4.37k likes | 11.52k Views
PENGURUS DAERAH PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG. Sejarah PASKIBRAKA. Apa itu PASKIBRAKA ?. PAS u K an Peng I bar B ende RA Pusa KA
E N D
PENGURUS DAERAH PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG Sejarah PASKIBRAKA
Apa itu PASKIBRAKA ? • PASuKan PengIbar BendeRA PusaKA • Sosok Pemuda Dengan Sikap Pribadi Dan Penampilan Yang Mandiri, Aktif Dinamis, Penuh Dedikasi, Peka, Tanggap, Teguh Dan Berpendirian, Memiliki Pendapat Dan Keyakinan, Argumentasi Kuat Dan Benar, Terbuka Atas Kritik Dan Kritisan, Sadar Kelemahan Dan Kekurangan, Inovatif, Berjiwa Mulia. ( DR. R. SIHADI DARMO WIHARDJO) PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG
Apa itu PASKIBRAKA ? • Adalah Kumpulan pemuda-pemudi setingkat SLTA yang mengibarkan bendera pusaka pada upacara detik-detik proklamasi baik di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten/kota. • generasi muda yang bertanggung jawab atas hari depan bangsa Indonesia yang mendapat kehormatan bertugas sebagai PENGIBAR DAN PENURUN BENDERA MERAH PUTIH dalam rangka memperingati hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia, yang merupakan tugas besar PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG
Adalah bendera yang dijahit dengan engkol tangan oleh Ibu Fatmawati untuk dikibarkan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945. • Aslinya bendera itu berukuran 2 x 3 meter, tetapi setelah sering dicuci kini mengerut menjadi 196 x 274 centimeter. • Sebelum 17 Agustus 1945, bendera Merah-Putih itu sudah beberapa kali dikibarkan. Pada 30 April 1945, sehari setelah ulang tahun Kaisar Hirohito, Pemerintah Militer Jepang di Indonesia mengumumkan izin untuk mengibarkan Merah-Putih bersama Hinomaru (bendera Jepang) pada hari-hari besar. BENDERA PUSAKA PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG
Asal mula PASKIBARA tidak bisa lepas dari upacara pembacaan Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945. • Pada saat itulah bendera pusaka dikibarkan pertama kali. • Adapun yang mengibarkan bendera pada saat itu adalah Latief Hendraningrat, Trimurti, dan Suhud. SEJARAH PASKIBRAKA PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG
1946 • Menjelang peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI, Presiden Soekarno memanggil salah satu ajudannya, Mayor (L) Hussein Mutahar dan memberi tugas untuk mempersiapkan dan memimpin Upacara peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI di Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta. • Hussein Mutahar memiliki pemikiran bahwa untuk menumbuhkan rasa persatuan bangsa, maka pengibaran bendera sebaiknya dilakukan oleh para pemuda se-Indonesia. • Kemudian beliau menunjuk 5 orang pemuda (3 putri dan 2 putra) perwakilan daerah yang ada di Yogyakarta. • Lima orang adalah simbol dari Pancasila PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG
1947 - 1948 • Pengibaran Bendera Pusaka pada Upacara Proklamasi Kemerdekaan RI ditangani oleh Hussein Mutahar. • Jumlah pengibar sebanyak 5 orang pemuda. • Secara bergiliran menampilkan para pemuda dari daerah-daerah Indonesia lainnya. 1950 - 1966 • Pengibaran Bendera dibentuk dan diatur oleh Rumah Tangga Kepresidenan. PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG
1967 • Hussein Mutahar kembali menangani pengibaran bendera, ditandai dengan pengangkatan beliau menjadi Dirjen Urusan Pemuda dan Pramuka Depdikbud yang kemudian menghasilkan konsep Latihan Pandu Indonesia ber-Pancasila. • Konsep pelatihan ini sempat diujicobakan pada tahun 1967, dan dimasukkan dalam kurikulum uji coba Pasukan Pengerek Bendera Pusaka (PASREKRAKA) Tahun 1967 • Kekhasan konsep Latihan Pandu Indonesia ber-Pancasila adalah metode diklat menggunakan sistem pendekatan Keluarga Bahagia yang diterapkan secara nyata dalam Pendekatan Desa Bahagia. PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG
1967 • Dikembangkan formasi pengibaran menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok 17 (pengiring/pemandu), kelompok 8 (pembawa/inti), dan kelompok 45 (pengawal). Formasi ini merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 ( 17 – 8 – 45 ) • Melibatkan putra daerah yang ada di Jakarta dan menjadi anggota Pandu/Pramuka. • Adapun yang menjadi bagian dari kelompok 45, semula direncanakan dari mahasiswa AKABRI. Karena kendala transportasi dan masa libur perkuliahan, maka dibatalkan. • Usul lain melibatkan anggota dari pasukan khusus ABRI (RPKAD, PGT, MARINIR, BRIMOB) juga tidak mudah. • Diambil dari Pasukan Pengawal Presiden (Paswalpres) yang mudah dihubungi sekaligus posisi tugas yang memang ada di Istana Negara.
