680 likes | 1.17k Views
MEMBACA CEPAT. Standar kecepatan membaca siswa SMP adalah 200 kata – 250 kata per menit. Kecepatan membaca tersebut harus disertai dengan pemahaman isi 70 %. Kecepatan membaca yang disertai dengan pemahaman isi disebut Kecepatan Membaca Efektif (KEM).
E N D
MEMBACA CEPAT Standar kecepatan membaca siswa SMP adalah 200 kata – 250 kata per menit. Kecepatan membaca tersebut harus disertai dengan pemahaman isi 70 % Kecepatan membaca yang disertai dengan pemahaman isi disebut Kecepatan Membaca Efektif (KEM) Membaca cepat adalah membaca suatu wacana secara sistematis mulai dari kata, kalimat, paragraf tanpa ada satu kata pun yang terlewatkan sampai tuntas. JENJANG KECEPATAN MEMBACA KEM SD 200 kpm 140 KPM SMP 200-250 kpm 140-175 kpm SMA 250-350 kpm 175-245 kpm PT 350-400 kpm 245-280
KEBIASAAN BURUK MEMBACA • Membaca dengan vokalisasi (suara nyaring) • Membaca dengan gerakan bibir • Membaca dengan gerakan kepala • Membaca dengan menunjuk baris bacaan • Membaca dengan pengulangan kata, kelompok kata, atau baris bacaan (regresi) • Membaca dengan subvokalisasi (melafalkan bacaan dalam batin atau pikiran) • Membaca kata demi kata • Membaca dengan konsentrasi yang tidak sempurna • Membaca hanya jika perlu/ditugasi/dipaksa (insidental)
KIAT MENINGKATKAN KECEPATAN MEMBACA • Membaca tanpa bersuara, gerak bibir, atau gelengan kepala • Jangan berhenti membaca pada satu kata atau bagian yang sulit • Jangan mengulang bacaan • Jangan membaca kata demi kata. • Jangan membaca bergumam • Jangan berhenti lama di awal baris • Membaca per satuan makna atau fungsi kalimat • Jangan menggunakan telunjuk tangan • Berlatih konsentarsi dengan mengatur pernafasan dan pemfokusan bacaan
RUMUS KEM Jumlah kata yang dibaca x Jawaban benar _____________________ ____________ Jumlah waktu baca Skor ideal Contoh: 600 kata 7 ________ x _____ = 140 kpm 3 menit 10
MENDENGARKAN DAN MEMAHAMI BERITA • Berita(reportase) dibuat oleh seorang wartawan atau reporter. • Isi berita memaparkan sejumlah informasi yang menarik bagi pembaca. • Isi berita memberikan gambaran peristiwa, hal, keadaan, dan informasi faktual yang diperlukan pembaca. • Pembaca berita diharapkan mampu mengungkapkan isi berita dalam bentuk paparan isi berita, ulasan, atau kritikan terhadap berita.
CERPEN • Cerpen merupakan karya sastra yang mengungkapkan suatu konflik sebagai hasil rekaman peristiwa nyata dan diolah dengan khayalan dan rekaannya. • Konflik diwujudkan melalui penokohan. Tokoh cerita merupakan pembangun konflik dan alur cerita. • Cerpen adalah kisahan pendek yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi. • Cerpen merupakan cerita yang hanya memiliki satu tema sentral. Disebut cerpen karena hanya memuat satu kisah menarik yang dialami pelakunya dan singkat serta bisa dibaca hanya sekali duduk.
