510 likes | 1.28k Views
BRP MPK Agama Kristen. Disusun Oleh Bernat Jody A. Siregar, M.A., M.Hum. BRP MPK Agama Kristen. Disusun Oleh Bernat Jody A. Siregar , M.A., M.Hum Koodinator MPK Agama Kristen. Model dan Metode Pembelajaran. Model P embelajaran: student-centered/active-learning Metode:
E N D
BRP MPK Agama Kristen Disusun Oleh Bernat Jody A. Siregar, M.A., M.Hum By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
BRP MPK Agama Kristen DisusunOleh Bernat Jody A. Siregar, M.A., M.Hum Koodinator MPK Agama Kristen By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
Model dan Metode Pembelajaran • Model Pembelajaran: student-centered/active-learning • Metode: - Collaborative Learning - Problem Based Learning - Ceramah By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
VISI MPK AGAMA KRISTEN SEBAGAI PROSES PEMBELAJARAN NILAI-NILAI KRISTEN DALAM KONTEKS PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN MAHASISWA YANG PROFESIONAL, BERMORAL, DAN BERAKHLAK MULIA. By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
MISI • Membantu mahasiswa mempersiapkan diri menjadi pribadi yang beriman, bermoral, berilmu, beramal, dan berakhlak mulia; • Membantu mahasiswa mengintegrasikan nilai-nilai Kristen dalam pengembangan profesi; • Membantu mahasiswa menginternalisasikan nilai-nilai Kristen dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
Tujuan Pembelajaran • Menambah wawasan pengetahuan ajaran agama Kristen; • Membentuk pola pikir dan perilaku mahasiswa yang bertanggung jawab yang berlandasakan pada ajaran agama Kristen; • Mengintegrasikan nilai-nilai Kristen dalam pengembangan kepribadian mahasiswa; • Memiliki kemampuan menghadapi tantangan pluralisme agama dan multikulturalisme; • Mengevaluasi perkembangan IPTEK dengan pokok ajaran Kristen. By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
Tujuan Pembelajaran Setelah peekuliahan selesai, mahasiswa dapat • Memahami pokok-pokok ajaran Kristen yang mendasar secara alkitabiah; • Membentuk pola pikir dan perilaku mahasiswa yang bertanggung jawab yang berlandasakan pada ajaran agama Kristen; • Mengintegrasikan nilai-nilai Kristen dalam pengembangan kepribadian mahasiswa; • Memiliki kemampuan menghadapi tantangan pluralisme agama dan multikulturalisme; • Mengevaluasi perkembangan IPTEK dengan pokok ajaran Kristen. By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
Dasar Pemikiran • Makna dan Definisi Agama • Sejarah dan Asal-usul Agama • Dimensi-dimensi Pokok Agama • Dimensi Sosial Keagamaan • Agama dan Negara • Hubungan antar Agama • Agama dan Ilmu (IPTEKS) By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
Substansi Kajian MPK Agama Kristen • Tuhan Yang Maha Esa dan Filsafat Ketuhanan • Manusia • Moral • Masyarakat • Politik • Hukum • Budaya • Kerukunan antar Umat Beragama • Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
Nilai Pendidikan Agama yang Diharapkan dalam KurikulumPendidikan Tinggi • Learning to be: Menuntun seseorang dalam menggali ilmu pengetahuan (science) untuk menentukan nilai kehidupan dalam bermasyarakat melalui kompetensi yang dimilikinya dari hasil belajar di pendidikan tinggi. • Learning to know: Pemahaman adanya peluang untuk pendekatan ilmiah, tidak hanya secara empirisme-logico-verifikatif, tetapi juga secara objektif-transendental.Menuntun seorang ilmuan untuk menentukan batas penjelasan ilmu berdasarkan kebenaran agama masing-masing. • Learning to do: Menuntun seorang ilmuan untuk dapat menentukan batas penjelajahan berkarya (jenis dan caranya) berdasarkan kebenaran agama masing-masing. • Learning to live together: Menuntun seorang ilmuan menjadi anggota masyarakat yang bermoral serta berguna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat maupun umat manusia secara keseluruhan sebagai refleksi keagamaan dalam cipta, karsa, dan karya. By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
