841 likes | 2.24k Views
Persediaan. Pengendalian Internal Atas Persediaan Pengaruh Kesalahan Persediaan Terhadap Laporan Keuangan Asumsi-asumsi Arus Biaya Persediaan Metode Perhitungan Biaya Persediaan Pada Sistem Persediaan Perpetual FIFO LIFO Rata-Rata Sistem Perpetual Yang Terkomputerisasi
E N D
Persediaan • Pengendalian Internal Atas Persediaan • Pengaruh Kesalahan Persediaan Terhadap Laporan Keuangan • Asumsi-asumsi Arus Biaya Persediaan • Metode Perhitungan Biaya Persediaan Pada Sistem Persediaan Perpetual • FIFO • LIFO • Rata-Rata • Sistem Perpetual Yang Terkomputerisasi • Metode Perhitungan Biaya Persediaan Pada Sistem Persediaan Periodik • FIFO • LIFO • Rata-rata • Membandingkan Metode Perhitungan Biaya Persediaan • FIFO • LIFO • Rata-rata
Pengendalian Internal Atas Persediaan • Persediaan (Inventory): • Barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan • Bahan yang digunakan dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu • Pengendalian Persediaan • Preventif; dirancang untuk mencegah kesalahan atau kekeliruan pencatatan • Detektif; ditujukan untuk mendeteksi kesalahan atau kekeliruan yang telah terjadi
Laporan Penerimaan Laporan Pembelian Cocok C O C O k Faktur Persediaan xxx Utang Usaha xxx
Hal Lain • Pengendalian atas Persediaan tidak hanya yang berkaitan dgn: • Haraga beli • Biaya pengiriman • Potongan yang diterima • pengembalian • Juga Perlu Memperhatikan: • Pengecekkan fisik Barang • Syarat Penyerahan Barang • FOB Shipping Point; hak kepemilikan berpindah ke pembeli sejak saat dikirim • FOB Distination Point; hak kepemilikan baru berpindah ke pembeli sejak barang diterima
Selama Bulan Mei Suatu Perusahaan membeli 3 unit barang X yang identik: Asumsi2 Arus Biaya Persediaan
Misalkan pada tanggal 30 Mei dijual 1 unit dengan harga $ 20. jika diketahui barang yang dijual itu berasal dari penjualan tertentu maka yang digunakan adalah metode identifikasi khusus. Misal yang dijual adalah yang dibeli tanggal 18 Mei maka biaya dibebankan $13 dan laba kotor $7 dst.
Asumsi Biaya Persediaan juga • FIFO • LIFO • Rata2
Setelah Pengecekan fisik pada 31 Desember 2004 ternyata persediaan Barang masih tersisa 3.000 unit. Diminta Hitunglah HP Barang Yang dijual 17.000 unit
FIFO • HPP Barang Yang dijual • 1 Januari 300 x Rp5000 Rp 1.500.000 • 21 Apr 10.000x Rp6000 Rp60.000.000 • 17 Juli 6.700x Rp5500 Rp36.850.000 17.000 Rp98.350.000
Metode Penentuan Persediaan • Metode Fisik • Metode Perpetual
Metode Fisik • Dalam metode ini, jumlah persediaan ditentukan dengan cara mengadakan perhitungan terhadap fisik persediaan yang ada di gudang. • Perhitungan fisik ini dilakukan secara periodik, misalnya tiap-tiap akhir bulan atau tiap-tiap akhir tahun. Secara ringkas pencataan persediaan menurut fisik adalah sebagai berikut :
Akun “Persediaan” digunakan untuk mencatat harga pokok persediaan yang ada pada awal periode. • Pertambahan persediaan yang berasal dari pembelian dicatat dalam akun “ Pembelian”.
