250 likes | 706 Views
TAQLID DAN DO’A IFTITAH. FATWA TARJIH 06. TAQLID. Pengertian Taqlid
E N D
TAQLID DAN DO’A IFTITAH FATWA TARJIH 06
TAQLID • PengertianTaqlid • Kata “Taqlid” adalahkatadalambahasa Arab, yang berasaldarikataتَقْلِيْدٌ (taqlid), yaitu: قَلَّدَ (qallada), يُقَلِّْدُ (yuqallidu), تَقْلِيْدًا (taqliidan). Artinyabermacam-macamtergantungkepadaletakdanpemakaiannyadalamkalimat. Adakalanyakata “taqlid” berarti “menghiasi”, “meniru”, “menyerahkan”, “mengikuti” dansebagainya.
Para ulamaUshulmendefinisikantaqlid: “menerimaperkataan (pendapat) orang, padahalengkautidakmengetahuidarimanasumberataudasarperkataan (pendapat) itu”. Para ulama yang lain seperti al-Ghazali, asy-Syaukani, ash-Shan‘anidanulama yang lain jugamembuatdefinisitaqlid, namunisidanmaksudnyasamadengandefinisi yang dibuatolehulamaUshul, sekalipunkalimatnyaberbeda. Demikian pula dengandefinisi yang dibuatoleh Muhammad RasyidRidladalamTafsiral-Manar, yaitu: “mengikutipendapatorang-orang yang dianggapterhormatatauorang yang dipercayaitentangsuatuhukum agama Islam tanpamenelitilebihdahulubenarsalahnya, baikburuknyasertamanfaatataumudlaratdarihukumitu”.
Dalammenjalanidanmenempuhkehidupanduniaini Allah Swtmemberikanpetunjukkepadamanusia yang termuatdalam al-Qur’an danSunnahRasulullah saw. Orang yang mengikutipetunjuk Allah danRasul-Nyaadalahorang-orang yang beriman, sedangorang yang tidakmengikutipetunjuk Allah danRasul-Nyaadalahorang-orang yang kafir.
Allah Swtberfirman: يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا أَطِيْعُوْا اللهَ وَأَطِيْعُوْا الرَّسُولَ وَلاَ تُبْطِلُوْا أَعْمَالَكُمْ. [محمد Artinya: “Haiorang-orang yang beriman, ta'atlahkepada Allah danta'atlahkepadarasuldanjanganlahkamumerusakkan (pahala) amal-amalmu.” [Muhammad (47): 33].
قُلْ أَطِيْعُوْا اللهَ وَأَطِيْعُوْا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ الْكَافِرِيْنَ. [آل عمران Artinya: “Katakanlah: Ta'atilah Allah danRasul-Nya; jikakamuberpaling, makasesungguhnya Allah tidakmenyukaiorang-orangkafir.” [Ali 'Imran (3): 32].
وَأَطِيْعُوْا اللهَ وَرَسُولَهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ. [الأنفال Artinya: “… danta'atlahkepada Allah danRasul-Nyajikakamuadalahorang-orang yang beriman.” [al-Anfal (8): 1].
MajelisTarjihdanTajdidpadaumumnyamenerima as-Sunnah yang shahihdanhasandengansyarattidakberlawanandengannash (al-Qur’an dan as-Sunnah) yang lebihkuatdaripadanya. As-Sunnah yang sepertiinidisebut “sunnahmaqbulah”. • Padaumumnyaparaulamatidakmenerimasunnah yang dla‘if (lemah), kecualiasy-Syafi‘i yang menggunakannyauntukfadla’ilula‘mal (amalan-amalanutama).
BerdasarkanuraiandiatasmakataqlidmenurutMajelisTarjihdanTajdidialah: “mengikutiperkataanataupendapatorang (sepertiulama, syekh, kiyaiataupemimpin) tentangsuatuhukum Islam tanpamenelitilebihdahuluapakahperkataanataupendapatituadadasarnyaatautidakdalam al-Qur’an dansunnahmaqbulah”. Jikaadadasarnyamakaperkataandanpendapatitudapatditerimadandiamalkan, sebaliknyajikatidakadadasarnya, sedang yang mengatakanatau yang berpendapattetapmengatakanbahwaituadalahajaran Islam, makapendapat yang demikiantermasukbid‘ah. Orang yang berbuatbid‘ahadalahorang yang telahmenyediakansemasaiahiduptempatdudukdalamnerakananti.
