460 likes | 852 Views
SAAT BENCANA. UPAYA SAAT BENCANA. UPAYA SAAT BENCANA. UPAYA SAAT BENCANA. UPAYA SAAT BENCANA. PUSAT. PEMANTAUAN. PROVINSI. DUKUNGAN. KAB/KOTA. OPERASIONAL. BENCANA. Manajemen dan Koordinasi Perlindungan , Penerimaan dan Pendataan Pangan dan Nutrisi Logistik dan Transportasi
E N D
UPAYA SAAT BENCANA PUSAT PEMANTAUAN PROVINSI DUKUNGAN KAB/KOTA OPERASIONAL BENCANA
ManajemendanKoordinasi Perlindungan, PenerimaandanPendataan PangandanNutrisi LogistikdanTransportasi PenampunganSementara Air Bersih SanitasiLingkungan PelayananKesehatan PelayananMasyarakat Pendidikan Kegiatan Tanggap Darurat
KEGIATAN Pelaksanaan rencana-rencana penanggulangan bencana yang pernah disusun Pencarian dan penyelamatan korban Pemeriksaan status kesehatan korban (triage) Memberikan pertolongan pertama Mempersiapkan korban untuk tindakan rujukan Penilaian cepat kesehatan (RHA) Memfungsikan poskeslap, rumkitlap dan yankes bergerak bila diperlukan KEGIATAN TANGGAP DARURAT
KEGIATAN KEGIATAN TANGGAP DARURAT • Pelayanan kesehatan rujukan • Pelayanan kesehatan darurat (pengobatan, gizi, air bersih, kesling, P2M dll) • Mobilisasi bantuan kesehatan • Surveilans epidemiologi • Penanganan Post Traumatic Stress
MOBILISASI SDM KESEHATAN TIM REAKSI CEPAT (TRC) Tenagakesehatan • Dokterumum yang memilikikemampuan minimal PPGD/GELS danmampumenjadikomandantimsebanyak 3 - 4 orang • Perawat yang memilikikemampuan minimal PPGD sebanyak 3 – 4 orang Tenagateknisipenunjangsebanyak 3- 4 orang, yang terdiridari • Apoteker/asisten apoteker • Epidemiologis/surveilans • Transporter • Staf komunikasi dengan kualifikasi minimal bisa menggunakan dua sistim alat komunikasi yang dapat digunakan setempat
MOBILISASI SDM KESEHATAN • Doktersebanyak 1 orang • Tenagapenunjangsebanyak 3 - 4 orang, terdiridari : • Epidemiologis/surveilans • Sanitarian • Ahligizimasyarakat Tim Rapid Health Assessment (RHA)
MOBILISASI SDM KESEHATAN Tim BantuanKesehatan • Dokter yang memilikikemampuan minimal PPGD/GELS danmampumenjadikomandantimsebanyak 1 - 2 orang • Perawatdanbidan yang memilikikemampuan minimal PPGD sebanyak 2 - 4 orang • Ahlikesehatanmasyarakat (sanitarian, ahligizi, surveilansdanentomologis) sebanyak 4 - 8 orang • Ahlikesehatankhusus (psikiatri, ahlireproduksi, ahligeriatri, dokteranakdankelompokrawanlainnya) sebanyak 5 - 10 orang
KEBUTUHAN LOGISTIK JENIS BENCANA KEBUTUHAN SPESIFIK UMUM • Khasbagibencanatertentu • Cth: • GempaBumi • KebutuhanPlate&Screw • Tenaga dr. ortopedi • KebakaranHutan • Kebutuhan Masker • Dibutuhkandalamsetiapbencana • Cth: • Obat-obatan • MP ASI • Personal KIt
Beberapa Paradigma dalam Manajemen Bencana BantuanDarurat Mitigasi Pembangunan PenguranganResiko
Keadaan Darurat Situasi/kondisikehidupanataukesejahteraanindividumanusiaataumasyarakatakanterancam, apabilatidakdilakukantindakan yang tepatdansegera, sekaligusmenuntuttanggapandancarapenanganan yang luarbiasa (diluarprosedurrutin/standar)
Manajemen Kedaruratan (emergency management) Seluruhkegiatan yang meliputiaspekperencanaandanpenanggulangankedaruratan, padamenjelang, saatdansegerasetelahterjadikeadaandarurat. Manajemenkedarurataninimencakup : siagadarurat tanggapdarurat, pemulihandarurat,