GARIS BESAR PERKULIAHAN By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
PENGANTAR PERKULIAHAN • Sejarah Munculnya Agama-agama Besar Dunia (Asal-usul Agama Kristen) • Dogma dan Etika dalam Bangunan Teologi Kristen By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
POKOK BAHASAN IDASAR IMAN KRISTEN • Keberadaan Alkitab dan Relevansinya bagi Kehidupan Kristen • Bukti-bukti Keberadaan Allah • Hakikat dan Sifat-sifat Allah • Doktrin Allah Tritunggal • Kristus: Tuhan dan Juruselamat Manusia • Keselamatan Manusia By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
POKOK BAHASAN II MANUSIA: MAKHLUK RELIGIUS, BERMORAL, DAN BERBUDAYA • Memahami Keberadaan Manusia • Peranan Roh Kudus dalam Kehidupan Orang Percaya • Keberdosaan Manusia dan Implikasinya • Dasar Pertimbangan Moral (Etika) Kristen • Manusia dan Mandat Kebudayaan • Kekristenan dan Kebudayaan By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
POKOK BAHASAN IIIGEREJA, NEGARA, DAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA • Religiositas Manusia dan Keberadaan Agama • Fungsi Sosial Agama • Hubungan Gereja dan Negara • Gereja dan Dialog antar Umat Beragama • Dasar Berpikir Hidup dalam Masyarakat Majemuk • Humanitas dan Kepeduliaan Sosial By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
POKOK BAHASAN IVAGAMA DAN ILMU (IPTEKS) • Iman dan Rasio: Dua Hal yang Paradoks? • Sejarah Perkembangan IPTEKNI di Barat dan Pengaruhnya secara Global • Hubungan Sains dan Agama • Iman Kristen dan Isu-isu Kontemporer • Berbagai Aliran Atheisme Modern • Aspek Etis-Teologis dari Perkembangan IPTEK By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
PENUTUP (REFLEKSI) KAPITA SELEKTA ETIKA KRISTEN By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
BAGAN URUTAN POKOK BAHASAN PB I (CL) DASAR IMAN KRISTEN = 4 x (2 x 50 menit) PB II (CL) Manusia: Makhluk Religius, Bermoral, dan Berbudaya = 4 x (2 x 50 menit) PB III (PBL) Gereja, Negara, dan Kerukunan antarumat Beragama = 4 x (2 x 50 menit) PB IV (PBL) Agama dan IPTEKS = 4 x (2 x 50 menit) By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
POKOK BAHASAN I Tujuan Pembelajaran Setelah pembelajaran ini selesai, mahasiswa mampu: • Memahami dogma Kristen yang mendasar secara komprehensif; • Menjelaskan doktrin-doktrin pokok Kristen dalam konsep trinitarian; • Membedakan ajaran Kristen yang alkitabiah dengan yang tidak alkitabiah; • Mengategorikan berbagai aliran (denominasi) Kristen dan berbagai sekte atau aliran sesat (dan nabi palsu) dari kalangan Kristen sepanjang sejarah kekristenan. • Menyimpulkan kesalahan-kesalahan doktrinal dari berbagai sekte atau aliran sesat dari kalangan Kristen secara alkitabiah. By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
POKOK BAHASAN I . . . Indikator • Memahami keberadaan Alkitab dan relevansinya bagi kehidupan Kristen pada masa kini; • Menjadikan Alkitab sebagai dasar pembangunan pemahaman teologis dan evaluasi terhadap berbagai ajaran; • Menjelaskan bukti-bukti keberadaan Allah melalui bukti-bukti filosofis, umum, dan khusus; • Membedakan konsep yang benar dan salah tentang doktrin Allah Tritunggal; • Mendaftarkan berbagai pemahaman yang salah dalam memahami keberadaan Allah dan doktrin Allah Tritunggal; • Mengakui keberadaan Allah dalam konsep trinitarian dalam kehidupan yang konkrit; • Memahami konsep keselamatan dalam Yesus Kristus secara alkitabiah; • Mengakui Yesus sebagai Tuhan yang berdaulat dalam segala aspek hidup manusia dan pembawa keselamatan dan shalom bagi dunia; • Mendaftarkan berbagai sekte atau aliran sesat di kalangan Kristen sepanjang sejarah kekristenan. • Menjelaskan kesalahan doktrinal sekte atau aliran sesat di kalangan Kristen secara alkitabiah. By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