Hal iniberdasarkan: • عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَذَبَ • عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ َقْعَدَهُ مِمنَ النَّارِ. [رواه البخاري ومسلم]. Artinya: “Diriwayatkandari Abu Hurairah, dariNabi saw beliaubersabda: Barangsiapa yang berdustaatasku, makahendaklahiamenyediakantempatduduknyadalamneraka.” [HR. al-Bukharidan Muslim].
HukumTaqlid • Dari ayat al-Qur’an danSunnahMaqbulahdiatasdapatdiambilkesimpulanbahwataqliditutercelahukumnya. Bagiorang yang belumtahuapa-apatentangajaran Islam, dankaummuslimin yang belumsanggupmencaridasarsuatuhukum yang disampaikankepadanya, makahalitubukanlahtaqlid, danhendaklahiamenanyakankepadaorang yang lebihtahu.
Doaiftitah “Allahummabaa‘id …” berdasarkan: عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَبَّرَ فِي الصَّلاَةِ سَكَتَ هُنَيْمَةً قَبْلَ يَقْرَأُ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ بِأَبِى أَنْتَ وَأُمِّى أَرَأَيْتَ سُكُوْتَكَ بَيْنَ التَّكْبِيْرِ وَالقِرَاءَةِ مَا تَقُوْلُ قَالَ أَقُوْلُ اللَهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَايَاىَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ اللَهُمَّ نَقِّنِى مِنَ اْلخَطَايَا كَمَا يُنَقِّى الثَّوبُ الاَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ اللَهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَاىَ بِالمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَدِ. [رواه البخارى ومسلم وأصحاب السنن إلا الترمذى].
Artinya: “Diriwayatkandari Abu Hurairah, adalahRasulullah saw setelahmengucapkantakbiratul ihram dalamshalatdiamsebentarsebelummembaca al-Fatihah. Laluakubertanya: YaRasulullah, Demibapakku, engkaudanibuku, apa yang engkaubacaketikaengkaudiamantaratakbiratul ihram danmembaca al-Fatihah? Rasulullah saw menjawab: Akumembaca: اللَهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَايَاىَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ اللَهُمَّ نَقِّنِى مِنَ اْلخَطَايَا كَمَا يُنَقِّى الثَّوبُ الاَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ اللَهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَاىَ بِالمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَدِ.
Doaiftitah “Wajjahtuwajhiya …” berdasarkan: عَنْ عَلِيٍّ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ كَبَّرَ ثُمَّ قَالَ وَجَّهْتُ وَجْهِىَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَ الاَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ المُشْرَكِيْن اِنَّ صَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى ِللهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذَالِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ المُسْلِمِيْنَ اللَهُمَّ اَنْتَ المَلِكُ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ اَنْتَ رَبِّى وَاَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِى وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِى فَاغْفِرْلِى ذُنُوبِى جَمِيْعًا لاَيَغْفِرُ الذَُنُوبَ اِلاَّ اَنْتَ وَاهْدِنِى لِاَحْسَنِ اْلأَخْلاَقِ لاَيَهْدِى لِاَحْسَنِهَا اِلاَّ اَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّى سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفْ عَنِّى سَيِّئَهَا اِلاَّ اَنْتَ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيكَ وَالخَيْرُ كُلُّهُ فِى يَدَيكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ اِلَيْكَ اَنَا بِكَ وَاِلَيكَ تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَاَتَوبُ اِلَيكَ. [رواه أحمد ومسلم والترمذى وأبو داود وغيرهم].
