1 / 25

Bumi Pasca Air Bah

Bumi Pasca Air Bah. Bumi Pasca Air Bah. Pelajaran Sekolah Sabat Dewasa Pembahasan Melalui Powerpoint 11 November 2006. Disediakan oleh Pdt. Sammy Lee Sydney, Australia. Bayangkan perasaan dari keluarga Nuh ketika hujan berhenti dan merekaKeluar dari bahtera mereka 150

ornice
Download Presentation

Bumi Pasca Air Bah

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Bumi Pasca Air Bah Bumi Pasca Air Bah Pelajaran Sekolah Sabat Dewasa Pembahasan Melalui Powerpoint 11 November 2006 Disediakan oleh Pdt. Sammy Lee Sydney, Australia

  2. Bayangkan perasaan dari keluarga Nuh ketika hujan berhenti dan merekaKeluar dari bahtera mereka 150 hari kemudian. Apa yang mereka saksikan ketika itu jauh mencekam daripada apa yang dapat kita lihat dimanapun juga didunia ini. Kita sudah terbiasa me- nyaksikan dunia kita sekarang ini dalam keadaanya sesudah air bah. Akan tetapi Nuh dan keluarganya selalu menyaksikan dunia sebelum air bah yang masih indah, sebelum terjadi kehancuran yang mengerikan.

  3. AYAT APALAN : “Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. Kata mereka: ‘Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan.’ ” (2 Pet. 3:3, 4,

  4. Dalam pelajaran ini kita menyaksikan betapa Tuhan itu tetap memeliharakan janjiNya walaupun manusia memberontak kepadaNya di menara Babel. I. Perjanjian PelangiDalam Kejadian 1 waktu mengahiri penciptaan, Tuhan mengadakan suatu tanda diantara Dia dengan umatNya, yaitu perhentian Hari Sabat, dimana angka tujuh sebagai tanda tanganNya nyata tampak. Setelah air bah, Tuhan mengadakan tanda perjanjian lagi dengan umatNya, kali ini dengan menggunakan Pelangi sebagai tanda, dimana juga tampak angka tujuh, yaitu 7 warna pelangi: Merah, lembayung, kuning, hijau, biru, biru tua dan ungu. (Kej. 9:8-17). (Didalam perjanjian lama, Tuhan menggunakan tiga simbol untuk tanda perjanjianNya yakni : Sabat [Kel. 31:16], pelangi [Kejadian 9:13], dan sunat [Kej. 17:11].

  5. Perjanjian sunat itu telah diadakan oleh Tuhan khusus untuk Abraham dan keturunannya, sedangkan perjanjian pelangi itu adalah bagi semua manusia di atas bumi [Kejadian 9:17]. Ketika Tuhan menciptakan dunia pada awalnya, Dia memberikan Hari Sabat sebagai tanda perjanjiannya yang kekal kepada umat manusia seluruhnya. Sekarang pada waktu Dia menciptakan permukaan bumi kembali dengan suatu generasi yang baru dengan nenek moyang semua makhluk yang selamat dalam bahtera, Dia juga memberikan satu tanda yang ditujukan bagi semua manusia, yaitu pelangi.

  6. Di takhta Allah yang disorga pelangi tampak menjadi tanda kemurahanNya yang kekal selamanya. Jadi kedua tanda itu, “Sabat hari perhentian” dan “pelangi” akan menjadi suatu tanda peringatan yang abadi bagi umat Tuhan yang selamat nanti. (Yesaya 66:22,23; Wahyu 4:3 “Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.”

  7. Tanda peringatan Tuhan, yaitu hari Sabat dan Pelangi, bukanlah dibuat untuk Tuhan atau mengingatkan dia akan janjiNya, melainkan adalah untuk meneguhkan iman kita kepadaNya dan meyakinkan kita bahwa Dia yang telah menciptakan alam semesta tetap memegang janjiNya dan akan memeliharakan kita selama kita setia menurut kepadaNya. Tuhan Allah tidak mungkin memungkiri janjiNya, tapi sebaliknya sangat menyedihkan bahwa keturunan Nuh, tidak lama kemudian, sementara Nuh masih hidup, sudah melakukan pelanggaran terhadap perintahNya. Mereka tidak mau menurut untuk menyebar keseluruh muka bumi dan memenuhi dunia kembali dengan keturunan mereka.