POKOK BAHASAN I . . . Lingkup Subpokok Bahasan: • Keberadaan Alkitab dan Relevansinya bagi Kehidupan Kristen • Bukti-bukti Keberadaan Allah • Hakikat dan Sifat-sifat Allah • Doktrin Allah Tritunggal • Kristus: Tuhan dan Juruselamat Manusia • Keselamatan Manusia By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
Pemicu I/PB I Nabi Palsu dan Aliran Sesat di Kalangan Kristen Pada tahun 2003, umat Kristen Indonesia dikejutkan oleh munculnya sebuah sekte yang dipimpin oleh Pendeta Mangapin Sibuea dengan nama sektenya Pondok Nabi; oleh kalangan umum disebut "SEKTE GEREJA KIAMAT". Dalam wawancara yang dimuat dalam majalah Tempo (23/11,2003), tentang kapan kiamat akan terjadi, Pendeta Mangapin Sibuea mengatakan bahwa kiamat dalam arti semua manusia musnah akan terjadi pada tanggal 10 Mei 2007. Namun, hingga Oktober 2007 hal tersebut tidak terbukti terjadi. Nabi-nabi baru tetap bermunculan dengan ajaran baru menurut 'modifikasi' mereka, artinya mereka membuat suatu persepsi lalu kemudian 'memperkosa' kitab suci dengan mengutip isinya yang dianggap mendukung argumen mereka, lalu mereka menyebutnya ajaran yang bersumber pada alkitab, alias alkitabiah. Tidak ada yang benar-benar baru dari mereka; ajaran-ajaran mereka rata-rata mengadopsi sebagian besar dari kitab-kitab suci agama besar yang sudah ada. By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
Cont . . . Pemicu I/PB I Diluar negeri, beberapa nabi palsu atau sekte sesat di kalangan Kristen yang patut dicatat adalah: (1) The Restoration of Ten Commandments (Pemulihan Sepuluh Perintah Tuhan)" di Uganda, yang dipimpin oleh Joseph Kibweteere. Sekte ini menganggap kiamat akan tiba pada 31 Desember 1999; (2) Sekte People's Temple (Kuil Rakyat) pimpinan Jim Warren Jones (Jim Jones) meminum jus anggur yang telah dicampur dengan racun. (3) Sekte Sons Of God yang dipimpin David Koresh, yang membakar diri beserta para pengikutnya, (4) Pengikut The Order of Solar Temple (Kuil Tata Surya) yang terdiri dari 53 warga Swiss dan Kanada beserta pimpinan mereka Luc Jouret membakar diri. Dia Juga Yakin kiamat akan tiba. (5) Sekte Aum Shinrikyo (Sekte Kebenaran Tertinggi di Jepang), yang dipimpin Shoko Asahara. Dalam bukunya Disaster Approaches the Land of the Rising Sun, Asahara menyatakan bahwa Kiamat akan datang lewat gas awan dari Amerika, (6) Sekte Heaven's Gate sepuluh tahun yang lalu juga menggemparkan dunia dengan 39 orang pengikutnya tewas bertebaran di dalam sebuah bangunan. Mereka termakan rayuan Marshall Herf Applewhite, yang pernah mengaku dirinya Yesus Kristus. Mereka menunggu munculnya UFO, yang diyakini akan menjadi kiamatnya kehidupan bumi, By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
Cont . . . Pemicu I/PB I (7) Monte Kim Miller pemimpin sekte Concerned Christians, beserta sekitar 50 anggotanya meninggalkan Denver, Colorado. Mereka menjual seluruh harta benda seperti rumah, tanah atau barang-barang lain, mereka menuju Yerusalem. Menurut Miller, mereka akan mati di sana pada 31 Desember 1999 dan akan diangkat ke langit tiga hari sesudahnya. Semua ajaran sesat, baik yang di tanah air maupun di luar negeri selalu memanfaatkan celah dari kondisi dan situasi masyarakat yang mengalami tekanan hidup, bimbang, dan pengetahuan tentang agamanya tidak memadai. Ajaran sesat dan nabi palsu akan terus bermunculan selama himpitan hidup semakin berat dan menuju surga dianggap sebagai jalan keluarnya. Sumber: ”Nabi Palsu & Aliran Sesat dari Kalangan Kristen” http://antohurt.multiply.com/journal/item/29, 16 Januari 2008 By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
