1.36k likes | 2.92k Views
REKAYASA JALAN RAYA. JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JAYABAYA. Elemen dari perencanaan geometrik.
E N D
REKAYASA JALAN RAYA JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JAYABAYA
Elemen dari perencanaan geometrik • Alinyemen horizontal/trase jalan, terutama dititik beratkan kepada perencanaan sumbu jalan, dari gambar ini dapat dilihat bagian-bagian jalan yang merupakan jalan lurus, menikung ke kiri atau menikung ke kanan • Alinyemen vertikal/penampang memanjang jalan. Dari gambar tersebut dapat dilihat bagian-bagian jalan yang merupakan jalan datar, mendaki atau menurun • Penampang melintang jalan. Dari gambar ini dapat dilihat bagian-bagian jalan seperti lebar dan jumlah lajur, median, drainase permukaan, kelandaian lereng tebing galian dan timbunan, serta bangunan pelengkap lainnya
Penampang melintang jalan #1 • Bagian yang berhubungan dengan lalu lintas: • Lajur jalan • Jalur jalan • bahu jalan • trotoar • median • Bagian drainase • Saluran samping • Kemiringan melintang jalur lalu lintas • Kemiringan melintang bahu • Kemiringan lereng • Bagian pengaman jalan • Kereb • Pengaman tepi
Penampang melintang jalan #2 • Bagian konstruksi jalan • Lapisan perkerasan jalan • Lapisan pondasi atas • Lapisan pondasi bawah • Lapisan tanah dasar • Daerah manfaat jalan (damaja) • Daerah milik jalan (damija) • Daerah pengawasan jalan (dawasja)
Penampang melintang jalan #5 Lebar lajur ideal untuk masing-masing kelas jalan
Penampang melintang jalan #6 • Jalur lalu lintas terdiri dari beberapa lajur lalu lintas • Lajur lalu lintas merupakan tempat untuk satu lintasan kendaraan. Lebar lajur lalu lintas bervariasi antara 2,75-3,5 m • lereng melintang jalur lalu lintas bervariasi antara 1,5% – 5% yang berfungsi untuk mengalirkan air hujan yang jatuh di atas perkerasan jalan • Bahan bahu jalan dibedakan berdasarkan bahu diperkeras dan bahu tidak diperkeras, sedangkan letak bahu terdidi dari bahu kiri/bahu luar dan bahu kanan/bahu dalam • Besar lereng melintang bahu sesuai dengan material pembentuk bahu dan berfungsi sebagai bagian dari drainase jalan
Penampang melintang jalan #7 • Trotoar dengan lebar 1,5 – 3 m merupakan sarana untuk pejalan kaki • Median sebagai pemisah arus lalu lintas berlawanan arah pada jalan-jalan dengan volume lalu lintas tinggi • Saluran samping sebagai bagian dari drinase jalan dapat dibuat dari pasangan batu kali, pasangan beton atau tanah asli • Kereb merupakan bagian peninggi tepi perkerasan jalan
Parameter perencanaan jalan #1 • Kendaraan rencana merupakan kendaraan yang mewakili satu kelompok jenis kendaraan yang digunakan untuk perencanaan jalan • Kendaraan rencana mempengaruhi perencanaan lebar lajur, jarak pandang, radius tikungan, pelebaran pada tikungan dan perencanaan landai jalan • Kecepatan rencana kecepatan yang dipilih untuk dipergunakan sebagai dasar perencanaan geometrik jalan • VJP (Volume jam perencanaan) adalah volume lalu lintas setiap jam yang dipilih sebagai dasar perencanaan bagian-bagian jalan • VJP dapat dipilih dari volume pada jam sibuk ke 30, ke 100, dan ke 200 sesuai dengan fungsi dan biaya jalan • Tingkat pelayanan jalan adalah nilai pelayanan yang diberikan oleh jalan untuk gerakan kendaraan jalan
Parameter perencanaan jalan #2 Dimensi kendaraan rencana
Parameter perencanaan jalan #3 Dimensi kendaraan rencana
Parameter perencanaan jalan #7 Penentuan Klasifikasi Medan Penentuan Kecepatan Rencana Jalan