Elemen-elemen lain yang bepengaruh terhadap harga pokok persediaan dicatat dalam akun-akun tersendiri • Biaya angkut pembelian (menambah harga pokok persediaan). • Potongan pembelian (mengurangi harga pokok persediaan) • Retur pembelian (mengurangi harga pokok persediaan)
Contoh: • Pada tanggal 01 Desember 2009 perusahaan dagang “MAKMUR” mempunyai saldo persediaan senilai Rp. 10.000.000,00. Pembelian barang dagangan selama bulan Desember 2009 sebesar Rp. 100.000.000,00 dan penjualan sebesar Rp120.000.000,00. Berdasarkan perhitungan fisik persediaan akhir Desember 2009 senilai Rp 20.000.000,00. Diminta : • Jurnal waktu pembelian • Jurnal waktu penjualan • Jurnal penyesuaian akhir periode • Jurnal penutup akhir periode
Metode Perpetual • Jika menggunakan metode perpetual, maka jumlah persediaan dan harga pokok penjualan yang ada dapat diketahui pada setiap saat, tanpa mengadakan perhitungan fisik persediaan terlebih dahulu. • Secara ringkas pencatatan persediaan menurut metode perpetual adalah sebagai berikut :
Persediaan awal periode, dicantumkan pada sisi debit akun “Persediaan” • Pertambahan persediaan yang berasal dari pembelian dicatat dengan mendebit akun “Persediaan” sebesar harga pokoknya. • Pengurangan persediaan karena adanya penjualan (pemakaian) dicatat dengan mengkredit akun “Persediaan” sebesar harga pokoknya, dan mendebit akun “Harga Pokok Penjualan”. Selain itu dibuat juga jurnal untuk mencatat timbulnya penghasilan, yaitu dengan mendebit akun “Kas” atau akun “Piutang Dagang” dan mengkredit akun “Penjualan”. • Persediaan akhir periode secara otomatis dapat dilihat pada akun “Persediaan” karena mutasi persediaan selalu tercermin dalam akun tersebut.
Contoh: • Pada tanggal 01 Desember 2009 perusahaan dagang “Rejeki” mempunyai saldo persediaan senilai Rp10.000.000,00. Pembelian barang dagangan selama bulan Desember 2009 sebesar Rp100.000.000,00 dab penjualan sebesar Rp120.000.000,00. Adapun harga pokok penjulan barang dagang tersebut adalah Rp90.000.000,00. Diminta: • Jurnal waktu pembelian • Jurnal waktu penjualan • Jurnal penyesuaian akhir periode (jika ada) • Jurnal penutup akhir periode.
Menetapkan Nilai Persediaan dengan Metode Fisik • Metode Identifikasi Khusus • Menurut metode ini, setiap barang yang masuk ke gudang harus diberi tanda khusus pada kemasan barang yang bersangkutan (dapat berupa kartu atau label) yang berisikan informasi tentang kualitas serta harga per unit barang tersebut. • Nilai persediaan akhir dihitung dengan jalan mengalikan kuantitas barang yang ada di gudang dengan harga per unit sesuai dengan label yang tertulis pada kemasan barang tersebut.
Contoh : • Berdasarkan informasi di muka, jika pada akhir bulan Januari 2007 (berdasarkan perhitungan fisik) diketahui bahwa barang yang masih ada di gudang sebanyak 500 unit yang terdiri dari (a) pembelian 5 Januari sebanyak 50 unit, (b) pembelian 15 Januari sebanyak 100 unit, (c) pembelian 25 Januari sebanyak 150 unit, dan (d) pembelian 29 Januari sebanyak 200 unit. Diminta : • Hitunglah nilai persediaan akhir barang dagangan • Hitunglah harga pokok penjualan barang dagangan. • Hitunglah laba kotor penjualan
PERSEDIAAN: MASALAH PENILAIAN TA,BAHAN Nilai Terendah Antara Biaya Dengan Harga pasar Dasar Penilaian Penyajian dan Analisis Metode Laba Kotor Metode Persediaan Eceran • Nilai Realisasi Bersih • Nilai Penjualan relatif • Komitmen Penjualan • Penyajian Persediaan • Penilaian Persediaan • Batas atas dan batas bawah • Bagaimana LCM Bekerja • Pasar • Evaluasi atas aturan LCM • Persentase Laba Kotor • Evaliasi Atas Metode laba Kotor • Terminologi • Metode Konvensional • Pos-pos Khusus • Evaluasi atas Metode Persediaan eceran
Nilai Terendah antara Harga Pokok dengan harga Pasar (LCM) • Prinsip biaya historis tidak dapat diterapkan apabila manfaat (kemampuan menghasilkan Pendapatan) masa depan dari aktiva itu tidak lagi sebsar biaya awalnya. • Persediaan yang mengalami penurunan manfaat masa depan akan diniali berdasarkan nilai terendah antara biaya dan harga pasar (lower cost or market-LCM), bukan berdasarkan biaya awal.