  8. Dengan alasan demi keamanan dan kesejahteraan bersama, Nimrod berhasil membujuk keturunan Nuh untuk mendirikan satu kota dan tinggal disitu gantinya menyebar keseluruh dunia. Tapi sebenarnya alasan yang paling utama adalah mereka “meragukan” Firman Tuhan dan “mereka mau membuat nama bagi diri mereka sendiri.”

  9. Perhatikan ayat-ayat yang berikut ini dalam Kejadian 11:3,4 Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan tergala-gala sebagai tanah liat.Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.“ Perhatikan kedua alasan mereka: Cari nama dan Jangan terserak ke seluruh bumi.

  10. Pada waktu Tuhan menciptakan dunia ini, Dialah yang memberikan nama kepada ciptaanNya: Kej. 1:5 Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama. Kej. 1:8 Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua. Kej. 1:26Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Ketika Tuhan menjadikan Adam, yang artinya “manusia”, Tuhanlah yang memberikan nama itu kepada Adam. Kemudian ketika Adam sudah diciptakan untuk menjadi Raja diatas dunia ini, Dia memberikan kekuasaan supaya Adam menamakan semua binatang. Begitu juga ketika Hawa diciptakan Adam yang memberikan nama “perempuan” , kepadanya.

  11. Pada waktu seseorang menikah, maka dia memberikan nama kepada isterinya. Dan ini berlaku sampai sekarang. Isteri kita diberikan nama oleh kita, atau dipanggil dengan nama kita, jadi Ny. Lee, atau Ibu Lee, atau Ibu Sammy, kadang-kadang. Kemudian anak-anak waktu lahir diberikan nama oleh orang tuanya, jadi anak saya mendapat nama Victor Lee dan Meike Lee. Kalau seandainya saya orang Yahudi atau Arab, maka anak saya akan bernama Victor bin Sammy, dan anaknya Victor adalah Daniel bin Victor. Didalam Yesaya 40:26 bahkan semua bintang-bintang pun diberikan nama mereka oleh Tuhan. “Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentara mereka keluar, sambil memanggil nama mereka sekaliannya? Satupun tiada yang tak hadir, oleh sebab Ia maha kuasa dan maha kuat.” Sekarang bandingkan itu dengan kekonyolan dari Nimrod yang mengatakan “Marilah kita mencari nama bagi diri kita sendiri.”

  12. Mereka bertekad untuk menamakan diri mereka sendiri. Mereka menamakan kota itu Babel, yang sebenarnya dalam bahasa Sumeria “babilu” artinya “Gerbang kepada Allah”. Mereka mau mengadakan jembatan ke langit, ketempatnya takhta Allah. Ingat apa yang dikatakan oleh Lucifer? Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi! Aha! Sekarang baru ketahuan biang keroknya! Jadi siapakah yang menjadi Dalangnya? Benar, Naga itu. Dia juga yang memberikan takhtanya kepada binatang dalam Wahyu 13! Ingin menjadi sama dengan Allah, ingin menjadi diktator tunggal yang memerintah diseluruh dunia, melawan semua perintah Allah! Mengikis habis dan mengubah semua hukum-hukumNya. Siapa yang tidak mau menurut, dianggap heretik dan boleh dianiaya dan ditumpas habis.

  13. Perhatikan bahwa semua peristiwa-peristiwa ini terjadi disekitar Mesopotamia, yang dipercayai sebagai letaknya Taman Eden. Bahtera Nuh mendarat disebelah utara lokasi itu, yaitu di Gunung Ararat. Kemudian mereka mendirikan kota dan Menara Babel di sebelah selatan dari lokasi Eden. Mt. Ararat Eden Tower of Babel

  14. Sekarang perhatikan apa yang terjadi dengan manusia yang dipimpin oleh Setan mau membuat nama mereka sendiri. Nama Babel itu juga mempunyai arti :kekacauan. Dan arti itulah yang digunakan dalam kitab Wahyu menggambarkan agama palsu yang akan menguasai dunia ini sampai pada saat Tuhan akan merubuhkan Babel rohani itu, dan mendirikan KerajaanNya sendiri. Dari mula pertama manusia dibawah hasutan Setan ingin mempersatukan dunia dalam satu kerajaan melawan Allah. Tapi mereka gagal. Itu pula yang dikatakan Tuhan melalui Daniel dalam Daniel 2. “Mereka tidak akan dapat dipersatukan!” Itu sebabnya Setan sangat panasaran, dia akan berusaha terus membuktikan ucapan Tuhan itu salah. Dia berusaha mem-persatukan dunia, seperti Nebukadnezar raja Babilon dulu yang mendirikan patung dari emas seluruhnya, karena ingin mengubah dekrit Allah: Mereka tidak akan dapat dipersatukan! Dia akan mengusahakan mendirikan satu Dunia Orde Baru!