CERPEN • Ada dua unsur yang membangun karya sastra, • yaitu : • Unsur intrinsik, yakni unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Unsur intrinsik merupakan unsur yang berupa bangunan sastra itu sendiri, yaitu unsur bahasa dan sastra. • Unsur ekstrinsik, yakni unsur-unsur yang membangun karya sastra dari luar. Dengan kata lain unsur-unsur yang mempengaruhi terbentuknya karya sastra yang berasal dari luar
1. Plot (alur) yaitu jalinan peristiwa atau hubungan antara satu peristiwa dengan peristiwa lain sehingga terbentuk sebuah cerita. Alur cerita yang umum adalah : • Pengenalan • Konflik (pertikaian) • Komplikasi (ketegangan) • Klimaks (puncak ketegangan) • Antiklimaks (peleraian) Jenis-jenis alur, antara lain : • Alur maju (plot progresif / plot kronologis) Alur ini dibuat berdasarkan urutan waktu dan peristiwa mulai dari A, B, C, sampai Z. • Alur mundur (flashback / sorot balik) Dalam alur ini peristiwa tidak dimulai dari awal A sampai Z, tetapi mungkin dar Z baru ke A, B, C, dan seterusnya sampai Z.
2. Karakter dan Karakterisasi Karakter adalah watak tokoh-tokoh dalam cerita, Karakterisasi adalah cara pengarang melukiskan tokoh-tokoh dalam cerita, yaitu: • Cara analitik, yaitu penggabaran watak tokoh secara langsung. • Cara dramatik, yaitu cara penggambaran watak tokoh secara tidak langsung, tetapi melalui hal-hal lain, seperti kearifan pelaku, lingkungan, peletakan barang dalam rumah, cara tokoh menghadapi masalah, dialog antartokoh, dan sebagainya. Ada tiga macam tokoh dalam cerita, yaitu : • Potagonis, wataknya baik sehingga disenangi penonton. • Antagonis, wataknya jahat sehingga dibenci oleh pembaca. • Tritagonis, juru damai antara protagonis dan antagonis.
3. Latar (setting / panorama) Latar adalah penggambaran tempat, waktu, suasana,, keadaan alam, dan terjadinya peristiwa. 4. Point of view (Sudut Pandang / Titik Kisah) Sudut pandang adalah bagaimana cara pengarang menempatkan dirinya dalam cerita. Pengarang dapat memperlakukan dirinya sebagai tokoh utama (orang pertama), penmgamat langsung, atau pengamat tidak langsung. 5. Style (Gaya) Penonjolan pribadi pengarang selalu memiliki gaya tersendiri yang berbeda dengan pengarang lainnya. Style merupakan kekhasan atau keunikan yang dimiliki oleh masing-masing pengarang.
6. Tema Tema adalah ide dasar yang dijadikan titik tolak pengarang dalam menyusun sebuah cerita. 7. Amanat Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca untuk dijadikan pelajaran, bahan pemikiran, atau renungan bagi pembaca. 8. Foreshadowing Foreshadowing adalah pembayangan peristiwa yang akan terjadi. Suatu cerita akan menarik bila mampu menjerat pembaca untuk membayangkan peristiwa yang akan terjadi. Secara emosional pembaca dapat terbawa dalam arus suasana cerita. 9. Suspense (Ketegangan) Suspense adalah suasana yang diciptakan pengarang sehingga pembaca berada dalam keadaan tegang, bertanya-tanya, dan perasaan untuk segera menyelesaikan membaca cerita itu. Pembaca dibuat penasaran untuk mengetahui akhir cerita itu. 10. Nada (Feeling) Nada adalah sikap pengarang terhadap objek atau masalah tokoh-tokoh yang ditampilkan. 11. Suasana (Tone) Suasana yang dimaksud adalah sikap pengarang terhadap pembaca atau penikmat karya sastranya.
UNSUR EKSTRINSIK • latar belakang kehidupan pengarang • kondisi sosial ekonomi masyarakat • situasi politik • pandangan dan aliran yang dianut pengarang • sejarah perkembangan sastra • keyakinan agama pengarang dan masyarakat
Surat • Surat adalah sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain. Informasi itu dapat berupa pemberitahuan, pernyataan, perintah, permintaan, atau laporan. • Adapun fungsi surat adalah : • alat untuk menyampaikan buah pikiran, gagasan, atau informasi lain. • alat bukti tertulis, misalnya surat perjanjian. • alat untuk mengingat, misalnya surat yang diarsipkan. • bukti historis, misalnya surat bersejarah. • pedoman kerja, misalnya surat keputusan dan surat perintah.
