320 likes | 723 Views
PRINSIP-PRINSIP ETIK BIOMEDIK. CHARLES A SIMANJUNTAK, dr, SpOT-Spine, MPd. SEJARAH (1). KEMAJUAN ILMU & TEKNOLOGI BIOMEDIK KECEMASAN MASYARAKAT MASALAH ETIK MERANCANG USAHA & MELINDUNGI PENYALAHGUNAAN
E N D
PRINSIP-PRINSIP ETIK BIOMEDIK CHARLES A SIMANJUNTAK, dr, SpOT-Spine, MPd
SEJARAH(1) • KEMAJUAN ILMU & TEKNOLOGI BIOMEDIK • KECEMASAN MASYARAKAT • MASALAH ETIK • MERANCANG USAHA & MELINDUNGI PENYALAHGUNAAN • KODE NUREMBERG(NUREMBERG CODE) 1947 ADA 10 POINT KODE ETIK INTERNASIONAL TERHADAP KEJAHATAN NAZI • DEKLARASI HELSINKI 1964 OLEH IKATAN DOKTER SEDUNIA (WORLD MEDICAL ASSOCIATION), ADA 12 POINT
SEJARAH(2) • PERJANJIAN INTERNASIONAL tentang HAK-HAK POLITIK dan SIPIL (1976), pasal 7: • Tidak seseorangpun dapat dihadapkan pada penyiksaan atau perlakuan kejam, tidak manusiawi, merendahkan atau hukuman. Secara tegas, tidak seorangpun dapat diperlakukan tanpa persetujuan bebas untuk percobaan medik atau ilmiah
SEJARAH(3) • DEWAN ORGANISASI ILMU-ILMU KEDOKTERAN INTERNATIONAL (CIOMS) & WHO (1982) USULAN PEDOMAN INTERNASIONAL BAGI PENELITIAN BIOMEDIK YANG MELIBATKAN SUBYEK MANUSIA
SEJARAH(4) • CIOMS (1991): PEDOMAN INTERNASIONAL UNTUK TINJAUAN ETIK TERHADAP PENELITIAN EPIDEMIOLOGIK • CIOMS (1992) GENEVA: ETIKA DAN PENELITIAN TERHADAP SUBYEK MANUSIA – PEDOMAN INTERNASIONAL
DEKLARASI HELSINKI(1) • REKOMENDASI YANG MENGATUR PARA DOKTER DALAM PENELITIAN BIOMEDIK YANG MELIBATKAN SUBYEK MANUSIA • DITERIMA OLEH SIDANG UMUM MAJELIS KEDOKTERAN SEDUNIA (SU-MKS) KE 18, HELSINKI, FINLANDIA, 1964 • DIAMANDEMEN SU-MKS KE 29 TOKYO, JEPANG 1975 • DIAMANDEMEN SU-MKS KE 35 DI VENICE, ITALY, 1983 • DIAMANDEMEN SU-MKS KE 41 DI HONGKONG, 1989
DEKLARASI HELSINKI(2)PRINSIP-PRINSIP MENDASAR • HARUS SELARAS DENGAN PRINSIP-PRINSIP ILMIAH YANG DITERIMA SECARA UMUM & HARUS DIDASARKAN PADA PERCOBAAN LABORATORIUM & HEWAN MENURUT KEPUSTAKAAN ILMIAH
DEKLARASI HELSINKI(3)PRINSIP-PRINSIP MENDASAR • RANCANGAN & KINERJA HARUS DIPERTIMBANGKAN, DIKOMENTARI & DIARAHKAN SUATU KOMITE INDEPENDEN, SESUAI DENGAN HUKUM & UNDANG-UNDANG YG BERLAKU DI NEGARA PENELITIAN
DEKLARASI HELSINKI(4)PRINSIP-PRINSIP MENDASAR • DILAKUKAN OLEH ORANG-ORANG YANG MEMENUHI SYARAT SECARA ILMIAH & KOMPETEN • TIDAK SAH KECUALI BAHWA PENTINGNYA TUJUAN TERSEBUT SETARA DENGAN RESIKO YANG ADA PADA SUBYEK
