450 likes | 1.11k Views
BIMBINGAN DAN KONSELING. Latar Belakang Bimbingan dan Konseling. Keberadaan manusia di masyarakat memperlihatkan adanya gejala yang mendasar ( dimensi kemanusiaan ) yang mencakup:. Ciri Pokok Pengertian Bimbingan. Definisi Bimbingan.
E N D
Latar Belakang Bimbingan dan Konseling • Keberadaan manusia di masyarakat memperlihatkan adanya gejala yang mendasar (dimensi kemanusiaan) yang mencakup:
Definisi Bimbingan • Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar ia dapat mandiri, dengan menggunakan bahan berupa interaksi, saran, gagasan, dan asuhan, yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku.
PENGERTIAN KONSELING Ciri-ciri pokok pengertian Konseling : • Melibatkanduaorang yang salingberinteraksidengan jalan mengadakankomunikasilangsung, • Modelinteraksi di dalamkonselingituterbatas pada dimensiverbal. • Interaksi antara konselor dan klienberlangsungdalamwaktu yang ”relatif lama” dan terarahkepadapencapaiantujuan (tujuankonseling). • Tujuandarihubungankonselingialahterjadinyaperubahan pada pikiran/ perasaan/tingkahlakuklien. • Konselingmerupakanproses yang dinamis • Konselingdidasari atas penerimaankonselor secara wajartentangdiriklien.
Pengertian Konseling • Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang konselor kepada beberapa klien, melalui teknik-teknik yang sesuai, yang bermuara pada teratasi masalah yang dihadapi oleh klien-klien tersebut.
TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING • Tujuan umum : untuk membantu individu mengembangkan diri secara optimal, sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada, serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya.
TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING • Tujuan Khusus: merupakanpenjabarantujuanumumtersebutdiatas yang dikaitkansecaralangsungdenganpermasalahan yang dialamiolehindividu yang bersangkutan, sesuaidengankompleksitaspermasalahannyaitu. Tujuankhususbimbingandankonselinguntukseorangindividuberbedadari (dantidakbolehdisamakandengan) tujuanbimbingandankonselinguntukindividulainnya.
FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING • Fungsi pemahaman pemahaman tentang diri klien , permasalahannya dan lingkungan klien. 2. Fungsi pencegahan • menghindari timbulnya atau meningkatnya kondisi bermasalah pada diri klien. • mengurangi dan menurunkan faktor organik dan stress. • meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, penilaian positif terhadap diri sendiri, dan dukungan kelompok. 3. Fungsi pengentasan Mengentaskan masalah yang dialami seseorang. 4. Fungsi pemeliharaan. Memelihara segala sesuatu yang baik yang ada pada diri individu. 5. Fungsi pengembangan Mengusahakan agar hal-hal yang sudah baik bertambah baik, kalau dapat lebih indah, lebih menyenangkan, memiliki nilai-nilai tambah daripada sebelumnya.
PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan bimbingan dan konseling: • BK melayani semua individu. • Pelayanan BK perlu menjangkau keunikan dan kekompleksan pribadi individu. • Pelayanan BK perlu mengenali dan memahami keunikan setiap individu dengan berbagai kekuatan, kelemahan, dan permasalahannya. • Pelayanan BK harus mempertimbangkan berbagai aspek perkembangan individu. • Pelayanan BK perlu memahami perbedaan individu
Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu: • Bidang bimbingan dibatasi hanya pada hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental dan fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan • Keadaan sosial, ekonomi, dan politik yang kurang menguntungkan, dapat mengakibatkan salah-suai pada diri individu dan hal itu semua menuntut perhatian seksama dari para konselor dalam mengentaskan masalah klien.
3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan bimbingan dan konseling: • Program BK harus disusun dan dipadukan sejalan dengan program pendidikan dan pengembangan secara menyeluruh. • Program BK harus fleksibel disesuaikan dengan kondisi lembaga, serta kebutuhan individu dan masyarakat. • Program pelayanan BK disusun dan diselenggarakan secara berkesinambungan. • Pelaksanaan BK hendaknya dievaluasi secara berkala. 4. Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling: • Pelayanan BK diarahkan agar klien dapat menghadapi setiap kesulitan atau permasalahan yang dihadapinya. • Keputusan yang diambil dan hendak dilakukan adalah kemauan klien sendiri.
c. Permasalahan khusus yang dialami klien harus ditangani oleh tenaga ahli. d. BK dilaksanakan oleh tenaga ahli yang telah memperoleh pendidikan dan latihan khusus. e. Kerjasama antara konselor dengan guru dan orang tua amat diperlukan. f. Guru dan konselor harus mengembangkan peranan yang saling melengkapi untuk mengurangi hambatan yang ada pada lingkungan siswa. g. Perlu adanya program pengukuran dan penilaian terhadap individu serta pengadminstrasian data yang baik. h. Organisasi program bimbingan hendaknya flek- sibel, disesuaikan dengan kebutuhan individu dan lingkungannya. i. Tanggung jawab pengelolaan program dipegang oleh seorang pimpinan program yang terlatih dan terdidik secara khusus. j. Penilaian secara periodik perlu dilakukan terhadap program yang sedang berjalan.