POKOK BAHASAN II MANUSIA: MAKHLUK RELIGIUS, BEMORAL, DAN BERBUDAYA By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
POKOK BAHASAN II . . . Tujuan Pembelajaran Setelah pembelajaran ini selesai, mahasiswa mampu: • Memahami keberadaan manusia sebagai gambar dan rupa Allah (Imago Dei) dan tanggung jawabnya sebagai mandataris Allah dalam pengembangan kehidupan masyarakat yang bermartabat dan kebudayaan manusia yang berpihak kepada yang lemah; • Memahami hakikat keberdosaan dan kemuliaan manusia dan pengaruhnya dalam berbagai dimensi hidupnya sebagai dasar pertimbangan dan pengembangan etika Kristen; • Menguraikan dasar pertimbangan dan pengembangan moral (etika) Kristen secara alkitabiah, kontekstual, dan relevan dengan konteks zamannya; • Menunjukkan sikap pemuliaan manusia, khususnya pengakuan martabat dan hak perempuan dalam segala aspek hidup yang nyata; • Memecahkan persoalan penindasan gender dan kekerasan terhadap wanita dalam bentuk tulisan ilmiah maupun berbabagi alternatif solusi secara praksis. By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
POKOK BAHASAN II . . . Indikator • Memahami keberadaan manusia sebagai gambar dan rupa Allah (Imago Dei) dan tanggung jawabnya sebagai mandataris Allah; • Menjelaskan keberadaan Roh Kudus menurut doktrin Alkitab; • Mengakui keberadaan Roh Kudus dan peranannya dalam kehidupan sehari-hari orang percaya; • Menunjukkan perbuatan dosa dalam Akitab dan contoh-contoh lain dan implikasinya dalam kehidupan manusia; • Memahami dasar pertimbangan moral/etika Kristen secara alkitabiah; • Mempertimbangkan tindakan etis yang kontekstual, relevan, dan alkitabiah; • Memahami hubungan kekristenan dan perkembangan kebudayaan masyarakat manusia; • Menjelaskan hakikat manusia dan mandat pengembangan kebudayaan; • Menunjukkan dan mengategorikan bukti-bukti penindasan gender dan kekerasan terhadap perempuan dalam bentuk kebudayaan manusia dan kehidupan sehari-hari secara konkrit; • Mengevaluasi berbagai bentuk penindasan gender dan kekerasan terhadap wanita dalam terang iman Kristen. By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
POKOK BAHASAN II . . . Lingkup Subpokok Bahasan • Memahami Keberadaan Manusia • Peranan Roh Kudus dalam Kehidupan Orang Percaya • Keberdosaan Manusia dan Implikasinya • Dasar Pertimbangan Moral (Etika) Kristen • Manusia dan Mandat Kebudayaan • Kekristenan dan Kebudayaan By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
Pemicu II Penindasan Gender dan Kekerasan terhadap Anak Dalam kenyataan sehari-hari, konsep ‘kesejajaran’ laki-laki dan perempuan belum seperti yang diharapkan. Umumnya wanita digariskan untuk menjadi istri dan ibu. Sejalan dengan itu, stereotipe yang dikenakan pada wanita (baca: istri) adalah mahluk yang emosional, pasif, lemah, dependen, dekoratif, tidak asertif dan kompeten kecuali untuk tugas rumah tangga. Berbagai ungkapan dalam masyarakat sering merendahkan kaum perempuan entah dalam kemampuan maupun statusnya. Contoh konkret sebuah sindiran seorang perempuan ala Jawa: “Camkan, bahwa lanang berarti ala-ala menang”. Artinya, “Sejahat-jahatnya laki-laki terhadap perempuan, ia akan memang atau dimenangkan”. Ini adalah suara (jeritan) kaum perempuan yang memang haknya dibatasi/dijajah. Dalam banyak kepustakaan, peranan besar