160 likes | 547 Views
JUSTIFIKASI STUDI PENYUSUNAN RKL-RPL. PABRIK-PABRIK DI KOMPLEKS INDUSTRI DAN KAWASAN INDUSTRI PT. PUPUK KALTIM Tbk. DASAR HUKUM UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG P ENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP. Pasal 13 Ayat (1)
E N D
JUSTIFIKASI STUDI PENYUSUNAN RKL-RPL PABRIK-PABRIK DI KOMPLEKS INDUSTRI DAN KAWASAN INDUSTRI PT.PUPUK KALTIM Tbk.
DASAR HUKUMUNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Pasal 13 Ayat (1) Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup, Pemerintah dapat menyerahkan sebagian urusan kepada Pemerintah Daerah menjadi urusan rumah tangganya. Ayat (2) Penyerahan urusan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 82 TAHUN 2001 TENTANGPENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR Pasal 20 Pemerintah dan Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/ Kota sesuai dengan kewenangan masing-masing dalam rangka pengendalian pencemaran air pada sumber air berwenang: • Menetapkan daya tampung beban pencemaran; • Melakukan inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar; • Menetapkan persyaratan air limbah untuk aplikasi pada tanah; • Menetapkan persyaratan pembuangan air limbah ke air atau sumber air; • Memantau kualitas air pada sumber air; dan • Memantau faktor lain yang menyebabkan perubahan mutu air.
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 82 TAHUN 2001 TENTANGPENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR Pasal 24 Ayat (1) Setiap orang yang membuang air limbah ke prasarana dan atau sarana pengelolaan air limbah yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dikenakan retribusi. Ayat (2) Retribusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 82 TAHUN 2001 TENTANGPENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR Pasal 40 Ayat (1) Setiap usaha dan kegiatan yang akan membuang air limbah ke air atau sumber air wajib mendapatkan izin tertulis dari Bupati/ Walikota. Ayat (2) Permohonan izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didasarkan pada hasil kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan.
LAMPIRAN A X:KEPUTUSANMENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: KEP- 51/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI TANGGAL 23 OKTOBER 1995 BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PUPUK UREA
LAMPIRAN B XIIIKEPUTUSANMENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: KEP-51/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PUPUK
LAMPIRAN KEPUTUSANMENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP-45/MENLH/10/1997 TENTANGINDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA TANGGAL 13 OKTOBER 1997
LAMPIRAN IIKEPUTUSAN KEPALA BAPEDAL NOMOR : KEP-107/BAPEDAL/11/1997 ANGKA DAN KATEGORI INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA (ISPU)
LAMPIRAN IV-aKEPUTUSAN KEPALA BAPEDAL NOMOR: KEP-107/BAPEDAL/11/1997 BATAS INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA DALAM SATUAN SI
LAMPIRAN V-AKEPUTUSAN KEPALA BAPEDAL NOMOR : KEP-107/BAPEDAL/11/1997 SECARA PERHITUNGAN • Konsentrasi nyata ambien (Xx) ppm, mg/m3, dll • Angka nyata ISPU (1) Xx 1 Ia-Ib I = ----------- (Xx – Xb) + Ib .............(*) Xa-Xb I = ISPU terhitung Xa = Ambien batas atas Ia = ISPU batas atas Xb = Ambien batas bawah Ib = ISPU batas bawah Xx = Kadar ambien nyata hasil pengukuran PERHITUNGAN INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA
CONTOH PERUBAHAN ANGKA SECARA PERHITUNGAN Diketahui konsentrasi udara ambien untuk jenis parameter Debu Urea adalah: 322 ug/m3 Konsentrasi tersebut jika diubah ke dalam angka Indeks Standar Pencemar Udara adalah sebagai berikut: Dari Tabel “Batas Indeks Standar Pencemar Udara (dalam Satuan SI)” Maka : Xx = Kadar ambien nyata hasil pengukuran 322 ug/m3 Ia = ISPU batas atas 200 (baris 3) Ib = ISPU batas bawah 100 (baris 2) Xa = Ambien batas atas 350 (baris 3) Xb = Ambien batas bawah 150 (baris2)
200-100 I = ----------- (322-150) + 100 350-150 = 186 Jadi konsentrasi udara ambien Debu Urea 322 ug/m3 diubah menjadi Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) = 186 Kesimpulan: Kategori TIDAK SEHAT, jarak pandang turun, terjadi pengotoran debu di mana-mana.