Artinya: “Diriwayatkandari Ali, iaberkata: Rasulullah saw apabilaberdiriuntukshalatlalubertakbiratul ihram, kemudianmengucapkan: َجَّهْتُ وَجْهِىَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَ الاَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ المُشْرَكِيْن اِنَّ صَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى ِللهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذَالِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ المُسْلِمِيْنَ اللَهُمَّ اَنْتَ المَلِكُ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ اَنْتَ رَبِّى وَاَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِى وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِى فَاغْفِرْلِى ذُنُوبِى جَمِيْعًا لاَيَغْفِرُ الذَُنُوبَ اِلاَّ اَنْتَ وَاهْدِنِى لِاَحْسَنِ اْلأَخْلاَقِ لاَيَهْدِى لِاَحْسَنِهَا اِلاَّ اَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّى سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفْ عَنِّى سَيِّئَهَا اِلاَّ اَنْتَ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيكَ وَالخَيْرُ كُلُّهُ فِى يَدَيكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ اِلَيْكَ اَنَا بِكَ وَاِلَيكَ تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَاَتَوبُ اِلَيكَ.
Artinya: Akuhadapkanwajahkukepada Yang menciptakanlangitdanbumidengantundukdanmenyerahkandiridantiadalahakutermasukgolonganorang-orangmusyrik. Sesungguhnyashalatku, ibadahku, hidupku, matikuuntukTuhansemestaalam. Tidakadasekutubagi-Nyadansebabdemikianituakudiperintahdanakutermasukorang-orang yang menyerahkandiri (kepada-Nya). Wahai Allah, hanyaEngkaulahTuhanku, tiadaTuhanselainEngkau, hanyaEngkauTuhankusedangakuadalahhamba-Mu, akutelahmenganiayadirikusendiridanakuakuidosa-dosaku, karenaituampunilahseluruhdosaku, sesungguhnyahanyaEngkausajalah yang mengampunidosa, bimbinglahakukepadaakhlaq yang baik, hanyaEngkaulah yang dapatmembimbingkukepadaakhlaq yang baik, jauhkanlahakudariakhlaq yang burukdanhanyaEngkaulah yang dapatmenjauhkanakudariakhlaq yang burukitu. Akupenuhipanggilan-Mu danakugembiradenganmemenuhiperintah-Mu, semuakebaikanberadadalamkekuasaan-Mu, sedangkankejahatanitutidakdapat (mendekatkandiri) kepadaEngkau, akuhanyadapathidupdengan-Mu danhanyaakankembalikepada-Mu. MahaBerkahEngkaudanMahaTinggi, akumohonampunkepadaEngkaudanakumohontaubatkepadaEngkau” [HR. Ahmad, Muslim, at-Tirmudzi, Abu Dawuddan lain-lain].
Sekalipunkeduadoaiftitahitubolehdibacasalahsatunyadalamshalat, namunada yang perludirenungkandandipertimbangkandalammengamalkannya, yaitu: • DasardarikeduadoaiftitahituadalahSunnahMaqbulah, karenanyaMajelisTarjihdanTajdidmemberikankewenangankepadakaummusliminuntukmemilihdoamana yang akanmerekabaca, ataumerekabolehmembacakeduanyasecarabergantian. • Doaiftitah “Allahummabaa‘id …” lebihpendekdibandingdoaiftitah “Wajjahtuwajhiya …”. Doaiftitah “Allahummabaa‘id …” dimulaidengankalimat “Allahummabaa‘id ” dandiakhiridengan “bil-ma'iwats-tsaljiwal-barad”, sedangdoaiftitah “Wajjahtuwajhiya …” dimulaidengankalimat “Wajjahtuwajhiya” dandiakhiridengankalimat “astaghfirukawaatuubuilaik”.
JikainginmengikutisunnahRasulullah saw, tentukitaharusmembacadoaiftitahitusecaralengkap, tidaksetengah-setengah. • SekalipunkeduadoaiftitahituberdasarkanSunnahMaqbulah, jikaditinjaudarisegiperawi, makadoaiftitah “Allahummabaa‘id …” lebihkuatdaripadadoaiftitah “Wajjahtuwajhiya …”, karenadoaiftitah “Allahummabaa‘id …” diriwayatkanoleh al-Bukhari, Muslim, an-Nasa’i, Abu DawuddanIbnuMajah, sedangkandoaiftitah “Wajjahtuwajhiya …” diriwayatkanoleh Ahmad, Muslim, at-Tirmudzi, Abu Dawuddan yang lain.
