270 likes | 443 Views
POLITICAL CONTEXT & DIPLOMATIC LANDSCAPES: ACTORS, ROLES & INTERESTS. M.K. Rejim Lingkungan Internasional Program Sarjana Reguler Departemen Hubungan Internasional FISIP UI Semester Gasal 2009-2010 Nurul Isnaeni. AKTOR. NEGARA ORGANISASI INTERNASIONAL KORPORASI MULTINASIONAL
E N D
POLITICAL CONTEXT & DIPLOMATIC LANDSCAPES: ACTORS, ROLES & INTERESTS M.K. Rejim Lingkungan Internasional Program Sarjana Reguler Departemen Hubungan Internasional FISIP UI Semester Gasal 2009-2010 Nurul Isnaeni
AKTOR • NEGARA • ORGANISASI INTERNASIONAL • KORPORASI MULTINASIONAL • ORGANISASI NON PEMERINTAH • KOMUNITAS EPISTEMIK
NEGARA • Subjek Hukum Internasional • Memegang kendali utama dalam proses formulasi kesepakatan & perjanjian internasional serta implementasinya • Menentukan kebijakan perdagangan & keuangan serta bantuan pembangunan internasional. • Menentukan agenda internasional • Mempertimbangkan keterlibatan aktor lain.
NEGARA • LEAD STATE Melakukan inisiatif, komitmen kuat untuk kesuksesan rejim, dukungan politik & pendanaan bagi negara lain. • SUPPORTING STATE Sukseskan proposal negara pemimpin • SWING STATE Mengajukan konsensi untuk setiap dukungan • VETO / BLOCKING STATE Menolak proposal & melemahkan efektivtas rejim
PERTANYAAN (1) • Faktor-faktor apa yang menentukan posisi diplomatik negara? • Faktor apa yang paling dominan? • Sejauhmana terjadi polarisasi antar negara? • Bagaimana peta aliansi negara-negara dalam negosiasi multilateral? Jelaskan dalam sebuah contoh kasus
References for further studies: • Gareth Porter & Janet W. Brown, Global Environmental Politics, Oxford, Westview Press, 1996 (Bab 2: Nation-States Actors: Roles and Interests, hal:32-41) • Paul G. Haris (Eds.), International Environmental Cooperation: Politics and Diplomacy in Pacific Asia, Colorado: University Press of Colorado, 2002. (Bab 6: Environmental Agreements in SEA: Balancing Economic Interests and Regional Politics, hl:133)
References for further studies: • Richard N. Cooper, “US Policy Towards the Global Environment” dalam, A. Hurrell & B. KIngsburry (Eds.), The International Politics of the Environment, Oxford University Press, 1992, hal.290 • Nurul Isnaeni, “Japan and Global Environmental Politics: An Overview on Japan’s International Roles in Environmental Issues”, MANABU (Journal of Japanese Studies), Vol.1, No.2, April/Juni 2006. • Nurul Isnaeni, “Bencana Hutan Gundul, Akankah Berakhir?: Menelisik 2 Tahun Kebijakan Lingkungan SBY-JK)”, SPEKTRUM (Jurnal Kebijakan Publik dan Hubungan Internasional), Vol.IV, No.3, Juli 2007.
