390 likes | 872 Views
METODOLOGI PEMBELAJARAN PKn. Metode Pembelajaran PKn Media Pembelajaran PKn Model Pembelajaran PKn Penilaian Pembelajaran PKn Pengembangan Silabus dan RPP. METODE PEMBELAJARAN PKn. Demonstrasi (Demonstration). Observasi ( Pengamatan ). Diskusi . Debat . Dramatisasi .
E N D
METODOLOGI PEMBELAJARAN PKn MetodePembelajaranPKn Media PembelajaranPKn Model PembelajaranPKn PenilaianPembelajaranPKn PengembanganSilabusdan RPP
METODE PEMBELAJARAN PKn • Demonstrasi (Demonstration). • Observasi (Pengamatan). • Diskusi. • Debat. • Dramatisasi. • Latihan (Drill). • Percobaan (eksperimen). • PengalamanLapangan(Field Experience). • Permainan(gaming).
Model dantiruan (Modelling and Imitation). • Diskusi Panel (Panel discussion). • Pemecahanmasalah(problem solving).
ANAK BELAJAR : • 10% DARI APA YANG DIDENGAR • 20% DARI APA YANG DIBACA • 30% DARI APA YANG DILIHAT • 50% DARI APA YANG DILIHAT & DIDENGAR • 70% DARI APA YANG DIKATAKAN • 90% DARI APA YANG DIKATAKAN & DILAKUKAN
Dilihatdarisumberpengadaannya, media yang lebihbanyakdigunakandalampembelajaranmaterikewarganegaraanmerupakan media yang dibuatataudirekayasasendirioleh guru sepertitransparansi, Flif Chart, flannel/magnetic board, kliping, gambar, dan media stimulus seperticeritakasusdan media VCT daftar.
materikewarganegaraansangatberkaitandenganperistiwa-peristiwaaktualdinamikapolitikdanketatanegaraan yang sedangberubah. Peristiwa-peristiwatersebutseyogianyadikaitkandenganprosespembelajaransesuaidenganmateripokok yang sedangdibahas. Dalamkaitanini, media televisi, film, tape recorder, video recorder, danmanusiasebagai model (tokoh) sangatlahmembantukeberhasilanprosespembelajaran.
Jenis media • Suara (audio) baiksuara guru ataupunsuarakaset • Hal-hal yang bersifat visual, sepertibagan, matrik, gambar, flip chart, flannel, data dan lain-lain • Suara yang disertai visualisasi (audio-visual) seperti tayangan televisi, film, video, dan sebagainya • Hal-hal yang bersifatmateril, seperti model-model, bendacontohdan lain-lain • Gerak, sikap dan perilaku seperti simulasi, bermain peran, roleplaying, dan lain-lain. • Barang cetakan seperti buku, surat kabar, majalah, jurnal, dan brosur. • Peristiswaatauceriterakasus yang mengandungdilema moral.
KRITERIA PEMILIHAN MEDIA • Indikator yang ingindicapai • tingkatusiadankematangansiswa • kemampuanbacasiswa • tingkatkesulitandanjeniskonseppelajarantersebut • keadaan/latarbelakangpengertahuanataupengalamansiswa
S.Winataputra (1989:163) • menegaskanbahwahal yang harusdiperhatikandalammenetapkan media yang akandipakaidalamPKnadalahbahwa media ituharusdapatmemberikanrangsangankognitifataucognitivesimulationsehingga media tersebutdapatmenimbulkancognitive dissonance. Denganterciptanyakondisipsikologistersebutmakaparasiswaakanditantanguntukbisameningkatkantarafmoralitasnya. Pemberianrangsangan moral kognitiftersebutbisamelaluiklipingsuratkabaratau media yang bersifatauditifseperti radio dankaset yang berkaitandenganmasalahaktual.
