1 / 58

Disampaikan pada FGD Forum Kerjasama Kerlitbangan se-Sumatera Palembang, 24 November 2009

BAHAN DISKUSI DRAFT JAKSTRANAS IPTEK 2010-2014. Dr. Teguh Rahardjo Deputi Bidang Program Riptek Kementerian Negara Riset dan Teknologi. Disampaikan pada FGD Forum Kerjasama Kerlitbangan se-Sumatera Palembang, 24 November 2009. MATERI PRESENTASI. PENDAHULUAN Latar Belakang

quasar
Download Presentation

Disampaikan pada FGD Forum Kerjasama Kerlitbangan se-Sumatera Palembang, 24 November 2009

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. BAHAN DISKUSI DRAFT JAKSTRANAS IPTEK 2010-2014 Dr. Teguh Rahardjo Deputi Bidang Program Riptek Kementerian Negara Riset dan Teknologi Disampaikan pada FGD Forum Kerjasama Kerlitbangan se-Sumatera Palembang, 24 November 2009

  2. MATERI PRESENTASI • PENDAHULUAN • Latar Belakang • Potret daya saing di kawasan regional • Potret elemen sistem inovasi nasional • Kondisi Lingkungan Strategis • ANALISIS PERMASALAHAN • PENDEKATAN MASALAH • VISI DAN MISI PEMBANGUNAN IPTEK • KEBIJAKAN PEMBANGUNAN IPTEK • Arah Kebijakan • Bidang Prioritas • Strategi Kebijakan

  3. PENDAHULUAN

  4. LATAR BELAKANG • Amandemenkeempat UUD 1945 Pasal 31(5): • “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk memajukan peradaban serta kesejahteraan umat manusia” • Undang-Undang Nomor 18 tahun 2002: Sisnas PPP Iptek • Memberikanlandasanhukum bagi penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek • MengamanatkanpenyusunanJAKSTRANAS • Mengikatsemuapihak:pemerintahpusat, pemda, danmasyarakatuntuk berperanaktif dalam pembangunan Iptek

  5. LATAR BELAKANG UUD - 1945 UU No. 18/2002SISNAS IPTEK UU. RPJPN2004 - 2025 Platform Presiden PP No. 20/2005 PP No. 41/2006 PP No. 35/2007 RPJM 2010-2014 INPRES No. 4/2003 JAKSTRANAS IPTEK2010-2014 PLATFORM BANG IPTEK 2009 - 2014 BukuPutih2005 - 2025 ARN2010-2014 memperhatikan mengacu Program

  6. Negara 2005 2006 2007 2008 2009 Singapore 3 3 2 2 3 Malaysia 26 22 23 19 18 China 29 18 15 17 20 Thailand 25 29 33 27 26 Korea 27 32 29 31 27 Indonesia 50 52 54 51 42 Philippines 40 42 45 40 43 POTRET DAYA SAING DI KAWASAN REGIONAL Peringkat Daya Saing 7 negara ASIA menurutIMD (overall)‏ Sumber: Institute of Management Development (2009) ‏

  7. POTRET DAYA SAING DI KAWASAN REGIONAL Peringkat publikasi ilmiah 7 negara ASIA menurut IMD Sumber: Institute of Management Development (2008, 2009) Stat 4.3.12

  8. POTRET DAYA SAING DI KAWASAN REGIONAL Publikasi ilmiah Indonesia pada jurnal internasional

  9. No. Negara Jumlah 1. China 128.250 2. Singapura 2.243 3. Thailand 1.021 4. Malaysia 490 5. Philipina 310 6. Indonesia 308 7. Vietnam 189 POTRET DAYA SAING DI KAWASAN REGIONAL Posisi Negara-negara ASEAN + CHINA berdasarkan Jumlah Paten yang Terregister di WIPO Sumber: Statistik WIPO, Juli 2008

  10. POTRET DAYA SAING DI KAWASAN REGIONAL BelanjaLitbang Indonesia dibandingkandengannegara lain Catatan: GERD : Government Expenditure on R&D, BERD : Business Expenditure on R&D

  11. POTRET DAYA SAING DI KAWASAN REGIONAL Perbandingan Kontribusi bisnis dalam belanja litbang Catatan: Data Indonesia merupakan data asumsi