ORGANISASI INTERNASIONAL (1) • Berperan besar dalam proses pembentukan hukum lingkungan internasional (soft law & hard law) • Berperan besar dalam mendukung proses penegakan aturan (hukum) dan regulasi internasional OI = “Reservoir of legal and technical expertise”
ORGANISASI INTERNASIONAL (2) • Menyediakan forum dialog, kerjasama dan koordinasi antar negara • Menjadi agen yang mengumpulkan, menyebarkan dan mempertukarkan informasi • Menjadi fasilitator bagi pengembangan hukum internasional • Mendorong kepatuhan (compliance) negara anggota terhadap standar & kewajiban yg sudah disepakati • Menjadi fasilitator penyelesaian konflik
ORGANISASI INTERNASIONAL (3) • Menyediakan dana bantuan bagi proyek pembangunan, termasuk bantuan teknis utk mempertajam strategi pembangunan • Melakukan riset yang bertujuan untuk mempengaruhi birokrat lembaga pemerintahan untuk mengadopsi suatu kebijakan tertentu • Memfokuskan diri pada tekanan-tekanan yang bersifat normatif, misal isu pembangunan berkelanjutan
AGEN KHUSUS PBB • UNEP (Resolusi GA-2997, 15 Des.1972) Menjalankan mandat Stockholm Plan: menjadi koordinator, fasilitator dan katalisator program-program LH • CSD (Resolusi GA-47/191, 22 Des 1992) Memonitor implementasi Agenda 21 & Mengintegrasikan kepentingan pembangunan & LH dlm sistem PBB dan negara-negara anggota • GEF (November 1990) Menyediakan dana bagi proyek-proyek LH (ivestasi, bantuan teknis, penelitian) di negara miskin yang berpengaruh pada kondisi lingkungan global
BRETTON WOODS INSTITUTION • Mempengaruhi strategi pembangunan & kebijakan ekonomi negara-negara berkembang melalui dana-dana pinjaman pembangunan setiap tahunnya • Structural Adjustment Lending: Shift resources from domestic consumption to the export sector • WB: large scale, capital-intensive, centralized projects, and the basis of quantiable rate of return
WTO • Mengatur hampir semua aspek perdagangan, termasuk komoditi pertanian, jasa, teknologi, investasi dan perbankan. • Miliki enforcibility yang kuat dalam implementasi aturan-aturannya • Article XX -> ambiguity • Proses dan metode produksi, internalisasi biaya lingkungan
PERTANYAAN (2) • Bagaimana mekanisme kerja agen-agen khusus tersebut? • Sejauhmana kinerja dan capaian tujuan mereka dalam mewujudkan visi pembangunan berkelanjutan? • Apa masalah-masalah utama yang dihadapi mereka dalam menjalankan peran dan fungsinya?
References for further studies of International Organizations • Patricia Birnie & Alan Boyle, International Law & the Environment, 2nd Edition, Oxford: Oxford University Press, 2002 (Bab 2: International Governance and the Formulation of Environmental Law & Policy, hal. 34-57) • Gareth Porter & Janet W. Brown, Global Environmental Politics, Oxford, Westview Press, 1996 (Bab 2: International Organizations as Actors, hal:41-50)
KORPORASI MULTINASIONAL • Motor pertumbuhan ekonomi negara-negara maju dan berkembang. • 7000 -> 37.000 TNCs (1970 -> 2000) • 500 Top TNCs hasilkan 50% emisi dunia; 20/500 kuasai distribusi pestisida di dunia • 90% berbasis di negara-negara maju _> kontrol sekitar 200.000 subsidiaries • 70% kontrol perdagangan dunia • 90% kuasai teknologi & hak paten 70%
KARAKTER TNCs • Profit oriented • Ambiguity dalam bersikap terhadap hukum/regulasi. • Bergantung pada kekuatan lobby terhadap pemerintah (dan aktor lain) • Berperan dalam inovasi teknologi ramah lingkungan, khususnya otomotif dan elektronik • Fenomena “corporate environmentalism”
PERTANYAAN (3) • Apakah kontrol TNCs terhadap pemerintah suatu yang absolut? • Bagaimana anda menilai “corporate environmentalism”? • Sudahkah transfer teknologi berjalan? Sejauhmana? • Apakah teknolgi sebuah jawaban (yang efektif) bagi permasalahan lingkungan?