Jenis surat berdasarkan segi bentuk, isi, dan bahasa 1. Surat Pribadi Surat pribadi adalah surat yang dibuat oleh seseorang yang ditujukan kepada orang lain atau instansi yang isinya menyangkut kepentingan pribadi, misalnya : surat untuk keluarga, surat undangan pernikahan, surat lamaran kerja, dan lain-lain. 2. Surat Dinas Surat dinas adalah surat resmi yang dibuat oleh suatu badan atau instansi yang ditujukan kepada instansi lain atau perorangan yang isinya menyangkut masalah kedinasan, misalnya : surat keputusan, surat perintah, surat panggilan, dan lain-lain. 3. Surat Niaga Surat niaga adalah surat yang ditulis oleh suatu badan yang menyelenggarakan kegiatan usaha niaga yang isinya membicarakan masalah perniagaan, misalnya : surat penawaran harga, surat pesanan, surat pengiriman barang, surat penagihan, surat pengaduan, dan sebagainya.
BAGIAN-BAGIAN SURAT RESMI • kepala surat • tanggal surat • nomor, lampiran, dan hal • alamat yang dituju • salam pembuka • isi surat • salam penutup • tanda tangan • pengirim surat (nama dan jabatan) • tembusan, inisial, dan lain-lain.
PANITIA REKREASI KELUARGA GURU & KARYAWAN PANITIA REKREASI KELUARGA GURU DAN KARYAWAN SMP ISLAM AL-AZHAR 1 KEBAYORAN BARU Jalan Sisingamangaraja Kebayoran Baru Jakarta SelatanTelepon 7200062 No : 01/RKGK/SMPIA 1/VIII/2002 4 Agustus 2002 Hal : Undangan rapat Lampiran : Dua lembar Yang terhormat, Panitia Rekreasi Keluarga Guru & Karyawan di Jakarta Assalamu’alaikum wr. wb., Mengharap kehadiran Saudara dalam Rapat Panitia Rekreasi Keluarga Guru & Karyawan SLTP Islam Al-Azhar 1 yang insya Allah dilaksanakan pada : hari, tanggal : Senin, 5 Agustus 2002 Waktu : 14.30-15.30 WIB Tempat : Ruang kelas 3 E Acara :1.Penyusunan anggaran 2. Pembagian tugas kepanitian 3. Informasi hasil survei Demikian undangan ini kami sampaikan. Mohon agar dapat hadir tepat pada waktunya. Atas perhatian dan kerja sama yang baik, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr. wb. Ketua Panitia, Drs. Abdul Muin, M.M.
Membaca Intensif Biografi • Membaca intensif adalah membaca secara saksama , teliti, dan terperinci. • Membaca intensif dilakukan tanpa bersuara tetapi di dalam hati. • Membaca intensif biografi tokoh dilakukan secara sungguh-sungguh dan terus menerus untuk mmencari riwayat hidup, keistimewaan, dan hal-hal yang bermanfaat bagi pembaca.
Menceritakan Tokoh Idola • Tokoh idola adalah tokoh yang dijadikan idola, digemari, atau disukai oleh seseorang. • Seseorang dijadikan tokoh idola karena karena dia mempunyai keunggulan yaitu keunggulan dalam bidang prestasi kesenian, olah raga, pelajaran, politik, kebudayaan, atau dia mempunyai bakat yang unggul dan dapat dibanggakan. • Perbuatan dan opengalaman hidup tokoh idola dapat dijadikan contoh dan teladan bagi para pembaca.
Menanggapi Isi Berita • Menanggapi isi berita berarti memberikan sambutan, respon atau komentar terhadap isi berita dari surat kabar, radio, majalah, atau televisi. • Tanggapan hendaknya bersifat objektif (tidak memihak), disertai alasan yang masuk akal, dan fakta atau data yang konkret. • Tanggapan itu dapat berupa sikap setuju atau tidak setuju, tanggapan positif atau negatif. • Simaklah isi berita berikut ini dan berilah tanggapan !
3. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci dan nama Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan. Misalnya : Allah Yang Mahakuasa Quran Alkitab 4. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya : Haji Agus Salim Imam Syafi’I Perhatikan penulisan berikut : Hasanuddin, sultan Makasar, digelari juga Ayam Jantan dari Timur. 5. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang. Misalnya : Gubernur Ali Sadikin Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara Perhatikan penulisan berikut : Siapakah gubernur yang baru dilantik itu ? Brigadir Jenderal Ahmad baru dilantik menjadi mayor jenderal.
6. Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama nama orang. Misalnya : Halim Perdanakusumah Wage Rudolf Supratman 7. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku dan bahasa. Misalnya : bangsa Indonesia suku Sunda bahasa Inggris perhatikan penulisan berikut : mengindonesiakan kata-kata asing keinggris-inggrisan 8. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya : tahun Hijrah tarikh Masehi bulan Agustus hari Jum’at hari Lebaran Perang Candu Proklamasi Kemerdekaan Perhatikan penulisan berikut : memproklamasikan kemerdekaan
9. Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi. Misalnya : Asia Tenggara Banyuwangi Bukit Barisan Cirebon Danau Toba Perhatikan penulisan berikut : berlayar ke teluk mandi di kali menyeberangi selat pergi ke arah barat 10. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi. Misalnya : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Majelis Permusyawaratan Rakyat Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tetapi perhatikanlah penulisan berikut : menurut undang-undang dasar kita pemerintah republik itu
11. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata partikel, seperti : di, ke, dari, untuk, dan, yang, yang tidak terletak pada posisi awal. Misalnya : Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma Pelajaran Ekonomi untuk Sekolah Lanjutan Atas Salah Asuhan 12. Huruf besar atau huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar dan sapaan. Misalnya : Dr. Doktor Ir. Insinyur M.A. Master of Arts Ny. Nyonya Prof. Profesor Sdr. Saudara S.E. Sarjana Ekonomi S.H. Sarjana Hukum S.S. Sarjana Sastra Tn. Tuan Catatan : Singkatan di atas selalu diikuti oleh tanda titik.
13. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan. Misalnya : Kapan Bapak berangkat ? Itu apa, Bu ? Surat Saudara sudah saya terima. Besok Paman akan datang. Silakan duduk, Dik ! Mereka pergi ke rumah Pak Camat. Para ibu mengunjungi Ibu Hasan. Catatan : Huruf besar atau huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
BERTELEPON DENGAN SANTUN • Tujuan menelpon adalah untuk berbicara dengan seseorang di seberang sana. Orang yang mengangkat pesawat telepon belum tentu orang yang kita carai. • Oleh karena itu, kita harus bersikap netral dan memakai bahasa Indonesia ragam baku
ETIKA BERTELEPON • Kalimat pertama yang diucapkan pada waktu kita menelepon atau menerima telepon hendaknya menggunakan ragam bahasa baku. • Tidak perlu menanyakan siapa yang mengangkat telepon, seperti: “Siapa ini ?” karena terasa tidak sopan. • Menyampaikan keperluannya kepada orang yang dituju, misalnya: • Bisa bicara dengan Santi ? • Santi ada ? • Menanyakan keperluan penelepon, misalnya : Maaf, mau bicara dengan siapa ? • Menghubungkan si penelepon dengan orang yang dituju. • Berbicara seperlunya, tidak berbelit-belit.
KESALAHAN UMUM BERTELEPON • Tidak menjawab pertanyaan penelepon, tetapi langsung memanggil orang yang dicari. • Menanggapi pertanyaan penelepon, tetapi menanyakan hal yang tidak perlu, misalnya: Siapa ini ? Kalimat “Siapa ini ?” dirasakan tidak sopan untuk ditanyakan kepada orang yang belum dikenal. Kalimat yang lebih sopan adalah : Dengan siapa saya berbicara?