  12. POTRET DAYA SAING DI KAWASAN REGIONAL Tren TFP Negara – negara Asia Sumber: APO (2004)

  13. POTRET ELEMEN SISTEM INOVASI NASIONAL KELEMBAGAAN IPTEK • - PERGURUAN TINGGI: 82 PTN + 2556 PTS • - LEMBAGA LITBANG PEMERINTAH : a. LPND : LIPI, BPPT, LAPAN, BATAN, BAKOSURTANAL, BSN, BAPETEN b. Departemen: Balitbang Deptan, BRKP, Balitbang Dep. ESDM, Balitbang Dephub, Balitbang Depkominfo, Balitbang Depkes, Balitbang Dephan, dll c. TNI + Polri: Dislitbang AD, AU, AL, Biro Litbang Polri c. Daerah: Balitbangda

  14. POTRET ELEMEN SISTEM INOVASI NASIONAL KELEMBAGAAN IPTEK • - INDUSTRI: Industri pangan, energi, transportasi komputer dan telekomunikasi, pharmasi dan alat kesehatan, pertahanan dan keamanan, dll • - LEMBAGA PENUNJANG: • AIPI, DRN, DRD • Organisasiprofesi; • BadanStandardisasiNasional • Lembaga HKI (kantor paten dansentra HKI); • BadanPengawasTenagaNuklir • Lembagajasakonsultasidibidangilmupengetahuandanteknologi; • Lembaga yang mewakili kepentingan konsumen; • Lembaga penyedia informasi ilmu pengetahuan dan teknologi; • Lembaga keuangan yang mendanai kegiatan Ipteki; dll

  15. POTRET ELEMEN SISTEM INOVASI NASIONAL Tren pertumbuhan Perguruan Tinggi Sumber: Statistik Pendidikan Tinggi (2005, 2006, 2007, 2008)

  16. POTRET ELEMEN SISTEM INOVASI NASIONAL KAPASITAS PERGURUAN TINGGI (NEGERI + SWASTA)

  17. POTRET ELEMEN SISTEM INOVASI NASIONAL • 1. BUSINESS TECHNOLOGY CENTER (BTC) • BTC Batam • BTC Bandung • BTC Yogjakarta • BTC Jawa Timur • BTC Makasar • BTC Yogjakarta (BBTIY) • BTC Salatiga • BTC Bandung • BTC Jababeka • 2. BUSINESS INNOVATION CENTER (BIC) • 3. PUSAT INOVASI – LIPI • 4. PUSAT KEMITRAAN TEKNOLOGI NUKLIR (PKTN) – BATAN • 5. BALAI INKUBATOR TEKNOLOGI – BPPT (BIT-BPPT)

  18. POTRET ELEMEN SISTEM INOVASI NASIONAL Jumlah SDM pada LPND-Ristek dan 7 Balitbang Departemen Sumber: Data dikumpulkan dan diolah oleh Tim (2009)

  19. POTRET ELEMEN SISTEM INOVASI NASIONAL Jumlah SDM pada LPND dan Balitbang Departemen terkait 6 bidang fokus Iptek berdasarkan jabatan fungsional Sumber: Data dikumpulkan dan diolah oleh Tim (2009)

  20. POTRET ELEMEN SISTEM INOVASI NASIONAL Tren anggaran litbang pemerintah Sumber: DJA (2005, 2006, 2007, 2008)

  21. POTRET ELEMEN SISTEM INOVASI NASIONAL Anggaran lembaga litbang berdasarkan sumber pendanaan Sumber: Survai Penelitian dan Pengembangan Pemerintah tahun 2007 (2008)

  22. POTRET ELEMEN SISTEM INOVASI NASIONAL Tren publikasi ilmiah LPND-Ristek dan 7 Balitbang Departemen Sumber: Data dikumpulkan dan diolah oleh Tim (2009)

  23. POTRET ELEMEN SISTEM INOVASI NASIONAL Tren publikasi ilmiah internasional berdasarkan jenis lembaga Sumber: SCOPUS, diolah oleh Tim (2009)

  24. POTRET ELEMEN SISTEM INOVASI NASIONAL Tren paten yang didaftarkan ke Dirjen HaKI berdasarkan lembaga pengusul Sumber : Direktorat Teknologi Informasi, Dirjen HKI (2009) diolah oleh Tim (2009)

  25. LINGKUNGAN STRATEGIS PEMBANGUNAN IPTEK • 1. Peluang dan Tantangan: Globalisasi • Globalisasimemberitantangantersendiridalamupayapencapaianpertumbuhanekonomi. • Eksploitasisumberdayaalamtidakhanyameninggalkanpertanyaanbagaimanamenjagakeberlanjutannya (sustainability), tetapijugaberimplikasipadarendahnyadayasaingprodukpadatataran level perdaganganinternasional. • Iptek diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dengan memperbaiki QCD (Quality, Cost & Delivery); menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas; meningkatkan efisiensi biaya produksi agar menghasilkan barang dan jasa yang bernilai kompetitif; serta menambah kecepatan pelayanan yang diberikan. • Keunggulan kompetitif (competitive advantages) tumbuh dari inovasi yang terus menerus (continuous innovation) dan penciptaan pengetahuan baru melalui socialization, Externalization, Combination dan Internalization (SECI). • Berdasarkan data WEF (2009) fase pembangunan Indonesia berada pada transisi dari factor driven menuju efficiency driven, artinya pembangunan kita masih bertumpu pada sumber daya alam, belum bertumpu pada inovasi dan teknologi.

