180 likes | 589 Views
Post-Behavioralism. Review Minggu Lalu. Tradisionalisme :
E N D
Review Minggu Lalu • Tradisionalisme: • Cenderung memfokuskan studi mereka pada aspek-aspek formal dan kelembagaan dari politik (konstitusi hukum, parlemen, yudikatif, eksekutif) ada pengaruh kuat dari studi hukum, ilmu negara. Ada kesan pendekatan ini menekankan pada aspek statis dari politik. • Mereka juga dipengaruhi secara kuat oleh tradisi filsafat politik dan bersifat etikal melihat apa yang baik dan buruk. • Sejarah dan filsafat digunakan untuk mencari pemahaman non numerik (kualitatif) dari fenomena politik misal studi ttg sejarah parlemen Inggris, Kongres Amerika, evolusi lembaga kepresidenan.
Behavioralisme • Memfokuskan pada perilaku aktual aktor-aktor politik; bukan pada aspek formal kelembagaan cenderung lebih dinamis. • Tidak berbicara tentang persoalan2 etikal dan normatif. dipengaruhi oleh tradisi empirisisme dan positivisme. • Metode statistik dan kuantifikasi digunakan untuk menjelaskan perilaku aktor-aktor politik.
Kaum behavioralist mengkritik pendekatan tradisional yang dianggap tidak ilmiah sebab pendekatan tradisionalisme tidak menggunakan metode statistik/kuantitatif. • Kritik kaum behavioralis juga ditujukan pada penggunaan etika dan nilai dalam riset ilmu politik dianggap subjektif dan etnosentris (muncul dari kultur tertentu yang tidak bersifat universal)
Kredo/Kepercayaan: • Regularitas/ pola • Verifikasi • Kuantifikasi • Bebas nilai • Sistematis • Interdisipliner
Reaksi-Reaksi Terhadap Behavioralisme • Muncul pendekatan baru yang mengkombinasikan antara aspek etikal (yang punya relevansi dengan kebutuhan publik) dengan aspek empiris. Post-Behavioralism. • Mereka mulai mempertanyakan prinsip bebas nilai.
Jawaban atas persoalan bebas nilai: • Ilmu politik tak bisa bebas nilai • Nilai dan kepentingan inheren dalam pemilihan topik. • Setiap tindakan manusia selalu melibatkan nilai.
Kritik terhadap behavioralis • Kurangnya relevansi: pendekatan behavioralis sering mempertanyakan persoalan-persoalan yang seringkali tak relevan kebutuhan masyarakat politik ilmu politik kehilangan ruh perubahan. • Behavioralis juga punya bias etnosentris ketika menganggap pendekatan yang dipakainya lebih baik dibanding dengan pendekatan lain.
Bagi pendekatan Post-behavioralis ilmu murni (seperti yang diyakini behavioralisme yang ilmiah) tidak bisa dipisahkan dengan ilmu terapan. • Ilmu politik harus bisa: • Memaparkan dan menjelaskan • Memprediksi • Mengontrol perubahan politik
Kepercayaan-Kepercayaan dasar Post-Behavioralisme • Fokus masih pada perilaku aktor, tapi… • Nilai tak bisa dihilangkan dalam studi politik • Nilai tidak boleh dihilangkan • Penelitian dalam Ilmu politik harus memiliki implikasi nyata untuk kehidupan sehari-hari. • Peneliti memiliki tanggung jawab perubahan sosial.
Beberapa Cara Kerja Post-Behavioralis • Memahami sifat alamiah bahwa nilai selalu intrinsik dalam setiap riset. • Karena itu, ungkapkan nilai secara eksplisit. • Menggunakan pengetahuan yang sudah terverifikasi sebagai basis penilaian normatif. • Memahami bahwa selalu ada implikasi tanggung jawab yang dibawa oleh perkembangan ilmu pengetahuan.
Neo-institutionalisme • Mengkombinasikan cara berpikir post-behavioralisme dengan fokus kelembagaan (yang menjadi fokus tradisionalisme) • Institusi = Formal and informal • Pendekatan ini mencoba melihat peran dan pengaruh institusi-institusi politik terhadap: • Perilaku politik. • Pengambilan kebijakan
4 Fase Utama Perkembangan Ilmu Politik Traditionalisme • Berkembang di akhir abad 19 sampai tahun 1950an • Bersifat politis dan etis, tapi “tidak ilmiah” • Studi tentang pemerintahan • Studi deskriptif tentang: • Sejarah politik • Institusi-institusi politik (Parlemen, lembaga kepresidenan, dll) • Aturan hukum (Konstitusi, The Constitution, pengadilan, sanksi, dll)
Behavioralisme • Berkembang pesat tahun 1950an-1960an, dg tokoh awal Charles Merriam/Chicago School • Penolakan terhadap pendekatan tradisional • Menggunakan metode ilmiah dalam ilmu politik. • Kebenaran objektif ada di luar peneliti • Metode ilmiah bisa dekatkan kita pada kebenaran sesungguhnya • bebas nilai
Post-Behavioralisme • Muncul tahun 1960an sebagai respon terhadap behavioralisme • Post-Behavoralist melihat bahwa behavioralisme cenderung terlalu “objective” • Mereka lakukan riset yang tidak berbasis pada kenyataan sesungguhnya: nilai dan empiri • Post-Behavoralists berupaya menempatkan kembali elemen “manusiawi” ke dalam ilmu sosial/politik.
Neo-institutionalism • Mulai berkembang di akhir 1970-an hingga kini • Mengkombinasikan cara berpikir post-behavioralisme dengan fokus kelembagaan (yang menjadi fokus tradisionalisme) • Pendekatan ini mencoba melihat peran dan pengaruh institusi-institusi politik terhadap: • Perilaku politik. • Pengambilan kebijakan