  15. Itulah yang sedang diusahakannya sekarang melalui organisasi bonekanya, yaitu Jesuit dan Freemanson, yang tujuan utamanya adalah The New World Order, Dunia Orde Baru! Tapi sama seperti peristiwa di menara Babel, usaha ini akan berakhir didalam “kekacauan”. Moto dari Jesuit dan Freemason adalah : “Ordo ab chao”, “order out of chaos” atau “ketertiban dari kekacauan”. Dunia sekarang dalam kekacauan, dan menurut mereka yang didalangi Lucifer, harus diusahakan dengan jalan apa pun juga untuk mengubah kekacauan ini menjadi satu dunia yang aman makmur dan sejahtera dibawah satu kekuasaan. Tapi sama juga dengan Menara Babel, akhirnya vonis yang dijatuhkan kepada mereka adalah : “Sudahlah roboh, negeri Babel besar itu!”

  16. Dalam mengacaukan bahasa mereka, sebenarnya Tuhan menunjukkan kemurahanNya. Bayangkan apa yang akan terjadi seandainya Tuhan membiarkan mereka meneruskan proyek mereka itu. Pada saat dimana tidak ada alat-alat berat seperti sekarang, tidak ada beton bertulang dengan kawat dan besi waja seperti sekarang, bukankah mereka itu sedang menuju kepada kebinasaan mereka sendiri. Kalau bangunan itu mencapai tinggi beberapa puluh tingkat saja, pasti akan ambruk dengan beratnya sendiri dan karena bahan yang digunakannya begitu rapuh. Ini menggambarkan betapa rapuhnya keadaan manusia yang mau menentang dan melawan Tuhan!

  17. Dalam aksara Cina huruf “migrasi/bermigrasi”, atau “qian”, bacanya “chyen”, hampir sama dengan mengucapkan “seribu” atau “uang”[chyen] dalam bahasa Mandarin. Huruf “chyen” atau “bermigrasi” itu dituliskan sebagai berikut: “barat” + “besar” + “bungkusan/ tas” + “berjalan/ bergerak/ berpindah”. Migrasi besar Yang pertama terjadi di barat dimana ribuan orang angkat koper,/tas/ mereka.

  18. Huruf ini kemudian diru- bah dan disederhanakan oleh Rejim Komunis dengan singkatan Seperti tampak dikiri atas yang hanya terdiri dari “seribu” dan “berjalan”. Kemudian kata “kekacauan”[confusion] adalah terdiri dari “lidah” dan “anak lelaki”(er) yang dipisahkan. Jadi dengan kata lain: Ketika Menara Babel diperdirikan, bahasa (lidah) manusia telah dikacaukan Menjadi ribuan, dan kemudian terjadilah “perpindahan besar dari barat” Dimana orang-orang memikul tas atau bungkusan masing-masing menuju Ke segenap arah. Sedangkan bangsa Cina langsung berjalan sampai ke Ujung bumi sebelah Timur. The Far East.

  19. Walaupun manusia memberontak kepadaNya, Tuhan tetap tidak melanggar janjiNya. Dia tidak membinasakan mereka lagi, melainkan memilih segelintir umat pilihanNya yang tersisa. Pada akhir zaman, umat yang sisa inilah yang bertugas untuk menyerukan undangan dan amaranNya yang terakhir: Keluarlah dari dalam Babel yang sudah roboh, atau sistim agama yang palsu. Terimalah tanda peringatanNya akan Janji KasihNya: Yaitu Hari Sabat hari yang ketujuh, dan turutlah semua perintahNya. (Wahyu 14:6,7)

  20. Sekarang perhatikan ayat yang sangat menarik dalam 2 Petrus 3:3-6 ini: Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya.Kata mereka: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan."Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air,dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah. Bagi saya ayat ini sungguh sangat menakjubkan seolah-olah Petrus ada hidup sekarang ini dan sebagai seorang wartawan sedang memberikan laporan tentang manusia yang hidup pada akhir zaman ini.