5. Prinsip-prinsip berkenaan dengan Bimbingan dan Konseling Perkembangan • BK diperlukan oleh seluruh siswa. • BK perkembangan memfokuskan pada pembelajaran siswa. • Guru Pembimbing (Konselor) dan Guru adalah fungsionaris bersama dalam program bimbingan dan konseling perkembangan. • Kurikulum yang diorganisasikan dan direncanakan merupakan bagian penting dalam bimbingan dan konseling perkembangan. • Program bimbingan dan konseling perkembangan peduli pada penerimaan diri, pemahamandiri, dan peningkatan diri. • BK perkembangan memfokuskan pada proses mendorong perkembangan. • BK perkembangan lebih peduli pada pengembangan yang terarah dari pada akhir perkembangan yang definitif. • BK perkembangan-- sebagai tim oriented--menuntut pelayanan dari konselor profesional.
AZAS-AZAS BIMBINGAN DAN KONSELING • azas kerahasiaan Segala sesuatu yang dibicarakan klien kepada konselor tidak boleh disampaikan kepada orang lain, atau lebih-lebih hal atau keterangan yang tidak boleh atau tidak layak diketahui orang lain. Dengan kata lain, kerahasiaan masalah klien harus dijaga. • azas kesukarelaan Klien diharapkan secara suka dan rela tanpa ragu-ragu ataupun merasa terpaksa, menyampaikan masalah yang dihadapinya, serta mengungkapkan segenap fakta, data, dan seluk beluk berkenaan dengan masalahnya itu kepada konselor; dan konselor juga hendaknya dapat memberikan bantuan dengan tidak terpaksa, atau dengan kata lain konselor memberikan bantuan dengan ikhlas.
azas keterbukaan Keterbukaan ini bukan hanya sekedar bersedia menerima saran-saran dari luar, malahan lebih dari itu, diharapkan masing-masing pihak yang bersangkutan bersedia membuka diri untuk kepentingan pemecahan masalah. Individu yang membutuhkan bimbingan diharapkan dapat berbicara sejujur mungkin dan berterus terang tentang dirinya sendiri . • azas kekinian Masalah individu yang ditangani ialah masalah-masalah yang sedang dirasakan, bukan masalah yang sudah lampau, dan juga bukan masalah yang mungkin akan dialami di masa yang akan datang. Konselor juga tidak boleh menunda-nunda dalam memberikan bantuannya kepada klien, termasuk bila jelas-jelas nampak adanya individu siswa yang bermasalah , konselor harus segera memberikan bantuan meskipun tidak diminta.
azas kemandirian Pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan menjadikan si terbimbing dapat mandiri, tidak tergantung pada orang lain atau tergantung pada konselor. Individu yang dibimbing setelah dibantu diharapkan dapat mandiri, dengan ciri-ciri: (1) menge nal diri sendiri dan lingkungan sebagaimana adanya, (2) menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis, (3) mengambil keputusan untuk dan oleh diri sendiri, (4) mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang dibuatnya, (5) mewujudkan diri secara optimal sesuai dengan potensi, minat, dan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya. • azas kedinamisan Azas kedinamisan mengacu pada hal-hal baru yang hendaknya terdapat pada dan menjadi ciri-ciri dari proses konseling dan hasil-hasilnya. Dalam hal ini upaya pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan tingkah laku kea rah yang lebih baik.
(7) azas kegiatan Usaha bimbingan dan konseling harus diikuti dengan kegiatan nyata klien untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling. Dalam hubungan ini, konselor harus membangkitkan semangat klien sehingga ia mampu dan mau melaksanakan kegiatan yang diperlukan dalam penyelesaian masalahnya, baik dalam konseling yang berdimensi verbal maupun pada pola konseling ”multi dimensional” (yang mengandalkan transaksi verbal maupun mengandalkan penerapan di luar sesi konseling). (8) azas keterpaduan Untuk terselenggaranya azas keterpaduan, konselor perlu memiliki wawasan yang luas tentang perkembangan klien dan aspek-aspek lingkungan klien, serta berbagai sumber yang dapat diaktifkan untuk menangani masalah klien. Kesemuanya itu dipadukan dalam keadaan serasi dan saling menunjang dalam upaya bimbingan dan konseling.
azas kenormatifan Usaha BK tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, baik norma agama, norma adat, norma hukum/negara, norma ilmu, maupun kebiasaan sehari-hari.Demikian pula prosedur, teknik, dan peralatan yang dipakai tidak boleh menyimpang dari norma-norma yang dimaksudkan. • azas keahlian Usaha BK perlu dilakukan secara profesional, teratur dan sistematik, dengan menggunakan prosedur, teknik, dan instrumen yang memadai; oleh tenaga-tenaga ahli yang khusus dididik untuk pekerjaan itu. Azas keahlian juga mengacu kepada kualifikasi konselor, misalnya berpendidikan sarjana bidang bimbingan dan konseling serta pengalaman, artinya seorang konselor ahli harus benar-benar menguasai teori dan praktek konseling secara baik.
azas alih tangan (referral) Dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling, jika konselor sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu individu, namun individu yang bersangkutan belum dapat terbantu sebagaimana diharapkan, maka konselor dapat mengirim individu tersebut kepada lembaga atau orang yang lebih ahli. (12)azas tut wuri handayani Konselor mengikuti saja apa yang menjadi jalan pikiran individu klien tersebut. Jadi, secara lebih lengkap peranan konselor adalah ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso,tutwuri handayani.