270 likes | 523 Views
NORMALISASI. NORMALISASI. Normalisasi juga merupakan pemilah-milahan satu table yang besar dan kompleks menjadi beberapa table, dimana tabel yang dipilah tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya . Alasan mengapa perlu dilakukan normaisasi terhadap tabel :
E N D
NORMALISASI • Normalisasijugamerupakanpemilah-milahansatu table yang besardankompleksmenjadibeberapa table, dimanatabel yang dipilahtersebutsalingberhubungansatudengan yang lainnya. • Alasanmengapaperludilakukannormaisasiterhadaptabel: • Mengurangiredundansi data • Membuat field yang bukan key bergantungfungsisepenuhnyapada primary key-nya • Agar kesulitandalamprosespenyisipan/ penambahan, pengupdate-an danpenhapusan data tidaksulitdilakukan
NORMALISASI Bentuk-bentuk normalisasi • bentuk tidak normal • bentuk normal pertama • bentuk normal kedua • bentuk normal ketiga • Dan seterusnya sampai dengan normal yang ke N
NORMALISASI • Bentuk tidak normal,pada bentuk ini biasanya data yang direkam tidak megikuti suatu format yang tertentu, bisa saja data terduplikasi atau data tidak lengkap. • Bentuk Normal Pertama,pada bentuk ini data dibuat dalam table 2 dimensi dan tidak ada attribut yang berniali ganda atau berulang ulang.
NORMALISASI • Bentuk Normal Kedua,untuk membentuk normal kedua, table harus sudah dalam bentuk normal pertama. Kemudian periksa apakah masih terjadi kesulitan dalam hal penambahan, penghapusan dan update data. • Periksa apakah masih ada attribut yang bukan key masih bergantung fungsi terhadap attribut yang bukan merpakan key nya.
Penerapan Bentuk Normalisasi • Perancangan database dengan model konseptual ini bisa dirancang dengan menggunakan dokumen dasar dari system yang dipakai. Sebagai contoh dari sebuah bon faktur pembelian barang berikut ini:
Penerapan Bentuk Normalisasi • Langkah pertama yang dilakukan yakni membentuk informasi diatas kedalam bentuk tabel transaksi. • Dari contoh faktur-faktur yang ada kemudian dimasukkan dalam tabel tersebut, sehingga diperoleh bentuk tabel sebagi berikut:
Penerapan Bentuk Normalisasi Tabel berikut adalah bentuk tidak normal yang diperoleh dari faktur yang ada
Penerapan Bentuk Normalisasi • Langkah selanjutnya adalah menjadikan bentuk tidak normal kedalam bentuk normal yang pertama. • Yaitu dengan melengkapi kekosongan data untuk kolom/field yang ada. Sehingga diperoleh tabel sebagai berikut:
Penerapan Bentuk Normalisasi • Dari tabel diatas dapat dilihat : • Terjadi redundansi data • Jika dilakukan penghapusan satu record berdasarkan kriteria tertentu akan mengakibatkan terhapusnya record lain
Penerapan Bentuk Normalisasi • Penambahan data susah dilakukan jika tidak terjadi transaksi. Misalnya penambahan sebuah data suplier, namun suplier tersebut belum pernah melakukan transakasi. • Dari penjelasa diatas dapat disimpulkan bahwa tabel tidak normal dan harus dilakukan normal yang kedua
Penerapan Bentuk Normalisasi • Untuk mendapatkan bentuk normal kedua, maka table harus sudah dalam bentuk normal pertama. Dan dalam hal ini harus sudah ditentukan mana saja field yang menjadi kunci calon (kandidat key). • Sebagai kandidat key dari table diperoleh sebanyak 3 kandidat key : • no factur • kode supplier • kode barang
Penerapan Bentuk Normalisasi • Dari ketiga kunci kandidat dapat dibentuk table yang mana field yang bukan key harus bergantung fungsi terhadap field yang merupakan key nya.
Tabel supliers Tabel Barang Kdsup Nmsup Kdbrg Nmbr Tabel Transaksi No fac Tglfac Tgljtp Quantity Harga Jumlah Total Kdsup Kdbrg Penerapan Bentuk Normalisasi
Penerapan Bentuk Normalisasi Tabel Barang Tabel Suplier Tabel Transaksi
Penerapan Bentuk Normalisasi • Dari hasil normal kedua dapat dilihat bahwa tidak tejadi lagi kesulitan dalam hal penyisipan, penghapusan dan update. Hal ini dapat dilihat untuk menyisipkan satu supplier baru dapat dilakukan tanpa supplier tersebut harus melakukan transaksi pada table nota. Demikian juga untuk penghapusan dan penyisipan.
Penerapan Bentuk Normalisasi • Tetapi dari table masih terlihat adanya permasalahan yaitu bahwa dalam table nota masih ada field yang bergantung fungsi kepada field yang bukan key nya, yaitu : • Field quantity tidak bergantung penuh pada key no factur. • Masih terdapat redundansi data yaitu : setiap satu no factur yang tediri dari 5 jenis barang, maka 5 kali pula dituliskan no facturnya, tanggal factur, tanggal jatuh tempo dan total.
Penerapan Bentuk Normalisasi • Karena tabel belum normal maka harus dilanjutkan dengan melakukan normalisasi tabel yang ketiga • Untuk membentuk normal ketiga, table harus sudah dalam bentuk normal kedua. Dan semua filed yang bukan keynya harus bergantung fungsi sepenuhnya pada field yang merupakan key nya. • Sehingga hasil dari normal ketiga diperoleh table berikut:
Tabel suplier Tabel Barang Kdsup Nmsup Kdbrg Nmbrg Tabel Transaksi Nofac Tglfac Tgljtp Total Kdsup Tabel Detail Nofac Kdbrg Qty Harga jumlah Penerapan Bentuk Normalisasi
Penerapan Bentuk Normalisasi • Dari hasil normal ketiga ini dapat dilihat bahwa tidak ada terjadi kesulitan peyisipan, penghapusan dan update. • Dan juga terlihat bahwa setiap field yang bukan key sudah bergantung fungsi sepenuhnya terhadap field yang merupakan key nya. • Redundansi yang terjadi pada tahap normal kedua sudah dapat di optimalkan.
Penerapan Bentuk Normalisasi Tabel Suplier Tabel Barang Tabel Transaksi Tabel Detail
Penerapan Bentuk Normalisasi • Dari hasil rancangan di atas kemudian kita dapat menentukan /mendisain struktur dari setiap tabel hasil rancangan kita, sebagai berikut:
Penerapan Bentuk Normalisasi Struktur Tabel Suplier
Penerapan Bentuk Normalisasi Struktur Tabel Barang
Penerapan Bentuk Normalisasi Struktur Tabel Transaksi
Penerapan Bentuk Normalisasi Struktur Tabel Detail Transaksi