KosasihDjahiri (1992) • mengemukanadaduapertimbangan yang dijadikanlandasanbahwa media stimulus sangatpentingdalampengajaranPPKnsebagaipendidikannilai, moral, normayaitupertama, duniadanpotensisertaprosesafektualpesertadidikhanyadapatbergetardanterlibatkanapabilaada media stimulus (perangsang) yang menggetarkan. Kedua, prosesafektualsukarterjadimelaluibahan ajar yang konsepsional, teoritikdannormatif. Bahan ajar inimasihharusdiolahdandimanipulasioleh guru menjadi media stimulus afektifberkadartinggi.
CONTOH • Salahsatu media stimulus yang seringdigunakandalampembelajaranmateripendidikannilaiadalahlembaran VCT daftardanlembaranceritakasusbaikkisahnyatamaupunfiktif yang direkayasaoleh guru. Contohceritakasus (fiktif) “tabraklari”. Ceriteratersebutdapatdibuatsendiriataumengutipdari media massa.
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN • Concept Analysis Model (Model AnalisisKonsep) • Creative Thinking Model (Model BerpikirKreatif) • Experiential Learning Model (Model BelajarmelaluiPengalaman) • Group Inquiry Model (Model KelompokInkuiri) • The Role-Playing Model (Model BermainPeran) • Quantum Teaching
Concept Analysis Model (Model AnalisisKonsep) • Model inidigunakanuntukmembelajarkansiswamengenaibagaimanamemprosesinformasi yang berkaitandenganpelajaran. Hal iniberdasarkanasumsibahwasiswa-siswaharusmempelajarisemuakonsepdasar yang terkandungdalamsuatumatapelajarandanmerekaharusdiberikesempatanpraktik yang terarahmengenaiklasifikasidandiskriminasi. Semuainidiperlukan agar merekamempunyailandasan yang kokohbagibelajarselanjutnya.
PERSYATARATAN • Agar guru-guru dapatmenggunakan model inidenganberhasil, merekaharusmampu: • memilihkonsep-konsep yang berkaitandenganmatapelajaran yang bersangkutan, yang sesuaidengantingkatperkembanganataukemampuansiswa-siswamereka; • menganalisiskonsep-konseptersebutuntukmenentukankadardanjeniskesulitannya; • memantaupemahamansiswa-siswamengenaimasing-masingkonsep; dan • mengaturwaktupembelajaran yang sesuaidenganprinsip-prinsipbelajardanteoriperkembangan yang telahditerima. • Adapunlangkah-langkahpokokpenggunaan model ini, yaitu: • memilihdanmenelaahkonsep-konsep yang akandiajarkan; • mengembangkandanmenggunakanstrategi-strategi yang tepatdanmateri-materi yang berhubungan; dan • mengembangkandanmenggunakanprosedurpenilaian yang tepat. model inimenekankanpadaisimatapelajarandanpemprosesan informasi. Model ini paling cocokuntukmatapelajaran IPS, matematika, dan IPA
Creative Thinking Model (Model BerpikirKreatif) • Model inidirancanguntukmeningkatkankefasihan, fleksibilitas, danorisinilitas yang digunakansiswa-siswauntukmendekatibenda-benda, peristiwa-peristiwa, konsep-konsep, danperasaan-perasaan • model inimenitikberatkanpadapemprosesaninformasidanketerampilan-keterampilanpertumbuhanpribadi. Model ini paling sesuaiuntuk IPA, IPS, danSeniBahasa, cocokuntuksiswa-siswakelas III SD hingga SLTP.
