320 likes | 840 Views
EKIVALEN. Budi Murtiyasa Jur. Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta Juli 2008. E K I V A L E N. Rank, OBE/OKE, Matriks Ekivalen, Bentuk Kanonik, Matriks Elementer, Dekomposisi A = LU, Bentuk Normal. RANK / PANGKAT.
E N D
EKIVALEN Budi Murtiyasa Jur. Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta Juli 2008 design by budi murtiyasa 2008
E K I V A L E N Rank, OBE/OKE, Matriks Ekivalen, Bentuk Kanonik, Matriks Elementer, Dekomposisi A = LU, Bentuk Normal
RANK / PANGKAT Rank : dimensi dari submatriks yang terbesar yang determinannya tidak nol 2 -3 1 4 Dengan menghilangkan kolom keempat diperoleh submatriks : A = -1 0 -2 3 1 -1 1 -1 = 0 Tetapi, jika dari A menghilangkan kolom pertama diperoleh submatriks : = – 8 ≠ 0 Karena submatriks yang determinannya tidak nol ini berdimensi 3, maka rank dari A, ditulis r(A) = 3.
Berapakah rank-nya ? r(E) = 3 E = A = r(A) = 2 B = r(B) = 1 Matriks persegi, yang determinannya tidak nol dikatakan mempunyai rank penuh, atau matriks nonsingular. C = r(C) = 2 Matriks D dan E dalam contoh diatas mempunyai rank penuh atau nonsingular. r(D) = 3 D =
OPERASI BARIS ELEMENTER (OBE) Terhadap suatu matriks A dapat dilakukan manipulasi anggotanya dengan melakukan operasi baris elementer (OBE). A = H3(-1)(A) = H13(A) = H12(-2)(A) =
OPERASI KOLOM ELEMENTER (OKE) Terhadap suatu matriks A dapat dilakukan manipulasi anggotanya dengan melakukan operasi kolom elementer (OKE). A = K3(4)(A) = K24(A) = K41(1)(A) =
Terhadap suatu matriks dapat dilakukan berturut-turut sederetan OBE dan/atau OKE H21(-3) H3(-2) H43(1) A = ~ ~ ~ H41 = B H31(2) ~ ~ Perhatikan bahwa dengan lima kali OBE secara berturutan terhadap A diperoleh matriks baru, misalnya B. Jadi dalam hal ini : H41 H31(2) H21(-3) H43(1) H3(-2) (A) = B Matriks B yang diperoleh dari A dengan melakukan OBE/OKE disebut matriks-matriks yang ekivalen, dinotasikan A ~ B
Perhatikan kembali : H41 H31(2) H21(-3) H43(1) H3(-2) (A) = B Dengan sederetan OBE, A dapat di bawa menjadi matriks baru B. Sebaliknya, tentu juga ada sederetan OBE yang dapat membawa B kembali ke matriks A. H31(-2) B = H41 H21(3) ~ ~ ~ H43(-1) H3(-1/2) = A ~ ~ H3(-1/2) H43(-1) H21(3) H31(-2) H41 (B) = A Jadi dengan sederetan OBE : Ini berarti B ekivalen A, ditulis B ~ A Karenanya operasi OBE (OKE) mempunyai invers (kebalikan).
Perhatikan : H41 H31(2) H21(-3) H43(1) H3(-2) (A) = B Sebaliknya, H3(-1/2) H43(-1) H21(3) H31(-2) H41 (B) = A Analogi, invers OKE : Dapat di amati bahwa invers OBE adalah :
K32(5) H21(1) H31(-2) P = = Q ~ ~ ~ Sebaliknya, mudah diamati bahwa : K32(-5) H31(2) H21(-1) Q = ~ = P ~ ~ Dalam hal ini P ~ Q atau Q ~ P. Relasi ekivalen ( ~ ) suatu matriks memenuhi sifat : 1. refleksif, A ~ A 2. simetri, A ~ B, maka B ~ A 3. transitif, A ~ B, dan B ~ C, maka A ~ C Dua matriks yang ekivalen mempunyai rank yang sama
Matriks Elementer : Matriks elementer adalah matriks identitas yang sudah mengalami satu kali OBE (atau satu kali OKE) Misalnya I = Matriks Elementer (kolom) Matriks Elementer (baris) = E12 = F13(1) H12(I) = K13(1) (I)= H3(-2)(I) = = E3(-2) K2(-3) (I) = = F2(-3) = E23(-1) K32(I) = H23(-1) = = F32
Karena OBE/OKE mempunyai invers, maka matriks elementer tentu juga mempunyai invers
Apa keistimewaan matriks elementer ? Jadi : H31(A) = E31 A I3 = A = H21(-1)(A) = E21(-1) A OBE identik dengan penggandaan di depan dengan matriks elementer dengan tipe yang sama E31 = H31(A) = H31(A) = = E31 A = H21(-1)(A) = E21(-1) A = = E21(-1) = = H21(-1)(A)
Jadi : I4 = A = K3(-2)(A)= A F3(-2) K14(1)(A) = A F14(1) OKE identik dengan penggandaan di akhir (belakang) dengan matriks elementer dengan tipe yang sama F3(-2) = K3(-2)(A)= = K3(-2)(A) = A F3(-2)= K14(1)(A) = = A F14(1) = F14(1) = = K14(1)(A)
K32(5) H21(1) H31(-2) P = = Q ~ ~ ~ Dalam hal ini : K32(5) H31(-2) H21(1) (P) = Q Atau bisa juga dengan matriks elementer : E31(-2) P F32(5) = Q E21(1) =
Dari bentuk EBT, jika diteruskan dengan OKE, suatu matriks dapat di bawa nenjadi bentuk normal. Bentuk normal (N) suatu matriks kemungkinannya salah satu dari bentuk : (Ir 0) Ir atau dengan r menyatakan rank dari matriks.
