221 likes | 1.48k Views
Pertemuan X Persediaan Untuk Permintaan Dependen. Matakuliah : F0532 – Manajemen Operasi Tahun : 2005. Learning Outcomes. Pada akhir pertemuan ini, diharapkanMahasiswa mampu : Mengidentifikasi kebutuhan Model Persediaan Dependen
E N D
Pertemuan XPersediaan Untuk Permintaan Dependen Matakuliah : F0532 – Manajemen Operasi Tahun : 2005
Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkanMahasiswa mampu : • Mengidentifikasi kebutuhan Model Persediaan Dependen • Menunjukkan Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku (Material Requirement Planning / MRP) • Menunjukkan tentang dinamika Manajemen MRP • Menunjukkan tentang penerapan MRP dalam Industri Jasa.
Outline Materi • Kebutuhan Model Persediaan Dependen • Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku (Material Requirements Planning / MRP) • Manajemen MRP • MRP dalam Industri Jasa
Kebutuhan Model Persediaan Dependen (1) MRP (Material Requirement Planning / Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku) : suatu konsep dalam manajemen produksi / operasi yang membahas tentang cara yang tepat dalam perencanaan kebutuhan bahan baku dalam proses produksi, sehingga bahan yang dibutuhkan dapat tersedia sesuai dengan yang direncanakan. • Permintaan Dependen, berarti bahwa permintaan satu produk berkaitan dengan permintaan untuk produk lainnya. • MRP lebih baik diterapkan di manufaktur produk dependen. • Teknik-teknik Statistik seperti EOQ lebih baik diterapkan untuk produk yang permintaannya independen • Penggunaanmodel persediaan MRP yang efektifmengharuskan manajeroperasi mengetahui hal-hal sebagai berikut : (1) Jadual induk produksi (apa yang akan dibuat dan kapan akan dilakukan), (2) Spesifikasi atau bill of material (bagaimana produk akan dibuat), (3) Ketersediaan persediaan (apa yang ada di persediaan), (4) Pesanan yang harus dipenuhi (apa yang dipesan), (5) Lead time (berapa lama waktu yang diperlukan untuk mendapatkan berbagai komponen (waktu antara/menunggu)
Kebutuhan Model Persediaan Dependen (2) • Jadual Induk Produksi (master production schedule): membuat spesifikasi mengenai apa yang akan dibuat dan kapan akan dibuat. Jadual ini harus sesuai dengan rencana produksinya yang mencakup berbagai input, seperti rencana anggaran, permintaan konsumen, kemampuan teknis, ketersediaan tenaga kerja. • Spesifikasi Bill of Material/BOM(Daftar Material): merupakan sebuah daftar yang menspesifikasikan jumlah komponen, campuran bahan, dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat suatu produk. • Arsip / Catatan Persediaan yang Akurat : diperlukan manajemen persediaan yang baik, agar sistem MRP dapat berhasil. Bila perusahaan belum mencapai keakuratan arsip (paling tidak 99 %), maka perencanaan kebutuhan bahan baku (MRP) ini belum berhasil.
Kebutuhan Model Persediaan Dependen (3) • Pesanan Pembelian : pada saat pesanan pembelian dibuat, catatan mengenai pesanan itu dan tanggal pengirimannya harus tersedia untuk karyawan departemen produksi • Lead Time untuk Setiap Komponen : karyawan departemen produksi menentukan waktu menunggu, bergerak, memasang, dan memproduksi untuk setiap komponen. • MRPbanyak digunakan sebagai teknik manajemen produksi / operasi terutama dalam lingkungan manufaktur, karena MRP menggunakan kemampuan komputer untuk menyimpan dan mengolah data yang berguna dalam menjalankan kegiatan perusahaan. • Tujuan MRP : (1) Meminimalkan persediaan dimana pembelian bahan dilakukan sebatas yang diperlukan saja (2) Mengurangi risiko karena keterlambatan produksi atau pengiriman (3) Komitmen yang realistis, dimana jadual produksi diharapkan dapat dipenuhi sesuai rencana, sehingga komitmen terhadap pengiriman barang dapat dilakukan secara lebih realistis (4) Meningkatkan efisiensi, karena jumlah persediaan, waktu produksi dan waktu pengiriman barang dapat direncanakanlebih baik sesuai dengan jadual induk produksi
Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku (1) • Kebanyakan sistem Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku (MRP) itu terkomputerisasi, dimana analisis MRP bersifat langsung dan serupa antara sistem terkomputrisasi satu dengan yang lainnya. Jadual induk produksi, arsip persediaan dan pembelian, serta lead time untuk masing-masing merupakan pembentuk sistem perencanaan kebutuhan bahan baku. • Manfaat MRP : (1) Peningkatan pelayanan dan kepuasan konsumen, (2) Peningkatan pemanfaatan fasilitas dan tenaga kerja, (3) Perencanaan dan penjadualan persediaan yang lebih baik, (4) Tanggapan yang lebih cepat terhadap perubahan dan pergeseran pasar, (5) Tingkat persediaan menurun tanpa mengurangi pelayanan kepada konsumen. • Proses MRP , kebutuhan untuk setiap komponen yang diperlukan dalam melaksanakan jadual induk produksi (master production schedule), dihitung dengan menggunakan prosedur sebagai berikut
Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku (2) Proses MRP : • Netting, yaitu menghitung kebutuhan bersih dari kebutuhan kasar dengan memperhitungkan jumlah barang yang akan diterima, jumlah persediaan yang ada dan jumlah persediaan yang akan dialokasikan, • Konversi dari kebutuhan bersih menjadi kuantitas-kuantitas pesanan, • Menempatkan suatu pelepasan pemesanan pada waktu yang tepat dengan cara menghitung mundur (backward scheduling) dari wakltu yang dikehendaki dengan memperhitungkan waktu tenggang (lead time), agar dapat memenuhi pesanan komponen, • Menjabarkan rencana produksi produk akhir ke kebutuhan kasar untuk komponen-komponennya melalui daftar material (Bill of Material).
