260 likes | 634 Views
HANDOUT 4 LD. TEORI-TEORI MUNCULNYA PEMIMPIN PENDEKATAN STUDI KEPEMIMPINAN. TEORI-TEORI MUNCULNYA PEMIMPIN. Teori-teori munculnya seseorang pemimpin, terlihat adanya tiga teori, yaitu: 1. teori Genetis (Hereditery Theory); 2. Teori Sosial; 3. Teori Ekologis.(Sondang P.Siagian,
E N D
HANDOUT 4 LD TEORI-TEORI MUNCULNYA PEMIMPIN PENDEKATAN STUDI KEPEMIMPINAN
TEORI-TEORI MUNCULNYA PEMIMPIN • Teori-teori munculnya seseorang pemimpin, terlihat adanya tiga teori, yaitu: 1. teori Genetis (Hereditery Theory); 2. Teori Sosial; 3. Teori Ekologis.(Sondang P.Siagian, 1977)
1. Teori Genetis • Inti dari ajaran teori ini tersimpul dalam sebutan yang mengatakan bahwa: “leaders are born and not made”. Para penganut teori ini mengatakan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan. Berbicara mengenai takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong kepada pendangan yang fatalistis atau diterministis.
2. Teori Sosial • Inti ajaran teori sosial ini ialah bahwa “leaders are made and not born”, jadi merupakan kebalikan dari teori genetis. Teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.
3. Teori Ekologis • Teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat-bakat itu kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimiliki itu.
PENDEKATAN-PEMDEKATAN STUDI KEPEMIMPINAN • Penelitian-penelitian dalam studi tentang kepemimpinan dapat diklasifikasikan sebagai pendekatan sifat-sifat, perilaku, dan situasional (“contingency”). (Handoko, 1998)
Pendekatan Sifat-sifat (Trait Approach) • Penelitian-penelitian pada masa itu ditujukan untuk mengetahui sifat-sifat pemimpin yang meliputi: intelek, hubungan sosial, keadaan emosional, keadaan fisik, imajinasi, kesabaran, stabilitas emosional, kemauan berkorban, kemauan untuk bekerja keras, dan sebagainya. Ciri-ciri atau sifat-sifat tersebut, merupakan ciri-ciri yang diperkirakan sebagai sifat-sifat yang harus dipunyai oleh seorang pemimpin.
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, menurut • Sondang P.Siagian adalah sebagai berikut: 1. Memiliki kondisi fisik yang sehat sesuai dengan tugasnya. 2. Berpengetahuan luas. 3. Mempunyai keyakinan bahwa organisasi yang dipimpinnya akan berhasil. 4. Mengetahui dengan jelas sifat hakiki dan kompleksitas dari tujuan yang hendak dicapai. 5. Memiliki stamina (daya kerja) yang besar.
6. Gemar dan cepat mengambil keputusan 7. Obyektif dalam arti dapat menguasai emosi dan mempergunakan rasio. 8. Adil dalam memperlakukan bawahan. 9. Menguasai prinsip-prinsip human relations. 10. Menguasai teknik-teknik berkomunikasi. 11. Dapat dan mampu bertindak sebagai penasehat dan guru terhadap bawahannya. 12. Mempunyai gambaran yang menyeluruh tentang semua aspek kegiatan organisasi.
Siafat-sifat Pemimpin menurut George R. Terry (1972) adalah sebagai berikut: • Intelligence (Kecerdasan) • Initiative (Inisiatif) • Energy of drive (Kekuatan atau giat bekerja) • Emotional maturity (Kedewasaan emosi) • Communicative skill (Kemahiran berkomunikasi)
Lnjutan … • Persuasive (Yang meyakinkan) • Self-assurance (Kepercayaan diri) • Perceptive (Cerdik, cepat tanggap) • Creative (Memiliki daya cipta) • Social participation (Keterlibatan dalam kelompok)
B. Pendekatan Tingkah laku • Pendekatan tingkah laku memandang bahwa kepemimpinan dapat dipelajari dari pola tingkah laku, dan bukan dari ciri-ciri (traits) pemimpin. Trait seorang pemimpin lebih sukar untuk diidentifikaskan.
Beberapa teori kepemimpinan yang memakai pendekatan tingkah laku antara lain: • Tori Kepemimpinan yang dikembangkan oleh Universitas Michigan; • Teori kepemimpinan derdasarkan dinamika kelompok; • Studi kepemimpinan Ohio State University
1. Teori Kepemimpinan yang dikembangkan oleh Universitas Mcchigan • Studi ini mengidentifikasikan dua macam konsep, yaitu orientasi bawahan (employeeorientation) dan orientasi produksi (productionorientation). Pemimpin yang mempunyai sikap orientasi bawahan sangat memperhatikan hubungannya dengan bawahan, sedangkan pemimpin yang berorientasi pada produksi sangat memperhatikan hasil yang dicapai oleh organisasi.
2. Teori Kepemimpinan Berdasarkan Dinamika Kelompok Teori ini dikembangkan oleh Dorwin Cartwight yang mengemukakan bahwa tujuan kelompok dapat digolongkan ke dalam dua kategori: (a) pencapaian tujuan dengan memberikan arah kpd bawahan untuk memcapai tujuan, (2) pemeliharaan integritas kelompok dengan memperbaiki hubungan di antara para anggota kelompok.
3. Studi Kepemimpinan Ohio State University • OSU mengembangkan instrumen untuk mempelajari bagaimana seorang pemimpin menjalankan tugasnya. Instrumen itu dunamakan Leader BihaviorDescription Questionaire (LBDQ) dipakai untuk melukiskan dua aspek kepemimpinan yaitu apa yang dinamakan “Initiating Structure” dan “Consideration”.
“Initiating Structure”: adalah cara pemimpin melukiskan hubungannya dengan bawahan dalam usaha menetapkan pola organisasi, saluran komunikasi dan metode atau prosedur yang dipakai dalam organisasi. Sedangkan “Consideration” berhubungan dengan persahabatan, saling mempercayai, penghargaan dan kehangatan dalam hubungan antara pemimpin dan bawahannya.
C. Teori Kepemimpinan Situasional • Dikembangkan oleh Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard (1977) dengan mendasarkan kepada teori-teori kepemimpinan sebelumnya. • Teori ini berasumsi bahwa hubungan antara pemimpin – bawahan yang efektif tergantung kepada tingkat kematangan bawahan dan kemauan pemimpin untuk menyesuaikan orientasinya (baik orientasi tugas ataupun hubungan antar manusia).
Lanjutan… • Makin matang si terpimpin/bawahan, pemimpin harus mengurangi tingkat struktur tugas dan menambah orientasi hubungannya. • Pada saat seseorang atau kelompok (terpimpin) bergerak dan mencapai tingkat rata-rata kematangan, pemimpin harus mengurangi baik hubungan maupun orientasi tugasnya.
Lanjutan… • Keadaan ini berlangsung sampai terpimpin (bawahan) mencapai tingkat kematangan penuh, di mana bawahan sudah dapat mandiri baik dilihat dari kematangan kerjanya, atau psikologisnya. Supervisi yang ketat tidak lagi diperlukan, dan pemimpin sudah dapat mendelegasikan wewenangya kepada bawahan.