ADAB PENERIMA TELEPON • Ketika telepon berdering kita angkat dan mengucapkan salam, menyebutkan nomor telepon, dan jati diri sehingga penelpon tidak mengira salah sambung. • Ucapkan “Maaf, anda salah sambung” bila ternyata penelpon salah alamat. • Menanyakan siapa yang akan diajak bicara dan apa keperluannya. • Bahasa dalam percakapan harus jelas, seperlunya saja, bersikap ramahdan hormat, tutur kata dan nada suara sopan, menyimak pembicaraan dengan baik. • Akhiri dengan ucapan terima kasih dan salam
ADAB PENELPON • Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri serta menyampaikan maksudnya. • Menyampaikan siapa yang akan diajak bicara dan apa keperluannya. • Bahasa dalam percakapan harus jelas, seperlunya saja, bersikap ramahdan hormat, tutur kata dan nada suara sopan, menyimak pembicaraan dengan baik. • Akhiri dengan ucapan terima kasih dan salam
Karya Sastra Ada 3 Bentuk • Prosa, yaitu karangan bebas yang tidak terikatb pada bentuk, irama, dan rima (sajak) atau tidak terikat oleh banyaknya suku kata dan jumlah baris. • Puisi, yaitu karangan yang terikat oleh banyaknya baris dalam tiap bait, irama, dan rima. • Drama, yaitu karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog yang dipertunjukkan oleh tokoh-tokoh di atas pentas.
Prosa dibagi atas 2 jenis • Prosa Lama, seperti: cerita rakyat, dongeng, hikayat, tambo, dan cerita berbingkai. • Prosa Baru, seperti: cerpen, novel, dan roman
Jenis Prosa Lama • Cerita rakyat, yaitu cerita yang disampaikan secara lisan yang terjadi di masa lalu sebagai penglipur lara. • Hikayat, yaitu cerita yang melukiskan tentang kehidupan raja-raja atau dewa-dewa yang didalamnya berisi khayalan. Contoh : Hikayat Si Miskin, Hikayat Ramayana. • Tambo, cerita atau sejarah yang benar-benar terjadi tetapi dicampur dengan cerita-cerita khayal. Contoh : Sejarah Melayu, Tambo Bangkahulu. • Cerita berbingkai, yaitu cerita yang di dalamnya terdapat cerita lagi atau cerita sisipan. Contoh ; Hikayat 1001 Malam, Hikayat Bayan Budiman.
Dongeng • Dongeng, yaitu cerita khayal atau fantasi yang mengisahkan tentang keanehan dan keajaiban sesuatu seperti menceritakan asal mula suatu tempat, cerita tentang binatang, dan kehidupan manusia yang menakjubkan. • Cerita ini diangkat dari khayalan pengarang semata, bukan diangkat dari suatu kenyataan. Contoh : cerita Si Kancil, sangkuriang
Jenis Dongeng • Fabel, yaitu dongeng yang isinya menceritakan tentang kejadian, sifat, atau tingkah laku binatang. Contoh : Si Kancil • Legenda, yaitu dongeng yang mengisahkan kehidupan manusia yang dihubungkan dengan keanehan atau keajaiban alam. Contoh : Malin Kundang, Sangkuriang • Mite / sage, yaitu dongeng yang menceritakan kepercayaan kuno, berkaitan dengan kehidupan dewa-dewa, atau makhluk halus. Contoh : Nyai Loro Kidul, Ki Ageng Selo.
WAWANCARA • Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layar televisi. • Orang yang mewawancarai disebut pewawancara, sedangkan orang yang diwawancarai disebut narasumber. • Narasumber dapat berupa informan atau responden. • Informan adalah orang yang mempunyai keahlian atau pengetahuan tentang suatu pokok masalah. • Responden adalah orang yang hendak kita cari data pribadinya dan pendapatnya mengenai suatu hal.