  26. LINGKUNGAN STRATEGIS PEMBANGUNAN IPTEK • 2. Potensi dan Permasalahan • a. Potensi: • Sumber Daya Alam: sebagainegarakepulauan, kekayaanlaut Indonesia yang luas yang tidakdimilikiolehnegara lain diduniamerupakan modal pembangunan dimana untuk peningkatan nilai tambahnya diperlukan sentuhan Iptek. • Populasipenduduksebagaiasethuman capital • Perguruantinggi (PT), lembagalitbangdanindustrimenjadipihak-pihak yang kompeten. Saatini, jumlahperguruantingginegeri(PTN) sebesar 82 buahdan 2556 perguruantinggiswasta (PTS) merupakansaranauntukmenghasilkan SDM yang berkualitassertadapatdidorongmenjadiuniversitasriset yang menghasilkaninovasi-inovasiteknologi yang dibutuhkanolehindustrinasional.

  27. LINGKUNGAN STRATEGIS PEMBANGUNAN IPTEK • 2. Potensi dan Permasalahan • b. Permasalahan: • Kelembagaan • Kendala eksternal kelembagaan litbang: • Sebagai lembaga pemerintah tanpa kualifikasi sebagai lembaga litbang dengan kebutuhan-kebutuhan yang khusus; • Mekanisme pendanaan pemerintah yang ada lembaga litbang kurang termotivasi untuk bekerja sama dengan pihak luar untuk menunjang pengembangan teknologi industri; • Lemahnya kaitan dengan pihak permintaan, karena: perubahan teknologi industri yang sangat cepat, yang sukar diikuti oleh lembaga riset karena keterbatasan SDM; • Sistem operasional lembaga litbang pemerintah kurang memberi peluang untuk menjalin kaitan aktif dengan sektor swasta;

  28. LINGKUNGAN STRATEGIS PEMBANGUNAN IPTEK • 2. Potensi dan Permasalahan • b. Permasalahan: • Kelembagaan • Masih rendahnya kapasitas Perguruan Tinggi dalam menghasilkan SDM Iptek • Kompetensi atau kualitas lembaga litbang masih rendah: Data WEF (2007) menunjukkan kualitas lembaga riset Iptek Indonesia menempati posisi ke-28 dari 133 negara • Belum efektifnya implementasi insentif bagi badan usaha yang ditetapkan melalui PP 35/2007 tentang pengalokasian sebagian pendapatan badan usaha untuk peningkatan kemampuan perekayasaan, inovasi, dan difusi teknologi. • Lemahnya lembaga intermediasi • Belum berkembangnya budaya ilmiah di kalangan peneliti dan masyarakat • Belum optimalnya dukungan lembaga penunjang • Belum optimalnya sinergi kebiajakn Iptek

  29. LINGKUNGAN STRATEGIS PEMBANGUNAN IPTEK • 2. Potensi dan Permasalahan • b. Permasalahan: • Sumber Daya • Sumber Daya Manusia • Persentase penduduk yang berpendidikan tinggi masih rendah • Jumlah peneliti (SDM Iptek) masih kurang • Kualitas SDM Iptek masih rendah • Produktivitas SDM Iptek masih rendah • Kesejahteraan SDM Iptek masih rendah

  30. LINGKUNGAN STRATEGIS PEMBANGUNAN IPTEK • 2. Potensi dan Permasalahan • b. Permasalahan: • Sumber Daya • Kekayaan Intelektual dan Informasi • Jumlah publikasi ilmiah masih rendah • Jumlah paten masih rendah • Manajemen KI dan informasi Iptek masih lemah • Promosi, perlindungan, dan pemanfaatan HKI masih kurang • Sarana Prasarana • Pranata litbang yang terakreditasi masih kurang • Sarana prasarana litbang tidak dapat berfungsi secara optimal karena lemahnya dukungan perawatan • Pemanfaatan sarana prasarana litbang yang ada belum optimal karena kendala birokrasi untuk resource sharing dan kurangnya promosi