DEKLARASI HELSINKI(5)PRINSIP-PRINSIP MENDASAR • DILAKUKAN SECARA HATI-HATI TENTANG KEMUNGKINAN RESIKO & MANFAAT TERHADAP SUBYEK & ORANG LAIN • MENGHORMATI PRIVATISASI SUBYEK & MEMINIMALKAN DAMPAK PENELITIAN PADA INTEGRITAS FISIK & MENTAL
DEKLARASI HELSINKI(6)PRINSIP-PRINSIP MENDASAR • DOKTER TIDAK DILIBATKAN DALAM PENELITAIN KECUALI ADA RESIKO YANG DAPAT DIRAMALKAN SEBELUMNYA • MEMPERTAHANKAN AKURASI HASIL PENELITIAN
DEKLARASI HELSINKI(7)PRINSIP-PRINSIP MENDASAR • MENGINFORMASIKAN TUJUAN, METODA, MANFAAT YANG DIHARAPKAN & KEMUNGKINAN RESIKO YANG HARUS DIALAMI • HATI-HATI BILA SUBYEK MELAKUKAN KARENA HUBUNGAN KETERGANTUNGAN ATAU TEKANAN
DEKLARASI HELSINKI(8)PRINSIP-PRINSIP MENDASAR • BILA SUBYEK TIDAK CAKAP, INFORMED CONSET HARUS DIPEROLEH DARI WAKIL HUKUM SESUAI DENGAN UU YANG BERLAKU • PROTOKOL PENELITIAN HARUS MENGANDUNG PERNYATAAN PERTIMBANGAN ETIK
PRINSIP ETIK BIOMEDIK(1) • PENGHORMATAN TERHADAP MANUSIA • PENGHORMATAN TERHADAP OTONOMI • PERLINDUNGAN ORANG CACAT, RENTAN, TERGANTUNG TERHADAP KERUGIAN ATAU PENYALAHGUNAAN • MEMAKSIMALKAN KEBAIKAN & MEMINIMALKAN KERUGIAN SERTA KESALAHAN • SETIAP ORANG DIBERLAKUKAN SECARA BENAR & LAYAK
PRINSIP ETIK BIOMEDIK(2)MENCAKUP • PENELITIAN PROSES FISIOLOGIK, BIOKIMIA /PATOLOGIK, RESPON TERHADAP INTERVENSI FISIK ATAU PSIKOLOGIS • UJI TERKONTROL DIAGNOSTIK, PREVENTIF ATAU TERAPEUTIK • PENELITIAN TENTANG KONSEKUENSI INDIVIDU/MASYARAKAT TERHADAP TINDAKAN PREVENTIF/ TERAPETIK • PENELITIAN TENTANG TINGKAH LAKU / KESEHATAN MANUSIA TERHADAP KEADAAN & LINGKUNGAN
ETIK BIOMEDIKPEDOMAN UMUM(1) • INFORMED CONSENT DARI SUBYEK, PEDOMAN 1-9 • SELEKSI SUBYEK-SUBYEK PENELITIAN, PEDOMAN 10-11 • KERAHASIAAN DATA, PEDOMAN 12 • KOMPENSASI TERHADAP SUBYEK PENELITIAN UNTUK CEDERA TAK DISENGAJA, PEDOMAN 13 • PROSEDUR TINJAUAN, PEDOMAN 14 • PENELITIAN YANG DISPONSORI PIHAK LUAR, PEDOMAN 15
ETIK BIOMEDIKINFORMED CONSENT(1) • PEDOMAN 1: INFORMED CONSENT INDIVIDU • PEDOMAN 2: INFORMASI ESENSIAL UNTUK CALON SUBYEK PENELITIAN • PEDOMAN 3:KEWAJIBAN PENELITI BERKENAN DENGAN INFORMED CONSENT • PEDOMAN 4: BUJUKAN UNTUK BERPARTISIPASI
ETIK BIOMEDIKINFORMED CONSENT(2) • PEDOMAN 5: PENELITIAN YANG MELIBATKAN ANAK-ANAK • PEDOMAN 6: PENELITIAN YANG MELIBATKAN ORANG DENGAN GANGGUAN MENTAL ATAU TINGKAH LAKU • PEDOMAN 7: PENELITIAN YANG MELIBATKAN TAWANAN