JENIS WAWANCARA • Wawancara bebas, yaitu wawancara yang susunan pertanyaannya tidak ditentukan lebih dahulu dan pembicaraannya bergantung kepada suasana wawancara. • Wawancara individual, yaitu wawancara yang dilakukan oleh seseorang dengan responden tunggal atau wawancara secara perseorangan. • Wawancara konferensi, yaitu wawancara antara seorang pewawancara dan sejumlah responden atau sebaliknya. • Wawancara terbuka, yaitu wawancara berdasarkan pertanyaan yang tidak terbatas dan tidak terikat jawabannya. • Wawancara tertutup, yaitu wawancara berdasarkan pertanyaan yang terbatas jawabannya.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam wawancara • Merancang daftar pertanyaan • Kalimat singkat dan jelas • Tidak menanyakan hal yang bersifat pribadi • Sopan dan tidak menyinggung perasaan. • Disusun berurutan mulai dari yang bersifat kekeluargaan • Pertanyaan yang bersifat keras hendaknya ditempatkan di belakang • Memperhatikan dengan seksama orang yang kita wawancarai • Mengajukan pertanyaan dengan sopan • Pertanyaan yang diajukan tidak harus terpaku pada daftar • Mencatat pokok-pokok jawaban orang yang kita wawancarai • Penulisan nama orang yang kita wawancarai harus jelas • Jawaban yang menyimpang dari pertanyaan hendaknya kita maklumi, tidak perlu mendebatnya supaya tidak terkesan memaksa • Memeriksa kembali hal-hal yang telah dicatat. • Merencanakan bertemu lagi untuk mendapat informasi lebih lanjut.
5W 1H SEBAGAI PEDOMAN MENYUSUN PERTANYAAN • Apa yang dapat Bapak lakukan untuk meningkatkan kebersihan lingkungan ? • Siapa yang bertanggung jawab dalam meningkatkan kebersihan lingkungan ? • Mengapa lingkungan di daerah ini tidak terawat ? • Kapan akan diadakan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan ini ? • Di mana sering ditemukan limbah industri ? • Bagaimana tanggapan Bapak mengenai kerja bakti di daerah ini ?
LANGKAH PRAWAWANCARA • menentukan tujuan wawancara. • menentukan topik. • menentukan sasaran wawancara. • menentukan orang yang akan diwawancarai. • Menyusun daftar pertanyaan. • merencanakan waktu dan tempat wawancara. • melaksanakan wawancara.
Ketika Berwawancara • Menyampaikan pertanyaan dengan sopan. • Mengajukan susulan pertanyaan bila ada informasi menarik walaupun tidak ada dalam daftar pertanyaan. • Berpedoman pada daftar pertanyaan dalam mengajukan pertanyaan. • Usahakan daftar pertanyaan sudah dihafal. • Memberi penjelasan dengan sabar bila narasumber salah menafsirkan pertanyaan. • Mengembangkan pertanyaan sesuai dengan kebutuhan.
Laporan Hasil Wawancara Jika kita melakukan wawancara, informasi yang diperoleh dari hasil wawancara itu dapat dilaporkan secara lisan atau tertulis. Laporan tersebut pada hakikatnya adalah suatu bentuk penyampaian dan penyajian fakta untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan langkah selanjutnya. Kriteria laporan yang efektif: • objektif • lengkap • jelas • singkat dan padat • mudah dipahami penerima laporan
CITRAAN • Citraan yaitu daya bayang yang dihasilkan dari pengolahan kata-kata secara sungguh-sungguh • Citraan merupakan pengungkapan dalam puisi yang acuan maknanya bersifat inderawi. • Bayangan yang ditimbulkan atau dimilikisebuah kata disebut citra atau imaji • Citraan pada umumnya terdiri atas: citraan penglihatan, pendengaran, perasaan, dan gerak
JENIS CITRAAN • Citraan Perasa • Contohnya : Betapa dinginnya air sungai • Dinginnya! Dinginnya! • Citraan Penglihatan • Contohnya: Hai, anak ! • Jangan bersandar pula di pohon • Citraan Gerak • Contohnya: Di luar angin berputar-putar • Si anak meraba punggung • Pukulan si bapak timbulkan sendam • Citraan Pendengaran • Contohnya: Sebuah bel kecil tergantung di jendela • di bulan Juni • Berkeliling sepi • Citraan Penciuman • Contohnya: Semerbak aromamu • membuat kuterpana
