420 likes | 981 Views
SISTEM PENGUKURAN DAN INDIKATOR KINERJA. C iri-ciri pokok dari dari sistem anggaran kinerja menurut Badrul Munir (2003).
E N D
Ciri-ciri pokok dari dari sistem anggaran kinerja menurut Badrul Munir (2003) • Pertama, secara umum sistem anggaran kinerja mengandung tiga unsur pokok, yaitu: (i) pengeluaran pemerintah diklasifikasikan menurut program dan kegiatan; (ii) performance measurement atau pengukuran hasil kerja; dan (iii) program reporting (pelaporan program). • Kedua, titik perhatian lebih ditekankan pada pengukuran hasil kerja, bukan pada pengawasan. • Ketiga, setiap kegiatan harus dilihat dari sisi efisiensi dan memaksimumkan output. • Keempat, bertujuan untuk menghasilkan informasi biaya dan hasil kerja yang dapat digunakan untuk penyusunan target evaluasi pelaksanaan kerja.
Sistem anggaran kinerja mempunyai keunggulan sebagai berikut: • Pertama, memungkinkan pendelegasian wewenang dalam pengambilan keputusan. • Kedua, merangsang partisipasi dan motivasi unit kerja melalui proses pengusulan dan penilaian anggaran yang bersifat faktual. • Ketiga, membantu fungsi perencanaan dan mempertajam pembuatan keputusan. • Keempat, memungkinkan alokasi dana secara optimal dengan didasarkan efisiensi unit kerja • Kelima, menghindari pemborosan anggaran.
Sistem anggaran kinerja mempunyai kekurangan sebagai berikut: • tidak semua kegiatan dapat distandarisasi; • tidak semua hasil kerja dapat diukur secara kuantitatif; • tidak jelas mengenai siapa pengambil keputusan dan siapa yang menanggung beban atas keputusan.
Dasar penerapan Kebijakan Anggaran Kinerja di Indonesia • Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah; • Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tatacara Pertanggungjawaban Kepala Daerah; • Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan.
Penerapan anggaran kinerja dalam sistem penganggaran daerah dilatarbelakangi oleh hal-hal berikut : • Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pengelolaan keuangan daerah secara transparan dan memenuhi prisnip akuntabilatas publik; • Sistem, prosedur, format dan struktur APBD yang berlaku selama ini tidak mampu mendukung tuntutan perubahan; dan • Terdapat upaya yang kuat untuk mensinergikan hubungan antara APBD, sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah, lembaga pengelola keuangan daerah dan unit-unit pelayanan publik.
Perbedaan Pengukuran dan Indikator Kinerja Ukuran kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara langsung,Pengukuran kinerja memberikan penetapan angka untuk pembanding indikator kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung, yaitu hal-hal sifatnya hanya merupakan indikasi-indikasi kinerja.
Dalam pandangan Whittaker, elemen kunci dari sistem pengukuran kinerja terdiri atas: perencanaan dan penetapan tujuan; relevan, pengembangan ukuran pelaporan formal atas hasil, dan penggunaan informasi.
Pengukuran kinerja yang berdasarkan pada Lembaga Adminstrasi Negara (LAN) (2002) aspek finansial, kepuasan custumer, operasi bisnis internal, kepuasan pegawai, kepuasan komunitas dan stakeholders, waktu.
Indikator kinerja Indikator kinerja diartikan sebagai ukuran kuantitatif atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran tujuan yang telah ditetapkan Dengan pengertian ini, indikator kinerja harus merupakan suatu yang dapat diukur dan digunakan sebagai dasar untuk menilai kinerja, baik dalam tahap perencanaan, (ex-ante), tahap pelaksanaan (on-going), maupun tahap setelah kegiatan (ex-post).
Dalam penyusunan anggaran dengan pendekatan kinerja, perlu dirancang indicator kinerja yang terdiri dari: indicator masukan indicator keluaran indicator hasil indicator manfaat indicator dampak
Indikator Masukan (input) Indikator masukan mengukur jumlah sumberdaya seperti dana, SDM, peralatan, material, dan masukan lain, yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan. Dengan meninjau distribusi sumberdaya yang dimiliki, apakah telah sesuai dengan rencana strategis yang telah ditetapkan. Tolak ukur ini relatif mudah diukur serta telah dipergunakan secara luas, namun seringkali dipergunakan secara kurang tepat dan dapat menimbulkan hasil evaluasi yang rancu atau bahkan menyesatkan.