ETIK BIOMEDIKINFORMED CONSENT(3) • PEDOMAN 8: PENELITIAN YANG MELIBATKAN SUBYEK DI MASYARAKAT TERBELAKANG • PEDOMAN 9: INFORMED CONSENT DALAM PENELITIAN EPIDEMIOLOGIK
ETIK BIOMEDIKSELEKSI SUBYEK PENELITIAN • PEDOMAN 10: DISTRIBUSI BEBAN DAN MANFAAT YANG MERATA • PEDOMAN 11: SELEKSI WANITA HAMIL ATAU MENYUSUI SEBAGAI SUBYEK PENELITIAN
ETIK BIOMEDIKPEDOMAN LAINNYA(1) • KERAHASIAN DATA • PEDOMAN 12: MELINDUNGI KERAHASIAAN BATAS-BATAS KEMAMPUAN PENELITI UNTUK MELINDUNGI KERAHASIAAN & KEMUNGKINAN KONSEKUENSI PELANGGARAN KERAHASIAAN
ETIK BIOMEDIKPEDOMAN LAINNYA(2) • KOMPENSASI TERHADAP SUBYEK PENELITIAN UNTUK CEDERA TAK DISENGAJA • PEDOMAN 13: HAK SUBYEK UNTUK KOMPENSASI • SUBYEK YANG MENDERITA CEDERA TAK DISENGAJA BERHAK MENERIMA FINANSIAL ATAU LAINNYA SEBAGAI GANTI RUGI SETARA UNTUK KECACATAN & KETIDAKMAMPUAN SEMENTARA ATAU PERMANEN • DALAM KASUS KEMATIAN, TANGGUNGAN BERHAK MENERIMA KOMPENSASI • HAK UNTUK KOMPENSASI DAPAT DITIADAKAN
ETIK BIOMEDIKPEDOMAN LAINNYA(3) • PROSEDUR TINJAUAN • PEDOMAN 14: KONSTITUSI DAN TANGGUNGJAWAB KOMITE PENINJAU ETIK • SEMUA USULAN HARUS DISERAHKAN UNTUK DITINJAU & DISETUJUI OLEH SATU ATAU LEBIH KOMITE PENINJAU ETIK • PERSETUJUAN HARUS SUDAH DIMILIKI SEBELUM DILAKUKAN PENELITIAN
ETIK BIOMEDIKPEDOMAN LAINNYA(4) • PENELITIAN YANG DISPONSORI PIHAK LUAR • PEDOMAN 15: KEWAJIBAN MENSPONSORI DAN NEGARA-NEGARA TUAN RUMAH • BILA DISPONSORI PIHAK LUAR: • PIHAK SPONSOR MENYERAHKAN PROTOKOL PENELITIAN KE KOMITE PENINJAU ETIK NEGARA SPONSOR • SETELAH ADA PERSETUJUAN, DISERAHKAN KE KOMITE PENINJAU ETIK NASIONAL ATAU LOKAL
KESIMPULAN(1) • PEDOMAN INI MEREFLEKSIKAN PERHATIAN ETIK YANG SANGAT PENTING PADA KEWASPADAAN UNTUK MELINDUNGI HAK-HAK DAN KESEJAHTERAAN DARI SUBYEK- SUBYEK PENELITAN DAN INDIVIDU-INDIVIDU ATAU KELOMPOK RENTAN YANG DIANGGAP MERUPAKAN CALON SUBYEK.
KESIMPULAN(2) • PEDOMAN INI DIRANCANG UNTUK DIGUNAKAN DI SEMUA NEGARA DENGAN • MENDEFINISIKAN KEBIJAKAN- KEBIJAKAN NASIONAL MENGENAI ETIKA PENELITIAN BIOMEDIK, • MENERAPKAN STANDAR-STANDAR ETIK LOKAL SERTA • MENETAPKAN & MENDEFINISIKAN KEMBALI MEKANISME YANG MEMADAI BAGI TINJAUAN ETIK TERHADAP PENELITIAN YANG MELIBATKAN SUBYEK MANUSIA.
KESIMPULAN(3) • PEDOMAN INI HAMPIR TIDAK MEMECAHKAN MASALAH KERAGUAN MORAL NAMUN UNTUK MEMPERTIMBANGKAN SECARA HATI-HATI IMPLIKASI ETIK DARI PROTOKOL & PELAKSANAAN PENELITIAN STANDAR PENELITIAN ILMIAH & ETIK YANG TINGGI