Parameter perencanaan jalan #8 • VJP dan tingkat pelayanan jalan yang diharapkan merupakan dasar dalam menentukan lebar jalan yang dibutuhkan secara keseluruhan • Untuk jalan baru • Perkirakan LHR awal dan LHR akhir umur rencana • VJP = k X LHR • Berdasarkan fungsi jalan tentukan tingkat pelayanan jalan yang diharapkan dan kecepatan rencana jalan tersebut • Tentukan lebar jalan secara keseluruhan (bandingkan dengan kapasitas jalan tersebut) • Untuk peningkatan jalan • Hitung LHR dari survei volume lalu lintas pada jalan tersebut • Perkirakan LHR awal dan LHR akhir umur rencana • VJP = k X LHR • Berdasarkan fungsi jalan tentukan tingkat pelayanan jalan yang diharapkan dan kecepatan rencana jalan tersebut • Hitung kapasitas jalan saat ini • tentukan tingkat pelayanan jalan saat ini, jika lebih jelek dari yang diharapkan, jalan tersebut harus diperlebar • Perkirakan lebar jalan baru, dan bandingkan kembali kapasitas yang terjadi dengan kapasitas yang diharapkan
Parameter perencanaan jalan #9 • Jarak pandang adalah jarak yang masih dapat dilihat pengemudi dari tempat duduknya • Jarak pandang dapat dibedakan atas jarak pandang berhenti dan jarak pandang menyiap • Jarak pandang menyiap hanya digunakan dalam perencanaan untuk jalan 2 arah tanpa median • Dalam penentuan panjang jarak pandangan henti dan jarak pandangan menyiap penting untuk diketahui asumsi-asumsi yang diambil
Parameter perencanaan jalan #10 Jarak pandang henti minimum Asumsi yang digunakan: Kecepatan jalan Vj = 90% kecepatan rencana Fm = mengacu ke grafik koefisien gesek dan dan kec rencana Dihitung dengan rumus dibawah ini: D = 0,278 V.t + V^2/(254 x fm) T = 2,5 detik Standar Jarak pandang henti minimum PPGJ Antar Kota 1997
Parameter perencanaan jalan #11 Standar Jarak pandang menyiap PPGJ Antar Kota 1997
Parameter perencanaan jalan #12 Standar Jarak pandang menyiap d = d1 + d2 + d3 + d4 Dimana: d1 = 0,278 x t1 x (V – m + at1/2) d2 = 0,278V x t2 d3 = 30 – 100 m d4 = 2/3 d2 t1 = 2,12 + 0,026 V t2 = 6,56 + 0,048 V d1 = jarak yang ditempuh selama waktu reaksi oleh kendaraan yang hendak menyiap dan membawa kendaraannya yang hendak membelok ke lajur kanan d2 = jarak yang ditempuh kendaraan yang menyiap selama berada pada lajur sebelah kanan d3 = jarak bebas yang harus ada antara kendaraan yang menyiap dengan kendaraan yang berlawanan arah setelah pergerakan menyiap dilanjutkan d4 = jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang berlawanan arah selama 2/3 dari waktu yang diperlukan oleh kendaraan yang menyiap berada pada lajur sebelah kanan atau sama dengan 2/3 x d2
Parameter perencanaan jalan #13 Standar Jarak pandang menyiap d = d1 + d2 + d3 + d4 Dimana: d1 = jarak yang ditempuh selama waktu reaksi oleh kendaraan yang hendak menyiap dan membawa kendaraannya yang hendak membelok ke lajur kanan d2 = jarak yang ditempuh kendaraan yang menyiap selama berada pada lajur sebelah kanan d3 = jarak bebas yang harus ada antara kendaraan yang menyiap dengan kendaraan yang berlawanan arah setelah pergerakan menyiap dilanjutkan d4 = jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang berlawanan arah selama 2/3 dari waktu yang diperlukan oleh kendaraan yang menyiap berada pada lajur sebelah kanan atau sama dengan 2/3 x d2 d1 = 0,278 x t1 x (V – m + at1/2) t1 = 2,12 + 0,026 V a = 2,052 + 0,0036 V Dimana: t1 = waktu reaksi m = perbedaan kecepatan antara kendaraan yang menyiap dan yang disiap = 15 km/j V = kecepatan rata-rata kendaraan yang menyiap, dlm perhitungan diambil nilai kecepatan rencana a = percepatan rata-rata
Parameter perencanaan jalan #14 Standar Jarak pandang menyiap d2 = 0,278V x t2 t2 = 6,56 + 0,048 V Dimana: t2 = waktu dimana kendaraan yang menyiap berada pada lajur kanan d3 = 30 – 100 m d4 = 2/3 d2 dminimum = 2/3 d2 + d3 + d4
Alinyemen Horizontal • Gaya sentrifugal: F = mV^2/R m = G/g F = GV^2/gR
G sin + Fs = GV^2/gR cos G sin + f (G cos + GV^2/gR sin ) = GV^2/gR cos e = tgn (e+f)/(1-ef)=V^2/gR, nilai ef sangat kecil sehingga ef diabaikan (e+f)=V^2/gR, g=9,81 (e+f)=V^2/127R Rmin=V^2 /(127x(emax + fmax))
Kecepatan < 80 km/j f=-0,00065V +0,192 Kecepatan > 80 km/j f=-0,00125V +0,24