1968 • Petugas pengibar bendera pusaka mulai berasal dari para pemuda utusan dari provinsi. • Karena belum seluruh provinsi mengirim utusan sehingga ditambah dengan eks anggota pasukan tahun 1967. PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG
1969 • Karena bendera pusaka kondisinya sudah tua & tidak mungkin lagi dikibarkan. Untuk itu dibuatlah dulikat bendera pusaka yang dijahit dari 3 potong kain merah dan 3 potong kain putih kekuning-kuningan dari bahan wool. • Selanjutnya dibuatlah bendera pusaka duplikat untuk dibagikan kepada daerah, yang idealnya terbuat dari sutera alam Indonesia dan ditenun dengan alat tenun asli Indonesia yang warna merah dan putihnya menyatu tanpa jahitan. • Dengan adanya bendera duplikat, bendera pusaka asli bertugas mengantar, mengiringi, dan menjemput pengibaran dan penurunan bendera duplikat. • Pada tahun ini, secara resmi, anggota pengibar bendera pusaka terdiri dari utusan 26 provinsi yang terdiri dari 1 pasang putra dan putri. PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG
1969 • Bendera Merah Putih duplikat Bendera Pusaka yang akan dibagikan ke daerah idealnya terbuat dari sutra alam dan alat tenun asli Indonesia, yang warna merah dan putihnya langsung ditenun menjadi satu tanpa dihubungkan dengan jahitan dan warna merahnya cat celup asli Indonesia. • Pembuatan Duplikat Bendera Pusaka ini dilaksanakan oleh Balai Penelitian Tekstil Bandung dengan dibantu oleh PT Ratna di Ciawi Bogor. • Dalam prakteknya pembuatan duplikat Bendera Pusaka, sukar untuk memenuhi syarat ideal yang ditentukan Bapak Husein Mutahar, karena cat asli Indonesia tidak memiliki warna merah yang standar dan pembuatan dengan alat tenun bukan mesin akan lama. PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG
1969 • 5 Agustus 1969 di Istana Negara Jakarta berlangsung upacara penyerahan duplikat Bendera Pusaka Merah Putih dan reproduksi Naskah Proklamasi oleh Presiden Suharto kepada Gubernur / Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia. • Selanjutnya kedua benda tersebut juga di bagikan ke Daerah Tingkat II serta perwakilan-perwakilan Republik Indonesia di luar negeri. • Bendera duplikat (dari 6 carik kain) mulai dikibarkan menggantikan Bendera Pusaka pada peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1969 di Istana Merdeka Jakarta, sedangkan Bendera Pusaka bertugas mengantar dan menjemput bendera duplikat yang dikibar/diturunkan. PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG
1967 - 1972 • Dari tahun 1967 sampai tahun 1972 anggota yang terlibat masih dinamakan sebagai anggota "Pengerek Bendera" PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG
1973 • Idik sulaeman (terlibat sebagai pembina pasukan penggerek bendera sejak 1967) melontarkan sebuah nama untuk anggota pengibar bendera pusaka dengan sebutan PASKIBRAKA. • PAS berasal dari PASUKAN. KIB berasal dari KIBAR mengandung pengertian PENGIBAR. RA berasal dari BENDERA. KA berasal dari PUSAKA. • Nama anggun itulah yang hingga kini dipertahankan. PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG
2001 • Padamasapresiden Abdurrahman Wahid, nama PASKIBRAKA sempatdigantidengan BARISAN GENERASI MUDA PENGIBAR BENDERA PUSAKA. • Penggantiannamadilakukandenganalasanbahwakata PASUKAN berbaumiliteristik, dimanapadamasaituterdapatketidaksenanganterhadaphal-hal yang berbaumiliter. PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG
2002 • Pada masa presiden Megawati Soekarnoputri, kembali digunakan nama PASKIBRAKA. • Bendera duplikat sudah tidak diiringi lagi oleh bendera pusaka karena faktor usia yang sudah tidak memungkinkan. PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG
HUSSEIN MUTAHAR BAPAK PASKIBRAKA INDONESIA