Ringkasan Merupakan penyajian singkat dari karangan asli dengan tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandang pengarang Perbandingan bab atau bagian dari karangan asli secara proporsional Ilustrasi, penjelasan rinci, dan gaya bahasa tidak perlu disertakan Ikhtisar Tidak perlu mempertahankan urutan karangan asli Perbandingan bagian pada karangan asli tidak perlu proporsional, tetapi dapat langsung mengemukakan inti pokok masalah dan problematika pemecahannya. Ilustrasi dapat disertakan untuk memperjelas inti pokok masalah Ringkasan (précis) & ikhtisar merupakan cara yang efektif untuk menyajikan karangan yang panjang dalam bentuk yang singkat. Panjang ringkasan / ikhtisar biasanya 1/10 – 1/5 naskah asli. RINGKASAN & IKHTISAR
Tujuan membuat ringkasan / ikhtisar1. Memahami dan mengetahui isi buku 2. Mempertajam pemahaman karya asli3. Mengembangkan ekspresi dan menghemat waktu4. Mengembangkan daya kreasi dan konsentrasi Langkah-langkah membuat ringkasan / ikhtisar • Membaca naskah asli beberapa kali dengan tujuan : • mengetahui kesan umum dan maksud pengarang • mengetahui sudut pandang pengarang • Mencatat gagasan utama • Membuat reproduksi (ringkasan) berdasarkan gagasan utama
MEMBACA SKIMMING Membaca skimming adalah kegiatan membaca dengan tujuan untuk menemukan ide pokok Ketika membaca skimming setiap kata tidak harus dibaca secara detail, tetapi mata harus bergerak secara cepat untuk menemukan ide pokok Rincian atau penjelasan cukup dibaca sekilas.
GAGASAN POKOK DAN GAGASAN PENJELAS • Gagasan pokok adalah ide pokok yang menjiwai isi paragraf atau pokok persoalan yang dipentingkan dalam paragraf tersebut. • Gagasan pokok dituangkan dalam kalimat utama. • Kalimat utama dimulai dari huruf kapital awal kalimat sampai tanda titik sedangkan gagasan pokok merupakan inti dari kalimat utama. Jadi kalimat utama lebih panjang daripada gagasan pokok. • Gagasan penjelas adalah gagasan yang menjelaskan gagasan pokok. Gagasan penjelas dituangkan dalam kalimat penjelas. Kalimat penjelas lebih panjang dari gagasan penjelas karena gagasan penjelas merupakan inti dari kalimat penjelas. • Paragraf yang baik hanya memiliki satu gagasan pokok dan beberapa pikiran penjelas.
MENENTUKAN IDE POKOK DAN PIKIRAN PENJELAS Narkoba kini benar-benar sudah mewabah, bahkan lambat laun akan merusak moral generasi muda. Maraknya pengguna narkoba tidak hanya terjadi di kalangan para preman tetapi sudah menjalar kepada masyarakat umum, bahkan kini sudah mulai masuk dalam dunia pendidikan. Anehnya, kebanyakan pengguna narkoba adalah para mahasiswa yang memiliki wawasan luas. Hal ini membuktikan bahwa moral generasi muda sudah mengalami kemunduran. Sebagai generasi muda dan sekaligus kaum cendekiawan seharusnya mahasiswa menjadi barisan terdepan dalam memberantas penyakit tersebut. Akan tetapi, justru dia sendiri menjadi pemakai, bahkan menjadi pengedar. Kalau sudah begini, masa depan bangsalah menjadi taruhannya.
JENIS PARAGRAF 1. Paragraf deduktif Paragraf yang letak kalimat utama di awal paragraf 2. Paragraf induktif Paragraf yang letak kalimat utama di akhir paragraf 3. Paragraf deduktif-induktif Paragraf yang letak kalimat utamanya di awal dan dipertegas pada akhir paragraf 4. Paragraf tanpa kalimat utama Paragraf yang pikiran utamanya tidak dituangkan dalam bentuk kalimat utama tetapi berdasarkan hubungan antara kalimat dalam paragraf itu. Biasanya paragraf ini berbentuk karangan deskripsi atau narasi.