260 likes | 594 Views
AGAMA ISLAM II. AJARAN ISLAM DALAM UPAYA KURATIF. KELOMPOK 5 IKMA 2010. Aisyah Wahyu N. (1010110 33 ) Faradiba Hikmarida (101011046) Moiko Sivatino (101011050) Yuwaditya Dewi B. (101011054) Indi Mizar (101011086) Pradina Mudi A. (101011229) Himmatuzzakiya (101011242)
E N D
AGAMA ISLAM II AJARAN ISLAM DALAM UPAYA KURATIF
KELOMPOK 5IKMA 2010 • Aisyah Wahyu N. (101011033) • Faradiba Hikmarida (101011046) • Moiko Sivatino (101011050) • Yuwaditya Dewi B. (101011054) • Indi Mizar (101011086) • Pradina Mudi A. (101011229) • Himmatuzzakiya (101011242) • Fitri Aisyah (101011243)
1.1 Latar Belakang Pengobatan pada zaman Nabi terkenal dengan istilah Thibbun Nabawi, dimunculkan oleh para dokter muslim sekitar abad 13 M untuk menunjukkan berbagai ilmu kedokteran yang berada dalam bingkai keimanan pada Allah, sehingga terjaga dari kesyirikan, takhayul dan khurofat. Thibbun Nabawi mengacu pada kata dan tindakan Nabi dengan sandaran pada penyakit, pengobatan penyakit, dan perawatan pasien. Sumber Thibbun Nabawi adalah Al-Qur’an dan Hadist.
Thibbun nabawi sistem penyembuhan medis yang bersifat holistik. Di dalam Thibbun nabawi terdapat berbagai ajaran medis Nabi yang bervariasi dan mendalam, hal ini mencakup kegiatan pencegahan dan pengobatan kuratif (kesejahteraan mental, pengobatan spiritual atau ruqyah, perawatan medis dan bedah). Berbagai hal tersebut mengintegrasikan pikiran dan tubuh, materi dan roh.
1.2 Rumusan Masalah • Bagaimana upaya kuratif dalam kacamata Islam? • Bagaimana upaya kuratif dalam ajaran Islam di dunia modern? • Bagaimana aplikasi upaya kuratif (madu) menurut Islam di masa kini?
1.3 Tujuan dan Manfaat • Mengetahui upaya kuratif dalam Islam. • Mengetahui upaya kuratif dalam Islam di dunia modern. • Mempelajari aplikasi upaya kuratif (madu) menurut Islam masa kini.
2.1 Pengertian Kuratif “Suatu kebudayaan untuk menyelamatkan diri dari dari penyakit yang mengganggu hidup” Paraahli berbeda pendapat tentang penjelasan batasan istilah medis dan definisinya secara terminologis menjadi 3 pendapat, yaitu • PendapatPertama • PendapatKedua • PendapatKetiga
2.2 Pengobatan Dalam Islam Beserta Hadist dan Ayat a. Tidak mengucapkan kata-kata atau melakukan perbuatan yang menunjukkan ketidaksabaran terhadap ketetapan Allah atas dirinya عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَه “Sungguh menakjubkan keadaan seorang muslim, (karena) sesungguhnya semua urusannya berakibat baik (baginya), dan yang demikian ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang muslim, (yaitu) apabila mendapat nikmat dia bersyukur sehingga akibatnya baik baginya dan apabila tertimpa musibah dia bersabar dan akibatnya (juga) baik baginya.” (HR. Muslim dan yang lainnya)
Allah sebutkan di dalamfirman-Nya (QS. Asy-Syura: 30 ): “Dan apasajamusibah yang menimpakamuadalahdisebabkanperbuatantanganmusendiri, dan Allah memaafkansebagianbesar (darikesalahan-kesalahanmu).” • Sehinggadengankesabarandanupayamengintrospeksidiritersebutakanmenjadisebabterhapuskandosasehinggameringankanpenyakitsipenderita.
b. Perkara kedua yang perlu diperhatikan oleh orang yang sakit adalah berobat dengan pengobatan yang bermanfaat لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ فَإِذَا أُصِيْبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بإِذْنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ “Setiap penyakit ada obatnya, apabila obat penyakit tersebut mengenai (orang yang sakit) maka dia akan sembuh atas izin Allah SWT..” (HR. Muslim)
c. Berobatyang sesuaidengansyariatsecaraumumbisadilakukandenganduacarayaitu: • Berobatdenganmenggunakanayat-ayat Al-Qur’an ataudengandoa yang diajarkanolehNabi 2. Berobatdenganmenggunakanpengobatan yang bermanfaatdandiperbolehkansecarasyariat. Hal inisebagaimanadisebutkanNabidalamsabdanya, ketikaadasalahseorangsahabatyaituThariq bin Suwaidmenanyakantentangkhamr, yaitusesuatu yang memabukkan, untukdijadikansebagaiobat. Makabeliaumenjawab: إِنَّهُلَيْسَبِدَوَاءٍوَلَكِنَّهُدَاءٍ “Sesungguhnya (khamr) itubukanobatbahkan (khamr)ituadalahpenyakit.” (HR. Muslim).