Cara menyusun dan menetapkan indicator masukan : • Menyusun dan menetapkan rencana strategis lebih dahulu. • Mengindentifikan kegiatan yang akan diukur kinerjanya. • Mengindentifikasikan jenis dan jumlah sumberdaya yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan, untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. • Memilih dan menetapkan indicator masukan yang paling relevan dan berpengaruh besar terhadap keberhasilan pelaksanaan kegiatan.
Indikator Keluaran (output) Indikator keluaran merupakan hasil langsung yang dicapai dari input suatu kegiatan. Dengan membandingkan keluaran, organisasi dapat menganalisis sejauhmana kegiatan terlaksana sesuai dengan rencana. Indikator keluaran hanya dapat menjadi landasan untuk menilai kemajuan suatu kegiatan apabila tolak ukur dikaitkan dengan sasaran-sasaran kegiatan yang terdefinisi dengan baik dan terukur.
Cara menyusun dan menetapkan indicator keluaran : • Menyusun dan menetapkan rencana strategis lebih dahulu. • Mengidentifasi berbagai keluaran yang mungkin diperoleh dari pelaksanaan kegiatan yang relevan. • Memilih dan menetapkan indicator keluaran yang paling relevan dan berpengarih besar terhadap keberhasilan pelaksanaan kegiatan.
Indikator Hasil (outcome) Pengukuran indicator hasil seringkali rancu dengan pengukuran indicator keluaran. Sebagai contoh “penghitungan jumlah bibit unggul” yang dihasilkan oleh suatu kegiatan merupakan tolak ukur keluaran. Namun “penghitungan besar produksi perhektar” yang dihasilkan oleh bibit-bibit unggul tersebut atau “penghitungan kenaikan pendapatan petani” pengguna bibit tersebut merupakan tolak ukur hasil.
Cara menyusun dan menetapkan indicator hasil : • Menyusun dan menetapkan rencana strategis lebih dahulu. • Mengidentifikasi berbagai hasil nyata yang mungkin diperoleh dari keluaran yang telah ditetapkan. • Memilih dan menetapkan indicator hasil yang paling relevan dan berpengaruh besar terhadap keberhasilan pelaksanaan kegiatan
Indikator Manfaat (benefit) Indikator kinerja manfaat menggambarkan manfaat yang diperoleh secara langsung dari indicator hasil. Manfaat baru tampak setelah beberapa waktu kemudian, khususnya dalam jangka menengah dan jangka panjang. Indikator manfaar menunjukkan hal-hal yang diharapkan untuk dicapai bila keluaran dapat diselesaikan dan berfugsi dengan optimal (tepat lokasi, tepat waktu dan tepat sasaran).
Cara menyusun dan menetapkan indicator manfaat : • Menyusun dan menetapkan rencana strategis lebih dahulu. • Mengidentifikasi berbagai manfaat yang mungkin diperoleh dari hasil yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, data/informasi yang relevan, lengkap, akurat dan kemampuan kita tentang bidang yang akan dibahas akan banyak menolong untuk menyusun dan menetapkan indicator manfaat yang tepat dan relevan. • Memilih dan menetapkan indicator manfaat yang paling relevan dan berpengaruh besar terhadap keberhasilan pelaksanaan kegiatan.
Indikator Dampak (impact) Indikator kinerja dampak memperlihatkan pengaruh yang ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan. Seperti halnya indicator manfaat, indicator dampak juga baru dapat diketahui dalam jangka waktu menengah atau jangka panjang. Indikator dampak menunjukkan dasar pemikiran dilaksanakannya kegiatan, yang menggambarkan aspek makro pelaksanaan kegiatan, tujuan kegiatan secara sektoral, regional dan nasional.
Cara menyusun dan menetapkan indicator dampak : • Menyusun dan menetapkan rencana strategis lebih dahulu. • Mengidentifikan berbagai dampak yang mungkin diperoleh dari hasil yang telah ditetapkan, menyangkut data dan informasi yang relevan, lengkap, akurat. • Memilih dan menetapkan indicator dampak yang paling relevan dan berpengaruh besar terhadap keberhasilan pelaksanaan kegiatan.
Mekanisme untuk menetapkan indicator kinerja tersebut perlu memperhatikan faktor-faktor berikut (Mardiasmo, 220; 2000) : Sistem perencanaan dan pengendalian Sistem perencanaan dan pengendalian meliputi proses, prosedur, dan struktur yang memberi jaminan bahwa tujuan organisasi telah dijelaskan dan dikomunikasikan ke seluruh bagian organisasi dengan menggunakan rantai komando yang jelas didasarkan pada spesifikasi pokok dan fungsi, kewenangan serta tanggungjawab
Spesifikasi teknis dan standarisasi Kinerja suatu kegiatan, program, dan organisasi diukur dengan menggunakan spesifikasi teknis secara detail untuk memberikan jaminan bahwa spesifikasi teknis tersebut dijadikan sebagai standar penilaian. Kompetensi teknis dan profesinalisme Untuk memberikan jaminan terpenuhinya spesifikasi teknis dan standarisasi yang ditetapkan, maka diperlukan personel yang memiliki kompetensi teknis dan profesional dalam bekerja.