Kegiatan Tanggap Darurat Manajemen dan Koordinasi Perlindungan, Penerimaan & Pendataan Pangan dan Nutrisi Logistik dan Transportasi Penampungan Sementara Air Bersih Sanitasi Lingkungan Pelayanan Kesehatan Pelayanan Masyarakat Pendidikan
1. Manajemen & Koordinasi • Manajemen Tanggap Darurat diperlukan 3 C: • - Command (komando) • - Control (pengendalian) • - Coordination (kordinasi) • Bentuk kegiatan: • - Mendirikan POSKO • Membuat Tim Reaksi Cepat • Kegiatan ini merupakan tugas: BNPB, BPBD Prop dan BPBD Kab/Kota
2. Perlindungan & Pendataan • Kegiatan ini meliputi : • - Evakuasi korban yg masih hidup dan meninggal • - Memberikan pertolongan dan perlindungan bagi korban selamat • - Menerima dan memberikan tempat penampungan sementara • Mendata dan mencatat agar memudahkan dalam pengurusan pelayanan
Pengungsian Rentan PengungsiKelompokRentan • Bayi dan Anak Balita • Orang Tua (sendiri) • Keluarga dengan KK wanita • Ibu Hamil dan Melahirkan • Padat • Jumlah Besar Satu Lokasi • Terisolir • Tanpa informasi • Tanpa Pengelola • Tipuan Data -bwk-
3. Pangan • Pada tahap awal yg diberikan adalah makanan siap santap, karena tidak dapat memasak. • Pendirian dapur umum • Pemberian jatah hidup per keluarga, apabila sudah didata dan mendapatkan tempat penampungan • Jenis pangan disesuaikan dengan makanan pokok setempat • Standar Departemen Sosial 400 g dan Rp 3000,- (per orang per hari)
4. Logistik & Transportasi • Pengumpulan, pengadaan, penyimpanan dan penyaluran bantuan logistik sangat diperlukan pada tanggap darurat. • Diperlukan gudang dan sarana transportasi • Perbaikan prasarana jalan dan jembatan, pelabuhan dan bandara sangat vital. • Dukungan transportasi sangat ditentukan oleh ketersediaan bahan bakar minyak (BBM). • Dikoordinasikan oleh Departemen Perhubungan
5. Penampungan Sementara • Penampungan sementara ditempatkan pada bangunan gedung yg aman: sekolah, kantor, stadion, gudang, dsb. • Jika tidak memungkinkan dapat ditempatkan di lapangan atau tempat terbuka, dengan mendirikan tenda-tenda. • Pada pengungsian yg cukup lama dibuat hunian semi permanen (huntara) yang berupa barak yang berisi beberapa keluarga.
6. Air Bersih • Penyediaan air bersih diarahkan pengguna-annya untuk: mandi, minum, cuci, memasak • Sumber air dapat diperoleh dari: sungai, danau, sumur, air tanah dalam dan mata air. • Untuk itu diperlukan: volume dan kualitas air yg memenuhi, sistem penampungan, pengo-lahan, penyaluran dan distribusinya.
7. Sanitasi • Penyediaan sarana MCK disesuaikan dgn kebiasaan pengungsi di daerah asal. • Sarana MCK tsb harus mudah dipakai dan dapat dipelihara oleh warga. • Harus diperhitungkan rasio jumlah MCK terhadap jumlah pengungsi. • Pengelolaan sampah diatur pengumpulan dan pembuangannya.
8. Kesehatan dan Nutrisi • Setiap korban bencana mendapat perawatan kesehatan secara gratis di puskesmas dan RS rujukan • Pemerintah menyediakan tenaga medis, peralatan kesehatan dan obat-obatan. • Di samping itu dilakukan pula imunisasi dan vaksinasi guna mencegah timbulnya penyakit. • Kegiatan ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan.
