleh serangga lainnya, jika dibandingkan dengan pohon yang dihuni koloni semut. Dalam sebuah eksperimen diamati bahwa tumbuhan liar yang tumbuh berdiameter 40 cm dari pohon akasia diserang oleh semut, dimakan dan diinjak-injak sampai hancur. Semut juga bahkan menyerang dahan dan daun tumbuhan lain yang menyentuh bayangan pohon akasia. Seluruh koloni semut sangat sigap ketika membersihkan dan mengawasi tumbuhan. Para ilmuwan sampai pada kesimpulan berikut: semut disewa oleh pohon akasia sebagai "tentara khusus". Jadi akasia akan mendapatkan cahaya dan ruang untuk tumbuh karena semut menyerang vegetasi disekitar pohon akasia.