kaum wanita dalam pekerjaan dan pendapatan tidak selalu diikuti oleh meningkatnya kedudukan, otonomi atau pun kekuasaan mereka dalam rumahtangga dan masyarakat. Sering keterampilan kerja wanita dalam praktiknya tidak berbeda dengan pria, misalnya pada buruh, namun ruang geraknya dibatasi oleh nilai-nilai gender di rumahtangga dan di tempat kerja. Dalam bagian-bagian tertentu dalam pelayanan gerejawi, ruang gerak wanita sering dibatasi, dan bahkan diabaikan. Ada beberapa gereja yang tidak mengijinkan wanita untuk berkhotbah.Ada pula yang masih By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
Cont . . . Pemicu II/Pemicu II memberikan kesempatan untuk berkhotbah di mimbar gereja, tetapi tidak diberi kesempatan untuk melayankan pelayanan-pelayanan pastoral (penggembalaan) penting lainnya. Kaum perempuan, yang walaupun dalam kemampuan studi dan kemampuan yang lain dalam pelayanan gerejawi boleh dikatakaan sama dengan kaum laki-laki, tetapi diberlakukan berbeda. Misalnya, wanita tidak boleh memimpin sakramen Perjamuan Kudus, sakramen Pembaptisan Kudus, pemberkatan nikah. Dalam beberapa gereja, misalnya, wanita/ibu tidak diperbolehkan menjadi pemimpin liturgi dalam ibadah formil; wanita tidak boleh memimpin suatu sidang jemaat (menjadi gembala jemaat). Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap tindakan yang mengakibatkan kesengsaraan atau penderitaan-penderitaan pada perempuan secara fisik, seksual, dan psikologis, termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang baik yang terjadi di depan umum atau dalam lingkungan kehidupan pribadi. Seringkali kekerasan pada perempuan terjadi karena adanya ketimpangan atau ketidakadilan jender. Ketimpangan jender adalah perbedaan peran dan hak perempuan dan laki-laki di masyarakat yang menempatkan perempuan dalam status lebih rendah dari laki-laki. “Hak istimewa” yang dimiliki laki-laki ini seolah-olah menjadikan perempuan sebagai “barang” milik laki-laki yang berhak untuk diperlakukan semena-mena, termasuk dengan cara kekerasan. By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
POKOK BAHASAN III NEGARA, AGAMA, DAN KERUKUNAN ANTARUMAT BERAGAMA By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
POKOK BAHASAN III . . . Tujuan Pembelajaran Setelah selesai kegiatan pembelajaran, mahasiswa mampu: • Memahami keberadaan agama dan fungsinya dalam membangun kehidupan sosial yang bermartabat dan kondusif; • Mengembangkan etika kemajemukan dan berbagai sikap yang positif dalam merajut dialog karya dan dialog kehidupan antarumat beragama di Indonesia; • Mengevaluasi moral sosial dan moral politik yang alkitabiah, kontekstual, dan relevan dalam kehidupan bermasyarakat, berjemaat, berbangsa, dan bernegara; • Memberi alternatif solusi dalam pemecahan hubungan antar agama yang lebih kondusif di Indonesia. By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
POKOK BAHASAN III . . . Indikator • Meredaksi ulang pengertian agama dan peranannya dalam kehidupan masyarakat; • Menunjukkan sikap kasih, toleran, dan etika kemajemukan sesuai dengan dogma Kristen; • Memahami hakikat dialog dalam membangun dialog antar umat beragama; • Menjelaskan etika kemajemukan menurut Alkitab; • Menyebutkan dan menjelaskan ayat-ayat Alkitab yang berbicara tentang moral sosial dan politik Kristen. • Mengidentifikasi persoalan hubungan antar agama dan penyebabnya; • Menunjukkan sikap kritis terhadap peran organisasi Kristen dalam politik praktis. • Menerapkan prinsip dasar moral sosial dan politik Kristen dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia yang majemuk; • Mengkritisasi peran gereja dan organisasi massa atau organisasi politik Kristen tentang keterlibatannya untuk membangun hubungan antar agama yang kondusif dalam masyarakat Indonesia yang majemuk; • Mengupayakan pemecahan masalah dalam kemelut hubungan antar agama di Indonesia. By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