Manajemen MRP (1) • Rencana kebutuhan bahan baku (MRP)tidak bersifat statis, melainkan bersifat dinamis karena sistem MRP dapat semakin teritegrasi ke dalam JIT ( Just In Time). • Dinamika MRP : Daftar material (Bill of Material/BOM) serta rencana kebutuhan bahan baku dapat dirubah dengan cara mengubah rancangan, jadual dan proses produksi. Demikian pula perubahan yang terjadi dalam sistem MRP pada saat dibuat perubahan terhadap jadual produksi utama / jadual induk produksi. Tanpa memperhatikan penyebab perubahan, model MRP dapat dimanipulasi untuk merefleksikan perubahan-perubahan yang terjadi. • MRP dan JIT : MRP dapat dianggap sebagai teknik perencanaan dan penjadualan kebutuhan bahan baku, sedangkan JIT (Just InTime) dapat dianggap sebagai cara untuk menggerakkan bahan baku yang dibutuhkan secara cepat.
Manajemen MRP (2) • Integrasi MRP dan JIT : kedua sistem ini dapat diintegrasikan secara efektif melalui beberapa tahap, yaitu : Tahap I : mengurangi paket MRP dari mingguan menjadi harian bahkan jam-jaman (paket berarti unit waktu dalam sistem MRP) Tahap II : rencana penerimaan yang menjadi bagian rencana pemesanan perusahaan dalam suatu sistem MRP dikomunikasi kan melalui area perakitan untuk tujuan produksidan digunakanpada produksi berurut. Tahap III : persediaan (inventory) bergerak dalam pabrik berdasarkan sistem JIT. Tahap IV : pada saat produk selesai diproduksi, produk dipindahkan ke persediaan seperti biasa (sistem MRP) Tahap V : menggunakan sistem back flush untuk mengurangi saldo persediaan.
Manajemen MRP (3) • Back Flush : berarti penggunaan bill of material (daftar material) untuk mengurangi persediaan, berdasarkan pada penyelesaian produksi suatu produk. • Manfaat Integrasi MRP dan JIT : • Penggabungan sistem MRP dan sistem JIT di dalam pabrik akan memberikan manfaat yang terbaik dari keduanya • Penggabungan ini menghasilkan jadual utama / jadual induk produksi yang baik • Adanya kebutuhan persediaan yang akurat dari sistem MRP • Terlihat adanya penurunan persediaan barang dalam proses karena penggunaan sistem JIT • Sistem MRP sangat efektif dalam mengurangi persediaan
MRP dalam Industri Jasa • Permintaan atas komponen dari banyak layanan jasa (seperti pembuatan dapur umum di perusahaan, rumah sakit dan restoran) adalah bersifatnya dependen, sehingga model MRP dapat diterapkan secara luas dalam jaringan distribusi. • Pada jaringan distribusi (seperti toko eceran), manajer operasi harus menjaga agar salurannya terus menerima pasokan barang. • Perencanaan Sumber Daya Distribusi (Distribution Resource Planning / DRP) : merupakan rencana pemulihan stok yang terfase waktunya untuk semua tingkat jaringan distribusi. DRP ini prosedur dan logikanya sama dengan MRP. • Data dan informasi yang diperlukan dalam DRP : (1) kebutuhan bruto, yang jumlahnya sama dengan perkiraan permintaan atau ramalan penjualan, (2) tingkat persediaan minimal untuk memenuhi permintaan konsumen, (3) waktu antara/tenggang (lead time) yang akurat, (4) definisi dari struktur distribusi (struktur DRP)