1k likes | 3.16k Views
MILITARY STANDARD 414 (MIL-STD-414). Ir. BUDI NURTAMA, M. Agr. Dr. Nugraha E. Suyatma, STP, DEA. PS. SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN DEP. ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAK. TEKNOLOGI PERTANIAN - IPB. VARIABLES ACCEPTANCE SAMPLING PLANS. Didasarkan pada pengukuran variabel.
E N D
MILITARY STANDARD 414(MIL-STD-414) Ir. BUDI NURTAMA, M. Agr. Dr. Nugraha E. Suyatma, STP, DEA PS. SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN DEP. ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAK. TEKNOLOGI PERTANIAN - IPB
VARIABLES ACCEPTANCE SAMPLING PLANS • Didasarkan pada pengukuran variabel. • Data variabel lebih mahal dibanding data atribut (alat pengukur, operator terlatih, perlu waktu lama). • Asumsi : proses bagi pengukuran mengikuti sebaran normal. • Pada tingkat proteksi yang sama, sampel lebih sedikit dibanding attribute sampling plan. • Memberi gambaran perilaku proses yang lebih dalam. • Data variabel dapat membuka permasalahan atau kekurangan sistem pengukuran yg digunakan.
MIL – STD – 414 • publikasi pertama : tahun 1957 • dirancang utk acceptance sampling dg data variabel. • USA : ANSI/ASQC Z1.9 - 1980 • Internasional : ISO 3951 • Seperti halnya MIL-STD-105E, terdiri dari beberapa jenis sampling plans, level inspeksi, dan aturan switching. • dikembangkan sbg substitusi 105E untuk kasus yang membutuhkan sampel lebih sedikit, misalnya karena pengujian destruktif.
Tiga sampling systems (metode estimasi variasi proses) • (1) diketahui • (2) tidak diketahui (standard deviation method) • (3) tidak diketahui (average range method) • Dua bentuk form : Form 1 dan Form 2 • Spesifikasi satu sisi (one-sided spec) : Form 1 dan 2 • Spesifikasi dua sisi (two-sided spec) : Form 2
Average Range Method (a) jika n 10 maka = rataan dari semua Rsub-sampling ukuran 5 (b) jika n 10 maka = nilai R sampel
Form 1 : konstanta k = acceptance value Kriteria penerimaan : statistik TU atau TL k Form 2 : M = maximum acceptable proportion nonconforming Kriteria penerimaan : Single-sided spec limit : lot % defective (pUatau pL)M Double-sided spec limit : (pU + pL) maksimum [MU , ML]
Sistem AQL : 0.04 – 15.0 • Tingkat inspeksi : I - V berdasarkan ukuran lot • Tingkat I dan II = Special Inspection Levels • Tingkat III, IV, dan V = General Inspection Levels • Tingkat IV sebagai Normal Inspection • Switching rule dari Normal ke Tightened Inspection • Jika pada 10 lot terakhir diketahui bahwa : • a. taksiran % cacat untuk 1 lot (p) AQL • b. % cacat rata-rata dari 10 lot tsb ( ) AQL
Perbandingan dg ANSI/ASQC Z1.9 – 1980 dan ISO 3951 • Tingkat inspeksi : S3, S4, I, II, III tingkat II = Normal inspection • Selang nilai Lot size dan Sample Size Code Letters diubah shg sesuai dg MIL-STD-105E. Plans dg huruf kode J dan L dihilangkan dan sisanya disusun ulang dari huruf B s/d Q (huruf O dihilangkan). • Nilai AQL = 0.10% - 10% (nilai 0.04%, 0.065%, dan 15% dihilangkan). • Switching rules juga diubah, terutama utk Normal ke Reduced inspection. • ISO 3951 diberi prosedur grafik untuk menentukan penerimaan lot dan hanya menggunakan standard deviation method.