POKOK BAHASAN III Lingkup Subpokok Bahasan: • Religiositas Manusia dan Keberadaan Agama • Fungsi Sosial Agama • Gereja dan Dialog antar Umat Beragama • Dasar Berpikir Hidup dalam Masyarakat Majemuk • Humanitas dan Kepeduliaan Sosial • Hubungan Gereja dan Negara By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
Pemicu III/PB III Iman, Kristen, dan Partai Politik Kristen Reformasi dalam segala hal tatanan hidup bangsa Indonesia, sejak lengsernya pemerintahan Orde Baru, telah membuahkan hasil yang signifikan, khususnya demokrasi politik bangsa. Fakta ini tidak bisa dibantah. Orde Baru sudah runtuh, namun arah dan tujuan semangat reformasi harus dikaji ulang. Umat Kristen, sebagai bagian integral dari bangsa Indonesia, turut meramaikan pesta reformasi dan demokrasi tersebut. Menjelang Pemilu I pasca Mei 1998, beberapa organisasi politik Kristen mendaftarkan diri di KPU dan salah satu di antaranya ikut dalam Pemilu tahun 2000. Setelah perhitungan suara selesai, partai tersebut tampaknya tidak mendapat quota untuk Pemilu berikutnya. Pada Pemilu 2004, muncul lagi sebuah partai politik Kristen. Mereka sangat yakin akan mendapatkan suara yang signifikan melebihi quota yang telah ditentukan oleh KPU. Alhasil, nasibnya pun sama dengan partai sebelumnya. Bagaimanakah seharusnya sikap (moral) orang Kristen terhadap persoalan politik praktis? Bolehkah orang Kristen berpolitik? Bolehkah Gereja berpolitik? Pantaskah simbol-simbol rohani Kristen dipertaruhkan dalam mendapatkan dukungan massa? Benarkah politisi dari parpol Kristen tersebut menyuarakan suara kenabian dan bersikap seperti Kristus? By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
Cont . . . Pemicu III/PB III Adakah hubungan antara Iman dan Politik? Inilah pertanyaan yang tidak selalu mudah dijawab. Kalau dijawab bahwa hubungan itu ada, pertanyaan lanjutannya adalah bagaimana hal itu diungkapkan. Agaknya pertanyaan ini makin mendesak untuk diajukan, khususnya di Indonesia, setelah sekian banyak partai politik Kristen dibentuk, di samping sekian banyak orang-orang Kristen yang aktif di dalam partai-partrai non-Kristen, tentu saja dengan alasannya masing-masing. Terlepas dari alasan yang cenderung praktis-pragmatis, mungkin baik kalau dipertanyakan secara mendalam, apakah ada perbedaan (boleh dibaca: adakah dampaknya dalam masyarakat) apabila seorang Kristen terlibat dan atau tidak terlibat dalam politik? Sumbangan apakah yang diberikan bagi kebaikan bersama apabila mereka terlibat dan sungguh-sungguhkah masyarakat merasa kehilangan apabila mereka tidak terlibat? Kalau mereka terlibat, sungguhkah mereka dimotivasi oleh imannya, atau hanya sekedar "mengalir" bersama trend di dalam masyarakat? By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
POKOK BAHASAN IV AGAMA DAN ILMU (IPTEKS) By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
POKOK BAHASAN IV Tujuan Pembelajaran Setelah selesai kegiatan pembelajaran, mahasiswa mampu: • Memahami perkembangan IPTEKS dan dampaknya dalam kehidupan manusia; • Mendeskripsikan tipologi hubungan antara agama dan IPTEKS; • Mengategorikan perkembangan IPTEKS yang bertentangan dengan iman Kristen; • Mengevaluasi setiap isu kontemporer yang menggungat iman Kristen. By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