Konsep • Biaya atau harga pokok (cost) adalah harga perolehan persediaan yang dihitung dengan memakai salah satu metode berdasarkan biaya historis-IK, Rata2, FIFO atau LIFO • Istilah pasar (market) dalam LCM berarti biaya untuk mengganti barang melalui pembelian atau reproduksi. Pasar mengacu pada; • Jika Bisnis eceran tempat barang di beli, • Jika ManufacturBiaya Reproduksi
Konsep • Barang harus dinilai berdasarkan biaya (harga Pokok) atau biaya pengganti mana yang lebih rendah; • Mengapa Biaya pengganti (replacement Cost) digunakan untuk menyatakan nilai pasar? Alasannya bahwa penurunan biaya pengganti suatu barang biasanya mencerminkan atau meramalkan penurunan harga jual dan agar mempertahankan tingkat laba kotor yang konsisten.
Konsep • Nilai realisasi Bersih (Net Realizable Value-NRV) adalah estimasi harga jual dalam keadaan bisnis normal dikurangi dengan estimasi biaya penyelesaian dan penjualan yang dapat diprediksi secara layak. • Nilai realisasi Bersih dikuarangi dengan marjin laba normal (net realizabel value less a normal profit margin)
Contoh • Perusahaan memiliki persediaan barang yang belum jadi dengan nilai jual $1.000, estimasi biaya penyelesaian $300 dan marjin laba normal 10%, maka dapat dihitung NRV-NPM sbb: • Persediaan- nilai jual $1.000 • Estimasi biaya Penyelesaian $ 300 • Nilai Realisasi Bersih $ 700 • Margin Laba 10%x $ 100 • Realisasi Bersih-laba Normal $ 600
Aturan Umum LCM • Persediaan dinilai pada nilai terendah antara biaya dan harga pasar, dengan harga pasar di abatasi hingga jumlah yang tidak melebihi nilai realisasi bersih atau tidak lebih rendah dari NRV (batas atas)-NPM (batas bawah).
Metode Harga Eceran • Metode ini sering dipakai oleh pedagang pengecer, seperti : pasar swalayan dan toserba. Asumsi yang dipakai dalam metode ini adalah bahwa ratio (perbandingan) biaya terhadap harga eceran persediaan akhir sama dengan ratio biaya terhadap harga eceran barang yang tersedia di jual selama satu periode. Syarat yang harus dipenuhi agar metode ini dapat digunakan adalah adanya catatan harga jual dan harga eceran setiap barang yang dibeli. Ratio biaya terhadap harga eceran barang yang tersedia dijual harus senantiasa dihitung.
Contoh: Berikut ini adalah informasi yang berkaitan dengan barang dagangan selama tahun 2007 pada UD “REJEKI”, Klaten : • Biaya dan harga eceran persediaan awal masing-masing sebesar Rp. 14.000.000,00 dan Rp. 20.000.000,00 • Biaya dan harga eceran pembelian masing-masing sebesar Rp. 24.000.000,00 dan Rp. 38.000.000,00 • Ongkos mengangkut barang ke perusahaan sebesar Rp. 2.000.000,00 • Harga jual untuk ongkos angkut tidak ada • Jumlah penjualan selama tahun 2007 sebesar Rp. 46.000.000,00 Diminta : Hitunglah besarnya nilai persediaan akhir barang dagang !