Pengobatan dengan sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan penyakit. انْزِعْهَا فَإِنَّهَا لاَ تَزِيْدُكَ إِلاَّ وَهْنًا، فَإِنَّكَ لَوْ مُتَّ وَهُوَ عَلَيْكَ مَا أَفْلَحْتَ أَبَدًا “Lepaskan dan buanglah (logam yang engkau lingkarkan di tanganmu), karena sesungguhnya (apa yang kamu lingkarkan di tanganmu itu) tidak akan membuat engkau kecuali semakin lemah. Seandainya engkau mati dalam keadaan masih memakainya, sungguh engkau tidak akan mendapatkan keberuntungan selamanya.” (HR. Ahmad dengan sanad yang dikatakan baik oleh sebagian para ulama)
d. Pengobatan Ala Rasulullah SAW. (menurut-Dr. Khadim Jafar Yamani) 1. Tidak bertentangan dengan alquran. 2. Tidak menggunakan bahan haram. 3. Tidak memnyebabkan tubuh cacat. 4. Tidak bersifat tahayul; maupun khurafat. 5. Dokter atau tabib harus mengetahui ilmu tubuh manusia, ilmu pengobatan dan efek samping obat. 6. Harus menjauhkan diri sikap riya, ujub sombong dan cenderung melakukan tindak pemerasan kepada pasien. 7. Tempat pemeriksaan harus rapi dan bersih dan berpakaian putih dan bersih. 8. Tidak ada simbul simbol yang merupakan pemujaan. 9. Bukan sebagai penyembuh hanya penghusada.
e. MetodePenyembuhanRasulluloh • Jintan Hitam • Air Zam-Zam • Madu • Bahan nabati/gizi lain: Kurma, buah zaitun, tajin, rebusan sayur, cuka apel, bawang putih, kismis, mentimun, susu. • Bekam • Ruqyah • Meyakini bahwa ruqyah tidak berpengaruh dengan sendirinya, namun dengan sebab Dzat Allah Subhanahu wa Ta’ala. • Berwudhu • Membaca Al-Qur’an • Puasa
2.3 Ayat Al-Quran dan HadistMengenai Upaya kuratif مَا أَنْزَلَ اللَّهُ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً Artinya : Allah swt tidak menurunkan sakit, kecuali juga menurunkan obatnya.(HRBukhari)
Artinya: “Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS Yunus:107)
Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.”(QS Al-Israa’:82)
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”(QS Yunus:57)
Artinya: “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al Baqarah:173)
2.4 Madu • Dalam riwayat lain “Dari Abu Sa’id ra: Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullahlulah saw dan berkata: “Saudara saya sakit perut”. Rasulullah menjawab: “Beri ia madu!”. Hal ini dilakukan orang itu sampai tiga kali bolak balik menanyakan kepada Rasulullah saw, jawabannyapun tetap madu dan madu (HR Buhkari)
Banyakyang telahmembuktikan bahwa ternyata madu mamang memiliki efek yang menguntungkan pada kondisi medis tertentu, yakni. • Madu dapat digunakan sebagai zat anti bakteri dan jamur. • Madu digunakan sebagai anti mencret. • Madu dapat digunakan sebagai penyembuh luka dan anti-inflammasi(luka bakar). • Madu dapat digunakan sebagai zat antitusif dan ekspektoran. • Madu sebagai sumber nutrisi. • Madu kaya kandungan antioksidan. • Antioksidan fenolat dalam madu memiliki daya aktif tinggi serta bisa meningkatkan perlawanan tubuh terhadap tekanan oksidasi (oxidative stress). • Madu dan kesehatan mulut. Bila digunakan untuk bersikat gigi bisa memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi, mengobati sariawan dan gangguan mulut lain.
Madu dapat membunuh kutu, menghilangkan ketombe, memanjangkan rambut, memperindah dan melembutkannya serta menyembuhkan penyakit kulit kepala. • Madu mampu menurunkan kadar glukosa darah penderita diabetes karena adanya unsur antioksidan. • Madu mencegah terjadinya radang usus besar (colitis), maag dan tukak lambung • Buah-buahan yang direndamdalammadumampubertahanselamakuranglebih 6 bulan.
CONTOH APLIKATIF Honey for Refractory Diabetic Foot Ulcers Cerita !!! ^_^
4.1 KESIMPULAN Penyakit dalam Islam terdiri dari penyakit jasmaniah dan rohaniah. Ajaran Islam menganjurkan berikhtiar saat sakit dan diiringi dengan tawakkal pada Allah SWT. Pengobatan yang dilakukan harus sesuai syariat Islam. Dalam Al-quran dan Hadist sudah memberi tuntunan pada kita tentang upaya kuratif yang dimasa kini sudah dibuktikan dengan uji klinis.
4.2 SARAN • Jika sakit baik rohani maupun jasmani hendaklah berikhtiar untuk mencari kesembuhan dan bertawakkal. • Memilih pengobatan yang sesuai syariat Islam.