100 likes | 403 Views
APLIKASI METODE SIX SIGMA MENGGUNAKAN DEFINE - MEASURE-ANALYZE-IMPROVE-CONTROL (DMAIC) DALAM PRODUKSI STRING. Di susun oleh: NOVIA DEWI YANTI 060631 Kelas A. Abstrak.
E N D
APLIKASI METODE SIX SIGMA MENGGUNAKAN DEFINE-MEASURE-ANALYZE-IMPROVE-CONTROL (DMAIC) DALAM PRODUKSI STRING Di susun oleh: NOVIA DEWI YANTI 060631 Kelas A
Abstrak • Perbaikan kualitas dan perbaikan berkelanjutan dapat dilakukan dengan menggunakan metode Six Sigma, tidak hanya sebagai program perbaikan kualitas, tetapi juga sebuah strategi bisnis yang dikendalikan oleh motorola pada tahun 80’an. Kenyataannya Six Sigma dapat menghasilkan kecacatan dibawah 3,4 perjuta kesempatan ( DPMO )
PT. TIFICO, Tbk sebuah perusahaan besar di kawasan Tangerang penghasil fillamentstring. Pada awal mulanya perusahaan hanya memproduksi Yorn (benang). Seiring pertumbuhan dan permintaan terus menerus, perusahaan memproduksi StapleFiber, yang manakualitas produknyanya dikenndalikan dengan inspeksi di akhir produk.
Pendahuluan • Penelitian ini ditunjukan untuk menguraikan cacat yang terjadi pada tahap proses produksi pemintalan Fillament dan menggusulkan penggunaan langkah-langkah Six Sigma dengan DMAIC pada tahap proses produksi benang di PT. TIFICO Tbk.
Tahap Define menentukan proses mapping seperti tools yang digunakan ditentukan dalam bentuk prose flow chart dan diagram proses input-output. • Tahap Measurement menentukan tahap terpenting untuk kualitas ( CRG ). Tahap analisis menentukan faktor utama dari beberapa penyebab dan mencari penyebab masalah dengan alat yang digunakan untuk diagram pareto, data yang dibutuhkan adalah jumlah cacat, selanjutnya data penyebab cacat dan pareto diagram sebagai dasar pembuat fishbone
Metode Penelitian • Penelitian ini menggunakan data prymary. Data yang dibutuhkan adalah data jenis cacat untuk produksi benang dan untuk jenis BD 75-36 ISI ( 07 ) adalah data produksi sehari-hari, data pengganti material dan data jumlah cacat yang diolah dengan menggunakan DMAIC
Hasil dan Pembahasan 1. Tahap Persiapan Analisis untuk proses dapat dilakukan dengan menentukan karakteristik output yang diharapkan dari proses dan input untuk menghasilkan output.
2. Tahap Measurement Terdapat dua proses yaitu membuat central chart dan menghitung cp/cpk berdsarkan data yang didapat. Hasil perhitung indeks kemampuan proses pada peta p=(1-0,0048)=0,0002, jumlah benang filament dengan type FOY bb 75-36 ISI (07) yang dibuat adalah 41,490 unit, CTCP=7 kharakteristik. D=190 defect. DPU=0,0046, TOP-290, 430, DPO=0,0065, DPMO-DPO=650 di level 4,72.
3. Tahap analysis Pada tahap ini membuat diagram pareto dan fishbone, jenis cacat yang pertama adalah bulu benang yaitu 127 cacat (21,9343%) yang kedua yaitu pemintalan, 126 cacat (21,7617%). Temukan cacat dominant, kemudian analisa dengan diagram sebab akibat, fishbone.
4. Tahap perbaikan Selama perusahaan pada level 4,72 sigma dengan kemampuan proses (1-0,0048)=0,0052. Target akan diperoleh perusahaan ditahun mendatang dengan mengurangi jumlah cacat selama produksi yang nantinya akan meningkatkan level sigma dan kemampuan proses.