Operasi Sistem Penarikan Sampel MIL-STD-414 • Tentukan AQL (Acceptable Quality Level); untuk double specification limits, nilai-nilai AQL yang berbeda mungkin dipilih untuk setiap batas jika diinginkan. • Bila perlu, gunakan AQL Conversion Table untuk memperoleh AQL yang konsisten dengan rancangan MIL-STD-414. • Tentukan modus dan tingkat inspeksi; kecuali ada yang dispesifikasikan, gunakan Normal InspectionLevel IV untuk mulai. • Gunakan tabel Sample Size Code Letters untuk memilih huruf kode yang sesuai. • Tentukan rancangan yang digunakan : Form 1 atau Form 2. • Tetapkan modus penanganan variasi proses : yang diketahui, yang diestimasi dengan simpangan baku sampel, atau yang diestimasi dengan average range method .
Operasi Sistem Penarikan Sampel MIL-STD-414 (lanjutan) • Gunakan tabel yang berkaitan dengan pilihan di atas untuk menentukan ukuran sampel dan nilai-nilai penerimaan (atau persentase). Dalam kasus dimana suatu rancangan tidak ada untuk suatu kombinasi ukuran lot dan AQL, ikutilahtanda panah ke rancangan terdekat yang ada. • Mulailah gunakan sampling plan pada langkah 7 dan simpanlah catatan penerimaan dan penolakan sehingga switching rule dapat diterapkan. (Periksa publikasi MIL-STD-414 untuk switching rules.)
CONTOH-CONTOH PENGGUNAAN MIL – STD – 414
Contoh 1. Lot sebanyak 3000 botol saus tomat dibeli dg syarat cemaran Arsen maksimal 1.0 mg/kg. Nilai AQL = 1.0%. Dilakukan pemeriksaan normal tingkat IV. Misalnya hasil analisis kandungan Arsen dari sampel : rata-rata = 1.5 mg/kg dan simpangan baku = 0.2 mg/kg Berapa ukuran sampel dan apa keputusan pembeli ?
MIL-STD-414 untuk CONTOH 1. 1. Table 1. AQL Conversion Table : AQL = 1.0% berada pada 0.700 – 1.09, jadi digunakan AQL = 1.0 % 2. Table A-2. Sample Size Code Letters : Ukuran lot = 3000 termasuk kisaran 1301 3200 dan inspeksi normal tingkat IV maka diperoleh huruf kode L. 3. Nilai tidak diketahui , s diketahui , dan Single specification limit maka menggunakan Table B-1. 4. Table B-1 (Form 1) : Dengan huruf kode L diperoleh Sample size (n) = 40 Pada AQL = 1.0% diperoleh nilai k = 1.89
MIL-STD-414 untuk CONTOH 1. (lanjutan) 5. Kandungan arsen : USL 1.0 mg/kg 6. Hitung TU= (1.0 1.5) / 0.2 = 2.5 (nilai absolut) 7. Keputusan : Nilai TUk maka lot DITERIMA
Contoh 2. Lot sebanyak 1000 botol saus tomat dibeli dengan spesifikasi jumlah padatan terlarut = 30 5 % b/b. Nilai AQL = 0.8% (untuk LSL) dan 2.0% (untuk USL). Dilakukan pemeriksaan normal tingkat IV. Misalnya hasil analisis dari sampel : rata-rata = 24.5 % dan simpangan baku = 5.0 %. Berapa ukuran sampel dan apa keputusan pembeli ?
MIL-STD-414 untuk CONTOH 2. 1. Table 1. AQL Conversion Table : AQL = 0.8% berada pada 0.700 – 1.09, jadi digunakan AQL1 = 1.0 % AQL = 2.0% berada pada 1.65 – 2.79, jadi digunakan AQL2 = 2.5 % 2. Table A-2. Sample Size Code Letters : Ukuran lot = 1000 termasuk kisaran 801 1300 dan inspeksi normal tingkat IV maka diperoleh huruf kode K. 3. Nilai tidak diketahui , s diketahui , dan Double specification limit maka menggunakan Table B-3. 4. Table B-3 (Form 2) : Dengan huruf kode K diperoleh Sample size (n) = 35 Pada AQL1 = 1.0% diperoleh nilai ML = 2.68 Pada AQL2 = 2.5% diperoleh nilai MU = 5.57
MIL-STD-414 untuk CONTOH 2. (lanjutan) • 5. Jumlah padatan terlarut : • LSL = 25% dan USL = 35% • Hitung QL= (24.5 25.0) / 5.0 = 0.10 (nilai absolut) • QU= (35.0 24.5) / 5.0 = 2.10 • 7. Table for Estimating Lot Percent Defective Using Std. Dev. Method : • QL= 0.10 dan n = 35 pL = 46.05 • QU= 2.10 dan n = 35 pU = 1.54 • Keputusan : • Nilai pLML maka lot ditolak. • Nilai pUMU maka lot diterima. • Nilai (pL + pU) maksimum [ ML , MU ] maka lot ditolak. • Dua penolakan menunjukkan tanda bahwa lot harus DITOLAK
Contoh 3. Lot sebanyak 3000 botol saus tomat dibeli dg syarat cemaran Arsen maksimal 1.0 mg/kg. Nilai AQL = 1.0%. Dilakukan pemeriksaan normal tingkat IV. Misalnya hasil analisis kandungan Arsen dari sampel : rata-rata wilayah = 0.5 mg/kg Berapa ukuran sampel dan apa keputusan pembeli ?
