660 likes | 857 Views
Kehidupan Buddha Bagian -1. Kehidupan Buddha. Birth Early years Renunciation After Enlightenment. Kehidupan Buddha. Kelahiran Early years Renunciation After Enlightenment. Kehidupan Buddha. Kelahiran Masa remaja Renunciation After Enlightenment.
E N D
Kehidupan Buddha Birth Early years Renunciation After Enlightenment
Kehidupan Buddha Kelahiran Early years Renunciation After Enlightenment
Kehidupan Buddha Kelahiran Masa remaja Renunciation After Enlightenment
Kehidupan Buddha Kelahiran Masa remaja Pelepasan keduniawian After Enlightenment
Kehidupan Buddha Kelahiran Masa remaja Pelepasan keduniawian Setelah pencerahan
Kehidupan Buddha Kita harus mencoba untuk membedakan antara : Facts Legends Symbolism This will avoid confusion and allow us to better understand the Buddha and His teachings.
Kehidupan Buddha Kita harus mencoba untuk membedakan antara : Kenyataan Legends Symbolism This will avoid confusion and allow us to better understand the Buddha and His teachings.
Kehidupan Buddha Kita harus mencoba untuk membedakan antara : Kenyataan Legenda Symbolism This will avoid confusion and allow us to better understand the Buddha and His teachings.
Kehidupan Buddha Kita harus mencoba untuk membedakan antara : Kenyataan Legenda Simbol This will avoid confusion and allow us to better understand the Buddha and His teachings.
Kehidupan Buddha Kita harus mencoba untuk membedakan antara : Kenyataan Legenda Simbol Ini akan menghindari kebingungan dan mengijinkan kita untuk lebih memahami Buddha dan ajaran Beliau.
Kelahiran Buddha berarti “Yang Telah Sadar” atau “Yang Tercerahkan”. This is not a name but a term or description of someone who has attained enlightenment – “bodhi”. Siddhattha Gotama : Siddhattha is the personal name and means “wish-fulfilled”. Gotama is the family name.
Kelahiran Buddha berarti “Yang Telah Sadar” atau “Yang Tercerahkan”. Ini bukanlah sebuah nama tetapi suatu istilah atau penjelasan dari seseorang yang telah mencapai pencerahan – “Bodhi”. Siddhattha Gotama : Siddhattha is the personal name and means “wish-fulfilled”. Gotama is the family name.
Kelahiran Buddha berarti “Yang Telah Sadar” atau “Yang Tercerahkan”. Ini bukanlah sebuah nama tetapi suatu istilah atau penjelasan dari seseorang yang telah mencapai pencerahan – “Bodhi”. Siddhattha Gotama : Siddhattha is the personal name and means “wish-fulfilled”. Gotama is the family name.
Kelahiran Buddha berarti “Yang Telah Sadar” atau “Yang Tercerahkan”. Ini bukanlah sebuah nama tetapi suatu istilah atau penjelasan dari seseorang yang telah mencapai pencerahan – “Bodhi”. Siddhattha Gotama : Siddhattha adalah nama pemberian dan berarti “cita-cita tercapai”. Gotama adalah nama keluarga.
Kelahiran Sakyamuni Buddha : Sakya is the clan name and also the name of the region where the Buddha was born. Muni means sage. Therefore, Sakyamuni means sage of the Sakya clan. Sakyamuni Buddha simply denotes the current Buddha of our age.
Kelahiran Sakyamuni Buddha : Sakya adalah nama suku dan juga nama dari daerah dimana Buddha dilahirkan. Muni berarti bijaksana. Therefore, Sakyamuni means sage of the Sakya clan. Sakyamuni Buddha simply denotes the current Buddha of our age.
Kelahiran Sakyamuni Buddha : Sakya adalah nama suku dan juga nama dari daerah dimana Buddha dilahirkan. Muni berarti bijaksana. Oleh sebab itu, Sakyamuni berarti orang bijaksana dari suku Sakya. Sakyamuni Buddha sederhananya menggambarkan Buddha kita saat ini.
Kelahiran Seorang Bodhisattva adalah sesosok makhluk yang berdedikasi pada pencerahan dan dalam usaha menuju pencerahan. Dalam Buddhis Theravada, istilah ini hanya digunakan oleh para Buddha sebelum mereka mencapai pencerahan. The term Bodhisattva has a different connotation in Mahayana Buddhism where there are many Bodhisattvas, or beings who have postponed enlightenment to help other beings.
Kelahiran Seorang Bodhisattva adalah sesosok makhluk yang berdedikasi pada pencerahan dan dalam usaha menuju pencerahan. Dalam Buddhis Theravada, istilah ini hanya digunakan oleh para Buddha sebelum mereka mencapai pencerahan. Istilah Bodhisattva memiliki konotasi yang berbeda dalam Mahayana Buddhis yang memiliki banyak Bodhisattva, atau makhluk-makhluk yang menunda pencerahan untuk membantu makhluk lainnya.
Kelahiran Ahli sejarah tidak yakin dengan tanggal lahir yang pasti dari Siddhattha Gotama, calon Buddha. Perkiraan berkisar antara 623 BCE sampai 583 BCE. Siddhattha Gotama was born in Lumbini in the Sakya country, a small protectorate or principality, and raised in the town of Kapilavatthu, both of which are in modern day Nepal.
Kelahiran Ahli sejarah tidak yakin dengan tanggal lahir yang pasti dari Siddhattha Gotama, calon Buddha. Perkiraan berkisar antara 623 BCE sampai 583 BCE. Siddhattha Gotama dilahirkan di Lumbini di negri Sakya, sebuah daerah protektorat atau kerajaan kecil, dan dibesarkan di kota Kapilavatthu, kedua-duanya ada di Nepal saat ini.