Pada tahun 1948 Belanda melancarkan agresi militernya. Pada waktu itu Ibukota RI berada di Yogyakarta, Bapak Husein Mutahar (Bapak Paskibraka-red) ditugaskan oleh Presiden Soekarno untuk menyelematkan Bendera Pusaka. (Penyelematan Bendera tersebut merupakan salah satu bagian dari sejarah untuk menegakan berkibarnya Sang Merah Putih di persada Ibu Pertiwi) • Untuk menyelamatkan Bendera Pusaka tersebut terpaksa Bapak Husein Mutahar harus memisahkan antara bagian yang merah serta putihnya. Akhirnya dengan bantuan Ibu Perna Dinata benang jahitan diantara Bendera tersebut berhasil dipisahkan. Selanjutnya kedua bagian tersebut masing-masing di simpan sebagai dasar pada kedua tas Bapak Husein Mutahar yang selanjutnya tas tersebut diisi dengan pakaian serta perlengkapan pribadi miliknya. Hal ihwal Bendera tersebut dipisahkan, karena pada waktu itu beliau mempunyai pemikiran bahwa setelah dipisah Bendera tersebut tidak lagi dapat dikatakan Bendera karena hanya sebatas secarik kain. Hal ini dilakukan guna menghindari penyitaan dari pihak Belanda. PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG
Tak lama setelah Presiden menyerahkan Bendera Pusaka, Beliau ditangkap dan diasingkan oleh Belanda bersama Wakil Presiden beserta staf kepresidenan lainnya ke Muntok, Bangka Sumatera. • Sekitar pertengahan bulan Juni 1948 Bapak Husein Mutahar menerima berita dari Bapak Soejono , isi pemberitahuan itu yakni adanya surat pribadi Presiden pada dirinya yang pada pokoknya Presiden memerintahkan Bapak Husein Mutahar guna menyerahkan kembali Bendera Pusaka kepada Beliau dengan perantaraan Bapak Soejono yang selanjutnya Bendera Pusaka tersebut dibawa serta diserahkan kepada Presiden ditempat pengasingan (Muntok, Bangka). • Setelah mengetahui hal tersebut, dengan meminjam mesin jahit milik isteri seorang dokter, Bendera Pusaka yang terpisah menjadi dua bagian tersebut disatukan kembali persis pada posisinya semula, akan tetapi sekitar 2 cm dari ujung Bendera ada sedikit kesalahan jahit. • Selanjutnya Bendera tersebut di serahkan kepada Bapak Soejono sesuai dengan isi surat perintah Presiden. PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG
1973 s.d. sekarang LAMBANG ANGGOTA PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG
Sebelum 1973 • Pada kelopak bahu seragam PASKIBRAKA dikenakan tanda ciri pemuda dan pramuka, yaitu “BINTANG SEGI LIMA” dan “CIKAL KEMBAR KELAPA”. • Tetapi karena pemakaian lambang-lambang tersebut menuai kritik negatif, akhirnya digunakan lambang yang dipakai pada saat sekarang ini. PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG
1973 s.d. Sekarang • Lambang anggota merupakan ciptaan Idik Sulaeman pada tahun 1973. • Lambang anggota PASKIBRAKA adalah setangkai BUNGA TERATAI yang mulai mekar dan dikelilingi oleh sebuah gelang rantai, yang mata rantainya berbentuk bulat dan belah ketupat, sebanyak masing-masing 16 buah. PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG
LambangberupaBungaTeratai yang tumbuhdarilumpur (tanah) danberkembangdiatas air, halinimengandungmaknaataudianalogikanbahwaanggotaPASKIBRAKA adalahpemuda yang tumbuhdaribawah (orangbiasa) daritanah air yang sedangberkembang (mekar) danmembangun. • BUNGA TERATAI bermahkota 3 helai, bermakna BELAJAR, BEKERJA dan BERBHAKTI. • BUNGA TERATAI berkelopak 3 helai, bermakna AKTIF, DISIPLIN, dan GEMBIRA. PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG
MATA RANTAI berkaitan melambangkan persaudaraan yang akrab antar sesama generasi muda yang ada di berbagai pelosok (16 penjuru mata angin) tanah air, tanpa memandang asal suku, agama, status sosial dan golongan akan membentuk jalinan mata rantai persaudaraan sebangsa yang kokoh dan kuat. • BENTUK BULAT bermakna pemuda putri dan BENTUK BELAH KETUPAT bermakna pemuda putra. • Diharapkan anggota PASKIBRAKA mampu menangkal pengaruh dari luar dan memperkuat ketahanan nasional, melalui jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan yang telah tertanam dalam dada setiap anggota PASKIBRAKA PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG
1973 s.d. sekarang LAMBANG KORPS PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG
Sebelum 1973 • Untuk mempersatukan Korps, untuk PASKIBRAKA Nasional, Propinsi dan Kabupaten/Kota ditandai oleh Korps yang sama • Lambang KORPS PASKIBRAKA berupa lencana yang terbuat dari logam (kuningan) dengan gambar yang sederhana, yaitu perisai dengan gambar bendera merah putih di dalam lingkaran, dikelilingi kalimat “PASUKAN PENGEREK BENDERA PUSAKA” dan angka tahun di ujung bawah perisai. PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG
1973 s.d. Sekarang • Lambang KORPS PASKIBRAKA adalahbentukperisaiberwarnahitamdengangarispinggirdanhurufberwarnakuningbertuliskan “PASUKAN PENGIBAR BENDERA PUSAKA” dantahuntugaspadaujungbawahperisai, berisigambardalambulatanputihsepasanganggota PASKIBRAKA dilatarbelakangibenderamerahputih yang sedangberkibardan 3 garishorisonatauawan. PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG
BENTUK PERISAI bermakna “SiapBela Negara” termasukbangsadantanah air Indonesia, warnahitambermaknateguhdanpercayadiri, warnakuningberartikebanggaandanketeladanandalamperilakudansikapanggota PASKIBRAKA. • SEPASANG ANGGOTA PASKIBRAKA bermaknabahwa PASKIBRAKA terdiridarianggotaputradanputri yang denganteguhhatibertekaduntukmengabdidanberkaryabagipembangunan Indonesia. PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG
BENDERA MERAH PUTIH yang sedangberkibaradalahbenderakebangsaan INDONESIA yang harusdijunjungtinggiolehseluruhbangsa Indonesia termasukgenerasimudanya yang terwakiliolehanggota PASKIBRAKA • GARIS HORISON ATAU AWAN 3 garismenunjukkanbahwa PASKIBRAKA adadi 3 tingkatpemerintahan, yaituNasional, Provinsi, danKabupaten/Kota. PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG
TANDA PENGUKUHAN PASKIBRAKA
Sebagai tanda pengukuhan yang menandai berakhirnya Pelatihan PASKIBRAKA (yang merupakan salah satu Latihan Kepemimpinan Pemuda Tingkat Perintis) para anggota PASKIBRAKA yang dikukuhkan mengenakan kendit kecakapan yang dililitkan di pinggang dan disimpul mati di bagian depan (perut). • Kendit adalah tanda ksatria pada jaman dulu yang mengikrarkan kesetiannya pada kerajaan. Hal ini melambangkan bahwa para anggota PASKIBRAKA setelah lulus dari pelatihan sebagai pemegang kendit memiliki sifat dan jiwa ksatria dalam pemikiran, perkataan dan perbuatannya sehari-hari. PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG
Kendit terbuat dari kain, bermotif gambar rantai terdiri dari 17 mata rantai berbentuk belah ketupat dan 17 mata rantai berbentuk bulat. Pada seluruh mata rantai berisi huruf yang membentuk kalimat PANDU IBU INDONESIA BERPANCASILA • Semula ukuran panjang dan lembar kendit adalah 17 dm dan 5 cm yang melambangkan angka tanggal 17 dan 5 sila, tetapi karena kesulitan pada teknik printing berubah menjadi 140 cm dan 5 cm. PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG
Sebagai LENCANA PENGUKUHAN digunakanLencanaMerahPutihdan Garuda (MPG) denganwarnadasargarudasamadenganwarnadasarkendit. • WarnatersebutberdasarkantingkatanLatihanKepemimpinanPemudasebagaiberikut • HIJAU untuk lat. PERINTIS PEMUDA. • MERAH untuk lat. PEMUKA PEMUDA. • COKLAT untuk lat. PENUNTUN PEMUDA. • KUNING untuk lat. PENDAMPING PEMUDA. • UNGU untuk lat. PENAYA KEPEMUDAAN. • ABU-ABU untuk lat. PENATAR KEPEMUDAAN. PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KOTA MAGELANG