POKOK BAHASAN IV . . . Indikator • Memahami hubungan iman dan rasio secara benar; • Menguraikan sejarah perkembangan IPTEKS dan pengaruhnya secara global; • Menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi adalah wujud perkembangan kebudayaan manusia; • Mendeskripsikan tipologi hubungan sains dan agama; • Merincikan berbagai isu-isu kontemporer yang berhubungan dengan iman Kristen; • Menjelaskan berbagai aliran besar atheisme modern dan wujudnya dalam kehidupan manusia; • Menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi adalah wujud perkembangan kebudayaan manusia. • Mengambil sikap yang tegas untuk menolak berbagai isu kontemporer yang bertentangan dengan iman Kristen; • Mengkaji tindakan kloning manusia dari berbagai perspektif, khususnya dari perpspektif Alkitab, dan menjelaskan dampak-dampaknya; • Memberi alternatif solusi dalam penerapan IPTEKS yang manusiawi dan sesuai dengan iman Kristen. By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
POKOK BAHASAN IV . . . • Lingkup Subpokok Bahasan: • Iman dan Rasio: Dua Hal yang Paradoks? • Sejarah Perkembangan IPTEKNI di Barat dan Pengaruhnya secara Global • Hubungan Sains dan Agama • Iman Kristen dan Isu-isu Kontemporer • Berbagai Aliran Atheisme Modern • Aspek Etis-Teologis dari Perkembangan IPTEK By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
Pemicu IV/PB IV Kloning Manusia Para ilmuwan Inggris, untuk kali pertama, memperoleh izin untuk melakukan kloning terapi menggunakan embrio manusia. Otoritas Embriologi dan Kesuburan Manusia (HFEA) memberi izin tersebut kepada para pakar di Universitas Newcastle. Mereka sedang menyelidiki pengobatan-pengobatan baru terhadap pasien diabetes, Parkinson, Alzheimer, dan jantung. Keputusan yang kontroversial itu bisa membuka era baru riset bagi para ilmuwan yang berupaya mencari obat untuk penyakit-penyakit serius tersebut. Riset tersebut akan berlangsung di Pusat Kehidupan Internasional di Newcastle, melibatkan para pakar dari Institut Genetika Manusia di Universitas Newcastle, dan Pusat Kesuburan Newcastle. Para ilmuwan itu yakin untuk kali pertama persetujuan semacam itu diberikan di Eropa, begitu juga di Inggris. Mereka memperingatkan bahwa perlu waktu paling tidak lima tahun - atau mungkin lebih - sebelum pasien bisa menerima pengobatan sel induk berdasar riset tersebut. Namun ProLife Party menyatakan pihaknya sedang mempertimbangkan tantangan hukum terhadap keputusan HFEA untuk mengizinkan riset tersebut. By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
Cont . . . Pemicu IV/PB IV Kloning terapi dibolehkan di Inggris sejak 2001. Kloning tersebut dilakukan untuk alasan medis. Meski ilmu pengetahuannya serupa, tekniknya berbeda dari kloning reproduksi, yang dimaksudkan untuk membuat tiruan manusia. Teknik kloning itu, yang dikenal sebagai pemindahan inti sel (CNR) meliputi pemindahan inti sel telur manusia dan menggantinya dengan inti dari sel tubuh manusia, seperti sel kulit. Telur itu kemudian dibuahi secara buatan. Pembuahan itu menyebabkan telur terbelah dan menunjukkan reaksi sama seperti pembuahan embrio standar oleh sperma. Penggunaan telur tersebut diabaikan pada pengobatan IVF. Telur-telur itu disumbangkan oleh pasangan, dan sisanya dirusak. Profesor Alison Murdoch dari Pusat Kesuburan NHS Newcastle, yang memimpin riset tersebut, mengatakan prospek riset itu ''sangat menggembirakan''. ''Riset ini mungkin memberikan pengetahuan berharga bagi perkembangan banyak penyakit.''(bbc-niek-46) Disadur dari ”Inggris Izinkan Kloning Manusia” http://www.suaramerdeka.com/harian/0408/13/nas10.htm By Bernat Jody A. Siregar, M.A.
PENUTUP THANKS for YOUR ATTENTION GOD BLESS YOU By Bernat Jody A. Siregar, M.A.