PERSYARATAN • Agar guru-guru berhasildalammenggunakan model ini, makamerekaharusmampu: • membangunsuasana yang memungkinkanbagiditerimanyasemuaideataupendapat, yang tidakhanyakarenabermanfaatuntuksaatitusaja, tetapijugakarenakeaslianide-idedarisiswa-siswasertapotensimerekauntukmenujukeide-idedanarahbaru; • membantusiswa-siswa agar menyadarikekurangan-kekurangandankesenjangan-kesenjanganpadapenjelasan-penjelasandankeyakinan-keyakinan yang biasaterjadi; • membantusiswa-siswa agar menjadilebihterbukadanlebihpekaterhadaplingkunganmereka; • menjamintiadanyasuasana yang formal atausepertisedangdites, yang biasanyadapatmengganggukreativitasdanberpikirorisinilsiswa; dan • memberikan stimuli (rangsang) yang akanmenawarkanpraktikuntukberpikir yang jernih. • Langkah-langkahpokokdalammenggunakan model inisebagaiberikut. • membangunsuatusuasana yang dapatmembinaberpikirkreatif; • mengajarsiswa-siswauntukmenggunakanteknik-teknik yang menujukearahide-idedanproduk-produkbaru; dan • mengevaluasidanmengeteside-ide yang telahditawarkan.
Experiential Learning Model (Model BelajarmelaluiPengalaman) • Model inimemberikankesempatankepadasiswa-siswauntukmemperlakukanlingkunganmerekadenganketerampilan-keterampilanberpikir yang tidakberhubungandengansuatubidangstudiataumatapelajarankhusus. Model inididasarkanpadatemuan-temuan Piaget bahwaperkembangankognitifterjadiketikaanak-anakberinteraksidenganaspek-aspeklingkunganmereka yang membingungkanataunampakbertentangan. Olehsebabitu, apabila model inidigunakan, waktubelajarharusdiisidengankegiatan-kegiatan yang dapatmenumbuhkembangkan rasa ingintahusiswa-siswa, dan yang mampumenyedotseluruhperhatianmereka. Hal inimisalnyaberupakegiatanbermaindenganataumelakukansuatuterhadapbenda-bendakonkritataubahan-bahan yang memungkinkanmerekamelihatapa yang terjadipadabendaataubahantersebut.
PERSYARATAN Sementaraitu agar guru dapatmenggunakan model inisecaraefektif, iaharusmampu: • menyediakanbenda-bendaataubahan-bahankonkrituntukdigunakan, ditelaah, atauditelitiolehsiswa-siswa; • menyediakanserangkaiankegiatan yang cukupluassehinggamenjaminpemenuhanminatsiswadanmenumbuhkan rasa keterlibatanmereka; • mengaturkegiatan-kegiatansehinggasiswa-siswa yang berbedatingkatperkembangankognitifnyaakanbelajarsatusama lain; • mengembangkanteknik-teknikbertanyauntukmengungkapalasan-alasansiswa yang mendasarirespons-responsmereka; dan • menciptakanlingkungankelas yang dapatmeningkatkanperkembanganproses-proseskognitif.
Group Inquiry Model (Model KelompokInkuiri) • Model inimengajaranak-anakuntukbekerjadalamkelompokuntukmengivestigasitopik-topik yang kompleks. Model iniberanggapanbahwakemampuanuntukmengikutidanmenyelesaikantugas-tugasdalamlingkungankelompokadalahpentingbaikdalamsituasidalamkelasmaupun yang bukandiruangankelas. Anak-anak yang dapatberpartisipasidalamkegiatan-kegiatanpemecahanmasalahdalamkelompokdemikianiniakanmemilikiketerampilan-keterampilansosial yang diperlukanuntukmendekatiberbagaimatapelajarandengancara yang produktif. • Mengingat model inimenekankanpadaketerampilan-keterampilaninteraksisosial yang berorientasipadatugas, maka model ini paling sesuaidenganmatapelajaran IPA dan IPS bagisiswa-siswa SD kelas IV hingga SLTP.