  21. Pertama-tama perhatikan bahwa mereka adalah pengejek atau pengolok yang akan datang pada akhir zaman. Kemudian perhatikan bahwa mereka itu bukannya tidak percaya bahwa Tuhan menciptakan alam semesta. Kebanyakan gereja didunia sekarang ini, bahkan beberapa pendeta Advent sendiri pun sudah mulai mempunyai paham bahwa Tuhan benar menciptakan alam ini pada mula pertama, tapi sesudah itu terjadi proses evolusi yang memakan waktu ratusan juta tahun. Sekarang perhatikan bagian yang terakhir: Mereka sengaja tidak mau tahu, …bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah. Jadi mereka itu bukan tidak tahu, tapi sengaja tidak mau tahu, bahwa bumi yang dahulu dimusnahkan dengan air bah.

  22. Darimanakah asalnya batubara?

  23. Maksud saya bukan “Batubara” yang asalnya dari Tapiannauli, tapi ‘batubara’ yang berasal dari Sawahlunto. Tambang-tambang batubara didunia membukti-kan adanya airbah pada zaman Nuh. Lapisan-lapisan batubara itu sangat jelas bagi orang yang mau percaya dan tidak “sengaja tidak mau tahu” bahwa itu membuktikan terjadinya air bah seperti yang dituliskan Alkitab. Lapisan-lapisan itu sangat jelas menunjukkan bagaimana tumbuh-tumbuhan yang tumbang akibat airbah telah berkumpul diatas permukaan bumi kemudian diuruk dengan lumpur tanah, yang terombang ambing setelah hujan itu berhenti, dan akhirnya menjadi seperti itu, lapisan fosil tanaman yang akhirnya menjadi hitam setelah sekitar 4 ribu tahun terpendam dalam tanah. Batu bara itu asalnya adalah tumbuh-tumbuhan yang mengandung zat makanan yang dihasilkan photosyn-thesis dari chlorophyl dengan pertolongan sinar matahari.

  24. Sedangkan petroleum atau minyak bumi, berasal dari hewan yang juga mati bertumpuk-tumpuk pada saat yang sama dalam sekejap, dan tertimbun didalam perut bumi. Walaupun ada perdebatan diantara para pakar geology mengenai asal usul dari minyak bumi, yang jelas adalah banyak sekarang yang mengakuinya sebagai “minyak fosil” atau fosil oil, yang berasal dari marine, atau laut, yang kemudian tertimbun oleh tanah atas letusan gunung berapi. Tapi tentu saja kalau mereka mengakui hal ini, maka mereka harus membuang teori evolusi mereka dan mereka harus mengakui teori penciptaan seperti yang dicatat dalam Alkitab.

  25. Sekarang terserah kepada kita untuk mempercayai yang mana. Yang jelas teori-teori itu selama dua ratus tahun ini sudah dirubah-rubah di ralat dan diralat, tapi Alkitab masih tetap sama, dan tidak berubah dan dengan tegas mengatakan: Tuhan menciptakan bumi dalam enam hari dan pada hari yang ketujuh Dia berhenti, dan menjadikan itu Tanda PenciptaanNya. Kedua, karena dosa manusia dan kejahatan yang memuncak Tuhan membinasakan bumi dengan air bah, dan memulaikannya kembali dengan penduduk 8 orang keluarga Nuh, dan sebagai tanda Dia menaruh busur pelangi dilangit. Walaupun hampir seluruh dunia akan membantahNya, nanti pada zaman kekekalan kedua tanda itu: Sabat dan Pelangi akan tetap menjadi bukti yang teguh, telak tak dapat dibantah bagi semua pengeje-pengejekNya, dan akan kita saksikan selamanya pada takhtaNya dan pada berlangsungnya waktu, dari Sabat ke Sabat. (Wahyu 4:3 dan Yesaya 66:22, 23) Selamat Hari Sabat semua dari saudaramu, Sammy Lee, Sydney Australia.

More Related