References for further studies • Ian Rowlands, “Transnational Corporations and Global Environmental Politics”, in Josselin & Wallace (Eds.), Non-State Actors in World Politics, Palgrave Publishers, 2001 • Jed Greer & Kenny Bruno, Greenwash: The Reality Behind Corporate Environmentalism, Penang: Third World Network, 1996 • Peter Utting, The Greening of Business in Developing Countries: Rethoric, Reality and Prospects, London: Zed Books, 2002 (Bab 7: Environmental Regulation of TNCs: Needs and Prospects)
ORGANISASI NON PEMERINTAH • Independen secara politik dan kelembagaan thd pemerintah & bisnis • 1980an, fenomena pertumbuhan NGO di level internasional maupun nasional/lokal • Bersandar pada kekuatan jaringan, spesialisasi isu dan kedekatan pada grass-roots • Aset utama: legitimasi, transparansi dan transnasionalisme
KATEGORISASI NGOs • International NGOs (INGOs) memiliki perwakilan di beberapa negara. Struktur dapat berupa federasi, atau sebuah organisasi yang terpusat Misal: Friends of the Earth International (FOEI), berbasis di Amsterdam, konfederasi 33 NGO di tingkat nasional • National NGOs Di AS telah berakar sejak akhir abad ke-19; punya program internasional, pendekatan hukum, ekonomi. Misal: Sierra Club, the NWF, EDF, NRDC • Environmental Think Tanks Keberadaannya didukung oleh para ahli, program2 riset dan publikasi ilmiah. Misal: WWI, WRI
PERTANYAAN (4) • Bagaimana profil NGOs di negara berkembang? • Adakah features yang membedakan antara NGOs di negara-negara berkembang dan di negara-negara maju? • Bagaimana (sejauhmana) anda menilai keberhasilan peran NGOs, baik dalam mempengaruhi proses perundingan ataupun reformasi kebijakan? • Apakah hubungan NGOs – State atau NGOs – Corporations selalu diametral?
References for further studies • Lorraine Elliot, the Global Politics of the Environment, New York: New York University Press, 2004. (Bab 5: Global Environmental Governance: Democratization and Local Voices -Global Civil Society- hal 119-125 • Gareth Porter & Janet W. Brown, Global Environmental Politics, Oxford, Westview Press, 1996 (Bab 2: Nongovernmental Organizations as Actors, hal:41-50) • Thomas Princen & Matthias Finger: Environmental NGO in World Politics: Linking te Local and the Global, Routledge, London, 1994
KOMUNITAS EPISTEMIK • Jaringan profesional dengan keahlian dan kemampuan yang telah diakui dalam bidang tertentu; serta miliki tuntutan kewenangan atas pengetahuan yang berhubungan dengan kebijakan dalam wilayah / bidang isu tertentu. • Miliki kesamaan atas norma/prinsip & cara pandang thd suatu masalah, metodologi dalam mencari akar permasalahan & solusinya, bgm hrs memformulasikan rekomendasi kebijakan • Scientific Assessment -> legitimasi politik
PERTANYAAN (5) • Apakah Komunitas Epistemik dapat dianggap sebagai sebuah kelompok kepentingan / kelompok penekan? • Sejauhmana pertimbangan politik dan ilmiah dapat diselaraskan? • Bagaimana (sejauhmana) anda menilai peran mereka dalam perundingan internasional? Ambil contoh kasus untuk menjelaskan.
References for further studies • Lorraine Elliot, the Global Politics of the Environment, New York: New York University Press, 2004. (Bab 5: Science and Environmental Governance, hal. 114-119) • Stephen H. Schneider, et.all (Eds.), Climate Change Policy: A Survey, Washington: Island Press, 2002 (Bab 2: Uncertainty and Climate Change, hal.53)
Additional References • Andreas Pramudianto, Diplomasi Lingkungan: Teori dan Fakta, Jakarta, Universitas Indonesia Press, 2008 (Bab 3 dan 4) • Nurul Isnaeni, “Pembangunan Berkelanjutan dan Peran Strategis Kelompok Bisnis-Industri”, GLOBAL (Jurnal Politik Internasional), Vol: 5, No.1, November 2002) • Daniel C. Esty, “Pivotal States and the Environment” dalam Robert Chase, Emily Hill and Paul Kennedy (Eds), The Pivotal States: A New Framework for U.S. Policy in the Developing World, New York: WW Norton, 1999