PERSYARATAN Apabila guru-guru inginmenggunakan model inisecaraefektif, makamerekaharusmampu: • membantusiswa-siswamerumuskansituasi-situasi yang menarikataumengandungteka-teki, yang dapatditerimauntukpenelitianatau yang layakuntukditeliti; • mengajarkanketerampilan-keterampilanuntukmelakukanpenelitiandanevaluasitingkatdasar yang diperlukanbagiinkuiri yang berhasil; • membantusiswa-siswamempelajariketerampilan-keterampilan yang diperlukanuntukkerjakelompok yang berhasil; dan • memberikesempatankepadasiswa-siswauntukmenyelenggarakankegiatan-kegiatankelompokdanmengambilkeputusan-keputusankelompokmerekasendiri. Langkah-langkah yang perluditempuh guru dalammenggunakan Model KelompokInkuiriinisebagaiberikut. • menyajikansituasidanmerumuskanpertanyaan-pertanyaaninkuiri • merencanakaninvestigasi (penelitian) • melaksanakaninvestigasi • menyajikantemuan-temuan • mengevaluasiinvestigasi
The Role-Playing Model (Model BermainPeran) • Model inimemberikankesempatankepadasiswa-siswauntukpraktikmenempatkandirimerekadidalamperan-perandansituasi-situasi yang akanmeningkatkankesadaranmerekaterhadapnilai-nilaidankeyakinan-keyakinanmerekasendiridanorang lain. Bermainperandapatmembantumerekauntukmemahami, mengapamerekadanorang lain berpikirdanbertindaksebagaimana yang merekalakukan. Dalamproses “mencobakan” peranorang-orang yang berbedadarimerekasendiri, siswa-siswadapatmempelajaribaikperbedaanmaupunpersamaantingkahlakumanusiadandapatmenerapkanhasilbelajarinidalamsituasi-situasikehidupan yang nyata.
PERSYARATAN Agar guru-guru dapatmenggunakan model inisecaraefektif, merekaharusmampu: • menyajikanataumembantusiswa-siswamemilihsituasi-situasibermainperan yang tepat; • membangunsuasana yang mendukung, yang mendorongsiswa-siswauntukbertindak “seolah-olah” tanpaperasaanmalu; • mengelolasituasi-situasibermainperanandengancara yang sebaik-baiknyauntukmendorongtimbulnyaspontanitasdanbelajar; dan • mengajarkanketerampilan-keterampilanmengobservasidanmendengarkansehinggasiswa-siswadapatmengobservasidanmendengarkansatusama lain secaraefektifdankemudianmenafsirkandengantepatapa yang merekalihatdandengarkan. Adapunlangkah-langkahpokokdalampenggunaan model inisebagaiberikut. • memilihsituasibermainperan • mempersiapkankegiatanbermainperan • memilihpeserta/pemainperan • mempersiapkanpenonton • memainkanperan (melaksanakankegiatanbermainperan) • mendiskusikandanmengevaluasikegiatanbermainperan
Quantum Teaching. • Quantumberartiinteraksi yang mengubahenergimenjadicahaya. • Quantum Teachingberartisuatuorkestrasidariberbagaimacaminteraksi yang terjadididalamdandisekitarmomenatauperistiwabelajar. • Interaksi-interaksiinimembangunlandasandankerangkauntukbelajar yang dapatmengubahkemampuandanbakatsiswamenjadicahaya yang bermanfaatbagimerekasendiridanorang lain. • Quantum Teachinginijugamenerapkanpercepatanbelajardenganmenyingkirkanhambatan-hambatan yang menghalangiprosesbelajaralamiahdenganmenggunakanmusik, mewarnailingkungansekeliling, menyusunbahanpengajaran yang sesuai, carapenyajian yang efektif, danketerlibatansiswasecaraaktifdalamprosesbelajar. • Quantum Teachingjugamemudahkansegalahaluntukmenyingkirkanhambatanbelajardanmengembalikanprosesbelajarkekeadaannya yang mudahdanalami.
ASAS • BawalahDuniaMerekakeDunia Kita, • danAntarkanDunia Kita keDuniaMereka.”