Kelahiran Ayahnya adalah Raja Suddhodhana, kepala dari suku Sakya dan ibunya adalah Ratu Maha Maya. Mereka tidak memiliki anak untuk masa yang lama. On the night Siddhattha was conceived, the Queen dreamt that a white elephant with six white tusks entered her right side, and ten months later the Bodhisattva was born.
Kelahiran Ayahnya adalah Raja Suddhodhana, kepala dari suku Sakya dan ibunya adalah Ratu Maha Maya. Mereka tidak memiliki anak untuk masa yang lama. Pada malam ketika Ratu mengandung, beliau bermimpi bahwa seekor gajah putih dengan enam gading putih memasuki sisi kanannya dan sepuluh bulan kemudian, lahirlah Bodhisattva.
Kelahiran Ketika Ratu Maya mengandung, beliau meninggalkan Kapilavatthu ke kerajaan ayahnya untuk melahirkan. Akan tetapi, beliau melahirkan di perjalanan, di Lumbini. According to tradition, she gave birth while standing up, with the infant emerging from the side of her body. She died soon after and the infant was looked after by her sister, Maha Pajapati, who was also married to the King.
Kelahiran Ketika Ratu Maya mengandung, beliau meninggalkan Kapilavatthu ke kerajaan ayahnya untuk melahirkan. Akan tetapi, beliau melahirkan di perjalanan, di Lumbini. Menurut tradisi, beliau melahirkan dengan posisi berdiri, dan bayi keluar dari samping tubuhnya. She died soon after and the infant was looked after by her sister, Maha Pajapati, who was also married to the King.
Kelahiran Ketika Ratu Maya mengandung, beliau meninggalkan Kapilavatthu ke kerajaan ayahnya untuk melahirkan. Akan tetapi, beliau melahirkan di perjalanan, di Lumbini. Menurut tradisi, beliau melahirkan dengan posisi berdiri, dan bayi keluar dari samping tubuhnya. Beliau meninggal tak lama kemudian dan sang bayi dijaga oleh adik perempuannya, Maha Pajapati, yang juga menikah dengan Raja.
Kelahiran Sang bayi kemudian mulai berjalan mengambil tujuh langkah, dengan tumbuhnya bunga teratai di setiap langkah kakinya dan mendeklamasikan bahwa ini adalah kelahirannya yang terakhir kali. This is likely a later addition to the story, but may be taken symbolically to mean that the Bodhisattva had already successfully cultivated the 7 Factors of Enlightenment in His past lives.
Simbol Sebagai contohnya adalah Dewi yang penuh cinta kasih dalam tradisi Mahayana : Kuan Yin. Eleven heads symbolizes the ability to hear the cries of suffering beings. Thousand arms symbolizes the ability to come to the aid of many.
Simbol Sebagai contohnya adalah Dewi yang penuh cinta kasih dalam tradisi Mahayana : Kuan Yin. Sebelas kepala menyimbolkan kemampuan mendengarkan tangisan penderitaan para makhluk. Thousand arms symbolizes the ability to come to the aid of many.
Simbol Sebagai contohnya adalah Dewi yang penuh cinta kasih dalam tradisi Mahayana : Kuan Yin. Sebelas kepala menyimbolkan kemampuan mendengarkan tangisan penderitaan para makhluk. Ribuan tangan menyimbolkan kemampuan memberikan bantuan pada banyak makhluk.
Kelahiran Sang bayi kemudian mulai berjalan mengambil tujuh langkah, dengan tumbuhnya bunga teratai di setiap langkah kakinya dan mendeklamasikan bahwa ini adalah kelahirannya yang terakhir kali. Sepertinya, ini adalah tambahan belakangan pada cerita, tetapi secara simbolis, dapat berarti bahwa Bodhisattva telah sukses mengembangkan 7 faktor pencerahan di kehidupan lampau Beliau.
Kelahiran Selama perayaan kelahiran, Asita, sesosok pertapa yang dihormati, mengunjungi istana dan yang pertama melamarkan bahwa si bayi akan menjadi guru spiritual yang hebat. On the 5th day after the birth, 8 renowned holy men were invited to the naming ceremony. On examining the infant, 7 predicted that he would be either a world monarch or a Buddha. Only 1 of them declared that he would be a Buddha only.
Kelahiran Selama perayaan kelahiran, Asita, sesosok pertapa yang dihormati, mengunjungi istana dan yang pertama melamarkan bahwa si bayi akan menjadi guru spiritual yang hebat. Pada hari ke 5 setelah kelahiran, 8 orang suci kenamaan diundang para perayaan pemberian nama. Ketika si bayi diteliti, 7 melamarkan bahwa dirinya akan menjadi raja dunia atau seorang Buddha. Hanya 1 di antara mereka yang menyatakan bahwa sang bayi hanya akan menjadi Buddha.
Masa Remaja Raja Suddhodana menginginkan anaknya untuk menjadi Raja dunia dan bukan Buddha. He thus shielded him from the realities of life by building him 3 palaces, one for the hot season, one for the cold season and one for the rainy season. The Bodhisattva married his cousin, Princess Yasodhara, at the age of 16, and led a luxurious life in his 3 palaces.
Masa Remaja Raja Suddhodana menginginkan anaknya untuk menjadi Raja dunia dan bukan Buddha. Beliau kemudian melindungi anaknya dari kenyataan hidup dengan membangun 3 istana, satu untuk musim panas, satu untuk musim dingin dan satu untuk musim hujan. The Bodhisattva married his cousin, Princess Yasodhara, at the age of 16, and led a luxurious life in his 3 palaces.