9. Pelayanan Masyarakat • Dalam penampungan sementara perlu disediakan tempat umum untuk memberikan pelayanan, a.l: • Media (radio, televisi) • Komunikasi (telepon, SSB) • Informasi (keluarga, penyuluhan, sosialisasi, pertemuan warga) • Peran LSM sangat diperlukan untuk pelayanan masyarakat.
10. Pendidikan Pada tahap tanggap darurat, proses belajar mengajar bagi para siswa harus tetap berjalan. Lokal tempat belajar dapat menggunakan bangunan yg ada, sekolah terdekat dan tenda-tenda darurat. Keperluan untuk proses belajar (buku pelajaran, alat tulis dan keperluan lain) harus disediakan. Pelaksanaan kegiatan ini adalah Dinas Pendidikan setempat.
Tabel Analisis Surveilans Epidemiologi Pengungsi Lokasi Kepadatan Kematian Penyakit Gizi Air Jamban A B C -bwk-
Perubahan Paradigma Dari respon daruratke manajemen resiko: perubahan dari PENANGANAN, menjadi PENANGGULANGAN bencana, dari panik ke pemecahan masalah. Dari Penanggulangan bencana sebagaiissue luarbiasa menjadi pekerjaan biasa pemerintahan dan pembangunan.
MODEL PENYELENGGARAAN PB Fungsi Koordinasi • Tidak ada Bencana • perencanaan PB; • pengurangan risiko bencana; • pencegahan; • pemaduan dalam Renbang; • pensyaratan analisis risiko bencana; • penegakan rencana tata ruang; • pendidikan dan pelatihan; dan • persyaratan standar teknis PB • Kesiapsiagaan • Mitigasi • Kesiapan • Peringatan Dini • Pemulihan • Rehabilitasi • Rekonstruksi • Pada Saat Darurat • Rapid Assessment • Penetapan status Bencana • SAR • Pemenuhan kebutuhan dasar • Perlindungan klp rentan • Pemulihan sarana kunci Fungsi Komando
DAMPAK THD KESEHATAN Bencana Korban Massal Pengungsian Rusaknya Sarana dan Prasarana Kes. • Kesakitan • Kematian • Kurang Gizi • SAB & Lingk. (-) • Yankes lumpuh • dll • Luka • Kecacatan • Kematian • Gedung (RS/Pusk/Pustu) rusak • Alkes, Transport, Alkom rusak/hilang • Stock obat rusak/hilang, dll
KEGIATAN PEMULIHAN/REHABILITASI • Pelayanan kesehatan rujukan • Pelayanan kesehatan darurat (pengobatan, gizi, air bersih, kesling, P2M dll) • Mobilisasi bantuan kesehatan • Surveilans epidemiologi • Penanganan Post Traumatic Stress
KEGIATAN PEMULIHAN/REHABILITASI • Rehabilitasi sarana dan pra sarana kesehatan inti (bukan penggantian total atau pembangunan kembali) • Perbaikan RS, GFK, Pusk, Pustu dan Polindes dll • Perbaikan alat transportasi : Pusling, Ambulans, dll • Perbaikan alat kesehatan • Perbaikan lain di fasilitas kesehatan : alat komunikasi, aliran listrik, sarana air bersih dll • Pelayanan pemulihan kesehatan korban/pengungsi (rujukan, gizi, air bersih, kesling, P2M, Post Traumatic Stress dll) • Surveilans epidemiologi
KEGIATAN REKONSTRUKSI • Pembangunan kembali sarana dan prasarana kesehatan • Meningkatkan kemampuan institusi kesehatan dlm pelayanan kesehatan • Meningkatkan dan memantapkan rencana penanggulangan
HAL YANG MENDASAR Koordinator Kesehatan di lapangan tetap berada pada Kepala Dinas Kesehatan setempat. Bantuan dari manapun, dibawah kendali operasional Kadinkes setempat, kecuali dinyatakan sebagai bencana nasional. (contoh di NAD pada th 2004)