BacaanSholawat • Allah Swtmenyuruhkaummuslimin agar selalumembacashalawatuntukNabi Muhammad saw agar beliauselaludiberirahmatoleh Allah Swt, berdasarkanfirman-Nya: • إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوأ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا. [الأحزاب Artinya: “Sesungguhnya Allah danmalaikat-malaikat-NyabershalawatuntukNabi. Haiorang-orang yang berimanbershalawatlahkamuuntukNabidanucapkanlahsalampenghormatankepadanya.” [QS. al-Ahzab (33): 56].
Perintah yang terkandungpadaayatdiatasadalahumum, denganartitidakditerangkankapanmembacanya, apalafadznya. Karenaitukaummusliminmembacanyakapanmerekainginkandanmengutamakanmembacanyadalammelaksanakanibadah, sepertidalamkhutbahJum’at. Demikian pula halnyadenganlafadz yang akandibaca, kaummusliminada yang menyusunnyasendiri, namunisidarilafadzituhendaklahmemanjatkandoauntukRasulullahsebagaimana yang dimaksudolehayatdiatas.
MengenaibacaanshalawatdalamshalatmemangRasulullah saw memberikantuntunannya, berdasarkanhadits: عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِى لَيْلَى قَالَ لَقِبَنِي كَعْبُ بْنُ عُجْرَةَ فَقَالَ أَلاَ أُهْدِى لَكَ هَدِيَّةً سَمِعْتُهَا مِنَ النَّبِيِّ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ بَلَى فَأَهْدِهَا لِى فَقَالَ سَأَلْنَا رَسُوْلَ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ كَيْفَ الصَّلاَةُ عَلَيْكُمْ أَهْلُ الْبَيْتِ فَإِنَّ اللهَ قَدْ عَلَّمَنَا كَيْفَ نُسَلِّمُ عَلَيْكُمْ قَالَ قُوْلُوْا اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى اِبْرَاهِيمَ وَ عَلَى آلِ اِبْرَاهِيمَ اِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى اِبْرَاهِيمَ اِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. [رواه البخارى ومسلم].
Artinya: “Diriwayatkandari Abdurrahman bin AbiLaila, iaberkata: AkubertemudenganKa’ab bin ‘Ujrah, iaberkata: Maukahengkauakuberihadiah yang akudengardariNabi saw? Akuberkata: Baiklah, berikanlahkepadaku. Makaiaberkata: AkubertanyakepadaRasulullah saw: YaRasulullah, bagaimanabacaanshalawatatasmuAhlul Bait? Makasesungguhnya Allah telahmengajarkankepadakamibagaimanamengucapkansalamatasmu. Beliauberkata: Katakanlah:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى اِبْرَاهِيمَ وَ عَلَى آلِ اِبْرَاهِيمَ اِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى اِبْرَاهِيمَ اِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. Artinya: Ya Allah, limpahkanlahrahmat-Mu atas Muhammad danataskeluarganya, sebagaimanaEngkautelahmelimpahkanrahmatatas Ibrahim danataskeluarganya. SungguhEngkauMahaTerpujidanMahaMulia. Ya Allah limpahkanlahberkah-Mu atas Muhammad danataskeluarga Muhammad sebagaimana yang telahEngkaulimpahkanatas Ibrahim dankeluarganya, sungguhEngkauMahaTerpujidanMahaMulia.” [HR. al-Bukharidan Muslim].
Padasunnahmaqbulah yang lain, setelahkalimat “wa ‘alaaaaliIbraahiim” tidakterdapatkalimat “innakahamiidunmajiid”, langsungdisebutkalimat “Allaahummabaarik ‘alaa Muhammad …” sampaiakhir. Hal iniberartikedualafadzshalawatitubolehdibacadalamshalat. TentusajamembacashalawatatasNabi saw diluarshalatseperti yang telahdiajarkannyaituadalahlebihbaik, sedangbacaanshalawatdalamkhutbahJum’attidakdiharuskansepertibacaanshalawatdalamshalat. Namun yang paling baikdibacaadalahsepertibacaanshalawatdalamshalat. Wallahua‘lambish-shawab.