MEREDUKSI MATRIKS MENJADI BENTUK ESELON Ingat kembali tentang matriks eselon : 1. setiap baris yang semua unsurnya nol terletak sesudah baris yang mempunyai unsur tidak nol; 2. pada setiap baris yang mempunyai elemen tidak nol; elemen tidak nol yang pertama harus terletak di kolom sebelah kanan elemen tidak nol baris sebelumnya Reduksi menjadi bentuk eselon, dan berapa rank nya ? H21(1) H31(2) H32(-1) = U A = ~ ~ ~ Jadi bentuk eselon dari A adalah : Karena bentuk eselon U mempunyai tiga baris yang tidak nol, maka r(U) = 3, dan tentu juga r(A) = 3. U =
Reduksi menjadi bentuk eselon untuk matriks : H31(1) H21(2) H32(-1) = U B = ~ ~ ~ Rank dari B adalah r(B) = 2 Bentuk eselon dari B adalah U = Reduksi menjadi bentuk eselon untuk matriks : H41(-1) H21(-3) H31(-2) ~ ~ C = ~ H32(-1) H42(-1) Jadi r(C) = 2 = U ~ ~
Cari bentuk eselon daro matrik : A = ~ ~ r(A) = 2
DEKOMPOSISI MATRIKS A = L U Untuk sembarang matriks A dengan melakukan OBE tipe II dan III, matriks A tersebut dapat di dekomposisi sebagai A = L U, dengan L matriks segitiga bawah, dan U matriks eselon. Jika A matriks persegi, maka U ini adalah matriks segitiga atas. Dekomposisikan matriks A = LU, jika : H32(1) H31(-3) H21(2) A = = U ~ ~ ~ Ini berarti bahwa : H32(1) H31(-3) H21(2) (A) = U A = E21(-2) E31(3) E32(-1) U = L U Jadi E32(1) E31(-3) E21(2) A = U L = = P A = U P-1 P A = P-1 U A = (E32(1) E31(-3) E21(2))-1 U A = L U dan U = A = (E21(2))-1 (E31(-3))-1 (E32(1))-1 U
Dekomposisikan menjadi A = LU, jika : H31(2) H21(1) H41(1) H32(1) ~ ~ ~ ~ A = Jadi : H42(2) H43(-1) = U ~ ~ L = dan U= H43(-1) H42(2) H32(1) H41(1) H31(2) H21(1) (A) = U E43(-1) E42(2) E32(1) E41(1) E31(2) E21(1) A = L U A = U Jadi L = E21(-1) E31(-2) E41(-1) E32(-1) E42(-2) E43(1) = L =
MEREDUKSI MATRIK MENJADI BENTUK ESELON BARIS TEREDUKSI (EBT) Bentuk EBT adalah bentuk eselon yang : a. Elemen pivot harus 1, b. Elemen pivot merupakan satu-satunya unsur yg tidak nol pada kolom di mana elemen pivot berada menjadi bentuk EBT ! Reduksi A = Solusi : langkah awal, bawa A menjadi bentuk eselon terlebih dahulu, kemudian teruskan dengan OBE sehingga dua syarat di atas dipenuhi. H12(2) H21(1) H32(-1) H1(-1) ~ A = ~ ~ ~ H31(2) H13(-3) Jadi bentuk EBT dari A adalah : ~ H23(-2)
Telah diketahui dari bentuk EBT, jika diteruskan dengan OKE, suatu matriks dapat di bawa nenjadi bentuk normal. Bentuk normal (N) suatu matriks kemungkinannya salah satu dari bentuk : Ir (Ir 0) atau Oleh karena itu, untuk sembarang matriks A, maka dengan OBE dan OKE dapat di bawa menjadi bentuk normal N, sedemikian hingga : Hp . . H3 H2 H1 A K1 K2 K3 . . KQ = N Ep . . E3 E2 E1 A F1 F2 F3 . . FQ = N P A Q = N Di mana P adalah hasil penggandaan (perkalian) matriks elementer baris dan Q adalah hasil penggandaan matriks elementer kolom. Bergantung pada cara melakukan OBE dan OKE, banyaknya matriks P dan Q tidak tunggal. Tetapi setiap P mempunyai tepat satu pasangan Q sehingga P A Q = N.