  31. LINGKUNGAN STRATEGIS PEMBANGUNAN IPTEK • 2. Potensi dan Permasalahan • b. Permasalahan: • Sumber Daya • Anggaran • Anggaran Iptek belum memadai: Rasio anggaran Iptek nasional terhadap PDB sangat rendah • Partisipasi dunia usaha dalam penyediaan anggaran Iptek masih rendah • Jaringan • Jaringan kerjasama antar peneliti dan antar lembaga litbang masih lemah • Kerjasama riset antara perguruan tinggi – industri masih lemah: WEF (2009) menempati posisi ke-43 dari 56 negara • Kerjasama antar lembaga Iptek pusat dan daerah belum optimal • Kerjasama antar lembaga Iptek nasional dan internasional belum optimal

  32. LINGKUNGAN STRATEGIS PEMBANGUNAN IPTEK • 2. Potensi dan Permasalahan • Permasalahan: • Produktivitas Litbang • Produktivitas litbang masih rendah, tercermin dari rendahnya publikasi ilmiah, paten, dan ketersediaan teknologi yang siap pakai • Masih lemahnya fokus – sinergi pembangunan Iptek menyebabkan hasil litbang yang dicapai belum signifikan • Rendahnya produktivitas SDM ini tidak dapat dilihat sebagai faktor yang berdiri sendiri karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kuantitas dan kualitas SDM, kesejahteraan SDM, ketersediaan anggaran, ketersediaan sarana prasarana, efektivitas kelembagaan, menajemen Kekayaan Intelektual (HKI), efektivitas jaringan, dan lain-lain

  33. LINGKUNGAN STRATEGIS PEMBANGUNAN IPTEK • 2. Potensi dan Permasalahan • b. Permasalahan: • Pendayagunaan Hasil Litbang • Hasil litbang yang berhasil dikomersialisasikan masih rendah • Penggunaan paten dalam dalam negeri juga masih rendah • Ekspor produk berteknologi tinggi masih rendah • Daya serap industri terhadap teknologi hasil litbang dalam negeri masih rendah • Pendayagunaan Iptek untuk layanan dan kesejahteraan publik masih kurang • Disebabkan oleh: • Rendahnya produktivitas litbang: paten dan teknologi yang siap pakai • Kurangnya sosialisasi dan komersialisas • Kurang efektifnya mekanisme intermediasi • Belum adanya insentif yang efektif untuk mendorong pemanfaatan hasil litbang dalam negeri: insentif alih teknologi, modal ventura, start up capital dan spin off, asuransi teknologi

  34. ANALISIS PERMASALAHAN

  35. Meta Masalah Investasi Litbang: - SDM, Diklat, Fokus – Sinergi program, Sarpras Litbang - Dukungan publikasi & paten, Public Private Parternship - Kesejahteraan fungsional Organisasi dan Kelembagaan Litbang - Bentuk organisasi, Manajemen R&D, Kompetensi inti - Pembinaan fungsional, manajemen pelayanan teknologi Intermediasi: - Kelembagaan, Promosi, Pemasaran & Komersialisasi - Finansial framework, inkubator, pengelolaan aset maya Komersialisasi - Peraturan komersialisasi aset negara - Insentif alih teknologi - Asuransi teknologi - Spin-off-start up capital Pencarian Masalah Pendefinisian Masalah SituasiMasalah SubstantifMasalah Tinjauan : Ek. : index TFP rendah, konstribusi litbang DN thdekonomidan penciptaanlapangankerja Iptek: index infrastrukturiptek Sosbud: budaya N3 danmeman- faatkandanmenggunakan hasillitbang DN Politik: politikteknologi Hukum: - -nilaitambahprodukekspor (bahanbaku, teknrendah) -dayasaingnasionalrendah -pemanfaatanhasillitbang DN Pengenalan Masalah Masalah Formal Spesifikasi Masalah • InvestasiLitbang • OrganisasidanKelembagaanLitbang • Intermediasi • Komersialisasi