MIL-STD-414 untuk CONTOH 3. 1. Table 1. AQL Conversion Table : AQL = 1.0% berada pada 0.700 – 1.09, jadi digunakan AQL = 1.0 % 2. Table A-2. Sample Size Code Letters : Ukuran lot = 3000 termasuk kisaran 1301 3200 dan inspeksi normal tingkat IV maka diperoleh huruf kode L. 3. Nilai tidak diketahui , diketahui , dan Single specification limit maka menggunakan Table C-1. 4. Table C-1 (Form 1) : Dengan huruf kode L diperoleh Sample size (n) = 50 Pada AQL = 1.0% diperoleh nilai k = 0.812
MIL-STD-414 untuk CONTOH 3. (lanjutan) 5. Kandungan arsen : USL 1.0 mg/kg 6. Hitung TU= (1.0 1.5) / 0.5 = 1.0 (nilai absolut) 7. Keputusan : Nilai TUk maka lot DITERIMA
Contoh 4. Lot sebanyak 1000 botol saus tomat dibeli dengan spesifikasi jumlah padatan terlarut = 30 5 % b/b. Nilai AQL = 0.8% (untuk LSL) dan 2.0% (untuk USL). Dilakukan pemeriksaan normal tingkat IV. Misalnya hasil analisis dari sampel : rata-rata jumlah padatan terlarut = 24.5% dan rata-rata wilayah = 8.0%. Berapa ukuran sampel dan apa keputusan pembeli ?
MIL-STD-414 untuk CONTOH 4. 1. Table 1. AQL Conversion Table : AQL = 0.8% berada pada 0.700 – 1.09, jadi digunakan AQL1 = 1.0 % AQL = 2.0% berada pada 1.65 – 2.79, jadi digunakan AQL2 = 2.5 % 2. Table A-2. Sample Size Code Letters : Ukuran lot = 1000 termasuk kisaran 801 1300 dan inspeksi normal tingkat IV maka diperoleh huruf kode K. 3. Nilai tidak diketahui , diketahui , dan Double specification limit maka menggunakan Table C-3. 4. Table C-3 (Form 2) : Dgn huruf kode K diperoleh Sample size (n) = 40 dan faktor c = 2.346 Pada AQL1 = 1.0% diperoleh nilai ML = 2.69 Pada AQL2 = 2.5% diperoleh nilai MU = 5.61
MIL-STD-414 untuk CONTOH 4. (lanjutan) • 5. Jumlah padatan terlarut : • LSL = 25% dan USL = 35% • Hitung QL= (24.5 25.0) / (8.0 / 2.346) = 0.15 (nilai absolut) • QU= (35.0 24.5) / (8.0 / 2.346) = 3.08 • 7. Table for Estimating Lot Percent Defective Using Std. Dev. Method : • QL= 0.15 dan n = 40 pL = 44.085 (interpolasi) • QU= 3.08 dan n = 40 pU = 0.052 • Keputusan : • Nilai pLML maka lot ditolak. • Nilai pUMU maka lot diterima. • Nilai (pL + pU) maksimum [ ML , MU ] maka lot ditolak. • Dua penolakan menunjukkan tanda bahwa lot harus DITOLAK
Latihan : Bagaimana jika (a) CONTOH 1. menggunakan Table B-3 ? (b) CONTOH 3. menggunakan Table C-3 ? (c) Tightened inspection utk keempat contoh ?