Bagaimana mendapatkan matriks P dan Q sehingga P A Q = N ? Karena P merupakan hasil penggandaan matriks elementer baris, maka P dapat dicari dengan jalan melakukan OBE terhadap I (identitas) dengan tipe OBE yang sama terhadap A sedemikian hingga A tereduksi menjadi bentuk eselon atau bentuk eselon baris tereduksi (EBT). Pada saat A tereduksi menjadi bentuk eselon atau bentuk EBT, maka I (identitas) akan tereduksi menjadi matriks baru, yaitu matriks P. Jadi (A | I) ~ (U | P) Sedangkan Q merupakan hasil penggandaan matriks elementer kolom, maka Q dapat dicari dengan jalan melakukan OKE terhadap I (identitas) dengan tipe OKE yang sama terhadap A (yang telah tereduksi menjadi U), sedemikian hingga U ini tereduksi menjadi bentuk normal N. Pada saat U tereduksi menjadi bentuk normal N, maka I (identitas) akan Tereduksi menjadi matriks baru, yaitu matriks Q. Jadi ~
Cari matriks P dan Q sehingga PAQ = N, jika A = Solusi : H21(3) H32(1) ~ (A | I3) = ~ H31(-2) H1(-1) H12(1) = (U | P) ~ ~ K23 K21(1) = ~ = = ~ K43(2)
serta N = dan Q = Jadi P = Dapat di cek kebenarannya bahwa : P A Q = N Dari bentuk normalnya, dapat diketahui bahwa rank dari A adalah r(A) = 2. Cari bentuk normal dari matriks B = Solusi : H21(-1) H3(-1/2) ~ (B | I3) = ~ H31(2) = (U | P)
K21(-2) ~ = = K31(-2) = I3 N = dan Q = Jadi P = Dapat ditunjukkan bahwa PBQ = N = I. Perhatikan kembali bahwa B = Dapat dihitung det(B) = - 2 ≠ 0 Ini berarti r(B) = 3. Amati bahwa B matriks persegi dengan determinan ≠ 0, atau matriks B nonsingular, serta matriks B ini mempunyai bentuk normal berupa matriks I. Dengan kata lain, Bekivalen dengan matriks I.
Jika A adalah matriks persegi yang nonsingular (determinannya tidak sama dengan nol), maka matriks A ekivalen dengan matriks I (identitas). Atau dengan kata lain, selalu ada matriks P dan Q sehingga PAQ = I Perhatikan kembali kasus matriks B, di atas, yaitu : H21(-1) H3(-1/2) (B | I3) = ~ ~ H31(2) Sampai di sini bisa saja diteruskan melakukan OBE, sehingga : = (U | P) H13(-2) H12(-2) ~ ~ = (I3 | P) = (N | P) Amati bahwa B matriks persegi nonsingular, dengan hanya melakukan OBE, matrik B dapat direduksi menjadi bentuk normal N = I.
Jika A adalah matriks persegi yang nonsingular (determinannya tidak sama dengan nol), dengan hanya melakukan OBE maka matriks A dapat direduksi menjadi matriks I (identitas). Atau dengan kata lain, selalu ada matriks P sehingga PA = I Jika A adalah matriks persegi yang nonsingular (determinannya tidak sama dengan nol), dapat juga ditunjukkan bahwa hanya melakukan OKE maka matriks A dapat direduksi menjadi matriks I (identitas). Atau dengan kata lain, selalu ada matriks Q sehingga A Q = I Dari uraian tersebut dapat disimpulkan, jika A matriks persegi nonsingular, selalu ada matriks nonsingular P dan Q sedemikian hingga : 1. P A Q = I (melakukan OBE dan OKE terhadap A) 2. P A = I (hanya melakukan OBE terhadap A) 3. A Q = I (hanya melakukan OKE terhadap A)