  36. Meta Masalah Investasi Litbang: - SDM, Diklat, Fokus – Sinergi program, Sarpras Litbang - Dukungan publikasi & paten, Public Private Parternship - Kesejahteraan fungsional Organisasi dan Kelembagaan Litbang - Organisasi terlalu gemuk, Manajemen PNS, Kompetensi inti - Pembinaan fungsional, manajemen pelayanan teknologi Intermediasi: - Lembaga intermediasi, Promosi & Komersialisasi - Finansial framework, inkubator, pengelolaan aset maya Komersialisasi - Peraturan komersialisasi aset negara - Insentif alih teknologi - Asuransi teknologi - Spin-off-start up capital Sinergi Kebijakan lintas sektoral • Kebijakan pendidikan • Kebijakan Industri • Kebijakan Keuangan Pencarian Masalah Pendefinisian Masalah SituasiMasalah SubstantifMasalah Tinjauan : Ek. : index TFP rendah, konstribusi litbang DN thdekonomidan penciptaanlapangankerja Iptek: index infrastrukturiptek Sosbud: budaya N3 danmeman- faatkandanmenggunakan hasillitbang DN Politik: politikteknologi Hukum: Penegakan hukum perlindungan HKI - Produktivitas Litbang rendah - Nilai tambah produk ekspor - Ketergantungan pada bahan baku import - Daya saing nasional masih rendah - Pemanfaatan hasil litbang (interaksi lemlitbang- industri) lemah Masalah Formal Pengenalan Masalah • InvestasiLitbang • OrganisasidanKelembagaanLitbang • Intermediasi • Komersialisasi • SinergiKebijakan Spesifikasi Masalah

  37. PENDEKATAN MASALAH

  38. PARADIGMA LAUTAN DARWIN

  39. PROSES BISNIS LITBANG

  40. DEMAND-DRIVEN KEGIATANLITBANG

  41. HUBUNGAN FUNGSIONAL KELEMBAGAAN IPTEK

  42. 1 2 3 4 5 PILAR PEMBANGUNAN IPTEK NASIONAL 6-Bidang Fokus: Pangan Energi ICT Transportasi Pertahanan Kesehatan KelembagaanIptek ProgramLitbangIptek ProgramPendayagunaanIptek SumberDayaIptek JaringanIptek Masyarakat

  43. VISI DAN MISIPEMBANGUNAN IPTEK

  44. VISI IPTEK UNTUK KESEJAHTERAAN DAN KEMAJUAN PERADABAN MISI 1. Memperkuat daya dukung Iptek bagi keperluan mempercepat pencapaian tujuan negara, yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa; serta turut serta menjaga ketertiban dunia. 2. Meningkatkan penelitian, pengembangan dan pendayagunaanIpteksebagai basis dalammembangundayasaing, kemandiriandalam memperjuangkan kepentingan negaradalampergaulaninternasional, serta mencapai kemajuanperadaban bangsa.

  45. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN IPTEK

  46. ARAH KEBIAJAKAN Terwujudnya Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang kokoh untuk memberikan kontribusi nyata bagi upaya-upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat dan kemajuan peradaban melaluiPenguatanKelembagaan, PenguatanSumberDaya, PenguatanJaringan, PeningkatanPenelitiandanPengembangan, danPendayagunaanIptek

  47. ARAH KEBIAJAKAN • Penguatan kelembagaan Iptek: • Pembangunan pusat unggulan iptek berlevel internasional, • Penerapan Organisasi & manajemen profesional di lembaga litbang, • Restrukturisasi dan penataan kelembagaan iptek • Penguatan sumber daya Iptek: • Meningkatkan investasi litbang khususnya investasi R&D swasta • Meningkatkan produktivitas dan jumlah SDM litbang • Meningkatkan sarana dan prasarana litbang

  48. ARAH KEBIAJAKAN • Penguatan jaringan Iptek: • Memperkuat jaringan kelembagaan dalam dan luar negeri, • Membangun infrastruktur penghubung iptek-industri (science and technopark, lembaga intermediasi, modal ventura, inkubator teknologi) • Peningkatan produktivitas litbang: • Penajaman fokus bidang Iptek dalam mendukung ketahanan pangan, energi (dan lingkungan), transportasi, TIK, kesehatan dan obat, pertahanan untuk mendorong klaster-klaster industri unggulan serta merespon isu perubahan iklim • Kerjasama riset pemerintah, perguruan tinggi dan swasta‏, • Reorientasi pelaksanaan riset: riset terpadu, alih pengetahuan, human capital, UKM, aliansi riset national / regional / international

  49. ARAH KEBIAJAKAN • Pendayagunaan dan pemanfaatan Iptek: • Optimalisasi pemanfaatan kekayaan intelektual, • Penguatan kapasitas adopsi teknologi di sektor produksi, • Peningkatan difusi dan diseminasi hasil litbang, • Spin-off lembaga litbang, • Otimalisasi proses alih teknologi (FDI, lisensi, sistim procurement)‏.

  50. PRIORITAS UTAMA (NASIONAL) Reformasi birokrasi dan “good governance” Pendidikan Kesehatan Penanggulangan kemiskinan Ketahanan pangan Infrastruktur Iklim investasi dan bisnis Energi Lingkungan hidup dan penanggulangan bencana Pembangunan daerah tertinggal, terdepan dan pasca konflik Kebudayaan, kreatifitas dan inovasi teknologi

More Related