PRINSIP • Segalanyaberbicara • Maksudnya, bahwasegalasesuatu yang adadilingkungankelasmengandungdanmenyampaikanpesantentangbelajar. • Segalanyabertujuan • Hal inimengandungartibahwasemuakreasiAndaterutamamengenaibelajarmempunyaitujuan yang terukur. • Pengalamansebelumpemberiannama • Prinsipinimenghendaki agar siswabelajardenganmengalamisesuatu yang terkaitdenganinformasi yang sedangdipelajarinyasebelummerekamemperolehnamatentangapa yang merekapelajariataudenganperkataan lain, sebelummerekamenemukandanmerumuskankonsepatauprinsip. • Akuisetiapusaha • Belajarmerupakansuaturangkaianusahasiswadalammencapaitujuan-tujuanbelajar, danusahaitusendirimengandungrisiko. Olehsebabitu, siswa-siswapatutmemperolehpengakuanterutamadari guru atasusaha, kerjakeras, kecakapan, dankepercayaandirimereka. • Jikalayakdipelajari, makalayak pula untukdirayakan • “Perayaan” inidimaksudkansebagaiungkapanpengakuanataspartisipasi, penyelesaiantugas, danprestasisiswa-siswa.
Dengandemikian, prosesbelajar yang digubahmelaluiQuantum Teachingakanmelahirkansuasana yang meriahdanmenyenangkan (joyful). Dengandemikian, yang akanterjadiadalahsebuahmomenQuantum Learning yang dipraktikkandikelasmelaluiQuantum Teaching.
PENILAIAN • Penilaianseringdisamartikandenganevaluasi. Sebenarnyaistilahpenilaianadalahalih-bahasadariistilahassessment, bukanalih-bahasadariistilahevaluation (evaluasi). • Keduaistilahini (penilaian/assessment danevaluasi/ evaluation) sebenarnyamemilikikesamaandanperbedaan. • Persamaannyaadalahkeduanyamempunyaipengertianmenilai, ataumenentukannilaisesuatu. • Perbedaanyaterletakpadakontekspenggunaannya. Penilaian (assessment) digunakandalamkonteks yang lebihsempitdanbiasanyadilaksanakansecara internal, yakniolehorang-orang yang menjadibagianatauterlibatdalamsistem yang bersangkutan, seperti guru menilaihasilbelajarmurid, atau Supervisor menilai guru. Baik guru maupun supervisor adalahorang-orang yang menjadibagiandarisistempendidikan. • Adapunevaluasidigunakandalamkonteks yang lebihluasdanbiasanyadilaksanakansecaraeksternal, sepertikonsultan yang disewauntukmengevaluasisuatu program baikpada level terbatasmaupunpada level yang luas.
PenilaianBerbasisKelas • Penilaianberbasiskelasmerupakansuatuprosespengumpulan,pelaporandanpenggunaaninformasitentanghasilbelajarsiswadenganmenerapkanprinsip-prinsippenilaian, pelaksanaanberkelanjutan, bukti-buktiotentik, akuratdankonsistensebagaiakuntabitaspublik. • Penilaianberbasiskelasmengidentifikasipencapaiankompetensidanhasilbelajar yang dikemukakanmelaluipernyataan yang jelastentangstandar yang harusdantelahdicapaidisertaidenganpetakemajuanbelajarsiswadanpelaporan.
Penilaianberbasiskelasmenggunakanartipenilaiansebagai assessment yaitukegiatan yang dilakukanuntukmemperolehdanmengefektifkaninformasitentanghasilbelajarsiswapadatingkatkelasselamadansetelahkegiatanbelajarmengajar (KBM). • Data atauinformasiselamadaripenilaianberbasiskelasmerupakansalahsatubukti yang dapatdigunkanauntukmengukurkeberhasilansuatu program pendidikan.
Prinsip-prinsip • Valid; • Mendidik • Berorientasipadakompetensi • Adildanobyektif • Terbuka; • Berkesinambungan • Menyeluruh • Bermakna