Mekanisme ekonomi dan mekanisme pasar Mekanisme ekonomi terkait dengan pemberian penghargaan dan hukuman (reward & punishment) yang bersifat finansial, sedangkan mekanisme pasar tekait dengan penggunaan sumberdaya yang menjamin terpenuhinya value for money. Ukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (alat pembianaan) Mekanisme sumberdaya manusia Pemerintah perlu menggunakan beberapa mekanisme untuk memotivasi stafnya untuk memperbaiki kinerja proposal dan organisasi. Diantaranya mekanisme jenjang karir melalui jalur structural atau jalur fugsional.
Kriteria Standar Indikator Kinerja • Dapat dicapai (attainable): sesuai dengan usaha-usaha yang dilakukan pada kondisi yang diharapkan akan dihadapi. • Ekonomis : biaya seharusnya redah dikatikan dengan kegitan yang dicakup. • Dapat diterapkan (aplicable) : sesuai dengan kondisi-kondisi yang ada. Jika terjadi perubahan kondisi, harus dibangun standar yang setiap saat dapat disesuaikan dengan kondisii yang ada (built-in flexibility). • Konsisten : yang akan membantu keseragaman komunikasi dan operasi keseluruh fungsi organisasi.
Lanjutan… • Menyeluruh (all-inclusive) : yang mencakup semua aktivitas yang saling berkaitan. • Dapat dimengerti (understandable) : yang diekpresikan dengan mudah, jelas, untuk menghidari kesalahan komunikasi atau kekaburan. Instruksi-instruksi yang digunakan harus spesifik dan lengkap. • Dapat diukur (measureable) : harus dapat dikomunikasikan dengan presisi. • Stabil : harus memiliki jangka waktu yang cukup untuk dapat memprediksikan dan menyediakan usaha-usaha yang akan dilakukan.
Lanjutan… • Dapat diadaptasi (adaptable) : harus didesain sedemikian rupa sehingga elemen-elemen dapat ditambah, dirubah, dan dibuat terkini tanpa melakukan perubahan pada seluruh struktur. • Legitimasi : secara resmi disetujui • Seimbang (equitable) : diterima sebagai suatu dasar perbandingan oleh pihak yang berkaitan dengn aktivitas yang dilakukan. • Fokus pada pelanggan : harus terarah pada hal-hal penting yang diinginkan pelanggan (intern dan eksteren) seperti siklus waktu, mutu, kinerja skedul biaya, dan kepuasan pelanggan.
Value for Money Indikator value for money dibagi menjadi dua bagian, yaitu indicator alokasi biaya (ekonomi dan fisien); dan indicator kualitas pelayanan (efektivitas). Berikut ini akan dijelaskan megenai konsep value for money atau yang dikenal dengan 3E (Ekonomi-Efisien-Efektif) (Mardiasmo, 131; 2002)
Ekonomi Ekonomi berarti hubungan antara pasar dan masukn (cost of input), atau ekonomi adalah praktik pembelian barang dan jasa input dengan tingkat kualitas tertentu pda harga terbaik yang dimungkinkan (spending less). Pengertian ekonomi sering disebut kehematan yang mencakup juga pengelolaan secara hati-hati atau cermat (prudency) dan tidak ada pemborosan. Suatu kegiatan operasional dikatakan ekonomis bila dapat mengurangi biaya yang tidak perlu.
Efisiensi Efisiensi berhubungan erat dengan konsep produktivitas. Pegukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost of output). Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumberdaya dan dana yang serendah-rendahnya (spending well). Indikator efisiensi menggambarkan hubungan antara masukan sumberdaya oleh suatu unit organisasi dan keluaran yang dihasilkan. Indikator tersebut memberikan informasi tentang konversi masukan menjadi keluaran.
Efektivitas Efektivitas pada dasarnya berhubugan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil guna). Efektivitas merupakan hubungan antara keluran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (spending wiswly). Indikator efektivitas menggambarkan jangkauan akibat dan dampak dari keluaran program dalam mencapai tujan program. Semakin besar kontribusi output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang ditentukan, mka semakin efektif proses kerja suatu unit produksi.